Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.

S
DENGAN GANGGUAN  NEUROLOGI
“STROKE”

I Wayan Gde Ukir


Juliya
Katri
Lia Indriani
Mariska Dhaniyati
Muhammad Harlis
BAB I
PENDAHULUAN
 Gangguan Neurologi merupakan suatu kemunduran Biologis yang terjadi
secara umum dalam proses menua. Gangguan semacam ini tidak dapat
dipungkiri karena semakin bertambahnya usia maka akan terjadi penurunan
pada kemamuan fisik maupun secara kognitif. Gangguan neurologi menempati
angka kematian tertinggi terutama pada Lansia. Misalnya stroke di Amerika
Serikat menempati tempat ke tiga sebagai penyebab kematian setelah penyakit
jantung koroner dan penyakit kanker tercatat setiap tahun tercapai 500.000
Stroke baru dan 200.000 dari pada yang meninggal dunia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
 Stroke didefenisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan
peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis
mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragic sirkulasi saraf otak
atau kelainan pembuluh darah.  (W.sudoyo, 2006)

Etiologi Stroke iskemik (non hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh


darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau
keseluruhan terhenti.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya


pembuluh darah otak. Hampir 70 % kasus stroke hemoragik
terjadi pada penderita hipertensi.
Jenis Stroke  Stroke Non Hemoragik
 Stroke Hemoragik

Komplikasi a. Hidrosefalus adalah komplikasi yang terjadi akibat berlebihannya produksi cairan
serebropsinal di dalam rongga otak.
b. Mual dan muntah adalah dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan.
c. Sakit kepala
d. Disfagia atau kesulitan menelan dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan dapat
memicu pneumonia atau infeksi paru-paru.

Test Diagnostic Angiografi serebral


Scan CT
MRI
Ultrasonografi Doppler
EEG
Sinar x tengkorak
BAB III
TINJAUAN KASUS
 Nama : Tn “S”                      
 Umur : 70 tahun
  Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Baturaja
 Pendidikan : Tidak pernah sekolah
 Pekerjaam : Petani

Kesehatan Saat Ini Klien mengatakan kedua kaki sulit untuk digerakan
Klien mengatakan bahwa dirinya pernah memiliki riwayat
penyakit darah tinggi dan stroke
No Data Etiologi Masalah
1.. DS :  Penurunan fungsi motorik/ekstremitas Kerusakan mobilitas fisik
-      - Klien mengatakan sejak dirinya menderita stroke klien susah untuk
berjalan
-      Klien mengtakan dirinya beraktifitas dengan bantuan tongkat
DO :
-      - Klien tampak menggunakan tongkat
-      - Kaki kanan klien susah untuk digerakkan
-      TD : 110/80 mmhg
-      RR : 20 x/menit
-      Temperatur  360 C
-      Nadi 80 x/menit
-      Hasil pemeriksaan  refleks (tendon, gordon, trisep, biseps) : Derajat
pergerakan sendi pada siku 600 dan pada kaki  50.
2. DS : Defisit lapang pandang, persepsi dan motorik, kondisi lantai basah. Resti cidera
-          Klien mengatakan pernah akan terjatuh  
-          Klien mengatakan sering berjalan menggunakan tongkat atau
berjalan mengesot.
 
DO :
-          Klien berjalan dengan tongkat
-          Kaki kanan tampak sulit digerakkan
-          Lantai wisma tampak basah
-          Stroke terjadi pada hemisfer kiri.
3. DS : kelemahan mobilitas Defisit perawatan diri
-          Klien mengatakan tangan kanan terasa berat untuk bergerak.
DO
-          Tempat tidur tidak rapih, serta tidak bersih
-          Personal hygiene kurang:
Rambut bau, kumis dan jenggot tidak dicukur.
Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan mobolitas fisik berhubungan dnegan penurunan fungsi
motorik/ekstremitas.
2. Resti cidera (jatuh) berhubungan dengan defisit lapang pandang,
persepsi dan motorik, kondisi lantai basah.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan mobilitas
INTERVENSI
No. Dx.
Tujuan /Kriteria Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
1. Kerusakan mobolitas fisik Tujuan : Setelah dilakukan a. Ajarkan klien untuk a. Rentang gerak aktif
berhubungan dnegan penurunan tindakan keperawatan diharapkan melakukan latihan rentang meningkatkan massa, tonus,
fungsi motorik/ekstremitas. dalam waktu     2 x 24 jam klien gerak aktif/fasif dan kekuatan otot serta
dapat beraktivitas secara mandiri   memperbaiki fase jantung dan
dengan kriteria hasil: Kekakuan b. Anjurkan klien untuk pernafasan.
pada sendi, jari-jari tangan dan mengubah posisi b. Mencegah kontraktur fleksi
kaki kanan berkurang. c. Bantu klien dengan .panggul
perlahan dari barbaring ke c. Peningkatan aktifitas secara
posisi duduk dan biarkan bertahap akan menurunkan
klien menjuntaikan keletihan dan menigkatkan
tungkainya di samping tahanan
tempat tidur beberapa d. Mengidentifikasi kekuatan
menit sebelum berdiri /kelemahan otot
d. Observasi klien dalam e. Memberikan kenyamanan dan
melakukan pergerakan mencegah cidera
e. Anjurkan klien untuk
mengambil posisi yang
nyaman.
2. Resti cidera (jatuh) Tujuan : Setelah dilakukan a. Berikan lingkungan yang a. Penerangan  dan
berhubungan dengan defisit tindakan keperawatan, dalam menunjang kegiatan penempatan barang yang
lapang pandang, persepsi dan waktu 2x24 jam klien dapat klien . sederhana, dapat
motorik, kondisi lantai basah. mencegah / meminimalkan   memudahkan aktivitas klien.
terjadinya cidera dengan b. Anjurkan klien untuk b. Tongkat yang digunakan
kriteria hasil : tetap menggunakan dapat menopang berat
-             Menurunkan faktor tongkat dengan hati- tubuh.
resiko dan melindungi diri dari hati. c. Menghindari resiko untuk
cidera. c. Anjurkan klien untuk jatuh.
menggunakan bed yang d. Menghindari resiko terjatuh.
rendah.
d. Dekatkan barang-barang
pribadi agar mudah
terjangkau.
3. Defisit perawatan diri berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan a. Motivasi klien untuk a. Motivasi dapat meningkatkan
dengan kelemahan mobilitas tindakan keperawatan dalam membersihkan tempat kemampuan klien untuk
waktu 1 x 24 jam klien dapat tidur, mencukur kumis dan beraktifitas.
memenuhi kebutuhan jenggot. b. Meningkatkan kemandirian klien
keperawatan diri dengan kriteria b. Berikan bantuan  minimal c. Mempertahankan harga diri dan
hasil : pada aktifitas dan yang meningkatkan pemulihan
-        Badan bersih tidak dapat melakukan oleh d. Pasien akan memerlukan empati
-        Tempat tidur rapih klien secara mandiri. tetapi perlu untuk mengetahui
-        Kumis dan jenggot rapi c. Hindari melakukan sesuatu pemberi asuhan yang akan
untuk klien yang dapat membantu klien secara
dilakukannya sendiri, tapi konsisten
berikan bantuan sesuai e. Meningkatkan perasaan makna
kebutuhan diri, meningkatkan kemandirian
d. Pertahankan dukungan, dan mendorong klien untuk
sikap yang tegas. berusaha secara kontiu
e.  Berikan umpan balik
positip untuk setiap usaha
yang dilakukan atas
keberhasilan-nya.
EVALUASI
I 26-04-17 S : Klien mengatakan  mau melakukan  
Jam latihan  pergerakan  sendi tetapi tangan dan kakinya terasa berat untuk  
08.30 digerakkan.  

O:  

-  Kaki dan tangan kanan klien susah digerakkan.  


 
-  TD 120/80 mmHg
 
-  Derajat pergerakan tangan klien mencapai 900
 
-  Derajat pergelangan kaki 50 C
 
A : Masalah belum teratasi
 
P  : Intervensi dilanjutkan
 
I   : Implementasi diteruskan
 
1.  Melakukan rentang gerak aktif/pasif
 
2. Mengobservasi klien dalam melakukan pergerakan.
 
3. Mengajurkan klien untuk mengambil posisi yang nyaman pada waktu  
tidur/duduk.  
4. Menganjurkan klien untuk merubah posisi miring kanan/kiri.  
5. Membantu klien dengan perlahan dari berbaring ke posisi duduk dan biarkan  
klien untuk menjuntaikan  kakinya di samping tempat tidur selama beberapa menit  
sebelum berdiri.  
E : Klien belum dapat melakukan rentang gerak aktif secara mandiri.  
2 26 -11- 2008 S:  
 
Jam -    Klien mengatakan tidak pernah terjatuh
 
09.00 - Klien mengatakan sering berjalan menggunakan tongkat atau bila
 
telah lelah menggunakan kakinya dengan merangkak.  
O:  

-    Klien tampak menggunakan tongkat  

-    Lantai ruangan klien terlihat kering dan tidak licin


A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

3 26-11-2008 S:
Jam -    Klien mengatakan dirinya bisa mandi, makan dan berpakaian sendiri
09.30 -    Klien mengatakan tidak bisa memotong kuku, mencukur kumis dan jenggot, karena tangan kanan susah
digerakkan
O:
-    Klien tampak rapi
-    Kancing baju terpasang dengan tepat
-    Kuku klien masih tampak panjang
-    Kumis dan janggut belum di cukur
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I :Implementasi diteruskan
1. Memberikan bantuan minimal untuk memotong kuku dan mencukur kumis dan jenggot.
2. Memberikan umpan balik positif terhadap usaha yang telah dilakukan oleh klien.
E : Klien belum dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai