Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS POPULASI
RENTAN: PENYAKIT
MENTAL, KECACATAN, dan
POPULASI TERLANTAR

oleh: Khoirahman
Kelompok Rentan

• Menurut Departeman Hukum dan Hak


Asasi Manusia, kelompok rentan adalah
semua orang yang menghadapi hambatan
atau keterbatasan dalam menikmati
standar kehidupan yang layak bagi
kemanusiaan dan berlaku umum bagi
suatu masyarakat yang berperadaban
Gangguan mental

Definisi gangguan mental (mental disorder)


dalam PPDGJ II yang merujuk pada DSM-III
adalah: “Gangguan mental (mental disorder) atau
gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku,
atau psikologi seseorang, yang secara klinik
cukup bermakna, dan secara khas berkaitan
dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau
hendaya (impairment/disability) di adalm satu
atau lebih fungsi yang penting dari manusia
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Gangguan
Mental (Mental Disorder)
 

1. Faktor Organis (somatic), misalnya


terdapat kerusakan pada otak dan proses
dementia
2. Faktor-faktor psikis dan struktur
kepribadiannya, reaksi neuritis dan reaksi
psikotis pribadi yang terbelah, pribadi
psikopatis, dan lain-lain.
3. Faktor-faktor lingkungan (milieu) atau
faktor-faktor sosial
Pencegahan Gangguan Mental

– Gambaran dan sikap baik terhadap diri-sendiri


– Keterpaduan atau integrasi diri
– Pewujudan diri (aktualisasi diri)
– Kemampuan menerima orang lain
– Agama dan falsafah hidup
– Pengawasan diri
Penyandang Cacat / Disabilitas

Pengertian Penyandang Disabilitas Menurut


Kamus Besar Bahasa Indonesia1
penyandang diartikan dengan orang yang
menyandang (menderita) sesuatu.
Sedangkan disabilitas merupakan kata
bahasa Indonesia yang berasal dari kata
serapan bahasa Inggris disability (jamak:
disabilities) yang berarti cacat atau
ketidakmampuan
Jenis-jenis Disabilitas

1. Disabilitas Mental
2. Disabilitas Fisik
3. Tunaganda (disabilitas ganda).
Tunawisma/ Gelandangan

Homeless atau tunawisma


menggambarkan seseorang yang tidak
memiliki tempat tinggal secara tetap
maupun yang hanya sengaja dibuat untuk
tidur. Tunawisma biasanya di golongkan
ke dalam golongan masyarakat rendah
dan tidak memiliki keluarga
Faktor Penyebab Munculnya Tunawisma

a. Kemiskinan f. Rendahnya ketrampilan


b. Rendah tingginya g. Masalah sosial budaya
pendidikan h. Faktor Lingkungan
c. Keluarga i. Letak Geografis
d. Umur j. Lemahnya penangan
e. Cacat Fisik masalah gelandangan dan
pengemis
Asuhan keperawatan pada agregat populasi mental

»kasus
 
• seorang perempuan, usia 30 tahun,dengan dua orang anak pulang
dari rumah sakit setelah 20 hari dirawat di rumah sakit, perempuan
tersebut dirawat karena marah-marah, tertawa, berbicara sendiri,
merusak alat rumah tangga dan curiga dengan suaminya.
Diagnosa medis skizofrenia. Suami perempuan tersebut bekerja
sebagai buruh di kota dan pulang seminggu sekali. Perempuan
tersebut sudah 2 kali dirawat di rumah sakit. Dirumah ia hanya
tinggal dengan kedua anaknya, 1 minggu setelah pulang kader
melaporkan keperawat puskesmas bahwa perempuan tersebut
mulai marah-marah, bicara dan tertawa sediri lagi dan tidak mau
minum obat
A. Pengkajian :

Satu minggu setelah pulang dari rumah sakit


perempuan tersebut marah-marah, bicara
sendiri, tertawa sendiri, merusak alat
rumah tangga, dan curiga dengan
suaminya. Selama satu minggu terakhir
perempuan tersebut tidak minum obat.
B. Diagnosa keperawatan

• Individu : • Individu
• Dx : Halusinasi  
Resiko perilaku kekerasan • Halusinasi berkurang atau hilang
• Perilaku mencederai diri sendiri, orang
• Penatalaksanaan lain dan lingkungan dapat di cegah
regimen terapeutik inefektif • Patuh dalam penatalaksanaan
regimen terapeutik

Keluarga : • Keluarga
• Kurang pengetahuan
• Merawat pasien dengan halusinasi,
Perencanaan : resiko perilakukekerasan dan
• Tujuan jangka panjang penatalaksanaan regimen terapeutik
inefektif
LANJUTAN • Tindakan Individu
• Melatih mengontrol halusinasi dengan
4 cara : menghardik, bercakap-cakap,
kegiatan terjadual dan patuh minum
• Tujuan jangka pendek Individu obat
• Mengenal masalah dan mengontrol • Melatih mengontrol prilaku kekerasan
halusinasi dengan 4 cara : menghardik, dengan cara: fisik, sosial, spiritual,
bercakap- cakap, kegiatan terjaduan deescalasi dan patuh obat
dan patuh minum obat • Mendiskusikan tentang manfaat obat
• Mengontrol prilaku kekerasan dengan
cara : fisik, sosial, spiritual, deescalasi
dan patuh obat
• Keluarga :
• Memahami manfaat 6 benar obat dan
dampak bila putus obat • Melatih mengenal masalah
• Melatih keluarga mengambil
• Keluarga keputusan
• Melatih keluarga cara memodivikasi
lingkungan
• Mengenal masalah halusinasi, resiko
perilaku kekerasan dan
• Melatih keluarga cara merawat ODGJ
penatalaksanaan regimen terapeutik dengan halusinasi, resiko perilaku
kekerasan dan ketidak efektifan
• Memutuskan cara merawat perempuan
penatalaksanaan regimen terapeutik
tersebut
• Memodivikasi lingkungan
• Melakukan follow-up dan rujukan
LANJUTAN

• Pencegahan :

• Primer : pendidikan kesehatan


• Evaluasi :
dan melatih cara manajemen
setres untuk suami dan anak-
• Individu :
anak pasien tersebut
• Sekunder : monitor kepatuhan
• Halusinasi terkontrol atau hilang
• Tidak menciderai diri, orang lain
minum obat dan memberikan
dan lingkungsn perawatan
• Patuh minum obat
• Keluarga • Tersier : meningkatkan
• Pengetahuan keluarga meningkat kemampuan koping dan
• Mampu merawat perempuan mengembangkan sistem
tersebut pendukung
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai