Orang yang
Perempuan Mengalami Gangguan Cacat
Kesehatan Kronis
• Perempuan cenderung • Pasien dengan • Penyandang cacat
mengalami perlakuan penyakit kronis rentan terhadap
yang tidak adil, rentan mengalami gangguan kejiwaan
mengalami kekerasan
dalam rumah tangga
depresi, bahkan karena perasaan
dimana hal ini juga hingga muncul kurang lengkapnya
berpotensi berlanjut keinginan bunuh dirinya.
menjadi gangguan diri.
kecemasan atau
depresi.
MACAM-MACAM GANGGUAN MENTAL
• Gangguan mental organik dan • Sindrom perilaku yang
simtomatik berhubungan dengan gangguan
• Gangguan mental dan perilaku fisiologis dan faktor fisik
akibat zat psikoaktif • Gangguan kepribadian dan
• Gangguan skizofrenia dan perilaku masa dewasa
gangguan waham • Retardasi mental
• Gangguan susana perasaan • Gangguan perkembangan
(mood/afektif) psikologis
• Gangguan neurotik • Gangguan perilaku dan emosional
dengan onset masa kanak-kanak
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gangguan
Mental
Faktor organis (somatic), misalnya terdapat
kerusakan pada otak dan proses dementia.
Konselor Advokat
• Perawat memberikan konseling untuk • Perawat memberikan pembelaan kepada
membantu ODGJ dan keluarga dalam individu, keluarga, kelompok, komunitas.
memilih keputusan yang akan diambil dalam
penanganan masalah kesehatan jiwa.
Peran Perawat Jiwa Komunitas
Kolaborator Role Model
• Perawat bersama tim kesehatan lain dapat • Perawat berkewajiban untuk
berkolaborasi mengenai pelayanan yang menampilkan model perilaku yang
di perlukan klien, pemberian dukungan, adaptif, karena sebagai role model
paduan keahlian dan keterampilan dari haruslah menjadi panutan bagi
berbagai profesional pemberi pelayanan pasiennya
kesehatan.
Peran Perawat Jiwa Komunitas
Konsultan Peneliti
• Memberikan konsultasi dan pendidikan • Mengidentifikasi dan menggunakan
untuk klien, perawat, profesional penelitian dalam pengambilan keputusan
kesehatan lainnya, organisasi perawatan dan membantu pasien membuat pilihan
kesehatan jiwa dan pembuat kebijakan. yang terbaik.
• Berpartisipasi dalam proyek penelitian di
semua tingkatan untuk menghasilkan
penelitian kualitatif dan atau kuantitatif
yang berkaitan dengan praktik
keperawatan, administrasi dan
pendidikan.
• Mengembangkan program penelitian
kesehatan jiwa masyarakat.
Kebijakan Pemerintah Terkait Gangguan Mental
▫ Keadilan
▫ Perikemanusiaan
▫ Manfaat
▫ Transparansi
▫ Akuntabilitas
▫ Komprehensif
▫ Pelindungan
▫ Non diskriminasi.
Upaya Kesehatan Jiwa bertujuan:
1. Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang
baik, menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari
ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat mengganggu
Kesehatan Jiwa
2. Menjamin setiap orang dapat mengembangkan berbagai potensi
kecerdasan
3. Memberikan pelindungan dan menjamin pelayanan Kesehatan
Jiwa bagi ODMK dan ODGJ berdasarkan hak asasi manusia
4. Memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi,
komprehensif, dan berkesinambungan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi ODMK dan
ODGJ
5. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya
dalam Upaya Kesehatan Jiwa
6. Meningkatkan mutu Upaya Kesehatan Jiwa sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
7. Memberikan kesempatan kepada ODMK dan ODGJ untuk
dapat memperoleh haknya sebagai Warga Negara Indonesia.
Upaya Kesehatan Jiwa dilakukan melalui kegiatan:
1. Promotif
Upaya promotif Kesehatan Jiwa ditujukan untuk:
• Mempertahankan dan meningkatkan derajat Kesehatan Jiwa masyarakat
secara optimal
• Menghilangkan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi ODGJ sebagai
bagian dari masyarakat
• Meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat terhadap Kesehatan
Jiwa
• Meningkatkan penerimaan dan peran serta masyarakat terhadap Kesehatan
Jiwa.
Upaya promotif dilaksanakan di lingkungan:
a. Keluarga
Upaya promotif di lingkungan keluarga dilaksanakan dalam bentuk pola asuh dan pola
komunikasi dalam keluarga yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang sehat.
b. Lembaga pendidikan
Menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan jiwa. Keterampilan hidup terkait Kesehatan Jiwa bagi peserta didik sesuai
dengan perkembangannya.
c. Tempat kerja
Upaya promotif di lingkungan tempat kerja dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi,
dan edukasi mengenai Kesehatan Jiwa, serta menciptakan tempat kerja yang kondusif untuk
perkembangan jiwa yang sehat agar tercapai kinerja yang optimal.
d. Masyarakat
Upaya promotif di lingkungan masyarakat dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi,
dan edukasi mengenai Kesehatan Jiwa, serta menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif
untuk pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang sehat.
e. Fasilitas pelayanan kesehatan
Upaya promotif di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dalam bentuk
komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai Kesehatan Jiwa dengan sasaran kelompok pasien,
kelompok keluarga, atau masyarakat di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan.
f. Media massa
▫ Penyebarluasan informasi bagi masyarakat mengenai Kesehatan Jiwa, pencegahan, dan
penanganan gangguan jiwa di masyarakat dan fasilitas pelayanan di bidang Kesehatan Jiwa
▫ Pemahaman yang positif mengenai gangguan jiwa dan ODGJ dengan tidak membuat program
pemberitaan, penyiaran, artikel, dan/atau materi yang mengarah pada stigmatisasi dan
diskriminasi terhadap ODGJ
b. Lembaga
Upaya preventif di lingkungan lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b dilaksanakan
dalam bentuk:
1. menciptakan lingkungan lembaga yang kondusif bagi perkembangan Kesehatan Jiwa
2. memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai pencegahan gangguan jiwa
3. menyediakan dukungan psikososial dan Kesehatan Jiwa di lingkungan lembaga
c. Masyarakat.
Upaya preventif di lingkungan masyarakat dilaksanakan dalam bentuk:
• Menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif;
• Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai pencegahan gangguan jiwa; dan
• Menyediakan konseling bagi masyarakat yang membutuhkan.
3. Kuratif
Upaya kuratif merupakan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan
terhadap ODGJ yang mencakup proses diagnosis dan penatalaksanaan
yang tepat sehingga ODGJ dapat berfungsi kembali secara wajar di
lingkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat.