D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 5
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga akhirnya penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.Makalah yang berjudul asuhan keperawatan kepada agregat
wanita dewasa ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas II.Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
Tinjauan Teori
A. Konsep Keperawatan Komunitas
1) Definisi
Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (menurut CHN).
Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS)
yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan
kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
secara komprehensif.
2) Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik
keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus
pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun
mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
3. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua
warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas,konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.
Blum ada empat faktoryang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah,
tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit
kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri
manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling
berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual
secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigm keperawatan
berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan
budaya dan lingkungan spiritual.
3) Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga,
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu
1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas
dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah
kesehatan individu
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya
tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan
lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil
yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita
tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit
endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau
fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah
gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis
(KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi,
keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia
lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
4) Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.Upaya promotif
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan
perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan
seks. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A,
iodium, ataupun pemeriksaan dan peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui. Upaya
kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan
melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut
dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan
buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir. Upaya rehabilitatif atau pemulihan
terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit
tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patch tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke,
batuk efektif pada penderita TBC, dll.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke masyarakat
yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan
wanita tuna susila.
B. Usia Dewasa sebagai Kelompok Resiko
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan, penghargaan dan
krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk keluarga, meskipun orang
dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan karier mereka dan kehidupan
pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis seperti merawat orang tua mereka
yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubah lingkungan
ekonomi dan menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan
anggota keluarga mereka. Peran orang dewasa (usia produktif) di masyarakat menjadi sangat
urgent sesuai dengan tugas perkembangan yang menunjukkan bahwa mereka memiliki
pengaruh yang besar pada taraf kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya. Jumlah yang
mendominasi di masyarakat juga menjadi sebuah alas an yang tepat untuk menjadikan
kelompok khusus usia produktif mendapatkan perhatian lebih dalam asuhan keperawatan di
komunitas.
2. Hurlock (1952)
Ia membagi fase-fase perkembangan inndividu secara lengkap secara berikut ini.
1. Prenatal Conception-280 Days
2. Infancy 0-10 to 144 days psikofisis
3.Babyhood 2 weeks-2 years
4. Childhood 2 years- adolescence
5. Adolescence 13-21 years (girls) ;14-21 years (boys)
6. Adulthood 21-25 years
7. Middle age 25-30 years
8. Old Age 30 years-death
5. Penjelasan Teori Hurlock
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh
Harvey A. Tilker, PhD dalam Developmental Psycology to day(1975) dan Elizabeth B.
Hurlock dalam Developmental Psycology(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang
hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak
konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.Berikut periodisasi berdasarkan
didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock:
1. Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
2. Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
3. Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
4. Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th
5. Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
6. Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
7. Masa remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th
8. Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th
9. Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
10. Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-…..
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi periode/fase perkembangan
manusia yang paling luas digunakan:
– Periode prakelahiran (prenatal period), ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran.
Periodeini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga
menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan
kira-kira dalam periode 9 bulan.
– Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18
atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak
kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis,
koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.
– Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode pekembangan yang merentang dari
masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri
mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah,
mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman-
teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri
masa awal anak-anak.
– Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood), ialah periode
perkembangan yang merentang dari usia kira-kira enam hingga sebelas tahun, yang kira-kira
setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun-tahun
sekolah dasar. Keterampilanketerampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan
berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak danpengendalian diri
mulai meningkat.
– Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi dari masa awal anakanak hingga
masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada
usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang
dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian
danidentitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin
banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
– Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir
usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan
tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan
karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang
secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
– Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula
pada usia kira-kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enam puluhan tahun. Ini
adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai
serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
– Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula pada usia
enam puluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa
penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya,
pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
6. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-40)
Memilih pasangan.
Belajar hidup dengan pasangan.
Memulai suatu kehidupan berkeluarga.
Memelihara anak.
Mengelola rumah tangga.
Memulai bekerja.
Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
Menemukan suatu kelompok yang serasi.
F. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
A. Data inti komunitas (core inti)
1. Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman sebelumnya. Etnis
terdiri dari suku bangsa dan ras.
2. Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3. Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4. Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan penyebab kematian.
5. Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan yang dianut oleh kelompok
dewasa berkaitan dengan nilai dan norma yang dianut.
B. Data Subsistem Komunitas
Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas meliputi:
1. Lingkungan fisik
Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan lingkungan kualitas air,
pembuangan limbah, kualitas udara, kualitas makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa
dalam pemenuhan kebutuhan. Data dapat dikumpulkan dengan winshield survey dan
observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus kelompok dewasa melalui puskesmas, pengobatan
tradisional atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Ekonomi
Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan penanggungjawab, jumlah
penghasilan dan pengeluarannya.
4. Transportasi dan keamanan
Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok dewasa untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dan adanya rasa aman dan dukungan dari anggota keluarga untuk
kelompok usia dewasa.
5. Politik dan pemerintahan
Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat seperti PKK, tahlil, kumpulan bapak-bapak,
dll. Terdapat kebijakan yang mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI.
Politik: kegiatan politik yang ada diwilayah tersebut dan peran peserta partai politik dalam
pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh kelompok dewasa untuk
memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari
tenaga kesehatan.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa dengan tenaga kesehatan, orang yang
berpengalaman dan lingkungan dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah kelompok
dewasa.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam meningkatkan derajat
kesehatan.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.
II. Diagnosa
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa yang mungkin muncul pada pasien cancer
mammae adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
e. Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi.
f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabolisme ke jaringan.
III. Perencanaan
a. Diagnosa 1 nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang
atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan
tanda nyeri).
4. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, maupun kualitas.
2. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan
music atau menonton TV.
3. Evaluasi keefektifan control nyeri.
4. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.
1. Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan intervensi.
2. Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control.
3. Evaluasi dilakukan setelah mengajarkan teknik pengalihan, sehingga mengetahui
kebutuhan klien.
4. Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respons individual berbeda. Saat
perubahan penyakit/ pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan.
b. Diagnosa 2 Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan cemas berkurang.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol cemas.
3. Vital sign dalam batas normal.
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
Intervensi Rasional
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan.
2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
3. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi.
1. Pasien yang cemas memerlukan teman danketenangan dalam mengungkapkan
kecemasannya.
2. Prosedur, dampak dan segala yang berkaitan dengan terapi diberikan. Hal ini membuat
pasien tahu mengenai dampaknya, dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
3. Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep
tentang diagnosis.
c. Diagnosa 3 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi. Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x
24 jam diharapkan pasien dapat mengetahui tentang penyakitnya.
Kriteria hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan.
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim
kesehatan lainnya.
Intervensi Rasional
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang
spesifik.
2. Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini, dan memberikan dasar pengetahuan diamana
pasien membuat keputusan berdasarkan informasi.
3. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan hubungannya dengan anatomi fisiologi dengan
cara yang tepat.
4. Informasi akurat dan mendetil dapat membantu menghilangkan ansietas dan mebmbuat
keputusan.
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi
di masa yang akan datang.
5. Gaya hidup member pengaruh yang penting dalam mencegah komplikasi.
d. Diagnosa 4 Kerusakan integritas Kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit/
jaringan.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam waktu penyembuhan kulit
meningkat.
Kriteria hasil :
1. Perfusi jaringan baik.
2. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjdinya cedera berulang.
3. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawaatan alami.
Intervensi Rasional
1. Kaji balutan/ luka untuk karakteristik drainase. Monitor jumlah edema, kemerahan, dan
nyeri pada insisi dan lengan, serta suhu.
2. Tempatkan pada posisi semifowler.
3. Jangan melakuka pengukuran TD, injeksi obat, atau memasukkan IV pada lengan ynag
sakit.
4. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tidak sempit/ketat, perhiasan atau jam tangan pada
tangan yang sakit.
e. Diagnosa 5 Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam citra tubuh kembali efektif.
Kriteria hasil :
1. Gambaran tubuh positif.
2. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal.
3. Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh.
4. Mempertahankan interaksi sosial.
Intervensi Rasional:
1. Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya.
2. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit.
3. Dorong klien mengungkapkna perasaannya.
4. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok keci.
f. Diagnosa 6 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabolisme pada jaringan Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3 x 24 jam, diharapkan nutrisi terpenuhi atau
adekuat.
Kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
2. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
3. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Intervensi Rasional
1. Pantau masukan makanansetiap hari.
2. Ukur tinggi badan, berat badan, dan ketebalan lipatan kulit trisep.
3. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
4. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.
5. Kolaborsi denga ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
.
IV. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan diamana rencana
perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditentukan. (Doenges,
Moorhouse, & Burley,
2000).
V. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni proses yang dilakukan secara
terus-menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta ketepatan perawatan yang
diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan keefektifan rencana
perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2013. Angka Kejadian Kanker Payudara Masih Tinggi.
h tt p :// www.d e pk e s . g o . i d / i nd e x .ph p ? vw = 2 & i d = 2233. 2013. Jakarta.
Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta : Medi Action
Publishing.
Pearce, Evelyne C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.
Bengkulu : Nuha Medika.
https://id.wikipedia.org/wiki/Wanita
https://www.fatihsyuhud.net/wanita-dewasa/
Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga