Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PHBS

( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


DOSEN PEMBIMBING : DIAN ANGGRIYANTI S.Kep Ns, M. Kep

DISUSUN OLEH

KELOMPOK VII

1. Annisa fadhila (17.11.012)

2. Annisa wulandari (17.11.014)

3. Imelda parida sidauruk (17.11.066)

4. Indah suma ardian tanjung (17.11.077)

5. Jelita soni (17.11.082)

6. Mayang sari (17.11.105)

7. Silvia ud’dayana (17.11.173)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha


Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, dengan tema yang kami ambil yaitu “ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PHBS”
 Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembacanya.

Lubuk Pakam, 07 Maret 2020

PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 4
A. Landasan Teori........................................................................................ 4
B. Promkes .................................................................................................. 5
C. PHBS ...................................................................................................... 6
D. PHBS di Tatanan pelayanan Kesehatan.................................................. 7
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ......................................... 10
BAB IV PENUTUP................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari
penyakit. Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang
lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik,
memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita
terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa habis digunakan
untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak enak
untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas
dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada
sakit, kita tidak akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya
itu bagaimana kita bisa menjaga diri untuk terhindar dari penyakit sehingga
kesehatan itu merupakan hal yang mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati
seseorang apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah
dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan
semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti
jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya
yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya
kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari
kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung
mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut
kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat
dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi
yang akhir-akhir ini marak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan Teori

Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh
masyarakat. Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup
aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera
bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.
Sejalan dengan itu menurut Bloom (1974), derajat kesehatan dipengaruhi
oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor  perilaku, faktor  keturunan dan
faktor pelayanan kesehatan. Dari ke-4 faktor tersebut, faktor ke-2 yaitu faktor
perilaku sangat berpengaruh dalam kesehatan seseorang, terutama dalam
penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baik dilingkungan pribadi,
keluarga, maupun masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang.
Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa kita upayakan dari
yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang
sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat yang menjadi
tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan diusahakan oleh
diri sendiri. Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif. Dalam mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen
bersama-sama saling mendukung dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan dapat tercapai
maksimal.
B.     Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu


kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi
seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan
penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap
program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit
menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan,
upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya
sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata,
akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO
telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan : “Health
promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social,
well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment“.
(Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi
Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya).

Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada


promosi kesehatan sebagai berikut : “Health promotion is programs are design to
bring about “change”within people, organization, communities, and their
environment ”. Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam
masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai


dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan
perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan
kesehatan (Green dan Ottoson,1998). Promosi kesehatan merupakan proses
pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui
kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen
masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan
pendekatan sosial budaya setempat. Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi
dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk
kebijakan dan peraturan perundangan.

Visi dari Promosi Kesehatan yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat


untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan
sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

Misi dari Promosi Kesehatan yaitu :

1.      Advokat

Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di berbagai


program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
2.      Menjembatani

Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan.
3.      Meningkatkan

Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka


mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.

  Aspek Penting dalam Kesehatan


a)      Lingkungan
b)      Perilaku 
c)      Kesehatan 

C.    PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)


1.1  TUJUAN PHBS

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) memiliki tujuan yaitu  meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih
dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

1.2  TATANAN PHBS

PHBS berada di lima tatanan yakni:


1.            Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:

a.       Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.

b.      Memberi bayi ASI eksklusif.

c.       Menimbang bayi dan balita.

d.      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

e.       Menggunakan air bersih.

f.       Menggunakan jamban sehat.

g.      Memberantas jentik di rumah.

h.      Makan sayur dan buah setiap hari.

i.        Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

j.        Tidak merokok di dalam rumah.

2.            Indikator PHBS di Tatanan Sekolah :

a.       Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

b.      Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.


c.       Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

d.      Olahraga yang teratur dan terukur.

e.       Memberantas jentik nyamuk.

f.       Tidak merokok.

g.      Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.

h.      Membuang sampah pada tempatnya.

3.            Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja :

a.       Kawasan tanpa asap rokok.

b.      Bebas jentik nyamuk.

c.       Jamban sehat.

d.      Kesehatan dan keselamatan kerja.

e.       Olahraga teratur.

4.            Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :

a.       Menggunakan jamban sehat.

b.      Memberantas jentik nyamuk.

c.       Menggunakan air bersih.

5.            Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :

a.       Menggunakan air bersih.

b.      Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

c.       Membuang sampah pada tempatnya.

d.      Tidak merokok.

e.       Tidak meludah sembarangan.


f.       Memberantas jentik nyamuk.

Namun yang akan dibahas disini adalah “Penerapan PHBS Ditatanan


Pelayanan Kesehatan”

D.    PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan


Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta.
PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu
mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Pelayanan Kesehatan sangat
diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi
nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat. Syarat institusi sehat
yaitu :
         Menggunakan air bersih
         Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
         Menggunakan jamban
         Membuang sampah pada tempatnya
         Tidak merokok di Institusi Kesehatan
         Tidak meludah sembarangan
         Memberantas jentik nyamuk

E.     Perlunya Pembinaan PHBS di tatanan Pelayanan Kesehatan


Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Institusi Kesehatan sangat
diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit dan
mewujudkan Institusi
KesehatanSehat.Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut
rnemelihara, menjaga dan mendukung terwujudnya Institusi kesehatan Sehat.

PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN


PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam
mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.

F.     Tujuan, Sasaran, dan Manfaat PHBS di Tatana Pelayanan Kesehatan


Tujuan PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan:
        Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan.
        Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
        Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.

Sasaran PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan:


         Pasien.
         Keluarga Pasien.
         Pengunjung.
         Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
         Karyawan di institusi kesehatan.

Manfaat PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan:


         Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
  Memperoleh   pelayanan   kesehatan   di   institusi
  Kesehatan yang sehat.
  Terhindar dari penularan penyakit.
  Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
  Peningkatan kesehatan pasien.
         Bagi Institusi Kesehatan :
  Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
  Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
         Bagi Pemerintah Daerah :
  Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan
citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.
  Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.

Dukungan untuk PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan


PHBS di Institusi Kesehatan dapat terwu-jud apabila ada keinginan dan
kemampuan dari para pengambil keputusan di lingkungan pemerintah daerah,
institusi kesehatan dan lintas sektor terkait
Beberapa contoh perilaku di atas terlihat sangat sederhana, seperti halnya
pengertian PHBS sendiri yang terasa begitu mudah dimengerti, namun diperlukan
ketekunan dan kedisiplinan dalam penerapannya.
Untuk mengoptimalkan promosi tersebut maka para provider kesehatan
yang memiliki andil terbesar untuk menyadarkan masyarakat.
Diharapkan untuk terus berkreasi mensosialisasikan pentingnya perilaku
yang tepat pada masyarakat.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. F


DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PAGAR JATI
TAHUN 2017

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 25 Mei 2017
1.      Data Umum
a.       Kepala Keluarga (KK) : Tn. F
b.      Alamat dan telepon : Desa Pagar Jati
c.       Pekerjaan KK : buruh batu merah
d.      Pendidikan KK :-
e.       Komposisi Keluarga : Ayah, istri dan 3 orang anak
f.     Tipe Keluarga : Keluarga inti
g.    Suku Bangsa : Jawa
h.    Agama : Islam
i.      Status sosial ekonomi keluarga :
Pendapatan Tn. F sebagai buruh batu bata adalah Rp. <1.000.000/bulan,
penghasilan Tn. F dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
j.           Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga tidak pernah pergi rekreasi atau jalan-jalan.

2.      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a.       Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Pada saat ini keluarga Tn. F sedang berada pada tahap perkembangan keluarga
yaitu pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).
b.         Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : -
c.         Riwayat kesehatan keluarga inti :
Tn. F tidak mempunyai penyakit keturunan. Anak Tn. F memiliki masalah
kesehatan

d.        Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Tn. F tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar
yang lain, tidak mempunyai penyakit menurun (hipertensi) dan penyakit menular
(TBC dan kusta). Ny. M tidak mempunyai masalah kesehatan dan ke 3 anaknya.

3.      Data Lingkungan


a.       Karakteristik rumah :
Luas rumah kira-kira 5 x 9 M2 tipe rumah semi permanen dengan dinding rumah
dari papan, jumlah ruangan tidur 2 kamar.
b.      Karakteristik tetangga dan komunitasnya :
Hubungan antar tetangga Tn. F baik saling membantu bila ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.
c.         Mobilitas geografis keluarga :
Tn. F sebagai penduduk pendatang Desa Pagar Jati. Keluarga jarang bepergian ke
tempat-tempat jauh, kegiatan rutin Tn. F adalah buruh batu bata
d.        Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Tn. F mulai bekerja pukul 07.00-17.00 WIB yaitu buruh batu bata dan pada
malam hari digunakan untuk berkumpul bersama seluruh keluarganya.
e.         Sistem pendukung keluarga :
Rumah keluarga Tn. F tidak jauh dari Poskesdes dan Puskesmas dapat ditempuh
dalam waktu 10 menit. Poskkesdes dapat ditempuh dengan berjalan kaki
sedangkan Puskesmas ditempuh dengan Angkutan umum. Semua anggota kelurga
Tn. F tidak ada yang memiliki Askes/BPJS.

4.      Struktrur keluarga


a.       Struktur peran :
1.      Formal : Tn. F sebagai KK, Ny. M sebagai IRT, Tn. A sebagai anak laki-laki,
Nn. M sebagai anak perempuan An. M sebagai anak perempuan dan Ny. Y
sebagai menantu
2.      Informal : Tn. F sebagai pencari nafkah dengan dibantu Tn. A

b.         Nilai atau norma keluarga :


Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT
demikian pula dengan sehat sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawah ke poskesdes.
c.         Pola komunikasi keluarga :
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa Jawa.
d.        Struktur kekuatan keluarga :
Dalam keluarga Tn. F adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah.

5.      Struktrur Keluarga


a.       Fungsi ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan
biaya sekolah.
b.         Fungsi mendapatkan status sosial :
Keluarga tercatat sebagai warga Desa Pagar Jati
c.          Fungsi pendidikan :
Tn. F slalu memikirkan agar anak keduanya tetap melanjutkan pendidikan sampai
perguruan tinggi meskipun penghasilan kurang dari cukup.
d.         Fungsi sosialisasi :
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik
dan selalu mentaati norma yang ada.
e.          Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan

a.       Mengenal masalah kesehatan :


Tn. F mengatakan anaknya kena penyakit gatal-gatal pada badan dan sudah
meminta obat di Poskesdes
b.      Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan :
Bila anaknya sakit Tn. F langsung membawa anaknya ke poskesdes
c.       Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit :
Tn. F masih memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang
lainnya, pola tidur juga masih belum sesuai dan waktunya kurang lama, namun
selalu memberikan obat yang di kasi oleh petugas poskesdes
d.      Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat :
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari
e.       Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan :
Keluarga selalu memeriksakan diri ke poskesdes bila ada masalah kesehatan yang
di alami.
f.          Fungsi religius :
Keluarga jarang melaksanakan shalat 5 waktu
g.         Fungsi rekreasi :
Tidak ada kebiasaan rekreasi dalam keluarga. Keluarga berkumpul waktu malam
hari
h.         Fungsi reproduksi :
Jumlah anak 3 orang, anak pertama sudah berkeluarga, anak ke kedua masih
sekolah di SMP, anak ke tiga masih belum sekolah. Dan Ny. M tidak mau ikut KB
i.           Fungsi afeksi :
Keluarga Tn. F mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota
keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat harmonis,
rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau sakit maka
keluarga yang lain berusaha membantu.

6.      Stres dan Koping Keluarga


a.       Stresor jangka pendek dan panjang :
Keluarga Tn. F berharap agar tetap dalam keadaan sehat. Tn. F juga selalu
berharap yang terbaik untuk anaknya.
b.      Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor :
Keluarga Tn. F jika menghadapi suatu masalah, Tn. F dan istri serta anak-anaknya
menghadapi masalah tersebut dengan bermusyawarah, sabar, berdo’a dan
bertawakal kepada Allah SWT agar masalahnya dapat terselesaikan dengan baik.
c.          Strategi koping yang digunakan :
Apabila ada permasalahan dalam keluarga, biasanya Tn. F meminta bantuan istri
dan anak-anaknya untuk memutuskan dan menyelesaikan,  walaupun sebelumnya
dimusyawarahkan terlebih dahulu.
d.         Strategi adaptasi fungsional :
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. F biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga
keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.

8.      Harapan Keluarga


Keluarga Tn. F sangat berharap agar petugas kesehatan lebih peduli pada orang
yang tidak mampu serta tidak membeda-bedakan golongan.

B.     Diagnosa Keperawatan Keluarga


1.      Analisa Data

No Data Masalah/ Diagnosa


. Keperawatan

1. DS : 1.      Resiko terjadinya


1.    Keluarga mengatakan tidak mempunyai tempat sampah penyakit diare
2.    Keluarga mengatakan tidak memiliki sumur 2.      Keluarga belum
3.    Keluarga mengatakan tidak memiliki kamar mandi dan mengetahui manfaat
WC imunisasi pada anak.
4.    Keluarga mengatakan cara penyajian makanan tertutup
3.      Keluarga kurang
tapi kadang terbuka mengetahui
5.    Anak ke-2 dan Anak ke-3 belum diiminusasi karena ayah pentingnya ventilasi
takut anaknya panas dan kebersihan
6.    Ventilasi yang kurang, kebersihan kurang rumah.

DO :
1.    Tidak adanya tempat pembuangan sampah
2.    Tn. F numpang mandi di sumur tetangga
3.    Keluarga Tn. F BAB sembarang tempat
4.    Perabotan dapur sedikit berantakan

2.      Perumusan Diagnosa Keperawatan

No Diagnosis Keperawatan (PES)


.

1 Resiko timbulnya penyakit diare, malaria, tifoid, DBD, berhubungan dengan


ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah.
2 Ketidak tahuan keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak
berhubungan dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
3 kesehatan dan perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan ketidak
tahuan pentingnya sanitasi lingkungan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


DX: Resiko timbulnya penyakit diare, malaria, tipoid, DBD sehubungan dengan
ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah

Kriteria Evaluasi Rencana


Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

Setelah Setelah dilakukan Respon 1.      Keluarga mampu Berikan


memberikan kunjungan di Verbal memelihara penyuluhan
penyuluhan harapkan keluarga lingkungan yang kesehatan
kesehatan mampu aman dan sehat kepada
lingkungan memahami 2.      Keluarga dapat keluarga
diharapkan tentang kesehatan membuat keadaan tentang
dapat lingkungan. dapur rapi dan besih pentingnya
memelihara kesehatan,
lingkungan. yaitu PHBS

4. Implementasi dan Evaluasi


N Diagnosa Implementasi Evaluasi
o Keperawatan
1 Ketidak tahuan
1.      Penyuluhan kesehatan Keluarga mampu
keluarga tentang kepada keluarga tentang menjelaskan pokok
pentingnya imunisasi, meliputi : bahasan dan
pemberian imunisasi
a.       pengertian imunisasi. memahaminya
terhadap anak
b.      Macam –macam imunisasi. serta mau
berhubungan dengan
c.       Manfaat imunisasi. melaksanakan.
tingkat pendidikan
d.      Efek samping imunisasi dan
yang rendah. cara mengatasi.
e.       Cara mendapatkan imunisasi

2 Resiko timbulnya
1.      Memberikan penyuluhan
1.      Keluarga
penyakit diare, kesehatan kepada keluarga mengatakan sudah
malaria, tipoid, DBD tentang pentingnya kesehatan mengerti tentang
berhubungan dengan
2.      Menjelaskan kepada penjelasan yang
ketidaksanggupan keluarga mengenai akibat- diberikan
memelihara akibat yang akan timbul
2.      Keluarga
lingkungan rumah akibat sanitasi lingkungan mengikuti anjuran
yang buruk yang diberikan
3.      Memberikan motivasi
3.      Keluarga belum
kepada keluarga untuk selalu menata perabotan
membersihkan dapur, dapur
perabotan ditata dengan rapi4.      Keluarga belum
4.      Menanyakan kepada menata perabotan
keluarga apakah keluarga dapur dengan rapi
mengerti tentang pentingnya
5.      Keluarga tidak
kesehatan lingkungan mengikuti saran
5.      Memantau apakah keluarga yang telah
sudah membersihkan dapur diberikan
dan menata perabotan 6.      Keluarga belum
6.      Mengamati kembali apakah menata perabotan
saran yang diberikan mampu dapur
dilakukan oleh keluarga atau
7.      Keluarga
tidak mengatakan sudah
7.      Mengamati apakah keluarga mengeti tentang
sudah membersihkan dapur penjelasan yang
dan menata perabotan diberikan
8.      Memberikan penjelasan
8.      Keluarga belum
kepada keluarga tentang menata perabotan
sanitasi lingkungan yang dapur
buruk 9.      Keluarga sudah
9.      Menjelaskan kepada membersihkan
keluarga syarat pembuatan dapur dan menata
jamban dan sumur perabotan
10.  Menanyakan kembali apakah
keluarga mengerti tentang
penjelasan yang telah
diberikan
11.  Mengamati kembali apakah
keluarga sering
membersihkan lingkungan
khususnya bagian dapur

3 Ketidaksanggupan 1.      Memberikan penyuluhan Keluarga mengerti


memelihara kesehatan kepada keluarga dan memahami
lingkungan rumah tentang : pokok bahasannya.
yang dapat
a.       Ventilasi rumah dan
mempengaruhi kebersihan rumah dalam
kesehatan dan hubungannya dengan
perkembangan kesehatan
anggota keluarga
berhubungan dengan
ketidak tahuan
pentingnya sanitasi
lingkungan

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Antara lain :
         Mandi dua kali sehari dengan sabun mandi.
         Menggosok gigi sehabis makan dan waktu akan tidur.
         Buang air besar dijamban/WC
         Mencuci tangan setelah buang air besar & sebelum makan dengan sabun
         Membuang sampah ditempat sampah
         Mengganti pakaian sekali sehari dan pakaian jangan tetrlalu sempit
         Pakaian dicuci sampai bersih dengan sabun cuci
         Memetong kuku setiap minggu
         Mencuci rambut minimal dua kali seminggu atau setiap kali rambut kotor
         Tidur dengan waktu yang cukup

DAFTAR PUSTAKA

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),


(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat ,diakses pada
29 September 2013)
Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (Online), (http://www.promosikesehatan.com/?
act=program&id=12 ,diakses pada 29 September 2013)
Promosi Kesehatan. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan
,diakses pada 29 Septeber 2013)
https://alukma.blogspot.com/2014/07/askep-keluarga-phbs.html

Anda mungkin juga menyukai