Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TREND DAN ISSUE DALAM KEPROFESIAN TERKAIT

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :

1. AYU AGUSTINA (1711018)


2. ELLY DAHLIA LUBIS (1711049)
3. LIDYA CRISTIN BARUS (1711095)
4. MELIANI YUANDA (1711109)
5. NAENSI MANIK (1711120)
6. SONDANG SITINJAK (1711180)

Dosen Mata Kuliah : Satriawati Suahimi,S.Kep,Ns.Mkep.

PROGRAM STRUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa,yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dalam penyusunan

makalah ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini,kami mengalami berbagaikendala

dan kesulitan,namun berkat Rahmat Tuhan yang diserati dengan kesebaran

dan usaha serta bantuan dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas baik

fasilitas tenaga dan pikiran sehingga makalah kami yang berjudul

“Makalah Trend dan Issue Keprofesian Terkait Keperawatan

Komunitas” dapat selesai tepat pada waktunya.

Kami menyadar sepenuhnya bahwa makalah kami ini masi jauh

dari kesempurnaan.Untuk itu,saran dan kritik yang bersifat konstruktif

diharapkan,demi terciptanya tujuan yang ingin dicapai.

Atas bantuan dan kritikan serta saran dari semua pihak,maka kami

mengucapkan terima kasih.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.Amin.

Lubuk Pakam,25 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang

secara terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang

berubah,sehingga pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan

berubah,karena gaya hidup masyarakat yang berubah dan perawat

sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut.Definisi

dan filosofi terkini dari keperawatan memperlihatkan trend holistic

dalam keperawatan yang ditunjukkan secara keseluruhan dalam

berbagai dimensi,baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam

interaksinya dengan keluarga komunitas.

Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri

keperawatan kepada amasyarakat dalam mencari solusi terhadap

masalah kesehatannya.Pelayanan praktik mandiri perawat memberikan

pelayanan kesehatan kepada amsyarakat sesuai dengan wewenang

seorang perawat professional.Pelayana keperawatan berbentuk

pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komperhensif atau holistic

ditujukan kepada individu,keluarga dan masyarakt baik sakit maupun

sehta yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.Praktik

mandiri perawat telah diatur dalam Peraturan mentri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 dan

perubahan peraturan nomor 17 tahun 2013 tentang Izin dan


Penyelenggaraan Praktik Perawat.Dengan dikeluarkannya paying

hukum tersebut maka praktik mandiri perawat menjadi legal.

Selain itu praktik mandiri perawat semakin diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang nomor 38 tahun 2014 tentang

Keperawatan,yang diantaranya membahas tentang izin dan

Penyelenggaraan praktik Perawat.Perawat ayng membuka praktik

keperawatan wajib memiliki SIPP (Surat Izin Praktik Perawat) dan

hanya berlaku untuk satu tempat praktik perawat (tertuang dalam UU

keperawatan pasal 9 dan 20) dan perawat yang melakukan praktik

wajib memasang Papan Nama Praktik (tertuang dalam UU

keperawatan pasal 21) atas dasar hukum tersebut maka masyarakat

tidak perlu ragu lagi memanfaatkan praktik mandiri perawat dalam

mencari solusi kesehatan untuk mengatasi penyakit yang dialaminya.

Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat kepada

masyarakat adalah dalam bentuk pelayanan preventif,promotif,kuratif

dan rehabilitative.Bentuk pelayanan preventif dan promotif adalah

seperti deteksi dini dan identifikasi factor-faktor terjadinya suatu

penyakit pada individu atau keluarga masyarakat,serta memberikan

pendidikan atau penyuluhan dan konseling pada individu,keluarga atau

masyarakat yang beresiko atau telah mengalami sakit.

Pelayanan kurtif yang dapat dilakukan perawat adalah pengobatan

dasar dengan obat terbatas,bantuan kegawat daruratan medis sesuai

dengan kewenangan dan pengobatan komplementer,terapi

komplementer yang dilakukan perawat didukung oleh permenkes


nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007 yaitu yang berwenang

melakukan pengobatan komplementer adlah tenaga kesehatan yang

sudah ditetapkan dan berdasarkan kaidah ilmiah.

Bentuk terapi komplementer yang berkembang diantaranya seperti

akupuntur,bekam hipnoterapi,reiki,pengobatan herbal ,perawatan luka

dan lain sebaginya.Terapi komplementer ayng diberikan oleh tenaga

kesehatan seperti perawat pastilah lebih aman dan terjamin kualitasnya

memang dibidang kesehatan,selanjutnya bentuk pelayanan

rehabilitative dalam praktik mandiri perawat meliputi pemantauan

keteraturan berobat sesuai program rehabilitasi,kunjungan rumah

(home visite/home health nursing) sesuai rencana

rehabilitasi,pelayanan keperawatan dasar rehabilitasi secara langsung

(direct care), yaitu kontak langsung atau face to face dengan pasien

seperti untuk perawatan luka,pemasangan infus dan lain

sebagainya.Adapun pelayanan rehabilitasi tidak langsung (indirect

care) seperti layanan konsultasi kesehatan.

Dalam operasional praktik mandiri perawat juga dapat

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya seperti ahli

gizi,fisioterapi,kesehatan masyarakat,dokter dan profesi kesehatan

lainnya.Perawat juga memiliki spesialis dibidang keperawatan sperti

spesialis perawatan luka gigi dan sebagainya.


1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan konsep issue dan trend dalam keprofesian keperawatan

komunitas !

2. Jeaskan konsep tenatng praktik mandiri perawat !

1.3 Tujuan

1. Mampu menjelaskan konsep praktik mandiri perawat sebagai issue

dan trend dalam keprofesian terkait keperawatan komunitas

2. Mempu menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan praktik

mandiri perawat
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Trend dan Issue Keperawatan Komunitas

2.1.1 Pengertian

Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang

dikedepankan untuk di tangani atau desas desus dalam ruang

lingkup keperawatan komunitas.Keperawaatn kemonitas

ditunjukkan untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi

keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu

individu,keluarga,kelompok dan masyarakat dalam mengatasi

berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam

kehidupan sehari-hari ( Effendi,2011).

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan

berkembang secara terus menerus dan terlibat dalam

masyarakat yang berubah,sehingga pemenuhan dan metode

keperawatan kesehatan berubah,karna gaya hidup masyarakat

berubah dan perawat sendiri juga dapat meneysuaikan dengan

perubahan tersebut.Definisi dan dilosofi terkait dari

keperawatan meliputi perkembangan di bebagai temapt praktik

dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.

Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik

mandiri keperawatan kepada masyarakat dalam mencari solusi


terhadap masalah kesehatannya.Pelayanan praktik mandiri

keperawatan memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sesuai dengan wewenang seorang perawat

professional.Pelayanan keperawatan berbentuk pelayanan bo-

psiko-sosio-spiritual yang komperhensif atau holistic di tujukan

kepada individu,keluarga,kelompok dan masyarakat baik sakit

maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan

manusia.Praktik mandiri perawat telah diatur dalam peraturan

mentri kesehatan Republik Indonesia nomor

HK.02.02/Menkes/148/2010 dan peubahan peraturan nomor 17

tahun 2013 tentang izin dan Pelenggaraan praktik

perawat.Dengan dikeluarkannya payung hukum tersebut maka

praktik mandiri perawat menjadi legal.

Bentuk pelayanan yang dapat diberiakn oleh perawat oleh

perawat kepada masyarakat adalah bentk pelayanan

preventif,promotif,kuratif dan rehabilitative.Bentuk pelayanan

preventif fan prmotif adalah seperti deteksi dini dan identifikasi

factor-faktor resiko terjadinya suatu penaykit pada individu

atau keluarga dan masyarakat serta memberikan pendidikan

penyuluhan dan konseling pada individu,keluarga atau

masyarakat yang beresiko atau telah mengalami sakit.


2.1.2 Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan meningkatkan

kesadaran,kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.

2.1.3 Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat dengan dukungan peran serta aktif

masyarakat,mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif

dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu,ditunjukkan

kepada individu,keluarga,kelompok dan masyarakat untuk ikut

meningkatkan fungssi kehidupan manusia secara

optimal,sehingga mandiri dalam upaya kesehatan

masyarakat,terpadu,individu, dan keluarga.

2.1.4 Tingkat Pelayanan Kesehatan

2.1.4.1 Health Promotion (Promosi Kesehatan)

Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat

pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan

kesehatan.Pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan

status kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak

terjadi gangguan kesehatan.Tingkat pelayanan ini dapat

meliputi,kebersihan perorangan,perbaikan sanitasi

lingkungan,pemeriksaan kesehatan berkala,peningkatan


status gizi,kebiasaan hidup sehat,layanan prenatal,layanan

lansia,dan semua kegiatan yang berhubungan dengan

penngkatan status kesehatan.

2.1.4.2 Spesific Protection ( Perlindungan khusus )

Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi

masyarakat dari bahaya yang akan menyebabkan penurunan

status kesehatan atau bentuk perlindungan terhadap

penyakit-penyakit tertentu,ancaman kesehatan,yang

termasuk dalam tingkat pelayanan kesehatan ini adalah

pemberian imunisasi yang digunakan untuk perlindungan

pada penyakit tertentu seperti imunisasi BCG,DPT,Hepatitis

,campak dan lain sebagainya.Pelayanan perlindungan

keselamatan kerja dimana pelayanan kesehatan yang

diberikan pada seseorang yang bekerja di tempat resiko

kecelakaan tinggi seperti kerja di again produksi bahan

kimia,bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan

pemakaian alat pelindung diri dan sebagainya.

2.1.4.3 Early diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis

dini dan pengobatan segera)

Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk ke dalam

tingkat dimulainya atau timbulnya dejala dari suatu

penyakit.Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalam


mencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut serta

dampak dari timbulnya penyakit sehingga tidak terjadi

penyebaran.Bentuk tingkat pelayanan kesehatan unu dapat

berupa kegiatan dalam rangka survey pencarian keasus baik

secara individu maupun masyarakat,survey penyaringan

kasus serta pencegahan terhadap meluasnya kasus.

2.1.4.4 Disability Limitation ( Pembatasan cacat)

Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar

pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan

akibat penyakit yang ditimbulkan.Tingkat ini dilaksanakan

pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi

kecacatan.bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat

berupa perawatan untuk menghentikan penyakit,mencegah

komplikasi lebih lanjut,pemberian segala fasilitas untuk

mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.

2.1.4.5 Rehabiliattion ( Rehabilitasi)

Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien

didiagnosis sembuh.Seiring dengan tahap ini dijumpai

pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana

program latihan-latihan yang diberikan pada

pasien,kemudian memberikan fasilitas agar pasien

memiliki keyakinan kembali atau gairah hidpu kembai ke


masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang

hati karena kesadaran yang dimilikinya.

2.2 Trend dan Issue dalam Profesi Keperawatan Komunitas

Trend dan issue dalam profesi keperawatan komunitas sama seperti

jenjang pendidikan keperawatan.Yang dominan dalam keprofesian

keperawatan komunitas adalah pada program akademik dan profesi

dalam program tersebut sudah banyak dibuka peminatan

keperawatan komunitas seperti Ners,S2,S3 dan Spesialis.Bagi

jurusan S3 Keperawatan Komunitas hanya berada di Universitas

Indonesia saja.

Trend lebih sering dan banyak dibicarakan adalah tentang

gaju perawat.Banyak perawat mengeluh tentang penerimaan gaji

yang kecil dan berbeda dibandingkan dengan institusi

lainnya,sedangkan pekerjaan yang mereka lakukan sama

beratnya.Sehingga mereka terkadang merasa iri dengan gaji

perawat lain yang memiliki gaji lebih besar.Dengan adanya aturan

dari Mentri Kesehatan Republik Indonesia gaji perawat diberikan

sesuai dengan jenjang pendidikannya,pada setiap provinsi dan

institusi kesehatan/Rumah sakit berbeda –beda.Semakin tinggi

tingkat jenjang pendidikan semakin tinggi gaji yang mereka

peroleh.Tunjangan pada PNS lebih besar dari gaji

pokok.Pemberian gaji juga berdasarkan pada lamanya pengalaman

pekerjaan sang perawat.


Perkembangan/pelatihan pada keperawatan komunitas

dapat dikatakan masih jarang dan masih minim,tetapi pelatihan

sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang masalah penyakit serta meningkatkan mutu pelayanan

puskesmas.Maka dalam komunitas diperlukan suatu pelatihan pada

puskesmas tenatng peningkatan pelayanan kesehatan dan

pemberian konseling kepada kader dan msyarakat tentang masalah

kesehatan yang sering terjadi pada lingkup masyarakat.

Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat

karena meningkatkan wawasan bagi masyarakat serta mampu

menurunkan morbiditas dan mortalitas pada desa yang memiliki

angka kejadian tinggi.Sebaliknya untuk desa yang memiliki angka

kejadian rendah dapat mempertahankannya agar tidak memiliki

kurva morbiditas dan mortalitas yang meningkat.

2.3 Konsep praktik Mandiri Perawat

2.3.1 Pengertian

Menurut konsurium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktik

keperawatan professional atau ners melalui kerjasama yang

bersifat baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lainnya

dalam upaya memberikan Asuhan Keperawatan yang holistic

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada

berbagai tatanan,termasuk praktik keperawatan individu dan

kelompok.
Menurut undang-undang keperawatan (UUK) No.38 Tahun

2014 pengertian Praktik Keperawatan yang diselenggarakan

oleh perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.

Pasal 28 ayat 2 UKK No.38 TAHUN 2014 menyebutkan

bahwa Praktik Keperawatan terdiri atas praktik keperawatan

mandiri dan praktik keperawatan fasilitas pelayanan kesehatan.

2.3.2 Dasar Hukum Praktik Mndiri Keperawatan

Dasar hukum praktik mandiri keperawatan diatur dalam :

a. Undang-undang Keperawatan No.38,diantaranya :

1) Pasal 28 ayat 1 dan 2,yaitu :

 Praktik keperawatan dilaksanakan di fasilitas

pelayanan kesehatan dan tempat lainnya sesuai

dengan klien sasarannya.

 Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas praktik keperawatan

mandiri dan praktik keperawatan di fasilitas

pelayanan kesehatan.

2) Pasal 21 UU Keperawatan tahun 2014,pasal 47 UU

Kesehatan tahun 2014 : dalam melakukan praktek

mandiri keperawatan,seorang perawat wajib

memasang papan nama praktik keperawatan.

b. Peraturan mentri kesehatan (Permenkes) No.17 tahun

2013,antara lain :
1) Pasal 2 ayat 3 : perawat yang menjalankan praktik

mandiri berpendidikan minimal Diploma III (D-III)

Keperawatan.

2) Pasal 3 ayat 2 : setiap perawat yang menjalankan

praktik keperawatan di praktik mandiri wajib

memiliki SIPP.

3) Pasal 5 A : perawat hanya dapat menjalankan praktek

keperawatan maksimal di dua tempat yaitu pada

fasilitas pelayanan kesehatan dan praktek mandiri

perawat.

2.3.3 Syarat melakukan praktik mandiri perawat

Menurut UU Keperawatan No.38 tahun 2014 tahun 2014 syarat

dapat melakukan praktik mandiri perawat,yaitu :

a. Perawat berpendidikan vokasi (D-III) keperawatan dan

profesi (Ners & Ners spesialis).

b. Perawat yang memiliki surat tanda registrasi (STR).

Dalam UUK no.38 tahun 2014 pasal 18 ayat 3,persyaratan

pembuatan STR meliputi :

1) Memiliki ijazah pendidikan tinggi keperawatan

2) Memiliki sertivikat kompetensi atau sertivikat profesi

3) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental

4) Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan

sumpah/janji profesi
5) Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan

ketentuan etika profesi.

c. Perawat yang memiliki surat izin praktek perawat

(SIPP).Dalam kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat

kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat

perawat menjalankan praktiknya.Utuk mendapatkan SIPP

perawat harus melampirkan : salinan STR yang masih

berlaku,Rekomendasi dari Organisasi Profesi Perawat; dan

surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat

keterangan dari pinjaman Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

2.3.4 Persiapan sebelum melakukan Praktik Mandiri Perawat

Alat yang disiapkan sebenarnya tergantung dari kekhususan

dari masing-masing klinik sesuai bidang keahlian teman-

teman,misalnya perawat yang mempunyai sertivikat wound

care dan memiliki pengalaman sebagai perawat luka,bisa

membuka klinik keperawatan luka atau mungkin ada yang

sudah mendapatkan pelatihan keperawatan paliatif,bisa berpikir

untuk membuka klinik keperawatan khusus palliative care.

Sementara fasilitas dasar yang harus ada adalah :

a. Perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan dan

kunjungan rumah,antara lain : Alat untuk mengukur tanda-

tanda vital,timbangan,meteran badan.Alat utuk mengukur

gula darah,asam urat dan kolestrol jika ingin


menambahkan,tergantung kemempuan finansial masing-

masing.

b. Obat-obatan

Ingat,hanya boleh obat bebas dan bebas terbatas.

c. Perlengkapan administrsi,meliputi formulir catatan

tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan dan

formulir persetujuan tindakan keperawatan (inform

consent).

2.3.5 Kewenangan perawatan dalam praktek mandiri

a. Melaksanakan proses kepeawatan antara lain:

pengkajian,diagnose,intervensi,implementasi dan evaluasi.

b. Merujuk pasien ke rumah sakit

c. Memberikan tindakan kepada keadaan gawat darurat sesuai

dengan kompensi.Misalnya memberikan bantuan hidup

dasar,atau penanganan pertama pada kecelakaan.

d. Berkolaborasi dengan dokter jika ada kasus yang tidak bisa

ditangani sendiri.

e. Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling

.Contohnya : perawat yang sudah memiliki sertivikat

konselor laktasi,dapat memberikab konseling bagi ibu-ibu

yang mengalami maslah pada saat menyusui.


f. Memberikan obat sesuai resep dokter.Pasien tuberkolosis

rawat jalan yang harus mendapatkan injeksi setiap ahri

selama dua bulan,bisa mendatangi klinik kita.

g. Memberikan obat bebas dan obat bebas terbatas.

2.3.6 Hal-hal penting yang harus diperhatikan

a. Praktik keperawatan mandiri yang kita jalankan harus

berdasarkan pada kode etik,standard pelayanan,standard

profesi dan standard prosedur operasional (SPO).

b. Perawat berhak menolak keinginan klien atau pihak lain

yang bertentangan dengan kode etik,standard pelayanan

,standard profesi dan standard prosedur operasional.

c. Rujuk pasien yang tidak dapat ditangani kepada perawat

lain atau tenaga kesehatan lainnya yang lebih kompeten.

d. Jangan melakukan pekerjaan tenaga medis,karena kita tidak

berwenang,kecuali jika sudah ada pendelagasian pekerjaan

tertulis dari dokter yang bersangkutan.

e. Pasien berhak memberi persetujuan atau menolak tindakan

keperawatan yang akan diterimanya,jadi sebelum

melakukan apapun itu sebaiknya minta surat persetujuan

atau inform consent.

f. Dekomentasikan segala pekanjian,tindakan,evaluasi yang

telah dilakukan kepada pasien.


g. Jangan lupa memperpanjang SIPP dan memasang papan

nama praktik yang telah dijalankan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Isu keperawatan komunitas adalah suatu maslah yang dikedepankan untuk

ditangani atau desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.Trend

dan issue yang sedang dibicarakan dalam keperawatan komunitas,pengaruh politik

terhadap keperawatan professional,pengaruh perawat dalam aturan.

Adapun maslah bidang kesehatan di Indonesia salah satunya adalah masih

cukup tingginya perbedaan status kesehatan antara tingkat social ekonomi dan

mobilitas penduduk yang cukup tinggi.Untuk keperawatan kesehatan komunitas

di masa mendatang diprediksi bahwa kebutuhan akan pelayanan keperawatan

kesehatan komunitas yang berkualitas akan semakin meningkat.

Kegiatan praktik keperawatan meliputi tahap persiapan,pelaksanaan dan

evaluasi.Area praktik keperawatan kesehatan komunitas yaitu unit pelayanan

kesehatan,rumah,sekolah,tempat kerja dan industri,barak penampungan,kegiatan

puskesmas keliling,panti atau kelompok khusus lain serta pelayanan kepada

kelompok resiko tinggi.Sasaran keperawatan kesehatan komunitas antara lain

individu,keluarga,kelompok dan masyarakat.Prinsip dasar dalam praktik

keperawatan kesehatan komunitas,keluarga adalah unit utama dalam pelayanan

kesehatan masyarakat,sasaran terdiri dari individu,keluarga,kelompom dan

masyarakat.Perawat keehatan bekerja dengan masyakarat bukan bekerja untuk

mayarakat.Pendekatan praktik keperawatan komunitas meliputi problem solving


approach and community approach.Faktor yang mempengaruhi praktik

keperawatan komunitas antara lain IPTEK yang baru,penggeseran nilai

masyarakat,aspek legal dan etik,ekonomi serta politik.

3.2 Saran

Untuk mendapatkan langkah strategis dalam menghadapi trend dan issue

perubahan perawat di masa depan diharapkan adalanya suatu kemauan dari diri

perawat dan dengan adanya UUK perawat dapat lebih memprofesionalkan dirinya

untuk dapat dipakai dalam pelayanan mandiri kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

American Nurse’Association,Cousil Of Community Health Nursing,1986.

“Standarts Of Community Heath Nursing Practice”.Kanses City : ANA

Departemen RI.1993.”Perawatan Kesehatan Masyarakat”.Jakarta : Depkes RI

Departemen RI.1998.” Proyek Peningkatan Pelayanan Puskesmas,Modula-

E,Pengembangan Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar”.Jakarta :

Depkes RI

Evendy,Ferry dan Makhfuli.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan

Praktik dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai