Anda di halaman 1dari 20

KONSEP KOMUNIKASI

TERAPEUTIK
BEBERAPA PENELITIAN TERKAIT KOMUNIKASI
PERAWAT & PASIEN
Menurut Abraham dan Shanley (1997),menemukan
bahwa percakapan perawat - pasien cenderung
pendek dan cenderung pada penampilan tugas
perawat dari pada eksplorasi keyakinan dan
kecemasan pasien, misalnya perawat bicara lebih dari
dua kali bicara pasien dan kurang memfokuskan
kondisi pasien dan menjawab pertanyaan pasien yang
berkaitan dengan prognosis dan tindakan.
Clark (2003) juga menemukan perawat sering menggunakan
pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban “ya” dan “tidak”
atau memberikan pertanyaan yang menyarankan suatu respon
tertentu. Komunikasi seperti itu akan membatasi klien untuk
dapat mengutarakan permasalahn dan memperluas
komunikasi.
Apa itu komunikasi : ?
Apa itu terapeutik:
Mengacu pada ilmu dan seni penyembuhan (Miller dan Keane,
1972); atau berkaitan dengan pengobatan atau tindakan yang
menguntungkan (otter dan Perry, 1989).
DEFINISI
Komunikasi terapeutik merupakan bentuk komunikasi
yang bertujuan untuk menyembuhkan.
Stuart dalam buku Suciata menyatakan bahwa untuk
komunikasi ini menggunakan prinsip hubungan
interpersonal. Istilah ini juga sering dipakai dalam
psikologi konseling dalam hubungan antara konselor
dan klien. Klien secara sukarela akan
mengekspresikan perasaan dan pikirannya, sehingga
beban emosi dan ketegangan yang dirasakan dapat
hilang sama sekali dan kembali seperti semula.
Stuart dan Sundeen, menyatakan beberapa hal tentang
tujuan umum dari sebuah hubungan terapeutik:
1. Kesadaran, penerimaan, dan harga diri klien meningkat.
2. Pemahaman identitas, diri dan integrasi diri meningkat.
3. Kemampuan membina hubungan akrab, interpendensi
pribadi,keterampilan menerima, dan memberi kasih
sayang meningkat.
4. Pemenuhan kebutuhan diri dan tujuan yang realistis
meningkat.
PRINSIP
1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan Ekspresif
3. Bersikap Positif
4. Empati Bukan Simpati
5. Mampu Melihat Permasalahan Pasien
6. Menerima Klien Apa Adanya
7. Sensitif Tehadap Perasaan Klien
8. Tidak Mudah Terpengaruh Oleh Masa
Lalu Klien Ataupun Diri Perawat Sendiri
PRINSIP. 1. KEJUJURAN
1. Merupakan modal utama agar dapat
melakukan komunikasi yang bernilai
terapeutik.
2. Klien akan terbuka dan jujur dalam
memberikan informasi yang benar bila klien
yakin bahwa perawat dapat dipercaya.
PRINSIP. 2. TIDAK MEMBINGUNGKAN DAN
EKSPRESIF
1. Menggunakan kata yang mudah dimengerti klien.
Komunikasi non verbal harus mendukung
komunikasi verbal.
2. Apabila tidak sesuai akan membingungkan klien.
PRISNIP. 3: BERSIKAP POSITIF

1. Dapat ditunjukkan dengan sikap yang


hangat, penuh perhatian, dan penghargaan
terhadap klien.
PRINSIP.4 : EMPATI
1. Dengan sikap empati perawat akan mampu
merasakan dan memikirkan permasalahan secara
objektif seperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh
klien.
2. Sehingga perawat mampu memberikan solusi bagi
masalah yang dihadapi klien.
PRINSIP. 5: MAMPU MELIHAT PERASAAN KLIEN
1. Dalam asuhan keperawatan perawat berorientas
pada klien. Agar mampu membantu memecahkan
masalah klien perawat menggunakan active listening
tehcnic dan kesabaran.
2. Sebaliknya apabila perawat tergesa-gesa dalam
mendengarkan, akan terjadi kesalahan dalam
merumuskan diagnosa dan tindakan yang diberikan
tidak sesuai dan bahkan membahayakan.
PRINSIP.6 ; MENERIMA KLIEN APA ADANYA
1. Apabila klien diterima dengan tulus, klien akan
merasa nyaman dan aman sehingga terbentuk
hubungan terapeutik.
2. Sebaliknya memberikan penilaian / mengkritik klien
menunjukkan bahwa perawat tidak menerima klien
apa adanya.
PRINSIP.7 : SENSITIF TERHADAP PERASAAN KLIEN

1. Tanpa kemampuan ini hubungan yang teraputik sulit


terjalin dengan baik, karena jika tidak sensitif
perawat dapat saja melakukan pelanggaran batas
privasi, dan menyinggung perasaan klien
PRINSIP. 8 : TIDAK MUDAH TERPENGARUH OLEH MASA
LALU KLIEN DAN DIRI PERAWAT.

1. Seseorang terkadang menyesali apa yang telah terjadi


dimasa lalu, dan itu membuat klien tidak mampu berbuat
yang terbaik untuk hari ini
2. Sangat sulit bagi perawat untuk membantu klien, apabila
dalam diri perawat sendiri terdapat segudang masalah dan
ketidakpuasan dalam hidupnya.
Tujuan Komunikasi
Terapeutik
Membantu
Mempererat
pasien untuk
hubungan atau
memperjelas dan
interaksi antara
mengurangi Mempengaruhi
Mengurangi klien dengan
beban perasaan orang lain,
keraguan, terapis (tenaga
dan pikiran serta lingkungan fisik,
membantu dalam kesehatan) secara
dapat mengambil dan dirinya
hal mengambil professional dan
tindakan untuk sendiri dalam
tindakan yang proporsional
mengubah situasi meningkatkan
efektif. dalam rangka
yang ada bila derajat kesehatan
membantu
pasien percaya
menyelesaikan
pada hal yang
masalah klien
diperlukan.
PERBEDAAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KOMUNIKASI
SOSIAL
Item Kom. Sosial Kom. Terapeutik
Goals (short term) Socialie, to exchange ideas, Biasanya untuk mengungkap
and to have fun makna gejala, untuk
mengeksplorasi perasaan,
untuk mengubah kognisi
yang salah, atau untuk
melatih perubahan perilaku.
Emotions Fokus pada emosi yang Concern emosi yang
dianggap menyenangkan, menyakitkan seperti depresi,
seperti kedekatan, kecemasan, kebencian, balas
keingintahuan, daya saing dendam, rasa malu,
terkontrol, dan kesenangan. kebencian, dan rasa
bersalah.
Roles Carried out int the context of Implies different roles for
two or more friends or each participant, example :
associates talking together professional to client, expert
to novice, paent, to child or
teacher to student.
CONT.
Item Kom. Sosial Kom. Terapeutik

Purpose (long term) Directed at maintaining a Produce a desired change :


relationship that may continue decrease in symtoms or
indefinitely. increase in self esteem, so
that the relationship can end

Power There is not inherent as Yhe therapist is generally


sumption that one person has seen as having a higher
more power than the other power than the client, and the
(although this may sometimes aim is for the therapist to
be true). Both participants try influence the client in a
to influence one other’s ideas desires way, but not vice
or behaviour versa.

Modeling Menjadi diri mereka sendiri, Terapis dilatih sbg orang yang
bahkan terkadang menutupi mampu menerima, peduli
kepribadian mereka. dan profesional
CONT.
Item Kom. Sosial Kom. Terapeutik
Setting Anywhere, informal and Formal, structure,
open ended purposeful, and generally
conducted only in the
therapist office
Structure No time limited and Always involves a limited
usually no financial time of contact and
arrangeements are made almost always involves a
fee for service
Topics Deal with any topics (work, Primarily deals with
family, etc) personal life experience
Intimacy Superficial Highly personal material.
communiations
CONT :
Item Kom. Sosial Kom. Terapeutik

Self diclosure Tertutup, kecuali ada kontribusi Terfokus pada pasien, dan
keduanya (keakraban) terapis tidak mengungkapkan
diri sendiri.

Direction of interaction Dua arah dengan berbagi cerita Terapis mendorong klien untuk
dan ide banyak berbicara , sehingga isi
diprakarsai oleh klien

Fokus Mengambil fokus perhatian Only to patient, pengalaman,


baik secara bergantian, atau kehidupan dan emosi.
tidak.

Amount communication Banyak dan sedikit Klien lbh banyak berbicara


daripada terapis

Nature of reality Diluar klien (olahraga, film, Berkaitan pada diri subyektif
lagu, berita terkini). klien.
DAFTAR PUSTAKA
Faturochman, F. (2014). Komunikasi Terapeutik
Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Robert, P. (2000). Emotions in The Practice of
Psychotherapy:Clinical Implications Affect Theories.
American Psychological Assosiation. Pages: 149-168
Damaiyanti, M. 2010. Komunikasi Terapeutik
Dalam Praktik Keperawatan. Bandung : PT. Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai