Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rosifa Humayrah

NIM : 2012101010100

TINGKATAN TEORI KEPERAWATAN


Tingkatan teori keperawatan mengenal 4 tingkatan teori yaitu terdiri dari meta theory,
grand theory, middle range theory, dan ractice theory.

Meta theory
Meta theory adalah tingkatan yang paling abstrak dari semua level theory. Meta
theory berfungsi mengungkapkan sebagian isu yang ditujukan melelui proses:
a. Klarifikasi hubungan antara ilmu keperawatan dan praktek.
b. Mendefinisikan, mengmbangkan, dan menguji teori.
c. Menciptakan dasar ilmu dari keperawatan.
d. Memeriksa dan mengiterpretasikan pandangan dasar filosofi dan hubungan dengan
keperawatan
Grand theory
Fawaeet (2005) mendefenisikan grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan
yang luas, tersusun atas konsep umum yang relatif abstrak dan hubungan yang dapat diuji
secara empiris. Teori ini bersifat formal, merupakan sistem teori yang bersifat abstrak dari
kerangka ilmu kedisiplinan.

Middle Range Theory


Middle range theory menjelaskan mengenai dunia empiris dalam keperawata, tetapi
lebis spesifik dan sedikit lebih formal dibanding grand theory. Ciri Middle Range theory
menurut Mc. Kenna h.p (1997) :
a. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
b. Sulit mengaplikasikan konsep kedalam teori
c. Tanpa inikator pengukuran
d. Masih cukup abstrak
e. Konsep dan proposisi yag terukur
f. Inklusif
g. Memiliki sedikit konsep dan variable
h. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
i. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
j. Dapat dikembangkan secara deduktif.

Micro theory (practice theory)


Micro range theory merupakan teori yang tidak formal dan bersifat sementara
dibandingkan teori lainnya dan sangat terbatas. Micro range thery merupakan teori yang
paling informal dibandingkan dengan yang lain. Teori ini paling konkrit dan dapat
diaplikasikan.

PENDEKATAN MENURUT PARSE


Parse (1987), membagi model keperawatan menjadi 2 yaitu paradigma totalitas dan
stimulan (Basford Dan Slevn, 2006 : DeLaune and Ladner,(2011).

Paradigma totalitas
Paradigma ini memandang manusia sebagai organisme mekanistik yang beradaptasi
terhadap lingkungan dan berusaha menuju kesejahteraan. Dalam paradigma ini manusia
dilihat sebagai sejumlah bagian yang membentuk totalitas dan yang membentuk totalitas dan
yang dapat bekerja sendiri-sendiri atau sebagai totalitas dari bagian-bagian tersebut. Sebagai
totalitas, manusia merupakan kombinasi dari aspek biologis, psikologis, social dan spritual
yang berinteraksi konstan dengan lingkungan untuk mencapai tujuan dan menjaga
keseimbangan.
Tujuan keperawatan dalam paradigma ini adalah pada promosi kesehatan, perawatan
dan penyembuhan penyakit, serta pencegahan penyakit. Contoh theorist paradigma ini adalah
: Imogene King, Dorothea Orem, Calist Roy, Betty Neuman dan madeleine Leininger.

Paradigma simultanitas
Paradigma ini bekerja dari sistem keyakinan yang sangat berbeda. Manusia dianggap
senagai organisme holistik yang terintegrasi dan berikatan dengan pengalaman dunianya.
Tujuan keperawatan pada paradigma ini adalah fokus pada kualitas hidup pasien. Contoh
theorist paradigma ini adalah: jean watson Martha Rogers, Rosemarie Parse, dan Margaret
Neuman.

Teori Keperawatan

Teori adalah seperangkat konsep dan proposisi yang memeberikan cara yang teratur
untuk untuk melihat fenomena, pernyataan yang menjelaskan atau memberi ciri fenomena
tertentu. Teori adala deskripsi atau penjelasan dari suatu fenomena dan hubungan antara
fenomena-fenomena semacam itu. Teori keperawatan adalah seperangkat ide, defenisi
hubungan, dan harapan atau saran yang saran yang berasal dari model keperawatan atau dari
disiplin (bidang ilmu) lain dan rancangan purposive, pandangan metodis, fenomena yang
merancang inter-relationship khusus diantara ide-ide yang bertujuan menggambarkan,
menjelaskan, peramalan, dan/atau merekomendasikan (Arora, 2015). Teori keperawatan
membedakan keperawatan dari disiplin lain, diman teori ini memiliki tujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan hasil ang diinginkan dari
praktik asuhan keperawatan (Ahmad, 2016)

Tujuan Teori Keperawatan


Teori keperawatan sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai
fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan
dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan
dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Teori keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
a. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat
memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
c. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan
sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
d. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang.

Karakteristik Teori Keperawatan

Menurut Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima
karakteristik dasar teori keperawatan:
a. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.
b. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang
logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan
yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktek keperawatan.

Teori Middle Range


Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian
dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant
(1995) mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya
dengan konsep ekonomi secara normal yang nampak dalam grand teori. Akibatnya mid-
range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup
abstrak secara ilmiah.
Ciri-ciri Middle Range Theory
a.    Menurut Mc. Kenna H.P. (1997)
·      Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
·      Sulit mengaplikasikan konsep kedalam teori
·      Tanpa indicator pengukuran
·      Masih cukup abstrak
·      Konsep dan proposisi yang terukur
·      Inklusif
b.    Menurut Meleis A.I. (1997)
·      Ruang lingkup yang terbatas
·      Memiliki sedikit abstrak
·      Membahas fenomena / konsep yang lebih spesifik
·      Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
c.     Menurut Whall (1996)
·      Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
·      Mudah diterapkan bias diterapkan pada berbagai situasi
·      Proposisi bias berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat
Chinn dan Kramer (1995,p216) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup
fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan
merupakan masalah pada disiplin ilmu.Contoh yang mewakili mid-range teori adalah teori
meredakan nyeri dalam keperawatan. Teori ini lebih luas dari theori neural conduction
terhadap rangsangan nyeri tetapi lebih sempit dari tujuan mencapai tingkat kesejahteraan
yang lebih tinggi. Jadi fenomena nyeri terkait pada konsep mid-range pada keperawatan,
karena nyeri adalah salah satu dari fenomena yg terdiri dari konsep global suatu disiplin.
Mid-range theories berfokus pada konsep peminatan perawat dan mencakup
nyeri, empati, berduka, konsep diri, harapan, kenyamanan, martabat dan kualitas hidup.
Contoh dalam keperawatan middle range theories adalah : Rogers’ Theory dari akselerasi
perubahan, Roy’s Theory dari teori adaptasi,King’s Theory dari pencapaian tujuan.Teori
chronic sorrow merupakan teori mid-range karena dalam teori ini membahas tentang
fenomena yang spesifik yaitu tentang masalah- masalah yang timbul dari penyakit kronis
mencakup proses berduka, kehilangan, faktor pencetus dan metoda manajemennya. Karena
kespesifikan teori tersebut, maka teori ini mudah diaplikasikan dalam praktik keperawatan.
Teori Ramona T. Mercer
Teori Mercer Maternal Role Attainment berdasarkan
pada penelitiannya pada awal tahun 1960 an. Profesor dan mentor Mercer yaituReva Rubin
dari University of Pittsburg merupakan stimulus utama bagikedua penelitian dan teori
perkembangan. Pengguanan bukti empiris dari penelitian yang dilakukan olehMercer
adalah banyak factor yang mempengaruhi peran seorang ibu.
Pada penelitian Mercer, peran ibu termasuk pada usia pertama melahirkan, pengalaman mela
hirkan, awal pemisahan dari bayi, stress sosial, socialsupport, ciri-ciri kepribadian, konsep
diri, sikap membesarkan anak, dankesehatan.
Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan yang
mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother.
Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan
proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga
menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya,
digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi
dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu
untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada
kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual
Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon
perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu
dapat diamati dari pola perilaku bayi.

Induksi
Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain:
1. Induksi
Induksi
terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik. Di
mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh
menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep
Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
1. Deduksi Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebihumum; prosesnya dari yang umum ke yang
spesifik.
1. Retroduksi

Deduksi
Deduksi
adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip
atau pendapat yang lebih
umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.

Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih suatu fenomena yang dapat
dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di
mana tersedia sedikit teori
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan
dan sosial kultural. Namun untuk
menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang
trampil dalam hal melakukan asuhan
keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya
dibutuhkan teknik problem solving yang
tepat

Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)


1. Vulnerability
Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran
akan situasi mendekati kematian
termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran,
dan pengasuhan.
1. Self-Transcendence
Transendensi
diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik
menjadi baik dan
dari yang baik menjadi lebih baik.
1. Well-Being
Well being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya
dan spiritual yang menunjukkan
suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.
1. Moderating-Mediating Factors
Moderating-mediting faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi terhadap
kondisi yang baik, misalnya :
usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan
sosial, dan riwayat masa
lalu.
1. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
1. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari
dalam diri seseorang
terhadap transendensi diri
2. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang
mempengaruhi hubungan antara
transendensi diri dan vulnerabel hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

1. Retroduksi

REFERENSI
Aini, Nur. 2018. Teori Model Keperawata. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.
Budiono. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.
Adib, M. (2010). Filsafat ilmu, ontologi, epistemologi, aksiologi dan logika ilmu
pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai