Anda di halaman 1dari 27

Penerapan Middle Range Theory Phil Barker: The Tidal

Model dalam Asuhan Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu: Ns. Rinik Eko Kapti, M.Kep.


Mata Kuliah: Sains Keperawatan

Oleh:
Kelompok 9

Yhummei Veronia Frasia NIM: I66070300111032


Ni Made Sintha Pratiwi NIM: I66070300111035
Ni Made Candra Yundarini NIM: I66070300111036
Made Bayu Oka Widiarta NIM: I66070300111038
Anindya Arum Cempaka NIM: I66070300111042
I Gusti Agung Tresna Wicaksana NIM: I66070300111054

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEDOTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu layanan kesehatan profesional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan dimana perawat sebagai
tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan didasari oleh
ilmu pengetahuan dan standar praktik keperawatan. Wujud pelayanan asuhan
keperawatan merupakan suatu proses dalam praktik keperawatan yang
langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan
dengan menggunakan metodologi dan teori keperawatan (Asmadi, 2008).
Teori keperawatan digunakan sebagai landasan praktik keperawatan oleh
perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien yang disertai oleh
pengetahuan dan keterampilan sehingga dibutuhkan dalam mengembangkan
tujuan keperawatan (Perry & Griffin, 2005).
Teori keperawatan membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain
yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan dan merupakan
pandangan serta keyakinan perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan
sesuai batas kewenangan seorang perawat. Teori keperawatan juga dapat
memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan
dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan
berkembang. Ilmu keperawatan memiliki empat tingkatan teori yang terdiri
dari meta theory, grand theory, middle range theory dan practice theory
(Higgins & Moore, 2004). Level ketiga dari empat tingkatan teori
keperawatan adalah middle range theory. Middle range theory memiliki
hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik keperawatan.
Middle range theory dikembangkan dan tumbuh di persimpangan
praktik dan penelitian untuk memberikan bimbingan dalam praktik sehari-hari
dan penelitian ilmiah yang berlandaskan disiplin keperawatan (Parker &
Smith, 2010). Middle range theory dapat dijadikan sebagai petunjuk praktik
keperawatan di semua bidang keperawatan salah satunya yaitu keperawatan
jiwa terutama dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi. Umumnya klien dengan halusinasi tidak
acuh tehadap diri sendiri maupun lingkungan sebab pasien tidak dapat
berhubungan dengan realita sehingga kebutuhan akan aktualisasi diri tidak
tepenuhi. Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara
holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.
Salah satu prinsip keperawatan jiwa yaitu hubungan terapeutik antara
perawat dengan klien. Proses keperawatan jiwa bertujuan untuk memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien dan
merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara
perawat dengan klien serta masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Hubungan terapeutik antara perawat dengan klien yang mengalami
halusinasi penting dilakukan untuk membantu klien dalam memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk
mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal yang diperlukan.
Dalam melakukan proses keperawatan pada klien dengan halusinasi dapat
dilakukan pemberian asuhan keperawatan dengan pendekatan teori
keperawatan Tidal Model of Mental Health Recovery yang dikembangkan oleh
Phil Barker.
Pada Tidal Model ini pemulihan kesehatan jiwa dikembangkan dengan
tujuan memfokuskan kembali praktik keperawatan pada kebutuhan manusia
bahwa pemulihan sosial dan psikologis dapat dilakukan serta berpedoman
pada seseorang yang memiliki sumber-sumber personal dan interpersonal
yang memfasilitasi proses pemulihan. Penekanan Tidal Model berada pada
cara menemukan kesehatan mental pada diri seseorang secara unik. Model
perawatan ini mengasumsikan bahwa tenaga kesehatan akan melakukan
perawatan pada pasien dengan gangguan mental, menyadari inti
kemanusiaannya, serta membantu dalam memenuhi aktivitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang belum dapat dipenuhinya secara mandiri .

Tidal Model memiliki asumsi bahwa perawat dalam memberikan


asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan mental akan menyadari inti
kemanusiaan serta membantu dalam memenuhi aktivitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh klien secara mandiri . Teori
keperawatan Tidal Model ini berpandangan bahwa para perawat perlu
membangun close relationship (hubungan yang dekat/ akrab) dengan orang-
orang dalam memberikan perawatan sehingga dapat melakukan kolaborasi
dalam membuka pengalaman sehat-sakit.
Penerapan teori keperawatan Tidal Model ini diharapakan perawat
dapat mengeksplorasi dimensi-dimensi tersebut untuk sadar akan situasi di
saat ini dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan terutama dalam
melakukan hubungan terapeutik dengan klien yang mengalami gangguan
persepsi sensori halusinasi agar kebutuhan aktualisasi diri klien terpenuhi.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, akan dibahas lebih lanjut
mengenai aplikasi teori keperawatan Tidal Model of Mental Health Recovery
yang dikembangakan oleh Phil Barker dalam melakukan asuhan keperawatan
jiwa.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui perkembangan teori keperawatan Tidal Model of Mental
Health Recovery yang dikemukakan oleh Phil Barker dalam asuhan
keperawatan jiwa.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Menganalisis teori keperawatan Tidal Model of Mental Health
Recovery.
2. Mampu mengaplikasikan teori keperawatan Tidal Model of Mental
Health Recovery yang dikemukakan oleh Phil Barker dalam asuhan
keperawatan jiwa.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan analisis terhadap teori
keperawatan Tidal Model of Mental Health Recovery yang dikemukakan
oleh Phil Barker dalam asuhan keperawatan jiwa.
2. Meningkatkan kemampuan dalam menginterpretasikan dan
mengaplikasikan teori keperawatan Tidal Model of Mental Health
Recovery oleh Phil Barker dalam asuhan keperawatan jiwa.
3. Sebagai bahan refrensi, wacana dan pemikiran untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan bagi praktisi keperawatan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Teori Keperawatan Tidal Model of Mental Health Recovery
Phil Barker lahir di daerah pesisir pantai Skotlandia, tempat kelahirannya
itu membuat Phil Barker sangat tertarik dengan air dan itu merupakan kiasan
hidup yang tertinggi baginya. Ia berjanji kepada ayah dan kakeknya dengan tetap
menjaga kedisiplinan sebagai prinsip hidup yang nanti akan menolong dirinya
untuk menghargai bahwa “hidup adalah menunggu kebenaran dari jawaban suatu
pertanyaan”. Dia sangat menyukainya prinsip tersebut hingga menjadikannya
sebagai filosofer. Hidup pada konteks ini juga mendukung kecurigaan dan
filosofinya setiap hari dengan berespon melalui Tidal Model (Barker, 1999). Phil
Barker adalah seorang professor Keperawatan Psikiatri pertama dari UK di
University of Newcastle, England tahun 1993 - 2002. Dia telah menerbitkan 18
buku, lebih dari 50 bab buku dan lebih dari 150 paper. Dia juga banyak
mendapatkan penghargaan dan beasiswa untuk program Doctoral dari Royal
College of Nursing pada tahun 1995 dan dilantik menjadi Doktor pada tahun
2001 dari Oxford Brookes University (Alligood, 2013)
Phil Barker dilatih menjadi pelukis dan pemahat pada pertengahan tahun
1960 dan memenangkan Pernod Award untuk pelukis muda tahun 1974. Pada saat
itu ia sudah menjadi perawat Jiwa. Ia terus melukis catatan metaphor. Phil Barker
masuk sekolah seni yang memperkenalkan dirinya “ Belajar dari kenyataan “,
pengalaman nyata, yang menjadikannya focus pada temuan filosofinya. Daya
tariknya terhadap filosofi timur, yang dimulai pada sekolah seni, mengalirkan
model Pasang Surut (model tidal) dengan gema yang kacau balau, tidak menentu,
berubah, dan adanya kesempatan karena cina terjadi krisis. Awal keterlibatan pada
seni juga membantunya untuk menjelaskan pandangan Barker’s tentang
keperawatan yaitu “ Keahlian dalam caring” (Barker, 2000). Selama mengikuti
sekolah seni, Phil Barker bekerja sebagai seniman komersial dan pelukis lukisan
dinding, ia menyumbang pendapatannya dengan bekerja pada pabrik dan
perusahaan kereta api. Daya tariknya terhadap dimensi manusia, pengalaman
hidup, dan riwayat orang-orang yang mengalami distres mental mendorong
dirinya untuk mentranfer ketertarikannya pada seni dan kemanusiaan dalam
keperawatan dimulai pada tahun 1970 melalui “pengalaman samudra” Barker
pada saat menjadi pelayan di rumah sakit jiwa daerah (Alligood, 2013).
Perkembangan teori Barker ini awalnya tidak biasa karena berdasarkan
waktu dan kondisi tertentu. Barker memulai studi dan menerapkan berbagai
macam psikoterapi misalnya terapi perilaku kognitif, terapi kelompok dan
keluarga pada tahun 1974. Penelitian Doktoral Barker pada tahun 1980 tentang
terapi perilaku kognitif dilakukan pada kelompok wanita yang mengalami depresi.
Namun Barker mengalami ketidaknyamanan dari teori ini karena pengalaman
menerapkan teori ini mengalami masalah dalam kehidupan dan ada prinsip yang
tidak sesuai yang dihadapinya. Sebagai professor pertama di UK, Phil Barker
menepis sistem akademik konvensional yang dihasilkan dari pengaturan
keterlibatannya dalam praktik, yang secara langsung menjadi dasar pembentukan
teori Model Tidal. Dalam karirnya sebagai perawata, Barker kagum tentang aturan
perawatan yang tepat pada keperawatan psikiatri, perasaan terharu, keteguhan hati
dan pemahamannya dalam membantu sesorang yang mengalami distress berat,
kehilangan diri, dan krisis spiritual. Teori model tidal ini dikembangkan
berdasarkan keadaan dan sejarahnya. Sejarah pengetahuan sebagai jantung dari
Model Tidal (Barker & Buchanan-Barker, 2005).
Pada saat ini, Phil Barker adalah Profesor kehormatan di University of
Dundee Scotlandia dan sebagai psikoterapist pribadi. Dia bersama istrinya, Poppy
Buchanan Barker telah mengembangkan lebih jauh tentang paradigm pemulihan
pada Unity of Clan yang merupakan tempat konsultasi pemulihan kesehatan
mental di Scotlandia (Alligood,2013).

2.2. Sumber Teori Keperawatan Tidal Model of Mental Health Recovery


Tidal Model ini berfokus pada proses perawatan dasar dalam keperawatan,
yang dapat diterapkan secara umum, dan digunakan sebagai acuan untuk perawat
psikiatri dan kesehatan mental. Teori ini menekankan pada pentingnya
pengembangan yang terpusat untuk memahami kebutuhan seseorang dengan cara
melakukan kolaborasi, mengembangkan hubungan terapeutik dengan
menggunakan metode tertentu secara aktif untuk menegakkan keperawatan
sebagai elemen pendidikan sebagai jantung dari intervensi keperawatan (Barker,
2000) dan untuk mencari pemecahan masalah serta mempromosikan kesehatan
melalui pendekatan naratif (Steven et al., 2002).
Tidal Model adalah pendekatan filosofis pada penyembuhan kesehatan
mental. Teori ini bukan hanya model perawatan atau pengobatan pada penyakit
mental, walaupun secara mental kita memerlukan dan menerima perawatan. Teori
tersebut membantu perawat untuk memahami tentang kesehatan mental yang
berarti memberikan perawatan kepada seseorang, dan bagaimana membantu orang
tersebut sembuh dari penyakitnya. Tidal Model adalah sebuah model pemulihan
untuk promosi kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker,
Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal Model berfokus pada
proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk
mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya suara
mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk
memberdayakan seseorang dalam memimpin pemulihannya sendiri bukannya
diarahkan oleh para profesional. Teori ini merupakan pendekatan untuk mencapai
kesembuhan dan bukan merupakan sistem yang kaku. Masing-masing projek
tersebut tersebar di UK, Irlandia, New Zealand, Jepang dan Kanada, merupakan
eksplorasi yang berbeda dari orang yang menemukan kesehatan mentalnya secara
pribadi, sosial dan kultural (Barker & Buchanan-Barker, 2005)
Setiap orang akan menghadapi masalah yang serius dalam kehidupannya.
Tidal Model hadir untuk fokus membantu seseorang memutuskan kebutuhan apa
yang harus dikerjakan, untuk memecahkan kesulitan yang terjadi, dan kembali
menjalani kehidupan yang bermakna. Model tidal dari Phil Barker tentang
kesembuhan kesehatan mental masuk dalan middle range teori yang dapat
dijadikan dasar interdisiplin dari pelayanan kesehatan. Model tidal dari pemulihan
kesehatan mental ini menggunakan tema air mengalir. Hal inimenggambarkan
pasien yang mengalami distress bisa menjadi “terdampar” secara emosional,
secara fisik dan spiritual. Pengalaman dari sehat dan sakit sebagai fenomena
cairan yang tidak bisa menetap, dan kehidupan seperti mengalami perjalanan
dalam samudera. Teori model tidal ini mendukung untuk Keperawatan Kesehatan
Mental, karena ada beberapa faktor yang dilakukan pada krisis kejiwaan dan dapat
menjadi kumpulan bakat yang berbeda-beda. Hal ini sebagai penghargaan
terhadap metaphor air, perawat dapat memiliki pemahaman yang lebih baik
terhadap situasi yang dihadapi pasien dan tidak dapat menghindari adanya
perubahan (Barker, 2000)

2.3 Skema Konsep Teori Keperawatan Tidal Model of Mental Health Recovery
Gambar 2.1 Tiga Domain Tidal Model

Beberapa konsep dan hubungan ditampilkan secara apik melalui Tidal


Model yang dipaparkan oleh Barker. Dalam model ini, digambarkan adanya
hubungan timbal balik yang sinergis antara world (dunia), self (diri sendiri), serta
others (orang lain), dalam sebuah segitiga seperti gambar diatas. Tiga domain ini
merupakan perumpamaan dari tindakan dalam pengalaman seseorang (Alligood,
2013). Melalui domain self, seseorang dikaitkan dengan persepsi dalam dirinya
terhadap pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam hidupnya. Pada domain ini,
seseorang dikatakan merasakan kejadian yang ada. Domain world dikaitkan
dengan keadaan seseorang sebagai pengarang dari kejadian yang terjadi
disekitarnya. Pada domain ini, seseorang akan memikirkan dan merefleksikan diri
pada pengalaman tersebut. Melalui domain terakhir, yaitu domain others,
seseorang dikaitkan dengan orang-orang lain yang berhubungan dengan kejadian
yang terjadi. Pada domain ini, seseorang akan memainkan kisah dalam hidupnya.
Domain-domain yang telah disebutkan diatas merupakan suatu perumpamaan
yang digunakan sebagai area perawatan yang dilakukan pada pasien. Pasien dan
perawat memiliki kekuatan untuk mengontrol dan mempengaruhi dengan
berkolaborasi dalam mengkaji masalah dalam kehidupan pasien skala dan evaluasi
dari masalah tersebut, sumber daya apa yang ada pada kehidupan manusia yang
mungkin dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah tersebut, dan
bersama-sama menentukan hal yang dapat dilakukan sehingga memudahkan
dalam penyusunan rencana perawatan yang sesuai .
Elemen penting yang dapat ditampilkan seseorang dalam area terapeutik
adalah keseluruhan pengalaman hidup yang dimilikinya. Hal ini mencakup
keseluruhan perubahan yang dinamis baik pada masa kini maupun masa lampau
diantara domain self, world, dan others tersebut. Dalam mengungkapkan
gangguan mental yang dihadapi seseorang serta respons tenaga profesional
terhadap gangguan tersebut, pengalaman seseorang menjadi ini dari tindakan
terapeutik yang dilakukan. perawat diharapkan untuk memahami pengaruh
domain-domain tersebut terhadap seseorang. Pengaruh tersebut termasuk
diantaranya dalam masalah spesifik yang dihadapi serta dalam pemilihan
intervensi pada tiap domain yang memberikan dampak positif bagi pasien
(Alligood, 2013). Perawatan pada pasien harus dilakukan dengan kerjasama antara
tenaga profesional pada ketiga domain tersebut. Pada domain self, tim kesehatan
berfokus untuk memfasilitasi rasa aman fisik maupun emosional pasien. Hal ini
mengutamakan rasa aman seseorang dalam situasi nyata dimana ditentukan peran
pasien dan orang lain untuk memfasilitasi fase ini. Pengkajian holistic dilakukan
dalam domain world sebagai suatu evaluasi terhadap tingkat gangguan yang
dialami dan derajat dimana pasien meyakini dapat mengontrol permasalahan
tersebut. Pada tahap akhir pengkajian holistic ini, pasien diminta untuk
menyebutkan sumber daya social, fisik, maupun spiritual yang dapat membantu
dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Domain others membutuhkan
peran tenaga profesional dalam melakukan sintesis atas hal-hal yang dapat
meningkatkan keefektifan perawatan. Hal ini bertujuan untuk mendukung
pemulihan seseorang dari krisis yang dialami dan mulai melalui proses perawatan
untuk mencapai kesehatan mental yang baik . Struktur perawatan Tidal Model
digambarkan seperti gambar 2.2.

Gambar 2.2 Struktur Perawatan Tidal Model


Berdasarkan skema konsep tersebut, dapat terlihat bahwa the Tidal Model
memposisikan seseorang sebagai inti dari proses yang saling berhubungan,
dengan peran yang berbeda dalam proses pengkajian serta proses perencanaan
perawatan. Model perawatan ini mengasumsikan bahwa tenaga kesehatan akan
melakukan perawatan pada pasien dengan gangguan mental, menyadari inti
kemanusiaannya, serta membantu dalam memenuhi aktivitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang belum dapat dipenuhinya secara mandiri .

2.4 Sepuluh Komitmen dalam Tidal Model


Tidal Model yang dipaparkan oleh Phil Barker menggambarkan nilai-nilai
yang dianut dalam konteks hubungan dengan orang lain. Nilai yang digambarkan
dalam teori ini merefleksikan filosofi yang dimiliki oleh individu dalam
penerimaan terhadap penanganan distress yang dialami. Peran dari pemberi
pelayanan kesehatan profesional dan peran klien dalam menjaga komitmen
perawatan dibutuhkan untuk membuat perubahan dalam permasalahan yang
dihadapi. Terdapat sepuluh komitmen dalam penerapan Tidal Model ini yang
menjadi dasar nilai penerapannya. Menurut Alligod (2014), komitmen tersebut
antara lain:

1. Menghargai suara pasien


Cerita seseorang dianggap sebagai suatu awal dan akhir dari semua upaya
penanganan permasalahan klien, tidak hanya melingkupi distress yang dialami
seseorang, namun pemecahan dari distress atau permasalahan tersebut. Tidal
Model ini membantu klien untuk membangun suatu bentuk teks naratif yang
menjadi cerita pasien dalam bentuk lebih formal berdasarkan versi ceritanya
sendiri. Apabila seseorang tidak mampu atau tidak mau menyusun teks sendiri,
perawat dapat berperan sebagai sekretaris untuk membantu pasien menulis
ceritanya namun tidak meninggalkan versi cerita pasien.
2. Menghargai bahasa pasien
Setiap individu memiliki cara yang unik dan berbeda-beda dalam mengungkapkan
kisah hidupnya. Model ini menuntut perawat untuk dapat mendorong pasien untuk
berani mengungkapkan kisah hidupnya dengan bahasanya sendiri.
3. Membangun keingintahuan
Pengalaman hidup pasien merupakan suatu kisah yang dialami dan dirasakan oleh
pasien sendiri. Perawat harus dapat membangun rasa ingin tahu pada keseluruhan
cerita yang diungkapkan oleh klien, bukan hanya berfokus pada permasalahan
yang dihadapi oleh pasien.
4. Bersedia belajar dari klien
Perawat dapat belajar dari kisah hidup yang diungkapkan oleh klien, sehingga
dapat membantu mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Perawat tidak
dianjurkan untuk merasa lebih mengetahui diri klien dibandingkan dengan pasien
sendiri.
5. Gunakan peralatan yang telah tersedia
Sebuah kisah yang diungkapkan pasien pasti berisikan hal-hal yang telah dapat
mengatasi permasalahan maupun keyakinan mengenai hal yang mungkin dapat
mengatasi permasalahan tersebut di masa yang akan datang. Hal ini
menggambarkan adanya peralatan yang dapat digunakan dalam proses pemulihan
pasien. Perawat dapat menganjurkan untuk menggunakan beberapa cara
berdasarkan evidence based nursing yang telah teruji sebagai referensi dalam
pemulihan pasien.

6. Menentukan langkah
Perawat dituntut untuk dapat membangun hal-hal yang dapat dilakukan saat ini
dalam perawatan pasien. Langkah awal yang dilakukan dapat menunjukkan
kekuatan perubahan dan tujuan dari pemulihan. Untuk itu, langkah awal sebagai
sesuatu yang dapat dilakukan saat ini, digunakan untuk meningkatkan kualitas
langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya.
7. Memberikan waktu sebagai hadiah
Perawat harus dapat membuat setiap waktu yang dihabiskan untuk merawat
pasien menjadi lebih berharga bagi kedua pihak. Perawat melakukan hubungan
terapeutik dengan komunikasi interpersonal dalam waktu yang berkualiatas
bersama pasien.
8. Menunjukkan kebijaksanaan personal
Seorang individu mengenal dirinya sendiri lebih dari orang lain dengan segala
potensi dan kebijaksanaan yang dimilikinya. Perawat memiliki tugas inti untuk
membantu seseorang menunjukkan kebijaksanaan dalam dirinya sehingga hal ini
dapat digunakan untuk membantunya dalam proses perawatan.
9. Menyadari bahwa perubahan akan selalu terjadi
Tugas perawat adalah untuk membangun kesadaran bahwa perubahan sedang
terjadi dan untuk mendukung seseorang dalam membuat keputusan berdasarkan
proses pemulihan yang dijalani. Perawat dituntut untuk dapat menjauhakan klien
dari bahay maupun distress sehingga klien dapat terus menjalani proses perawatan
dan pemulihan dari permasalahan yang dialami.
10. Memiliki sikap terbuka
Perawat harus dapat terbuka mengenai perawatan yang dilakukan, baik mengenai
tindakan maupun alasan pemilihan intervensi. Hal ini akan menjaga keterbukaan
antara perawat dengan tenaga kesehatan lain yang merawat pasien, serta pasien
sendiri sebagai partner perawat dalam melakukan proses perawatan.

2.5 Asumsi Mayor (Dihubungkan dengan Paradigma Keperawatan)


Perawat terlibat dalam proses perawatan dengan memperhatikan konsep
manusia, lingkunan, status kesehatan, serta konsep keperawatan itu sendiri. Pada
teori Tidal Model ini, terdapat asumsi bahwa berbagai kebutuhan mental pasien
dapat dipenuhi melalui tindakan keperawatan yang sesuai, dengan berbagai
komponen disekitar pasien diyakini dapat membantu menerapkan tindakan
keperawatan tersebut. Dalam teori ini, terdapat dua asumsi yang mendasarinya,
antara lain asumsi kekekalan perubahan serta asumsi bahwa akan selalu ada orang
yang membicarakan kisah mereka. Asumsi-asumsi ini menunjukkan bahwa semua
pengalaman manusia tentunya melibatkan orang yang akan terus mengalami
perubahan serta pengalaman yang dihadapi akan selalu diisi dengan permulaan
permasalahan hingga pencarian solusi dari permasalahan tersebut. Tidal Model ini
juga menggambarkan seseorang yang mengalami gangguan jiwa seperti pelaut
yang nyaris tenggelam, dirampok oleh bajak laut, kemudian terdampar di pantai
terpencil dan terasing dari segala hal yang mereka tahu dan yang mereka mengerti
(Alligood, 2013). Berikut merupakan paradigma keperawatan yang dijelaskan
dalam teori ini.
a. Keperawatan
Keperawatan mengalami perubahan terus-menerus secara internal maupun
dalam hubungannya dengan profesi lainnya sebagai respons dari perubahan
kebutuhan dan perubahan struktur sosial yang terjadi. Perawat terlibat dalam
proses yang berhubungan dengan manusia, lingkungan disekitarnya, keadaan
kesehatan mereka, serta kebutuhannya akan perawatan. Menurut Barker,
keperawatan adalah suatu proses mempertahankan aktivitas interpersonal manusia
dan berfokus pada peningkatan pertumbuhan dan perkembangannya. Perawat
merupakan orang yang memberikan pelayanan keperawatan kepada orang lain
yang membutuhkan dengan disertai keahlian keperawatan yang dimilikinya.
Praktek keperawatan yang dilakukan berfokus pada pengidentifikasian kebutuhan
pasien yang belum terpenuhi saat ini, kemudian melakukan kolaborasi dan
memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan hasil identifikasi yang
dilakukan sebelumnya (Alligood, 2013).
b. Manusia
Teori Tidal Model ini memandang manusia sebagai pembuat kisah
hidupnya sendiri, dan melakukannya untuk memberi makna dan nilai dari
pengalaman yang dimilikinya. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang
mengalami perubahan terus-menerus dan dalam proses menginterpretasikan
pengalaman yang dialaminya, memiliki tiga dimensi hubungan yang berbeda,
yaitu self (diri sendiri), world (dunia), serta others (orang lain). Perawat
memandang individu dalam hubungannya dengan ketiga dimensi ini (Alligood,
2013).
c. Kesehatan
Teori Tidal Model memandang kesehatan sebagai suatu pencapaian yang
disertai dengan adanya kesadaran diri, disiplin diri, dan sumber daya dalam
dirinya terkait dengan kegiatan sehari-hari. Berdasarkan pandangan holistic,
individu memiliki pengertian sendiri mengenai keadaan sehat maupun sakit.
Perawat melakukan perawatan pada individu dengan menyimak pengalaman
mereka untuk kemudian memahami situasi yang sedang dihadapi oleh individu
tersebut. Perawat juga berfokus pada kekuatan seseorang, sumber daya yang
dimiliki, serta kemungkinan-kemungkinan yang ada pada pasien untuk
mempertahankan keadaan sehatnya (Alligood, 2013).
d. Lingkungan
Dalam teori ini, lingkungan dipandang sebagai suatu hubungan sosial yang
alami, dalam konteks ini adalah keadaan seseorang yang berada dalam
pengalaman-pengalaman yang dihadapinya dengan perawat yang menciptakan
ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan individu tersebut melalui suatu
hubungan terapeutik. Permasalahan yang dihadapi oleh individu dapat terjadi
karena kegagalan maupun kesulitan interaksi antara individu tersebut dengan
lingkungan sosialnya. Lingkungan perawatan pasien harus diciptakan senyaman
mungkin sehingga memungkinkan untuk terjadinya hubungan terapeutik dalam
proses pemulihan pasien (Alligood, 2013).

2.6 Penerimaan oleh Keperawatan


a. Praktik
Tidal Model dikembangkan di lahan praktik antara tahun 1995 dan 1997
dan dikenalkan secara resmi di dua ruangan psikiatri di Newcastle, Inggris pada
tahun 1998. Tidal Model diadopsi oleh program kesehatan mental dan pada tahun
2000 dan diterapkan pada sembilan ruangan psikiatri. Hampir semua
pengembangan Tidal Model dilakukan di Inggris, dimulai dari rumah sakit dan
pelayanan komunitas, dari tingkat akut hingga tingkat rehabilitasi, pelayanan
spesialis forensik serta keperawatan komunitas. Sebaran penerapannya tidak
hanya berada di perkotaan seperti di London, namun juga hingga ke daerah
pedesaan seperti Daerah Norfolk. Di rumah Sakit Royal Ottawa, Kanada, telah
diimplementasikan Tidal Model pada tahun 2002. Pada februari 2004, Tidal
Model diperkenalkan di ruang geriatrik, ruang psikiatri umum, serta ruang
rehabilitasi psikososial. Di Australia, model ini pertama kali diperkenalkan di
Sydney, namun dilakukan fokus pengembangan teori ini di Queensland Alligood,
2013).
b. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Barker memfasilitasi adanya pendidikan
multimedia bagi penerapan Tidal Model ini. Hal ini menjamin adanya persamaan
persepsi dalam peneraan model ini, namun masih memungkinkan adanya
kreativitas dan improvisasi dalam pelaksanaannya agar sesuai dengan keadaan
tempat teori ini akan diterapkan. Pengadaan pendidikan mengenai teori ini
pertama kali dilakukan di Newcastle dan diikuti oleh 150 perawat dalam pelatihan
formal dengan 300 orang perawat lainnya berpartisipasi dalam program
pendidikan berbasis multimedia yang dilakukan. Pengintegrasian teori ini juga
disambut baik oleh berbagai praktisi keperawatan di dunia, misalnya di Wales dan
Kanada. Pada kedua daerah tersebut, teori ini sudah mulai diintegrasikan dalam
pendidikan keperawatan formal, karena teori ini dianggap penting untuk
diterapkan dalam praktik keperawatan profesional (Alligood, 2013).
c. Penelitian
Tidal Model ini dikembangkan dari program penelitian klinis yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi penerapan model ini dalam ranah
praktik keperawatan profesional. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi dari
perspektif hasil organisasi, pengalaman profesional, dan pengalaman pasien yang
dirawat, dalam implementasi, proses, dan hasil perawatan. Dari studi-studi yang
dilakukan, terdapat penurunan kebutuhan observasi intensif pada pasien,
penurunan insiden kekerasan, melukai diri sendiri, maupun penurunan
penggunaan metode restrain. Dari perspektif perawat, penerapan model ini
mendorong kerjasama antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya, sehingga
dapat tercapai pemulihan pasien yang sesuai dengan tujuan awal perawatan. Tidal
Model sebagai dasar penelitian memberikan kesempatan bagi perawat untuk
terlibat dalam penelitian dan menyusun teori baru berdasarkan penelitian yang
dilakukan (Alligood, 2013).
BAB III
APLIKASI TEORI

3.1 Perkembangan Teori


Peran perawat profesional dalam melaksanakan peran dan fungsinya harus
berpedoman pada teori dan model keperawatan, sesuai dengan situasi kondisi dan
masalah yang dihadapi. Teori keperawatan ini dimaksudkan untuk memberikan
arah dan pedoman pelaksanaan praktik keperawatan. Pada kondisi awal,
kombinasi dari model dan teori keperawatan dapat dipertimbangkan, tetapi
dengan menerapkan perbedaan ini, maka fokus dan konsekuensi praktik
keperawatan yang dilakukan akan berbeda juga. Pengggunaan sebuah teori dan
model keperawatan secara konsisten, akan memudahkan analisa atau evaluasi
keefektifan teori dan model keperawatan tersebut. Dari evaluasi ini diharapkan
memudahkan dalam pemberian kritik dan masukan dalam pengembangan suatu
teori.
Salah satu teori keperawatan yang digunakan dalam keperawatan jiwa
adalah teori dari Phil Barker. Pada Model Tidal, pemulihan kesehatan jiwa
dikembangkan dengan tujuan memfokuskan kembali praktek keperawatan pada
kebutuhan manusia, bahwa recovery sosial dan psikologis dapat dilakukan serta
berpedoman pada seseorang memiliki sumber-sumber personal dan interpersonal
yang memfasilitasi proses recovery. Model Tidal berpandangan bahwa para
perawat perlu membangun close relationships (hubungan yang dekat/akrab)
dengan orang-orang di dalam memberikan perawatan sehingga dapat melakukan
kolaborasi dalam membuka pengalaman sehat-sakit .
Menurut , Penerapan dari model Tidal recovery sudah diterapkan pada
kasus pasien forensik, melalui study fenomenologi untuk mengetahui deskripsi
dari pengalaman pemberian perawatan dilihat dari sudut pandang perawat dan
pasien. 5 hal pokok yang diidentifikasi dari respon perawat pasien yaitu :

1. Hope, pandangan terhadap masa depan yang membuat optimisme dan


harapan terhadap outcome yang positif
2. Levelling, pasien diterima perawat sebagai partisipan yang aktif dalam proses
recovery diri mereka.
3. Relationship, antara staf perawat dengan pasien.
4. Working together, kolaborasi dalam assesmen, merumuskan tujuan,
perencanaan dan solusi potensial.
5. Andhuman face, kebersamaan dengan pasien sebagai jalan untuk menyatakan
kita berbagi.
Lima hal ini nampak menyatakan bahwa penggunaan Model Tidal
menghasilkan sebuah proses interpersonal yang sinergis (“synergistic
interpersonal process”) sehingga mendukung recovery pasien dan practek
keperawatan melalui peningkatan profesional satisfaction. Penerapan dari teori ini
akan coba diaplikasikan dalam contoh case study di bawah ini.

3.2 Studi Kasus


Dila adalah seorang remaja berusia 18 tahun yang berasal dari keluarga
broken home. Orang tua Dila bercerai saat Dila berusia 12 tahun. Sang ibu pergi
meninggalkan Dila dan ayahnya untuk menikah dengan orang lain. Semenjak
bercerai, sang ayah mulai bersikap kasar pada Dila dan mulai mengonsumsi
minuman keras. Dila dilarang untuk bermain dengan teman-temannya dan hanya
disuruh untuk tinggal di rumah. Saat Dila berusia 14 tahun, sang Ayah semakin
sering berbuat kasar. Dila semakin sering dipukul tanpa alasan yang jelas hingga
wajahnya bengkak dan tubuhnya lebam apabila suasana hati ayahnya sedang tidak
bagus atau sedang dalam kondisi mabuk. Dila tidak pernah merasakan pergaulan
layaknya anak seusianya yang sekedar berkumpul dan bermain bersama. Dila
tidak pernah berani keluar rumah karena rasa takut pada sang ayah sehingga dia
tidak memiliki teman. Di sekolah, Dila juga tidak memiliki teman karena
dianggap sebagai anak yang aneh oleh teman-temannya. Dila lebih sering
menyendiri dan selalu tampak murung. Saat Dila berusia 16 tahun, dia terpaksa
harus putus sekolah karena sang ayah tidak mau membiayai sekolahnya lagi dan
Dila hanya dianggap membebani hidupnya. Tidak ada sanak saudara yang
bersedia mengasuh Dila karena sifat buruk kedua orang tuanya. Dila semakin
merasa rendah diri, malu apabila bertemu dengan teman-teman sebaya nya yang
masih bisa sekolah. Sikap buruk sang ayah semakin bertampah parah dengan tidak
memberikan Dila uang sepeser pun untuk membeli makanan. Dila sering dikurung
sendirian di rumah dan dikunci, sementara sang ayah pergi hingga larut malam.
Dila hanya bisa minum air dan makan sisa-sisa makanan sang ayah pada malam
hari. Dengan kondisi psikolosgi yang semakin tertekan, Dila mulai depresi dan
menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan. Dila sering mengguman sendiri,
selalu melamun dengan tatapan kosong, dan mulai malas merawat diri. Suatu
ketika Dila mulai mengamuk, berteriak, dan melempar barang-barang. Salah satu
tetangga Dila mulai resah dan melaporkan kondisi Dila kepada ketua RT
setempat. Ayah Dila mengatakan anaknya mengalami gangguan jiwa dan harus
dibawa ke rumah sakit jiwa. Di RSJ, Dila pernah melakukan percobaan bunuh diri
dengan menyayat tangannya.

3.3 Penyelesaian Kasus


Pendekatan teori Tidal Phil Barker dari kasus di atas, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pada aspek pengkajian dalam teori ini memfokuskan pada 3 dimensi yaitu :
a. Domain diri sendiri (Self Domain)
Dila tidak dapat menikmati masa berinteraksi dengan lingkungan dan
orang disekitarnya karena larangan ayahnya. Dila menjadi rendah diri,
tidak memiliki teman dan lebih sering murung. Saat usia 16 tahun Dila
harus putus sekolah, karena tidak dibiayai oleh ayahnya. Dila semakin
rendah diri. Dila kesulitan untuk mendapatkan makanan, karena tidak
diberikan uang oleh ayahnya dan tidak tersedia makanan di rumahnya.
Dila sering menyendiri dan tampak murung. Dila sering menggumam
sendiri, selalu melamun dengan tatapan kosong, dan mulai malas merawat
diri. Dila pernah untuk mencoba melakukan bunuh diri.

b. Domain dunia (World Domain)


Dila hidup dalam keluarga broken home karena ayah dan ibunya bercerai.
Dila hidup di lingkungan keluarga yang melakukan kekerasan fisik kepada
dirinya. Sanak saudara Dilapun tidak ada yang mau peduli serta bersedia
untuk mengajak dan merawat Dila. Dila tidak mengenal lingkungan di
rumahnya karena tidak pernah diberikan bergaul oleh orang tuanya. Saat
Dila mulai mengamuk, berteriak, dan melempar barang-barang tetangga
Dila mulai resah.
c. Domain lainnya (Other Domain)
Dila merupakan anak tunggal. Dila mengatakan bisa ingin hidup normal
seperti remaja pada umumnya.Oleh ayah dan warga sekitar, Dila dibawa
ke RSJ.
2. Intervensi
Sesuai dengan konsep nilai Tidal Model, terdapat 10 intervensi yang dapat
dilakukan oleh perawat dalam membantu mengatasi masalah Dila yaitu :
a. Value the voice. Dengarkan dengan baik apa yang diceriterakan oleh klien.
Pada intervensi ini perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan
profesional, saat menghadapi Dila yang mengalami gangguan kejiwaan,
yang pertama dilakukan yaitu berperan sebagai pendengar yang baik.
Perawat mendengarkan apa masalah atau perasaan yang sebelumnya
belum pernah didengar oleh orang lain mengenai kondisi Dila.
b. Respect the language. Anjurkan klien dalam hal ini Dila sebagai pasien,
mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan yang membuat klien
jengkel/kesal. Dengan mengungkapkan perasaannya Dila dapat
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman
hidupnya menggunakan cara dan bahasanya sendiri
c. Develop genuine curiosity. Meminta klien dalam hal ini Dila, melanjutkan
ceriteranya dengan sesekali mengangguk dan klarifikasi. Hal tersebut
dilakukan guna menunjukkan suatu ketertarikan dan perasaan ingin tahu
perawat tentang segala hal yang diceritakan oleh klien. Klarifikasi ini juga
berguna untuk persamaan persepsi dari pada pasien dengan informasi apa
yang disampaikan oleh pasien.
d. Become the apprentice. Kemukakan pendapat tentang hikmah peristiwa
yang dialami klien. Menganjurkan klien dalam hal ini Dila, untuk
mengungkapkan aspek positif yang dimilikinya. Pada dasarnya setiap
orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman
hidupnya. Perawat disini mempunyai tugas untuk membantu Dila,
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam
proses pemulihannya.
e. Reveal personal wisdom. Perawat menunjukkan sikap percaya diri, dan
meminta Dila menyadari akan apa yang sedang terjadi pada dirinya.
f. Be transparent. Menilai aspek positif klien yang memungkinkan dilakukan
dalam kehidupan klien saat ini.
g. Use the available toolkit. Menganjurkan Dila mulai melakukan aspek
positif yang dimiliki dalam dirinya, contoh seperti bakat yang dimiliki,
hobby yang disenangi, atau kegiatan yang sering dilakukan dan
menyenangkan bagi dirinya tentunya yang tidak bersifat merugikan.
h. Craft the step beyong. Klien dalam hal ini Dila, dapat mengulangi
melakukan aspek positif yang dimiliki dengan menyusun jadwal kegiatan.
i. Give the gift of time. Klien dalam hal ini Dila, tetap melakukan aspek
positif yang dimiliki dan merasakan perubahan yang ada pada dirinya.
j. Know that change is constant. Ketahuilah bahwa perubahan adalah
konstan. Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan ialah perawat
dalam hal ini membantu DIla untuk membangun kesadaran, bahwa sekecil
apapun perubahan itu akan membawa dampak yang besar bagi hidupnya.
Tentunya perawat membantu Dila untuk membantu berubah dari kondisi
kesehatan jiwa yang terganggu saat ini, berubah sedikit demi sedikit
dengan semangat, kemauan dan kesadaran menuju pada kondisi sehat jiwa
dan fisik.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Tidal Model dalam Praktik Keperawatan


Perkembangan Tidal Model selama lebih dari satu dekade telah dijelaskan
dan dirangkum melalui berbagai studi. Studi evaluasi Tidal Model dalam area
acute care telah banyak dilakukan dan berkontribusi besar dalam pengembangan
Tidal Model dengan perawatan yang berfokus pada pasien. Tidal Model awalnya
dikembangkan dengan tujuan untuk mengatasi rasa kehilangan, dan berfokus pada
pasien dengan gangguan jiwa pada fase akut. Selama satu dekade terakhir, Tidal
Model sudah berkembang luas pada seluruh rumah sakit dan area komunitas yang
tetap relevan untuk perawatan pasien pada fase akut. . Tidal Model berfokus pada
fundamental keperawatan yang dapat diaplikasikan secara universal dan dapat
menjadi panduan dalam proses asuhan keperawatan pasien dengan gangguan jiwa.
Tidal Model merupakan pendekatan filosofis dalam pemulihan kesehatan jiwa,
serta bukan merupakan model pengobatan atau perawatan pasien dengan
gangguan jiwa. Tidal Model mewakili pandangan global yang membantu perawat
dalam memahami pentingnya kesehatan jiwa bagi pasien, serta bagaimana cara
menolong pasien untuk mendapatkan pemulihan yang optimal .
Pengkajian dalam Tidal Model yang dikembangkan oleh Phil Barker
mengacu pada tiga domain, yaitu self, world, dan others. Domain merupakan
bidang yang mengontrol atau mempengaruhi, tempat dimana seseorang bertindak
dalam lingkup pribadi atau sosial. Apabila disederhanakan, domain merupakan
tempat seseorang hidup dan menjalani kehidupan. Domain Tidal Model yang
pertama yaitu self, meliputi pengkajian terhadap kebutuhan manusia akan
keamanan fisik dan emosional, risiko mencelakai diri sendiri dan orang lain, area
bunuh diri, kekerasan, melukai diri sendiri dan mengabaikan diri sendiri. Domain
kedua yaitu world, memfokuskan pengkajian pada dunia pengalaman manusia dan
memberikan kesempatan untuk belajar tentang masalah yang dihadapi manusia
saat ini, skala dan evaluasi dari masalah tersebut, sumber daya apa pada
kehidupan manusia yang mungkin dapat digunakan untuk membantu mengatasi
masalah tersebut atau memenuhi kebutuhan, dan kebutuhan apa yang diperlukan
untuk membawa suatu perubahan. Domain yang ketiga yaitu others, meliputi
pengkajian terhadap hubungan yang dimiliki seseorang di masa lalu, masa
sekarang dan masa depan, teman, keluarga dan pendukung lainnya . Pada studi
kasus, dapat dilihat bahwa perawat telah menggunakan pendekatan ketiga dimensi
tersebut saat melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan jiwa.
Tidal Model memberikan pedoman dan gambaran pentingnya melakukan
pendekatan dengan pasien dan keluarga bagi seorang perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan. Adanya kedekatan antara perawat dengan pasien maupun
keluarga dapat memudahkan perawat dalam mengeksplorasi riwayat terdahulu
pasien termasuk penyakit yang pernah dialami. Dalam model yang dikembangkan
oleh Phil Barker ini, digunakan filosofi air yang mengalami pasang surut yang
menyatakan bahwa kesehatan jiwa dan faktor penyebab munculnya krisis
kejiwaan sangat beragam dan kumulatif. Prinsip ini mendasari perawat untuk
lebih memahami kondisi pasien dan perlu adanya suatu perubahan. Adanya
kedekatan antara perawat dan pasien juga merupakan salah satu kekuatan dari
Tidal Model.
Tidal Model terdiri dari 10 komitmen yang mendasari pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan mental yaitu : value the voice
(menghargai suara), respect the language (menghormati bahasa), develop genuine
curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu), became a apprentice (menjadi
trainee), reveal personal wisdow (mengungkapkan kebijaksanaan), be transparent
(terbuka), use the available toolkit (menggunakan sumber daya yang ada), craft
the step beyond (menentukan langkah), give the gift of time (memberikan waktu),
know that change is contant (menyadari bahwa perubahan adalah konstan) . Pada
studi kasus, dapat dilihat bahwa perawat telah melakukan intervensi keperawatan
dengan berpedoman pada 10 komitmen dari Tidal Model yang dikembangkan oleh
Phil Barker. Perawat berusaha membantu pasien membangun kesadaran terkait
pentingnya suatu perubahan. Perubahan sekecil apapun dapat berpotensi
membawa dampak yang besar bagi kehidupan. Pasien dibantu dan dibimbing
dalam melakukan identifikasi cara agar pasien dapat meningkatkan peran dalam
kehidupan yang dimiliki berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui.
Dalam kasus disebutkan bahwa Dila merupakan pribadi yang sangat tertutup dan
kesulitan dalam bergaul dengan orang lain. Perawat harus mampu menciptakan
suasana yang nyaman bagi pasien sehingga pasien dapat mempercayai perawat
dan dapat terjalinnya hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Perawat
harus dapat memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan apa
yang dirasakan oleh pasien untuk memudahkan dalam membantu pasien
menentukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Kelebihan Tidal Model yang dikembangkan oleh Phil Barker ini adalah
perawat dapat mengeksplorasi kekuatan dari pasien sendiri dan membina
hubungan yang baik saat menggali apa yang dialami oleh pasien dan senantiasa
mendengarkan apa yang menjadi keluhan dari pasien sehingga perawat sangat
dekat dengan pasien. Tidak ada model lain, khususnya dalam bidang Keperawatan
yang berfokus pada minat dalam mengembangkan, kebersamaan, mendengarkan
dan menghargai suara yang merupakan aspek penting dalam mempercepat
pemulihan kondisi pasien. Hal ini sebagai contoh dari penerapan aspek caring
dalam hubungan perawat dan pasien yang merupakan poin utama dalam praktik
keperawatan profesional. Kekuatan model ini terletak pada proses asuhan
keperawatan, dimana 10 komitmen yang dikembangkan oleh Phil Barker dapat
dijadikan dasar dalam perkembangan praktik keperawatan dengan
mengembangkan setiap komponen menjadi strategi pelaksanaan pada pasien
dengan gangguan jiwa sesuai dengan diagnosa pasien. Perawat membantu klien
untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan dalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya. Tidal Model berfokus
pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk
mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya suara
mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora yang bertujuan
untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri
bukannya diarahkan oleh para profesional . Salah satu kekurangan dalam teori ini
adalah peran serta keluarga dalam kesembuhan pasien. Keluarga tidak
diikutsertakan dalam rencana pengobatan pasien, dimana keluarga merupakan
pihak yang paling berkontribusi dalam prognosis kondisi pasien.
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tidal Model mewakili pandangan global yang membantu perawat dalam
memahami pentingnya kesehatan jiwa bagi pasien, serta bagaimana cara
menolong pasien untuk mendapatkan pemulihan yang optimal . Tidal Model
terdiri dari 10 komitmen yang mendasari pelayanan asuhan keperawatan pada
pasien. Dalam Tidal Model, pendekatan kepada pasien dalam memberikan asuhan
keperawatan dinilai sangat penting. Sehingga dengan terciptanya kedekatan antara
perawat dan pasien memudahkan dalam mengeksplorasi riwayat terdahulu
termasuk penyakit yang pernah dialami. Perawat wajib memberi kesempatan
pasien mengungkapkan apa yang dirasakan sehingga memudahkan dalam
menemukan solusi permasalahan pasien.
Tidal Model berfokus pada minat dalam mengembangkan, kebersamaan,
mendengarkan dan menghargai suara yang merupakan aspek penting dalam
mempercepat pemulihan kondisi pasien. Hal ini adalah salah satu penerapan aspek
caring dalam hubungan perawat dan pasien yang merupakan poin utama dalam
praktik keperawatan profesional. Dalam Tidal Model perawat membantu klien
untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan dalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya. Namun dalam teori ini
peran serta keluarga tidak diikutsertakan dalam mempercepat kesembuhan dan
pengobatan pasien, dimana keluarga merupakan pihak yang dapat berperan
penting dalam prognosis pasien.

4.2 Saran
Pendekatan Tidal Model dengan pendekatan, rincian kompetensi perawat
dan 10 komitmen yang dijadikan dasar penyelesaian masalah pasien, dapat
diterapkan pada tatanan pendidikan, praktik dan penelitian di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R. (2013). Nursing theorists and their work (8th ed.). USA:
ELSEVIER.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC.
Barker, P. (2000). The Tidal Model: Theory and Practice. University of
Newcastle.
Barker, P.J, & Buchanan-Barker, Poppy. (2005). The Tidal Model: A guide for
mental health professionals. London: Brunner-Routledge.
Barker, Phill, & Buchanan-Barker, Poppy. (2010). The Tidal Model of mental
health recovery and reclamation: application in acute care settings. Issues
in Mental Health Nursing, 31, 171–180. doi:
10.3109/01612840903276696
Barker, P. (2001). The Tidal Model: Developing a Person-Centered Approach to
Psychiatric and Mental Health Nursing. Perspect Psychiatric Care.
Buchanan, Barker P. (2008). Clarifying the Value Base of Recovery: The 10 Tidal
Commitments. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing.
Keliat, B. A., Wiyono, A. P., & Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan
Jiwa (CMHN: intermediet course). Jakarta: EGC.
Parker, M. E., & Smith, M. C. (2010). Nursing Theories and Nursing Practice. 6
ed. Philadelphia: F.A. Davis Co.
Potter. P. A. & Perry. A.G. (2005). Fundamentals of Nursing. 6 ed. Elsevier
Mosby.
Robertson, Peter, Barnao, Mary, & Ward, Tony. (2011). Rehabilitation frameworks
in forensic mental health. Aggression and Violent Behavior, 16(6), 472-
484.

Anda mungkin juga menyukai