Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS I

Philosopy dan Framework Keperawatan Maternitas

Dosen : Ns. Lili Fajria, S.Kep., M. Biomed.

Disusun oleh:

Kelompok 5

Anggi Regina Budiman 2011312001

Memel Meiyuni 2011313034

Najma Kemala 2011312010

Salsabila Rahmadani 2011312004

Yunita Trisca 2011312007

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk
memenuhi tugas Keperawatan Maternitas 1.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangan pemikiran dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih
khususnya kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
dari para pembaca selalu kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Akhirnya, harapan kami mudah-mudahan makalah yang sederhana ini ada manfaatnya
khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca Aamiin.

Padang, 13 September 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I.....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................................1

1.2 Tujuan.........................................................................................................................................2

1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................................................2

BAB II...................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................................3

2.1 Philosopy Keperawatan Maternitas............................................................................................3

2.2 Teori-teori Keperawatan dalam Lingkup Maternitas................................................................7

2.3 Empat Fase Pelayanan Keperawatan Maternitas......................................................................9

BAB III................................................................................................................................................11

PENUTUP...........................................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11

3.1 Saran..........................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan pola pikir, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
berdampak pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih
berkualitas termasuk pelayanan keperawatan. Teori praktik keperawatan didasarkan pada
pengetahuan keperawatan. Perkembangan pengetahuan memiliki bukti dalam
menghubungkan antara tingkat abstraksi dengan jenis konsep keperawatan. Konsep
keperawatan menyediakan sebuah perspektif tentang cara mendefinisikan perawatan,
menggambarkan siapa yang diberikan perawatan, kapan perawatan akan di butuhkan, serta
mengidentifikasi batas dan tujuan kegiatan terapeutik dalam perawatan
Konsep keperawatan dikembangkan berdasarkan filosofi dan paradigma
keperawatan. Pada filosofi keperawatan terdapat tiga unsur utama yang menjadi keyakinan
dan proses berfikir kritis dalam mengembangkan ilmu keperawatan, yaitu humanism,
holism, dan care. Dari ketiga untur utama diyakini bahwa manusia (person) merupakan
pusat/sentral asuhan keperawatan dan care sebagai dasar/landasan dalam praktik asuhan
keperawatan. Berdasarkan filosofi keperawatan, maka dikembangkan empat konsep utama
paradigma keperawatan yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Filosofi
keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai
pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan bertindak/berperilaku dalam
melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat-sakit.
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional
keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Pada pelayanan maternitas, seorang perawat melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan filosofi keperawatan maternitas dan didalam makalah ini akan dibahas dan
dianalisa mengenai filosofi keperawatan maternitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian filosofi keperawatan maternitas ?
2. Apa saja teori-teori keperawatan dalam lingkup maternitas ?
3. Sebutkan fase pelayanan keperawatan maternitas ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Pengertian filosofi keperawatan
2. Toeri-teori keperawatan dalam lingkup maternitas
3. Empat fase pelayanan keperawatan maternitas
BAB II

PEMBAHASAN

1. Philosopy dan Framework Keperawatan Maternitas


2.1 Philosopy Keperawatan Maternitas

Keperawatan maternitas adalah bagian dari bentuk pelayanan professional keperawatanyang


ditujukan kepada wanitas pada masa usia subur (WUS) yang berkaitan dengan systemreproduksi,
kehamilan, melahirkan nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai usia40 hari,
beserta dengan keluarga, berfokus untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasisecaraa
fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakanpendekatan
proses keperawatan.
Asuhan Keperawatan maternitas merupakan filosofi perawatan ibu, proses fisiologisnormal yang
membuat seseorang menemukan reaksi individual dalam konteks normal. Asuhankeperawatan
yang diberikan bersifat holistic dengan selalu menghargai klien beserta keluargaserta mengetahui
bahwa klien dan keluarga berhak menentukan perawatan yang sesuai untukdirinya. Pelayanan
yang diberikan perawat merupakan pelayanan yang berkelanjutan (continuitycare). Pada
pelayanan maternitas, seorang perawat melaksanakan asuhan keperawatanberdasarkan filosofi
keperawatan maternitas.

2.2 Teori-teori Keperawatan Dalam Lingkup Maternitas

1. Teori Mercer
Theory of Maternal Role Attainment –Becoming a Mother karya Mercer
merupakan teori yang ditujukan untuk diterapkan oleh perawat di keperawatan
maternitas. Teori ini lebih menfokuskan pada hubungaan antara ibu, bayi dan
ayah dalam konteks lingkungan keluarga, Maternal Role Attainment yang
dikemukakan oleh Mercer mengikuti kerja Bronfenbrenner (1979) yang dikenal
dengan lingkaran sarang burung yang meliputi sekumpulan siklus mikrosistem,
mesosistem dan makrosistem

Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap


penguasaan peran, yang mana tahapan-tahapan tersebut telah diadaptasi dari
penelitian Thorthon dan Nardi yaitu :
1)Antisipatory
Tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup data sosial, psikologi,
penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap peran, belajar untuk berperan,
hubungan dengan janin dalam uterus dan mulai memainkan peran.
2)Formal
Tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran dan
pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal, harapan
konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu.
3)Informal
Tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita
membuat peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan
pengalaman masa lalu dan tujuan ke depan.
4) Personal
Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap
perannya. Perngalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri,
kemampuan dalam menampilkan perannya dan peran ibu tercapai

2. Self Care Deficit oleh Dorothea Orem


Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk
merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraanya. Teori ini memberikan landasan
bagi perawat pentingnya memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya
bukan menempatkan klien dalam posisi dependen. Orem menyatakan bahwa self
care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat
dipelajari.
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan keyakinan bahwa
setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan,
dan mencapai kesejahteraan.
Pada tahun 1971 Orem mengembangkan konsep keperawatan “self care” yang
dipublikasikan Nursing: Concepts of Practice. Terdapat tiga bentuk teori
kemandirian yang disampaikan Orem dalam capable of self care (mampu merawat
diri sendiri) yakni:
a) Teori Self Care
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan
perkembangan fungsi individu. Self care adalah performance atau praktek
kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam
memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Bila self care dibentuk
dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur
dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan.
b) Self care agency adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk melakukan
self care. Kemampuan untuk melakukan self care dipengaruhi oleh faktor kondisi
seperti usia, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial
budaya, sistem perawatan kesehatan, keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan
sumber
c) Therapeutic self care demand adalah totalitas dari tindakan self care yang
diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care.

Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah :

A. Teori Self Care Requisite


yang terdiri dari tiga kategori yakni:
a. Universal: Pemeliharaan asupan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan
istirahat, kesendirian dan interaksi sosial, pencegahan bahaya, peningkatan fungsi
manusia
b.Developmental: lebih spesifik dari universal. Pengembangan siklus kehidupan
seperti pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh.
c. Health Deviation: perubahan kesehatan akibat terjadinya kerusakan integritas
individu untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.

B. Teori Self Care Defici


Teori ini mengungkapkan tentang ketidakmampuan klien dalam hal ini lansia
dalam merawat diri. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa
(pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self
care secara efektif. Asuhan keperawatan diberikan jika kemampuan merawat
berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan.
Dalam teori ini Orem mengungkapkan ada lima metode yang dapat digunakan
dalam membantu self care, yakni:
a) Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain
b) Memberikan petunjuk dan pengarahan
c) Memberikan dukungan fisik dan psychologis
d)Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan
personal
e) Pendidikan

C. Teori Nursing System


Nursing system dibuat oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care. Jika ada
self care deficit, self care agency, dan self therapeutic maka keperawatan akan
diberikan. Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi dari nursing system yaitu:
a) Wholly Compensatory system: Situasi dimana individu tidak dapat melakukan
tindakan self care.
b) Partly compensatory nursing system: Perawat dan klien memiliki peran yang
sama dalam melakukan tindakan self care.
c) Supportive educative system: Pada sistem ini orang dapat membentuk atau
dapat belajar membentuk internal atau eksternal self care tetapi tidak dapat
melakukannya tanpa bantuan.

Abi Muhlisin dan Irdawati. Teori Self Care dari Orem Dan Pendeketan Dalam
Praktek Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan, Vol 2, No2, Juni 2010.
Linda Oktariza. Pengaruh Penerapan Teori Self Care Orem Terhadap Tingkat
Kemandirian Lansia.
Eka Ediawati. Skripsi: Gamaran Tingkat Kemandirian Dalam ADL dan Risiko
Jatuh Pada Lansia. FIK UI 2012

Tahapan ini dimulai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran dan
pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal, harapan
konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu.
Informal
Tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita
membuat peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan
pengalaman masa lalu dan tujuan ke depan.

Personal
Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap
perannya. Perngalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri,
kemampuan dalam menampilkan perannya dan peran ibu tercapai.

3. Teori Ernestine Wiedenbach

Ernestine Wiedenbach adalah seorang perawat kebidanan (nurse midwifery) yang


sangat tertarik pada masalah seputar keperawatan maternitas yang terfokus pada
keluarga (Family-Centered Maternity Nursing).
Teori Ernestine Widenbach dikenal dengan “The Need For Help”. Teori ini
melihat segala aspek yang terdapat dalam ruang lingkup asuhan keperawatan baik
dari aspek pasien, perawat dan lingkungan sosial yang berada di sekitar pelayanan
kesehatan yang diberikan. Dengan penggunaan teori ini diharapkan dapat melihat
keseluruhan dari aspek-aspek yang terkait dapat menyelesaikan permasalahan
yang terjadi pada pasien terutama dalam keadaan emergensi dengan cepat dan
tepat yaitu dengan mengidentifikasi bantuan segera apa yang dibutuhkan oleh
pasien (kegawatdaruratan), perawat dapat menggunakan sumber dukungan pasien
untuk memenuhi kebutuhannya dan menilai apakah bantuan yang diberikan
benar-benar dibutuhkan oleh pasien (Alligood, 2014).

A. Model Konseptual Teori Ernestine Wiedenbach

1. Elemen-Elemen Model Konseptual


Model konseptual Wiedenbach membantu mengidentifikasi kebutuhan terhadap
keyakinan kepercayaan pada nurse midwife dan kepercayaan rekan. Berikut ini
komponen model konseptual Wiedenbach yang diketahui sebagai lima elemen
dalam the Realistis of Nursing, yaitu:
a. The Agents

Wiedenbach mengidentifikasi empat elemen dalam praktik klinik perawat. Empat


elemen dalam ”clinical nursing” yaitu Philosophy, tujuan,praktik dan art (seni)
( Raleigh, 1989 dan Wiedenbach, 1964 ) sebagai berikut penjelasannya :

1. Philosophy
Berikut ini adalah 3 point dasar philosophy keperawatan :
a. Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
b. Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan
individualisme pada setiap orang
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain (Raleigh, 1989)
Philosophy yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persiapan menjadi orang tua.
2. Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah apa yang ingin perawat capai melalui apa yang
dilakukan-keseluruhan tujuan untuk praktik professional, termasuk keseluruhan
kegiatan yang berdampak baik pada pasien
3. Praktik
Mengobservasi aksi keperawatan termasuk disiplin dalam pemikiran dan perasaan
melalui pertemuan bantuan yang dibutuhkan pasien. Aksi ini adalah tujuan secara
langsung dan berpusat pada pasien
4. Art
Art pada keperawatan klinik terdiri dari :
a) Pemahaman perawat pada kondisi, situasi dan kebutuhan pasien
b) Tujuan internal perawat dan aksi eksternal untuk meningkatkan kemampuan
pasien melalui perawatan yang sesuai

c) Aktivitas perawat secara langsung memperbaiki kondisi pasien melalui


penggunaan artful pada perencanaan perawatan medis
d) Intervensi perawat bertujuan mencegah kekambuhan dan membangun new
concern

b. The Recipient (wanita, keluarga dan komunitas)

Perawat memberikan intervensi kepada individu disesuaikan dengan situasi dan


kebutuhan masing-masing ( Raleigh, 1989). Recipient meliputi wanita, keluarga,
dan masyarakat. Perempuan menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak
mampu memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa
recipient adalah individu yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya
sendiri serta dapat memastikan jika need-for-help telah menjadi pengalaman.
Sehingga perawat memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

c.The Goal

Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan


pertolongan. Konsep Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan “ sebuah ukuran
atau tindakan yang diperlukan dan diinginkan seseorang dan berpotensi untuk
merubah atau memperpanjang kemampuan seseorang tersebut untuk mengatasi
keterbatasan “ ( Danko et al., 1989 cite Wiedenbach’s ( 1964 ).. Wiedenbach
mendefinisikan need-for-help adalah pengukuran atau tindakan yang dibutuhkan
dan diinginkan oleh individu dan yang berpotensi untuk memulihkan atau
memperluas kemampuannya untuk mengatasi implisit dalam situasi.
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum
menemukan goal. Bila sudah diketahui

kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis yang berbeda
dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis.
Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, bidan/perawat harus menggunakan
mata, telinga, tangan, serta pikirannya.

d. The Means
Maksud atau arti pada pencapai tujuan perawatan midwifery diekpresikan dalam
praktik terdiri dari empat fase :
1) Identifikasi pengalaman need-for-help pasien
2) Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang
dibutuhkan
3) Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang
dibutuhkan
4) Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan pasien
Model Wiedenbach mengidentifikasi kebutuhan dari nurse midwife akan
pengetahuan, penilaian dan keterampilan yang dapat dicapai:
1) Pengetahuan meliputi segala sesuatu yang telah dipahami. Pengetahuan dapat
berupa fakta, spekulatif atau praktik dan menyediakan sumber
2) Penilaian meliputi kemampuan perawat dalam membuat keputusan
3) Keterampilan menunjukan kemampuan perawat dalam mencapai keberhasilan
hasil

e. The Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan
profesional. Tujuan Wiedenbach dalam teorinya adalah untuk mengindentifikasi
bantuan yang dibutuhkan pasien melalui tahapan berikut:
1) Mengobservasi perilaku yang konsisten atau tidak konsisten terhadap
kenyamanan pasien
2) Mengeksplorasi maksud atau arti dari perilaku pasien
3) Memastikan penyebab ketidaknyamanan atau ketidakmampuan pasien
4) Menentukan apakah pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri atau
membutuhkan bantuan.

2.3 Empat Fase Pelayanan Keperawatan Maternitas.

1. Promosi
Promosi kesehatan yang diberikan kepada klien berupa pentingnya menjaga
kesehatan terutama pada bagian reproduksi, dalam hal ini perawat diharapkan dapat
merawat,mendidik dan memberikan konseling kepada semua kelompok umur. Perawat
akan memberikan tindakan yang dapat mengurangi masalah yang berkaitan dengan stres
fisiologis, psikologis/soasial dan merubah perilaku sehingga klien dapat mencegahnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, petugas kesehatan
khususnya perawat maternitas harus mengimplementasikan upaya promosi kesehatan
dalam setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien (Matteson,2001).
1. Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil
a) Kehamilan memberi perubahan pada fungsi tubuh
b) Perubahan membuat Ibu hamil mengeluh & merasa tidak nyaman
c) Promosi kesehatan penting untuk memberi dukungan (terutama psikologis) sehingga
mengurangi keluhan & ketidaknyamanan
Kegiatan Promkes Yang Dilakukan Pada Ibu Hamil
a) Membantu Ibu hamil dengan dukungan moril & spiritual
b) Memberikan informasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali
selama kehamilan.
c) Menganjurkan makan makanan bergizi
d) Memberi tahu ibu hamil agar tidak merokok
e) Memberikan informasi tentang pentingnya kebersihan diri
f) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan selama kehamilan
g) Mengajarkan senam hamil
h) Memberikan informasi tentang pentingnya istirahat & rekreasi
i) Memberikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan yang sangat berbahaya
j) Memberikan informasi tentang tanda persalinan
2. Promosi Kesehatan Pada Ibu Bersalin
Biasanya ketika bersalin wanita menjadi lupa diri & tidak terkontrol emosinya, jadi Ibu
hamil membutuhkan pemahaman yang baik. Kegiatan Promkesnya :
a) Memberikan dukungan moril & spiritual
b) Menjelaskan tahap proses persalinan dari pembukaan 1 sampai pembukaan lengkap
c) Memenuhi kebutuhan energy dan cairan ibu.
d) Menjelaskan kemajuan persalinan setiap setelah dilakukan pemeriksaan
e) Mengajarkan tentang menjaga kebersihan selama proses persalinan
3. Promosi Kesehatan Pada Ibu Nifas
a) Masa nifas/ masa post partum
b) Fase memerlukan adaptasi psikologis
c) Memerlukan motivasi tetntang perubahan yang terjadi
d) Kenyamanan bagi Ibu & bayi
Kegiatan Promkesnya :
a) Menganjurkan makan makanan bergizi
b) Menganjurkan ibu selalu menjaga kebersihan
c) Menganjurkan ibu mobilisasi. Untuk menlancarkan peredaran darah
d) Menjelaskan kebutuhan istirahat & tidur
e) Menganjurkan ibu nifas dalam 6 jam harus BAK spontan/sendiri, karena ureter yang
berdilatasi akan kembali normal dalam 6 jam
f) Mengajarkan senam nifas
g) Memberikan informasi tentang konstipasi (sulit buang air besar)
h) Memberikan informasi tentang hubungan seks dan keluarga berencana
i) Memberikan informasi tentang kesehatan payudara
j) Memberikan informasi tentang tanda bahaya masa nifas yang sangat berbahaya bagi
ibu.
4. Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
a) Memberikan motivasi bahwa pemberian ASI sangat penting
b) Mengajarkan tentang perawatan payudara untuk melancarkan keluarnya ASI
c) Mengajarkan teknik & cara menyusui bayi yang benar
d) Menganjurkan untuk makan makanan bergizi.
e) Menganjurkan istirahat yang cukup (7-8 jam malam, 2 jam siang)
f) Menganjurkan untuk menjaga kesehatan payudara
g) Memberikan informasi tentang masalah pada saat menyusui
5. Promosi Kesehatan Pada PUS & WUS PUS & WUS berlangsung sampai usia 33 ± tahun,
Terkadang sampai 45 tahun. Tergantung cepat lambatnya wanita pertama haid. Kegiatan
Promkesnya :
a) Memberikan informasi tentang waktu baik untuk kehamilan, 20-30 tahun.
b) Jika PUS sudah memiliki anak diberi informasi tentang kontrasepsi
c) Menganjurkan tetap menjaga hidup sehat.
d) Promosi Kesehatan Pada Ibu Klimakterium/ menopause Klimakterium merupakan masa
sebelum Endokrinologi (hormone estrogen menurun gonadotropin meningkat)
Berlangsung 4-5 tahun sebelum menopause. Ratarata menopause pada usia 47-53.
Gejala klimakterium yaitu : hot flashes, gangguan emosi, kekeringan vagina,
menurunnya keinginan berhubungan seksual .
Kegiatan Promkesnya:
a) Memberikan informasi tentang perubahan pada masa menopause
b) Menganjurkan ibu untuk jangan stress & menjaga kondisi psikologis
c) Menjaga nutrisi
d) Menganjurkan orang terdekat untuk memberikan perhatian khusus
e) Menganjurkan untuk berolahraga
f) Menganjurkan untuk mempertahankan aktivitas social
g) Menganjurkan ibu aktif dalam posyandu lansia
h) Menganjurkan untuk menjaga PHBS
i) Menganjurkan Ibu untuk konsumsi kalsium Pemeliharaan
2. Pemeliharaan Kesehatan pada Keperawatan Maternitas
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggungan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerluan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan.
1. Pemeliharaan Kesehatan pada Calon Ibu
Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak adalah
salah satunya dengan memelihara kesehatan para calon ibu :
a. Pembinaan Remaja
b. Menjaga Berat Badan Ideal
c. Pemeriksaan Kesehatan secara teratur
d. Menjaga Kebugaran dan Kesehatan tubuh
e. Menghentikan kebiasaan buruk
f. Meningkatkan Asupan Makanan bergizi
g. Persiapan secara Psikologis dan mental
h. Perrencanaan finansial yang matang
i. Menghindari lingkungan polutif
j. Dilakukan Pemeriksaan terhadap calon ibu

1. Pemeliharaan Kesehatan pada Kehamilan


Kehamilan yang ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga
perkembangannya secara baik. Kehamilan yang tidak diinginkan yaitu hamil diluar
pernikahan, usia ibu telah tua,gagal / drop out KB,tidak memakai KB.
a. Periksa kehamilan dilakukan dengan :
 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
 Mengukur tekanan darah ibu
 Mengukur Lingkar Lengan Atas
 Mengukur janin
 Cek status imunisasi
 Mengonsumsi Tablet tambah darah
b. Menjaga kehamilan dilakukan dengan :
 Jangan kelelahan dan mengangkat beban berat
 Berbaring selama 1 jam pada siang hari, usahakan kaki lebih tinggi dari perut, tidur telentang
pada saat hamil muda dan tidur miring pada saat hamil lanjut
 Beraktivitas fisik dengan berjalan selama 30-60 menit
 Hindari orang yang merokok
 Obat harus sesuai dengan petunjuk dokter
 Makan bergizi seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi sehari
c. Menu selama Kehamilan :
 Makan dalam porsi kecil namun sering
 Makan makanan yang mudah dicerna, bererat, dan mengindari makanan seperti asam dan
pedas
 Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari
 Makan yang berprotein tinggi seperti ikan, daging, tahu, tempe, kacang-kacangan
 Makan buah dan sayur yang mengandung mineral dan vitamin
d. Kehamilan beresiko tinggi biasanya terjadi karena 4 faktir terlalu dan 3 terlambat :
 4 Terlalu yaitu :
▫ Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun)
▫ Terlalu tua untuk hamil ( lebih dari 35 tahun)
▫ Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3)
▫ Terlalu dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2 tahun)
 3 Terlambat yaitu :
▫ Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan
▫ Terlambat tiba di fasilitas kesehatan
▫ Terlambat mendapatkan pertolongan medis
 Tanda bahaya kehamilan :
▫ Pendarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit
▫ Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala atau
▫ kejangDemam atau panas tinggi lebih dari 2 hari
▫ Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang rahim dan kadang bau
▫ Bayi di kandungan gerakannya berkurang dan tidak bergerak sama sekali
 Kondisi emosional ibu hamil:
▫ Mudah tersinggung
▫ Perasaan mudah lelah
▫ Mencemaskan perubahan fisisknya
▫ Ingin diperhatikan
 Tanda-tanda ibu melahirkan:
▫ Perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama –
▫ Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
▫ Keluar air ketuban dari jalan lahir
▫ Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama

2. Pemeliharaan Kesehatan pada pasca Melahirkan


Sesudah melahirkan bai tidak serta-merta kembali seperti semula. Salah satunya adalah
karena masih ada darah di dalam rahim, yang biasa disebut nifas. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) sendiri mendefinisikan nifas sebagai darah yang keluar dari rahim
wanita sesudah melahirkan, sampai organ produksi dan anggota badan kembali pulih,
yaitu kira-kira 40-60 hari. Pemeliharaan kesehatan yang dilakukan selama masa nifas,
yaitu :
a. Istirahat
b. Menjaga higienitas daerah vagina
c. Jaga asupan makanan
d. Banyak makan berserat untuk mencegah wasir
e. Breast Care
f. Kembali aktif berolahraga
g. Kondisi emosional pasca melahirkan
h. Lakukan senam nifas

A. Restorasi
Restorasi merupakan tahappemulihan setelah melahirkan. WHO merekomendasikan
setiap ibu melakukan pemeriksaan setidaknya empat kali setelah melahirkan. Berkut ini
adalah pemeriksaan yang harus dilakukan oleh ibu berdasarkan waktu pasca melahirkan:
1. 24 jam pertama
 Umumnya ibu masih menjalani perawatan dengan menggunakan fasilitas kesehatan, seperti
rumah sakit, puskesmas, atau kinik bersalin.

2. Dalam 48-72 jam


 Ibu sudah tidakdirawat dengan d=fasilitas kesehatan fasiitas kesehatan lagu. Sebelumnya
pulang ke rumah, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan suhu dan jumlah
pendarahan

3. Akhir minggu pertama atau minggu kedua


 Ukuran rahim, luka bekas jahitan, buang air kecil dan buang air besar, payudara, suasana hati

4. Enam minggu pasca persalinan


 Ibu akan menjalani pemeriksaan darah untuk melihat apakah ada anemia ( kekurangan sel
darah merah)

B. Rehabilitasi
Proses pengobatan medis untuk mencapai kemampuan fisik, psikologis dan sosial yang
maksimal bagi wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan.
Depresi Pasca Melahirkan
Merupakan masalah yang signifikan dan menjadi perhatian masyarakat sejak lama.
Wlaupun terkadang sering tidak terdeteksi karena minimnya pelaporan. Penelitian
menyebutkan bahwa sekitar 100%-20% wanita yang melahirkan menderita depresi.

Perbedaan antara Baby Blues, Depresi Pasca Melahirkan, dan Psikosis Pasca
Melahirkan

Baby blues dapat Depresi pasca Psikososis pasca


terjadi segera setelah melahirkan dapat melahirkan
kelahiran namun terjadi kapan saja (puerperal psychosis)
segera akan dalam waktu setahun yang dapat terjadi
menghilang dalam setelah melahirkan sekitar 1 sampai 2
beberapa haro namun biasanya dari 1000 kelahiran
sampai satu minggu. dalam beberapa paada satu
keputustakaan tahunpasca
dikatakan sebulan melahirkan
setelah melahirkan.

Berikut ini sejumlah cara sederhana yang bisa anda coba untuk mengatasi depresi pasca
persalinan:
1. Dapatkan tidur yang cukup
2. Miliki waktu yang berkualitas untuk memanjakan diri
3. Jaga pola makan
4. Dapatkan paparan sinar matahari
5. Olahraga rutin
BAB III
SIMPULAN
3.1 SIMPULAN
Filosofi keperawatan komunitas adalah sebuah keyakinan bahwa kehamilan dan
persalinan adalah peristiwa yang normal, alamiah, partisipasi aktif keluarga dibutuhkan untuk
kepentingan kesehatan ibu dan bayi. Awal kehamilan awal bentuk interaksi
keluarga. Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat dan merupakan
masyarakat.
Sebagaimana yang terdapat pada beberapa teori tentang maternitas dari beberapa ahli
seperti teori Mercer, teori Orem, dan teori Ernestine. Peran perawat dalam pelayanan
keperawatan komunitas diantaranya adalah promosi, pemeliharaan, restorasi, dan rehabilitasi

3.2 SARAN
Dari kesimpulan yang ada, diharapkan perawat mampu memahami tentang filosofi
keperawatan maternitas berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dan
mengaplikasikan fase-fase pelayanan keperawatan maternitas dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi :
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-
Maternitas-Komprehensif.pdf
http://fik.umpo.ac.id/content/uploads/2020/10/10.-MODUL-PROMOSI-
KESEHATAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai