Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENELITIAN

PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR SECARA IN VITRO PADA


EKSTRAK ETANOL AKAR KALAKAI (Stenochlaena palustris Bedd) DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Rabiatul Adawiyah1
1
Dosen D III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah
e-mail : abi.ubiet@gmail.com

ABSTRAK

Bahan yang mampu melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV) disebut tabir surya
atau Sun Protecting Agent.Nilai Sun Protectian Factor adalah menunjukkan berapa kali
perlindungan kulit seseorang dilipatgandakan sehingga aman dibawah matahari tanpa
mengalami eritema.Kalakai mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti fenol, flavonoid,
alkaloid dan keluarga terpenoid yang telah terbukti sangat efektif sebagai antioksidan.Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi ekstrak etanol akar kalakai yang memiliki
potensi sebagai tabir surya berdasarkan parameter Sun Protection Factor (SPF). Penentuan
nilai SPF dilakukan secara in vitrodengan spektrofotometer UV-VIS pada konsentrasi 50
ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, 300 ppm, dan 350 ppm dengan panjang
gelombang 290-320 nm blanko yang digunakan adalah etanol 70%. Hasil menunjukkan
bahwa ekstrak etanol akar kalakai menunjukkan potensi sebagai tabir surya pada
konsentrasi 300 ppm dan 350 ppm diperoleh nilai SPF berturut-turut yaitu 11 dan 14 yang
tergolong tabir surya dengan tingkat kemampuan ekstrim.

Kata Kunci : Akar Kalakai, Etanol, Spektorfotometer UV-VIS, dan Tabir Surya

ABSTRACT

The sunscreens or Sun Protecting Agent is the materials protecting the skin from the
exposure to ultraviolet (UV) rays. Amount of Sun Protection Factor shows how many times
the subject skin protection can be multiplied under the sun rays without erythema occurs.
Kalakai contains some bio-active substance like fenol, flavonoid, alkanoid and terpenoid
family which are proven as a very effective antioxidant. The purpose of this research was to
determine the concentration of ethanol extract of kalakai root which has the potential as a
sunscreen based on the Sun Protectian Factor (SPF) parameter. Determination of SPF
amount was carried out in vitro by UV-VIS spectrophotometer at a concentration of 50 ppm,
100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, 300 ppm, and 350 ppm with a wavelength of 290-
320 nm. The result showed that kalakai root ethanol extract indiccated potential as a
sunscreen at a concentration of 300 ppm and 350 ppm obtained SPF values respectively 11
and 14 classified as sunscreens with extreme ability levels.

Keywords: Kalakai Root, Ethanol, UV-VIS Spectrophotometer, and Sunscreen Rays

26
Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 2 [2019]
Penentuan Nilai Sun Protectianfactor Secarain Vitro Pada Ekstrak Etanol Akar
Kalakai (Stenochlaena palustris Bedd) Dengan Metode Spektrofotometer Uv-Vis

PENDAHULUAN surya atau Sun Protecting Agent.Salah


Matahari Memiliki efek satu senyawa yang memiliki aktifitas
menguntungkan dan berbahaya.Matahari sebagai tabir surya dari bahan alami yaitu
sangat penting untuk kehidupan di Bumi golongan senyawa fenolik.Kemampuan
karena berfungsi mendukung kehidupan suatu tabir surya dapat melindungi kulit
melalui fotosintesis pada tanaman, dan dengan menunda eritema dinyatakan
dengan memberikan kehangatan dan dengan Sun Protection Factor (SPF3.
cahaya.Selain itu, matahari sangat penting Nilai SPF menunjukkan berapa kali
untuk kesejahteraan fisik dan fisiologis perlindungan kulit seseorang
manusia1. Namun paparan sinar matahari dilipatgandakan sehingga aman di bawah
berlebih dapat memberikan efek negatif matahari tanpa mengalami eritema,
pada kulit yang tidak terlindungi seperti semakin tinggi nilai SPF suatu tabir surya,
kulit terbakar, terasa kasar, penuaan dini, maka semakin baik pula aktivitas
hingga kanker kulit.Efek negatif tersebut perlindungannya4. Pengukuran nilai SPF
yang disebabkan oleh sinar matahari yaitu suatu sediaan tabir surya dapat dilakukan
sinar ultraviolet atau sinar UV. secara in vitro.Metode pengukuran nilai
Radiasi UV merupakan salah satu SPF secra in vitro secara umum terbagi
komponen utama yang dipancarkan oleh dalam dua tipe. Tipe pertama adalah
sinar matahari2. Radiasi UV terdiri dari 2 dengan cara mengukur serapan atau
tipe yaitu : UV-A dan UV-B, pada huruf A transmisi radiasi UV melalui lapisan
pada UV-A berarti “Aging” (penuaan) produk tabir surya pada plat kuarsa atau
dengan panjang gelombang 320-400 nm biomembran. Tipe kedua dengan cara
dapat menembus dermis yang menentukan karakteristik searapan tabir
menyebabkan pigmentasi. Sedangkan surya menggunakan analisis secara
UV-B yang huruf B berarti “Burning” spektrofotometri larutan hasil
(pembakaran) dengan panjang gelombang pengenceran dari tabir surya yang diuji5.
290-320 nm dan dapat menembus lapisan Salah satu tumbuhan Khas dari
paling luar kulit (epidermis) yang efeknya Kalimantan Tengah yang tumbuh subur di
dapat terlihat secara langsung berupa adalah Kalakai.Salah satu bagian
eritema.Paparan radiasi UV yang tumbuhan kalakai yang berpotensi
berlebihan dapat menyebabkan kerusakan mempunyai aktivitas sebagai antioksidan
kulit akibat adanya radikal bebas yang adalah akar kalakai. Penelitian yang
terbentuk, sehingga di perlukan suatu dilakukan oleh Adawiyah dan Rizki (2018),
bahan untuk melindungi kulit dari paparan menyatakan bahwa aktivitas
sinar UV.Bahan yang mampu melindungi antioksidanekstrak etanol akar kalakai
kulit dari paparan sinar UV disebut tabir yang diuji menggunakan Parameter

27
Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 2 [2019]
Rabiatul Adawiyah
Inhibitory Concentration50 (IC50) dengan yang diperoleh dari maserasi kemudian
metode DPPH (2,2- difenil-1-pikrilhidrazil) dipekatkan menggunakan rotary
memilikiaktvitas yang sangat kuat evaporator, kemudiandiuapkan di atas
menghasilkan nilai IC50 sebesar 19,06 waterbath hingga terbentuk ekstrak
PPM.Tujuan penelitian ini adalah untuk kental6. Didapatlah ekstrak etanol dari
menentukan konsentrasi ekstrak etanol akar kalakai.
akar kalakai yang memiliki potensi Penentuan Sun Protection Factor (SPF)
sebagai tabir surya berdasarkan Penentuan efektifitas tabir surya
parameter Sun Protectian Factor (SPF). dilakukan dengan menentukan dari nilai
SPF secara In Vitrodengan menggunakan
METODOLOGI
spektrofotometer UV-Vis. Ekstrak akar
Penelitian ini dilaksanakan di
kalakai yang akan digunakan diencerkan
Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan
dibagi menjadi beberapa konsentrasi dan
UM Palangka Raya dan FMIPA
dibaca menggunakan spektrofotometer
Universitas Lambung Mangkurat
UV-Vis dengan panjang gelombang antara
Banjarbaru. Sampel yang digunakan pada
290-320 nm setiap interval 5 nm, blanko
penelitian ini adalah akar kalakai
yang digunakan adalah etanol 70%.
(Stenochlaena palutrisBedd) yang berasal
Kemudian dihitung hasil absorbansinya
dari kota Palangka Raya, Kalimantan
untuk digunakan menghitung nilai SPF,
Tengah. Bahan yang digunakan adalah
dengan rumus sebagai berikut :
ekstrak etanol akar kalakai, etanol 70%, 320
aquadest. Alat yang digunakan alat-alat SPF = CF x ∑ EE (λ) x I
gelas kimia, mikropipet, kertas saring, 290
(λ) x absorbansi (λ)
timbangan analitik,rotary evaporator,
waterbath, dan spektofotometer UV-Vis. Keterangan :
CF : Faktor Koreksi (10) EE : Efisiensi
eriternal
Ekstraksi Akar Kalakai Abs : Serapan tabir surya
Akar dari tumbuhan kalakai yang I : Spektrum simulasi sinar surya
telah dikumpulkan dan dikeringkan Konstanta EE x I dapat dilihat pada
kemudian dihaluskan hingga menjadi tabel 1
serbuk kasar. Serbuk ditimbang masing-
masing sebanyak 100 g kemudian
diekstraksi dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etanol 70% dengan
perbandingan 1:10 selama 3x24 dengan
penggantian pelarut setiap 24 jam. Hasil

28
Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 2 [2019]
Penentuan Nilai Sun Protectianfactor Secarain Vitro Pada Ekstrak Etanol Akar
Kalakai (Stenochlaena palustris Bedd) Dengan Metode Spektrofotometer Uv-Vis

Tabel 1. Nilai EE x I pada panjang HASIL DAN PEMBAHASAN


gelombang 290-320 nm Sampel yang digunakan dalam

Panjang EE x I penelitian ini adalah akar kalakai yang


gelombang (λ tumbuh di kota Palangka Raya Kalimantan
nm) Tengah. Sampel akar kalakai yang
290 0,0150
295 0,0817 dikumpulkan diolah menjadi simplisia dan
300 0,2874 dibuat menjadi ekstrak menggunakan
305 0,3278
pelarut etanol 70% dengan metode
310 0,1864
315 0,0839 maserasi. Digunakan penyari etanol
320 0,0180 70%karena memiliki daya penetrasi yang
Total 1 baik dalam menembus dinding sel sampel
(Pratiwi et al., 2016)
untuk menarik senyawa aktif. Etanol 70%

Tingkat kemampuan tabir surya juga mampu menarik senyawa metabolit


sekunder lebih baik dibandingkan etanol
dikelompokkan berdasarkan nilai
murni. Etanol juga tidak bersifat toksik
indeks ultraviolet menurut ketentuan
dibanding metanol7. Setelah menjadi
WHO dapat dilihat pada tabel 2
ekstrak dilakukan perhitungan rendemen.
sebagai berikut:
Rendemen ekstrak dihitung berdasarkan
perbandingan berat ekstrak dengan berat
Tabel 2. Tingkat kemampuan tabir awal dikalikan 100%. Hasil rendemen
surya berdasarkan nilai indeks ekstrak etanol yang diperoleh adalah
ultraviolet 3,28%.
SPF Kategori Proteksi Tabir Penelitian Adawiyah (2017)
Surya tentang skrining fitokimia ekstrak etanol
1-2 Proteksi lemah
tumbuhan kalakai, yang digunakan pada
3-4 Proteksi sedang
8-10 Proteksi kuat akar kalakai didapat hasil organoleptis
≥ 11 Proteksi maksimal dengan mendeskripsikan bentuk, warna,
Keterangan :
bau, dan rasa dapat dilihat pada tabel 3.
1-2 : Tidak ada perlindungan
Tujuannya yaitu pengenalan awal dari
3-7 : Perlindungan yang di ekstrak yang dihasilkan secara
butuhkan sederhana.
8- ≥ 11 : Mempunyai perlindungan
lebih/ekstra
(WHO, 2003)

29
Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 2 [2019]
Rabiatul Adawiyah
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pembuatan bertujuan untuk mengukur kemampuan
Ekstrak Akar Kalakai senyawa yang berpotensi sebagai tabir
Nama Sampel Organoleptis Ekstrak surya dalam melindungi kulit dari paparan
Ekstrak Etanol Bentuk : ekstrak kering, sinar UV-B. UV-B memiliki energy yang
Akar Kalakai Warna : kecoklatan,
Bau : khas, dapat menembus lapisan paling luar kulit
Rasa: pahit (epidermis) yang efeknya dapat terlihat
langsung yaitu berupa eritema (Rai &
Nilai SPF Ekstrak Akar Kalakai
Srinivas,2007). Hasil perhitungan SPF dari
Penetuan nilai SPF pada penelitian
ekstrak etanol akar kalakai dapat dilihat
ini adalah sebagai parameter dalam
pada tabel 4. Berikut.
menentukan potensi tabir surya yang
Tabel 4. Hasil Nilai SPF Ekstrak Etanol
dilakukan secara in vitro yang di ukur
dan Air Akar Kalakai
dengan menggunakan spektrofotometer
Sampel Konsentr Nilai Kategori
UV-VIS. SPF adalah pengukuran asi (ppm) SPF Daya
kuantitatif dari efektivitas formulasi tabir Proteksi
Sinar UV
surya. Tabir surya adalah suatu sediaan (WHO, 2003)*
yang mengandung senyawa yang dapat 50 1,60 Lemah
menyerap, menghamburkan atau 100 3,40 Sedang
memantulkan sinar matahari yang 150 5,68 Sedang
mengenai kulit sehingga dapat digunakan Ekstrak 200 7,13 Kuat
untuk melindungi fungsi dan struktur kulit Etanol 250 9,67 Sangat Kuat
manusia dari kerusakan akibat sinar Akar 300 11,90 Ekstrim
surya. Nilai SPF menunjukkan berapa kali Kalakai 350 14,10 Ekstrim
perlindungan kulit seseorang *) 0-2 = Lemah; 3-5 = Sedang; 6-7 =
dilipatgandakan sehingga aman di bawah Kuat; 8-10 = Sangat Kuat; >11 = Ekstrim
matahari tanpa mengalami eritema,
semakin tinggi nilai SPF suatu tabir surya, Hasil penelitian ini di lihat dari hasil
4
maka semakin baik pula aktivitas . absorbansi memiliki nilai SPF berturut-
Sampel ekatrak etanol akar kalakai turut sebesar 1, 3, 5, 7, 9, 11, dan 14. Dari
yang digunakan dilarutkan dalam 5 mL data tersebut maka dapat dikelompokkan
etanol 70% p.a, dan dibuar dengan tingkat kemampuan indek ultravioletnya
konsentrasi yang berbeda-beda dianalisis berdasarkan nilai SPF menurut WHO
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis 2003. Berdasarkan hasil yang diperoleh
pada panjang gelombang 290-320 nm dapat diketahui ekstrak etanol akar kalakai
setiap interval 5 nm. Percobaan dilakukan dengan konsetrasi 50 ppm diperoleh nilai
pada panjang gelombang UV-B ini SPF 1 yang berada dalam rentang 1-2

30
Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 2 [2019]
Penentuan Nilai Sun Protectianfactor Secarain Vitro Pada Ekstrak Etanol Akar
Kalakai (Stenochlaena palustris Bedd) Dengan Metode Spektrofotometer Uv-Vis

sehingga memiliki tingkat kemampuan 3. Adawiyah, R. 2018. Penetapan


Parameter Standardisasi Spesifik Fenol
proteksi lemah. Ekstrak etanol akar Total dan Uji Aktivitas Tabir Surya (Sun
kalakai degan konsentrasi 100 ppm, 150 Protector Agent) Ekstrak Etanol dan Air
Pada Akar Kalakai (Stenochlaena
ppm, 200 ppm diperoleh nilai SPF palutris Bedd). Laporan Penelitian.
Universitas
berturut-turut 3, 5, dan 7 berada dalam MuhammadiyahPalangkaraya.
rentang 3-7 termasuk memiliki tingkat Palangka Raya.
4. Anggara, R. 2015. Aktivitas Antioksidan
kemampuan proteksi sedang sampai kuat.
Dan Tabir Surya Fraksi n-Butanol Kulit
Sedangkan Ekstrak etanol akar kalakai Bangkal (Nauclea subdita) Secara In
Vitro. Skripsi. Universitas Lambung
dengan konsentrasi 250 ppm, 300 ppm, Mangkurat. Banjar Baru.
dan 350 ppm diperoleh nilai SPF berturut- 5. Wiweka, A. P., dan Zulkarnain, A, K.,
2015., Uji Spf In Vitro Dan Sifat Fisik
turut 9, 11, dan 14 berada dalam rentang Beberapa Produk Tabir Surya Yang
8-≥11 sehingga termasuk memiliki tingkat Beredar Di Pasaran., Majalah
Farmaseutik, Vol. 11 No. 1., Fakultas
kemampuan proteksi sangat kuat sampai Farmasi UGM, Yogyakarta.
ekstrim yang artinya mempunyai 6. Jamshidi, M., Shabani, E. Hashemi, Z.
dan Ebrahimzadeh, M.A.. 2014.
perlindungan yang lebih/ekstrim. Pada Evaluation of Three Method for The
hasil penelitian ini nilai SPF pada ekstrak Extraction of Antioxidant from Leaf and
Aerial Parts of Lythrun salicaria L.
etanol akar kalakai memiliki kemampuan (Lythraceae). International Food
Research Journal. 21 (2) : 783-788.
tabir surya ekstrim.
7. Tiwari, P., Kumar, B. Kaur, M. Kaur, G.
dan Kaur, H. 2011. Phytochemical
KESIMPULAN Screening and Extraction: A Review.
Kesimpulan yang dapat diperoleh Internationale Pharmaceutica Sciencia.
1: 98-106.
dari penelitian hasil nilai SPF ekstrak
8. Adawiyah, R., dan Rizki, M., I. 2018.
etanol akar kalakai ini adalah pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Akar Kalakai (Stenoclaena palutris
konsentrasi 300 ppm, dan 350 ppm Bedd) Asal Kalimantan Tengah. Jurnal
Pharmascience.5 (01):71-77
diperoleh nilai SPF berturut-turut 11, dan
9. Rai, R. dan Srinivas, C. R. 2007.
14 berada dalam rentang ≥11 sehingga Photoprotection. Indian Journal
termasuk memiliki tingkat kemampuan Dermatology, Venereology, and
Leprology. 73(2): 73-79.
ekstrim yang artinya mempunyai
10. Pratiwi, R.,Budiman, S. dan
perlindungan yang ekstrim/lebih. Hadisoebroto, G. 2016. Penetapan
Kadar Nilai Spf (Sun Protection Factor)
DAFTAR PUSTAKA Dengan Menggunakan
Spektrofotometri Uv-Vis Pada Krim
1. World Health Organization. 2003. Sun Pencerah Wajah Yang Mengandung
Protection A Primary Teaching Tabir Surya Yang Beredar Di Kota
Resource. Bandung. Prosiding Seminar Nasional
2. Hassan, I., Dorjay, K. Sami, A. dan Kimia UNJANI-HKI 2016.
Anwar, P. 2013. Suncreens and 11. Zakiah. 2015. Aktivitas Antioksidan
Antioxidant as Photo-Protective Dan Tabir Surya Fraksi Etil Asetat
Measures: An Update. Our Dermatol Kulit Batang Bangkal (Nauclea
Online. 4(3): 369-374. subdita) Secara In Vitro.

31
Jurnal Surya Medika Volume 4 No. 2 [2019]

Anda mungkin juga menyukai