Anda di halaman 1dari 11

TEORI MODEL PADA KEPERAWATAN ANAK KATHRYN E BARNARD

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Tsabitul Ismi
2. Nurfadilla
3. Rohliana Safitri
4. M. Fathoni

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN JENJANG S.1
MATARAM
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Model Pada
Keperawatan Anak Kathryn E Barnard” dalam tugas mata kuliah keperawatan anak.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah
ini, namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami
memohon maaf atasnya. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari
kesempurnaan. Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.

Mataram, 3 April 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................................2
BAB II KONSEP TEORI.................................................................................3
2.1 Teori Model Pada Keperawatan Anak Kathryn E Barnard....................3
BAB III PENUTUP...........................................................................................7
3.1 Kesimpulan............................................................................................7
3.2 Saran.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kathryn E. Barnard adalah peneliti aktif, pendidik dan konsultan yang menerapkan
teori keperawatan tentang interaksi orangtua atau pemberi asuhan kepada anak, teorinya
yaitu Parent-Child Interaction Model. Teori ini awalnya mempelajari anak-anak dan
orang dewasa yang cacat mental dan fisik, beralih ke anak yang sehat dan
mengembangkan metode untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak-
anak dan hubungan ibu dengan bayi dan akhirnya bagaimana lingkungan
mempengaruhi perkembangan anak-anak dan keluarga. (Alligood, 2014).
Gangguan makan atau biasa dikenal dengan kesulitan makan sering terjadi pada
anak yang berusia 1 sampai 5 tahun dimana anak biasanya tidak mau makan, menolak
makan, atau mengalami kesulitan untuk mengkonsumsi makanan maupun minuman.
Kerjasama orangtua dalam perilaku pengasuhan anak sangat diperlukan. Hal ini
dikarenakan apabila kerjasama dan perilaku pengasuhan orangtua dengan kondisi anak
mengalami sulit makan berkurang maka akan mempengaruhi status gizi pada anak.
Penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik accidental sampling. Menggunakan
analisa data Pearson Product Moment untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara
kerjasama dengan perilaku pengasuhan orangtua dalam mengelola anak sulit makan.
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang signifikan (p<0,005) artinya bahwa ada
hubungan antara kerjasama dengan perilaku pengasuhan orangtua dalam mengelola
anak sulit makan. Hal ini di karenakan terdapat 187 berarti semakin baik kerjasama
orang tua, maka semakin baik pula perilaku pengasuhan orang tua dalam mengelola
anak sulit makan meskipun kategori terbanyak merupakan kategori sedang
(Marisa,2019).
Interaksi yang terjadi antara orangtua dan anak akan menunjukkan kemampuan ibu
dalam merawat anaknya. Kemampuan tersebut antara lain: kemampuan bereaksi dan
sensitif terhadap kebutuhan serta ancaman yang dialami oleh anak. Interaksi yang baik,
menunjukkan perawatan yang baik pula. Praktek perawatan yang baik, nantinya akan

1
mendukung untuk terpenuhinya kebutuhan anak, sehingga pertumbuhan dan
perkembanganya menjadi optimal. Pernyataan ini juga didukung dari hasil penelitian
Oktavianto (2016), yang menunjukkan terjadinya perbaikan status nutrisi dan
pertumbuhan setelah pengasuh diberikan intervensi berupa pelatihan pengasuhan (care
for child development). Hal yang sama juga dibuktikan dari penelitian UNICEF (2013),
yang dilakukan di Pakistan, menunjukkan bahwa konseling care for child development
(CCD) yang diberikan pada pengasuh efektif meningkatkan kualitas interaksi pengasuh-
anak, pertumbuhan, perkembangan serta status nutrisi anak (Hartiningsih,2018).
Teori keperawatan anak Kathryn E. Barnard ini sangatlah penting karna memberi
pengetahuan tentang bagaimana pengasuh diharapkan selalu menyertai anak saat
bermain. Permainan yang dilakukan oleh anak dan pengasuh akan meningkatkan
kualitas interaksi di antara keduanya. Kualitas interaksi ini sebagai salah satu dasar
untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menganalisis Teori Model Pada Keperawatan Anak Kathryn E Barnard.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis konsep dasar yaitu model The Child Health Assesment
Interaction.
2. Menganalisis perilaku orang tua atau pemberi asuhan dan bayi atau anak.

2
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Teori Model Pada Keperawatan Anak Kathryn E Barnard

Teori ini lebih mengembangkan format pengkajian untuk mengevaluasi


kesehatan anak, pertumbuhan dan perkembangan daripada memandang sistem interaksi
orang tua dan anak yang dipengaruhi oleh karakteristik individu setiap anggota. Sistem
orang tua-anak dipengaruhi oleh karakteristik individu tersebut yang dimodifikasi
untuk memenuhi kebutuhan sistem (Tiara Lani,2019).

Gambar 2.1. Model teori Kathryn E. Barnard

Teori ini kemudian dikembangkan dengan menggunakan konsep Child Health


Assesment Interaction Theoryyang memiliki 3 konsep dasar yaitu model The Child
Health Assesment Interaction.

3
Gambar 2.2 Model Interaksi Pengkajian Kesehatan Anak Menurut Barnard (Diadopsi
dari Barnard, 1994 dalam Tomey & Aligood, 2010)

Barnard 1994 dalam Chesnay & Anderson (2012) menguraikan perilaku orang
tua atau pemberi asuhan dan bayi atau anak sebagai berikut:

1. Perilaku Bayi atau Anak


1) Infant’s Clarity Of Cues(Kejelasan Isyarat Bayi)
Untuk menjalin suatu hubungan interaksi yang seimbang antara orang tua dan
anak (bayi), maka seorang bayi harus memberikan isyarat kepada caregiver
dalam hal ini adalah orang tua. Isyarat yang diberikan bayi mungkin bisa
dengan mudah atau sulit dipahami orang tua. Misalnya bayi rewel atau nangis
menunjukkan mau tidur, minta perhatian, rasa lapar, rasa kenyang dan adanya
perubahan fisik dalam dirinya.
2) Infant’ Responiviness to Caregiver(Respon Bayi Terhadap Pengasuh)
Bukan hanya orang tua yang harus memahami isyarat dari bayi, sebaliknya bayi
juga akan memberikan isyarat kembali kepada orang tua sebagai respon dari
asuhan yang sudah diberikan oleh caregiver (orang tua). Adaptasi tidak akan
terjadi jika bayi tidak memberikan respon dari isyarat yang diberikan caregiver
(Tiara Lani,2019).

4
2. Perilaku Orang Tua atau Pemberi Asuhan
1) Parent Sensitivity to the child cues (Rasa Sensitif Orang Tua terhadap isyarat
bayi)
Orang tua harus mampu memodifikasi perilakunya agar dapat lebih sensitif
dengan adanya isyarat yang diberikan bayi. Orang tua yang mempunyai
masalah dalam kehidupannya seperti, masalah pekerjaan dan keuangan,
masalah emosional atau stres menjadi tidak peka terhadap isyarat bayi. Orang
tua yang mempunyai masalah bisa menganggap isyarat bayi merupakan sumber
stres bagi mereka. Sehingga orang tua harus mampu mengelola mekanisme
kopingatau kontrol diri dengan baik agar bisa memahami isyarat bayi.
2) Parent’s ability To Alleviate The Infant’s Distress(Kemampuan Orang tua
mengurangi distress pada bayi)
Isyarat yang diberikan bayi merupakan salah satu cara membantu orang tua
untuk mengenali apa yang sedang terjadi pada bayi. Kemampuan orang tua
dalam menangani distres yang terjadi pada bayi bergantung pada pengetahuan
dan kepekaan orang tua bahwa distres sedang terjadi pada bayi, orang tua harus
mengetahui tindakan yang tepat untuk mengurangi distres, dan akhirnya orang
tua dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan pengetahuannya.
3) Parent Social and emotional Growth Fostering Activities(Orang tua membantu
pertumbuhan sosial dan emosional)
Orang tua harus mampu mengenali tingkat perkembangan anak sehingga akan
terjalin interaksi yang baik antara orang tua dan anak. Orang tua harus mampu
bermain dengan anaknya, menggunakan interaksi sosial saat memberikan
asuhan, memberi pujian atas perilaku anak.
4) Parent Cognitive Growth Fostering Activities(Orang Tua membantu
perkembangan Kognitif)
Orang tua harus mampu memahami tingkat perkembangan anak, agar stimulasi
yang diberikan sesuai dengan pemahaman anak (Tiara Lani,2019).

5
3. Lingkungan
Lingkungan disini merujuk pada lingkungan ibu dan anak animate dan inanimate.
Lingkungan animate merupakan perilaku pengasuh untuk mengenalkan dan
mengarahkan anak kepada dunia luar. Lingkungan inanimate merupakan objek-
objek yang tersedia yang memungkinkan anak untuk melakukan eksplorasi dan
manipulasi.Teori ini membahas mengenai bagaimana seorang anak berinteraksi
dengan orang tua dan lingkungan mereka. Faktor yang dapat mempengaruhi
interaksi orang tua termasuk kemampuan psikososial, kesehatanfisik dan mental,
usia, pendidikan mereka. Lingkungan sendiri memiliki peran dalam interaksi
dengan anak karena budaya, dukungan sosial dan masyarakat dapat memberikan
perngaruh yang positif dan negatif. Model Barnard menggambarkan bahwa
seseorang tidak hanya mampu memahami rangsangan pendengaran, visual,dan
sentuhan tetapi juga mampu menempatkan informasi karena kebutuhan utama
adalah keluarga dan cara berinteraksi. Hubungan orang tua dan anak yang sukses
merupakan cara perawatan kesehatan preventif yang akan menghindari masalah
perilaku saat anak tumbuh (Tiara Lani,2019).

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi, model konsep keperawatan anak pada Kathryn E Barnard ini mengajarkan bahwa
interaksi yang berkualitas antara pengasuh dengan anak memerlukan adanya sikap
saling mendukung dan sikap positif dari pengasuh seperti tersenyum, mengelus serta
berbicara yang ramah terhadap anak. Peningkatan bermakna juga terjadi pada domain
pengajaran. Pengajaran sangat berkaitan dengan interaksi verbal atau komunikasi dan
kelekatan antara caregiver dengan anak. Kualitas interaksi dapat dilihat dari bahasa atau
komunikasi seharihari yang digunakan caregiver dalam merawat anaknya. Komunikasi
yang terjalin baik antara pengsuh dan anak merupakan dasar yang baik untuk
optimalnya perkembangan anak
3.2 Saran
Perawat dan petugas kesehatan yang lain diharapkan selalu mempromosikan pentingnya
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu kegiatan yang perlu
disosialisasikan adalah keterlibatan pengasuh dalam aktivitas permainan anak.

7
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R.(2014). Nursing theory & their work (8thed).The CV Mosby Company St.
Louis. Toronto. Missouri: Mosby Elsevier. Inc

Hardiyanti R Marissa.2019. “HUBUNGAN ANTARA KERJASAMA DENGAN


PERILAKU PENGASUHAN PADA ORANGTUA DALAM MENGELOLA ANAK
SULIT MAKAN”. FAKULTAS ILMU KESEHATAN. UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH: MALANG.

Hartiningsih.(2018). Pelatihan bermain pada pengasuh meningkatkan kualitas interaksi


antara pengasuh dan anak prasekolah. Riset Informasi Kesehatan, 7(1), 90-98.
https://doi.org/10.30644/rik.v7i1.138

Lani Tiara.2019. “PERILAKU ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN GAWAI


ANAK PRASEKOLAH SERTA DAMPAK PADA TAJAM PENGLIHATAN
ANAK”. FAKULTAS KEPERAWATAN. UNIVERSITAS AIRLANGGA:
Surabaya.

Oktavianto, E. Care for Child Development (CCD) Training on Cadre Can Improve the
Nutritional Status on Childrens. Proceeding International Conference Maternal
Child and Family Health 2016; 498-506 18.

UNICEF. Promoting Care for Child Development in Community Health Service. Karachi:
Aga Khan University; 2013.

Anda mungkin juga menyukai