Anda di halaman 1dari 23

ADAB DAN TANGGUNG JAWAB

PERAWAT KEPADA PASIEN


Asuhan Keperawatan Islam

Pada zaman Nabi perawat dapat diberi


nama”Al Asiyah “ dari kata Aasa yang berarti
mengobati luka, dengan tugas utama memberi
makanan dan memberikan obat.

Pelayanan kesehatan telah dimulai sejak


zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang
perawat wanita yang pertama yang bernama
Rufaidah. Islam sangat menghargai seorang
petugas kesehatan karna petugas ini adalah
petugas kemanusiaan yang sangat mulia
Pengertian Tanggung jawab

Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap


tugas-tugas yang berhubungan dengan peran
tertentu dari perawat, agar tetap kompeten
dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai
kode etik (ANA, 1985)
  Jenis-Jenis Tanggung Jawab Perawat

Tanggung Tanggung jawab


Jawab Utama terhadap klien dan
terhadap Tuhannya masyarakat

 Tanggung jawab Tanggung jawab


terhadap Profesi terhadap rekan
sejawat dan atasan

Tanggung jawab
terhadap Negara
Adab Perawat Kepada Pasien

KHUSUS UMUM
KHUSUS
A. Berusaha menjaga kesehatan pasien sebagai
konsekwensi amanah dan tanggung jawabnya dan
berusaha menjaga rahasia pasien kecuali dalam
kondisi darurat atau untuk tindakan preventif bagi
yang lainnya.

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:

“Barangsiapa yang menutup (aib) seorang muslim maka


Allah akan menutup (aibnya) pada hari ki-amat.”(HR. al-
Bukhari 2442 dan Muslim 7028)
B. Menghiburnya Dan Mendoakannya.
Salah satunya ialah dengan mengucapkan, “Ti­dak apa-
apa, insya Allah ini adalah penghapus dosa”, atau
meletakkan tangan kanan di tempat yang sakit seraya
berdoa:

”Wahai Robb manusia, hilangkanlah penyakit tersebut,


sembuhkanlah, Engkau adalah Penyembuh, tidak ada
kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu,
kesembuhan yang tidak ditimpa penyakit lagi.”
(HR. Muslim)
C. Hendaknya memberitahukan kepada pasien
bahwa yang menyembuhkan hanyalah Allah
Ta’ala sehingga hatinya bergantung kepada
Allah, bukan kepada dokter.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada
Abu Rimtsah (seorang dokter ahli):

“Allah adalah dokter, sedangkan kamu adalah orang


yang menemani yang sakit.Dokternya adalah Allah
yang menciptakannya.”
(HR. Abu Dawud 4209, ash-Shahiihah 1537)
UMUM

Tidak boleh berduaan dengan pasien


wanita (laki-laki) dalam suatu ruangan
tanpa ditemani mahram sang
perempuan (laki-laki). Minimal pintu
ruangan harus terbuka sehingga bisa
terlihat oleh keluarganya.
PERAN PERAWAT DALAM MEMBIMBING
PASIEN DALAM BERIBADAH
1. Pada awal pertemuan, perawat membacakan doa
menjenguk orang sakit.

ْ َ‫اس و‬ ْ ْ َ
‫ف‬
 ِ ‫اش‬ َ ‫أذْهِبِالبَأ‬
ِ َّ ‫س َربَّالن‬
َ‫شفَاؤُك‬ َّ َ َّ َ ‫أنْت‬َ
ِ ‫شفَآءَإِال‬ِ ‫الشافِي ال‬
‫ما‬
ً ‫ق‬
َ ‫س‬َ ‫شفَاءًالَيُغَادِ ُر‬ِ
“Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan
berilah kesembuhan, sesungguhnya Engkau adalah
Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali
dengan kesembuhan dari-Mu, (berilah) kesembuhan
total yang tidak menyisakan penyakit.”
2. Membimbing pasien untuk bersuci
Sebagai perawat kita harus membimbing
pasien saat sedang bersuci . Bagi orang sakit
bersuci bisa dilakukan dengan cara berwudhu
jika dia mampu namun jika dia tidak mampu
untuk menggerakan badannya untuk
berwudhu maka di bolehkan untuk
bertayamum , dan disini perawat
membimbing pasien dalam melaksanakan
tayamumnya.
3. Membimbing pasien ketika tiba waktu sholat

ِ‫موْ الِلَّه‬ َ ‫س‬


ُ ْ‫ط وَقُو‬ ْ ُ‫صلوةِالْو‬ ‫ال‬
َّ َ ‫و‬ ‫وت‬
ِ َ ‫ل‬‫ص‬َّ ‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬َ ‫ع‬ ‫ا‬ ُ
ْ ‫حافِظ‬
‫و‬ َ
َ ْ ‫قَنِتِي‬
‫ن‬
“Jagalah (peliharah) segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat
wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan
khusyu’.”
(Al-Baqarah [2]: 238).

Apabila pasien tidak mampu melaksanakan solat dengan berdiri,


maka bisa dengan posisi duduk, jika tidak bisa dalam posisi duduk
pasien bisa melakukan dalam posisi berbaring dengan
menghadap ke arah kiblat. Dan untuk pasien yang kondisinya
sangat lemah bisa melakukan solatnya dalam hati.
4. Membimbing pasien membaca Al-Quran

‫اب‬ ْ َ َ ُ ُ ْ ‫ات‬
ِ َ ‫منَالكِت‬ ِ ‫ي إِليْك‬ َ ‫ح‬ِ ‫ماأو‬ َ ‫ل‬
‫ى‬ ‫اَل‬ ‫اَل‬ َ
ٰ َ‫ص ةَتَنْه‬ َّ ‫ص ةَإِنَّال‬ َّ ‫مال‬ ِ ِ‫وَأق‬
َ
‫منْكَرِوَلَذِك ْ ُراللَّهِأكب َ ُر‬
ْ ُ ْ ‫شاءِوَال‬ َ ‫ح‬ ْ ‫ف‬َ ْ ‫عَنِال‬
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab
(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.“
(Al-Ankabut : 45)
5. Mengingatkan untuk selalu berdoa kepada
Allah

ُ َ َ
‫ن‬
َّ ِ ‫م إ‬ْ ‫ب لك‬ ْ ‫ج‬
ِ َ ‫ست‬
ْ ‫مادْعُونِي أ‬ ُ ُ ‫ل َربُّك‬ َ ‫وَقَا‬
َ ‫خلُو‬
‫ن‬ ُ ْ ‫سيَد‬ َ ‫عبَادَتِي‬ِ ‫ن‬ْ َ ‫ع‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ ‫ر‬
ُِ ‫ب‬ ْ ‫ك‬َ ‫ت‬‫س‬ْ َ ‫ي‬َ ‫ين‬ِ ‫ذ‬َّ ‫ال‬
‫م‬
َ َّ ‫جهَن‬ َ َ ‫خرِين‬ ِ ‫دَا‬

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya


akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
(Ghafir : 60)
6. Membimbing agar selalu berdzikir kepada Allah.
Dengan berdzikir hati pasien yang tidak tenang akan menjadi
lebih tenang dan akan menjadi lebih dekat kepada Allah.

ِ‫م بِذِكْرِاللَّه‬
ْ ُ ‫ه‬ُ ‫وب‬ُ ‫ل‬ ُ ‫ق‬ ‫ن‬ ِ
ُّ َ ‫ئ‬‫م‬ ْ ‫ط‬ َ ‫ت‬َ ‫واو‬ ُ ‫ن‬ ‫م‬
َ َ ‫ال‬
‫آ‬ ‫ين‬ِ ‫ذ‬ َّ
‫وب‬ ُ ْ ْ َّ ْ ‫اَل‬ َ
ُ ‫مئِنُّالقُل‬ َ ‫أ بِذِكرِاللهِ تَط‬

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati


mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. dan Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah lah hati menjadi tenteram.“
HAK DAN KEWAJIBAN ANTARA PERAWAT
DENGAN PASIEN.

kewajiban petugas keperawatan


      melaksanakan tugas sesuai dengan sumpah jabatan
   memberikan pelayanan dengan baik
      menetapkan tarip yang terjangkau oleh masyarakat
      mengusahakan keringanan biaya
    bertanggung jawab atas kematian /penderitaan dan kerugian
pasien yang disebabkan oleh kesalahan perawat
    melimdungi pasien dari sasaran propaganda agama lain
     menyampaikan wasiat pasien yang meninggal kapada
keluarganya
      membantu pemakaman jenazah secepat mungkin
     menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan
ajaran agama.
LANJUTAN…

Hak – Hak petugas keperawatan


        Mendapatkan Gaji dan Honorer
        Mendapatkan penghargaan yang
layak dari pemerintah
        Mendapat perlindungan hukum
       Melindungi pasien dari ancaman
luar kehidupan keselamatan jiwanya.
       Menolak pelanyanan kesehatan
yang bertentangan dengan ajaran
Agama
Macam-macam Adab Perawat Terhadap
Pasien

1. Berusaha menjaga kesehatan pasien


sebagai konsekuensi amanah dan tanggung
jawabnya dan berusaha menjaga rahasia
pasien kecuali dalam kondisi darurat atau
untuk tindakan preventif bagi yang lainnya.
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam
 bersabda:
“Barangsiapa yang menutup (aib) seorang
muslim maka Allah akan menutup (aibnya)
pada hari kiamat.”(HR. al-Bukhari 2442 dan
Muslim 7028)
2.Senantiasa menyejukkan hati pasien,
menghiburnya dan mendoakannya. Salah
satunya ialah dengan meletakkan tangan
kanan di tempat yang sakit seraya
berdoa:
”Wahai Robb manusia, hilangkanlah
penyakit tersebut, sembuhkanlah, Engkau
adalah Penyembuh, tidak ada kesembuhan
kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan
yang tidak ditimpa penyakit lagi.” (HR.
Muslim 2191 dan yang lainnya)
3.
3. Hendaknya memberitahukan kepada pasien bahwa yang
menyembuhkan hanyalah Allah Ta’ala sehingga hatinya
bergantung kepada Allah, bukan kepada dokter. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Rimtsah (seorang
dokterahli):
“Allah adalah dokter, sedangkan kamu adalah orang yang menemani
yang sakit. Dokternya adalah Allah yang menciptakannya.” (HR. Abu
Dawud 4209, ash-Shahiihah 1537)

4.
4. Seorang perawat tidak boleh membohongi pasiennya. Misalnya
tatkala stok obat habis ia memberikan obat yang tidak sesuai
dengan penyakitnya atau memberikan obat yang di dalamnya
terkandung bahan-bahan yang diharamkan.
5.
5. Hendaknya profesi dalam bidang keperawatan bertujuan untuk
memuliakan manusia. Oleh karena itu, tidak diperkenankan bagi
seorang perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk membakar
potongan tubuh pasien, namun hendaknya diberikan kepada sang
pasien atau keluarganya untuk dikubur. Selain itu tidak diperbolehkan
memperjualbelikan darah pasien, mengadakan operasi-operasi plastik
untuk mengubah wajah, telinga, alis, hidung, dan yang lainnya,
karena hal itu termasuk mengubah ciptaan Allah yang diharamkan
dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman:

ِ ّ ‫ق الل‬
‫ه‬ َ ْ ‫ن خَل‬ َ ُ ‫فلَي‬
َّ ‫غي ِّ ُر‬ َ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ُ َّ ‫م َرن‬
ُ ‫وآل‬
َ

(Setan berkata): “Dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalu benar-benar mer­eka mengubahnya.” (QS. an-Nisa’ [4]: 119)

Di samping itu, tidak diperbolehkan ta’awun dalam kejelekan, seperti


menjual obat-obat penggugur kehamilan sehingga melariskan perzinaan.
6. Seorang dokter, perawat, mantri, bidan, apoteker dan
petugas kesehatan lainnya hendaknya betul-betul
meningkatkan keahliannya dan menekuni pekerjaannya.
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang menerjuni kedokteran sedangkan tidak
diketahui orang itu ahli kedokteran, maka ia menanggung
(kerugian pasien).” (HR. Abu Dawud 4586, ash- Shahiihah 635)

7.Profesi dalam bidang pengobatan termasuk pekerjaan yang


mulia sehingga diharapkan bagi para dokter untuk
menggapai ridha Allah dalam setiap aktivitasnya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia yang lain.” (Dikeluarkan oleh ad-Daruquthni, ash-
Shahiihah 426)

Anda mungkin juga menyukai