Anda di halaman 1dari 23

PERAN PERAWAT ISLAM

DALAM
MEMBIMBING IBADAH

RAHMAT EFENDI, M.PD.I


MATA KULIAH ETIKA HUKUM KEPETAWATAN DALAM ISLAM
(PERTEMUAN KE-9)
MATERI KAJIAN

• Membimbing pasien bersuci


• Membimbing pasien sholat
• Membimbing pasien untuk membaca Al-Qur’an
• Membimbing pasien berdoa dan berzikir
• Mentalqin pasien saat sakarotul maut
• Islam sebagai agama yang sempurna sangat
perhatian terhadap kemaslahatan manusia di
akhirat maupun di dunia
• Kemaslahatan yang ingin dituju dan diciptakan
dalam syariat Islam tersebut meliputi
pemeliharaan lima hal yang paling utama yaitu:
agama (hifzuddin), jiwa (hifzunnafs), keturunan
dan kehormatan (hifzunnas), harta (hifzulmaal)
serta akal (hifzul aql)
• Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan
kesehatan yang berkaitan dengan merawat pasien,
individu, keluarga, dan masyarakat sebagai
manifestasi cinta kepada Allah dan Nabi
Muhammad.
• Perawat professional pertama dalam sejarah Islam
adalah seorang wanita bernama, Rufaidah binti
Sa’ad, dari Bani Aslam suku di Madinah. Ia hidup
pada masa Nabi Muhammad dan merupakan salah
satu orang pertama di Madinah untuk menerima
Islam.
KONSEP PENYAKIT, KEADAAN SAKIT DAN
ORANG SAKIT
◻ Penyakit dimaksudkan sebagai suatu konsepsi medis
menyangkut suatu keadaan tubuh yang tidak normal karena
sebab-sebab tertentu yang dapat diketahui dari tanda-tanda
dan gejala-gejalanya.
◻ Keadaan sakit dimaksudkan sebagai perasaan pribadi
seseorang yang merasakan kesehatnnya terganggu, yang
tampak dari keluhan sakit yang dirasakan (QS Al baqarah
8-10).
◻ Orang sakit dimaksud adalah terdapat keadaan yang
menunjukkan tidak berfungsinya suatu organ tubuh yang
mempunyai akibat terhadap fisik dan biologis serta
mempengaruhi kehidupan sosial
• Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan
kesehatan kepada orang yang membutuhkan baik
itu berupa asuhan keperawatan atau pelayanan
kepada pasien. Hubungan antara petugas
kesehatan dan pasien adalah sebagai penjual jasa
dan pemakai jasa.
◻ Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan,
baik kesehatan Fisik, Mental maupun kesehatan
lingkungan.
◻ Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang
sebagai profesi yang mulia. akan tetapi hal itu
berlaku apabila asuhan keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan syari’ah islam, yaitu
dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan
aturan-aturan dalam Islam
• Pada awal pertemuan, perawat membacakan doa
menjenguk orang sakit.
َ‫س َو اﺷْﻒِ أَﻧْﺖَ اﻟﺸﱠﺎﻓِﻲ ﻻَﺷِ ﻔَﺂء‬ِ ‫ﺐ ا ْﻟﺒَﺄْسَ رَبﱠ اﻟﻨﱠﺎ‬ ِ ‫• أَ ْذ ِھ‬
‫ك ﺷِ ﻔَﺎءً ﻻَ ﯾُﻐَﺎ ِد ُر َﺳﻘَﻤًﺎ‬
َ ‫إِﻻﱠﺷِ ﻔَﺎ ُؤ‬
Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan berilah
kesembuhan, sesungguhnya Engkau adalah Maha
Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali dengan
kesembuhan dari-Mu, (berilah) kesembuhan total yang
tidak menyisakan penyakit.”
MEMBIMBING PASIEN BERSUCI

1. Diwajibkan bersuci dengan air, berwudhu jika


berhadats kecil dan mandi jika berhadats besar
2. Jika tidak bisa dengan air karena dikhawtirkan dapat
memperlambat kesembuhan, maka boleh tayamum
3. bila tidak mampu bersuci sendiri maka dapat dibantu
orang lain
4. jika pada tubuh terdapat luka yang digips atau dibalut
maka cukup mengusap balutan tadi dengan air
5. cara bertayamum ialah memukulkan dua tangannya
ketanah yang suci sekali pukulan, kemudian
mengusap wajahnya lalu mengusap telapak tangannya
6. jika sebagian tubuh yang harus disucikan terluka, maka
dibasuh dengan air jika membahayakan cukup diusap
sekali saja jika membahayakan juga maka bisa
bertayamum
7. dibolehkan bertayamum pada dinding yang mengandung
debu yang suci
8. jika tidak mungkin bertayamum diatas tanah atau dinding
atau tempat lain yang mengandung debu maka boleh
menggunakan sapu tangan
9. orang yang sakit juga wajib membersihkan tubuhnya dari
najis, jika tidak mungkin maka ia solat apa adanya, dan
solatnya sah
‫‪Dalil diperintahkannya bersuci:‬‬

‫ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا إِذَا ﻗُ ْﻤﺘُ ْﻢ إِﻟَﻰ اﻟﺼ َﱠﻼ ِة ﻓَﺎﻏْﺴِ ﻠُﻮا ُوﺟُﻮھَ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﻖ وَا ْﻣ َﺴﺤُﻮا ﺑِ ُﺮءُوﺳِ ُﻜ ْﻢ َوأَرْ ُﺟﻠَ ُﻜ ْﻢ إِﻟَﻰ‬ ‫َوأَ ْﯾ ِﺪﯾَ ُﻜ ْﻢ إِﻟَﻰ ا ْﻟ َﻤﺮَاﻓِ ِ‬
‫ا ْﻟ َﻜ ْﻌﺒَﯿْﻦِ ۚ َوإِنْ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُﺒًﺎ ﻓَﺎطﱠﮭﱠﺮُوا ۚ َوإِنْ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ ﻣَﺮْ ﺿ َٰﻰ أَوْ َﻋﻠ َٰﻰ‬
‫َﺳﻔَ ٍﺮ أَوْ ﺟَﺎءَ أَ َﺣ ٌﺪ ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻣِﻦَ ا ْﻟﻐَﺎﺋِﻂِ أَوْ َﻻ َﻣ ْﺴﺘُ ُﻢ اﻟﻨﱢﺴَﺎءَ ﻓَﻠَ ْﻢ ﺗَﺠِ ﺪُوا‬
‫ﺻﻌِﯿﺪًا طَﯿﱢﺒًﺎ ﻓَﺎ ْﻣ َﺴﺤُﻮا ﺑِ ُﻮﺟُﻮ ِھ ُﻜ ْﻢ َوأَ ْﯾﺪِﯾ ُﻜ ْﻢ ِﻣ ْﻨﮫُ ۚ ﻣَﺎ‬ ‫ﻣَﺎءً ﻓَﺘَﯿَ ﱠﻤﻤُﻮا َ‬
‫ج َو ٰﻟَﻜِﻦْ ﯾُﺮِﯾ ُﺪ ﻟِﯿُﻄَﮭﱢ َﺮ ُﻛ ْﻢ َوﻟِﯿُﺘِ ﱠﻢ‬
‫ﷲُ ﻟِﯿَﺠْ َﻌ َﻞ َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﻣِﻦْ َﺣ َﺮ ٍ‬ ‫ﯾُﺮِﯾ ُﺪ ﱠ‬
‫ﻧِ ْﻌ َﻤﺘَﮫُ َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜﺮُونَ‬
• “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur”. (Al-Maidah : 6)
TATA CARA SHALAT BAGI ORANG SAKIT
1. Di wajibkan berdiri meskipun tidak tegak atau bersandar
pada dinding atau bertumpu pada tongkat
2. Bila tidak mampu berdiri maka hendaklah solat dengan
duduk
3. Bila tidak mampu duduk maka solat dengan berbaring
miring dengan bertumpu pada sisi tubuh sebelah kanan
menghadap kiblat
4. Bila tidak mampu berbaring maka dapat dengan
telentang dan kaki menuju arah kiblat dan kepala agak
ditinggikan
5. Bila tidak mampu juga maka solat dengan menggunakan
isyarat tubuh seperti kepala jika kepala tidak mampu
maka dengan mata
6. Bika memang semua itu tidak mampu maka dapat solat
didalam hati
7. Bila orang sakit merasa kesulitan mengerjakan solat
pada waktunya, maka dibolehkan menjamak
MEMBIMBING PASIEN UNTUK MEMBACA
AL-QUR’AN
• Sebagai seorang perawat Muslim, ajaklah pasien untuk
membaca Al-Qur’an, terutama saat pasien sedang gelisah
memikirkan penyakitnya. Berikan pengertian pada pasien
bahwa lantunan ayat suci Al-Qur’an dapat menghilangkan
rasa gelisah dan rasa tidak tenangnya. Tunjukkan juga
kepada pasien ayat-ayat mengenai hikmah sakit agar pasien
tidak terpuruk karena penyakitnya dan termotivasi untuk
sembuh.
Semua ayat Al-Qur`an adalah obat yang bisa
menyembuhkan. Namun, ada beberapa ayat atau surat dari
Al-Qur`an yang lebih dikhususkan karena memiliki
keutamaan sebagai obat penyembuh, misalnya surat
Al-fatihah. Allah berfirman:
ُ‫وَﻧُﻨَﺰّلُ ﻣِﻦَ اﻟْﻘُﺮْآنِ ﻣَﺎ ھُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ وَرَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﯿﻦَ وَﻻَ ﯾَﺰِﯾﺪ‬
ً‫اﻟﻈّﺎﻟِﻤِﯿﻦَ إَﻻّ ﺧَﺴَﺎرا‬
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al
Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).
MEMBIMBING PASIEN UNTUK BERDZIKIR DAN BERDOA

◻ Bimbinglah pasien untuk senantiasa berdzikir kepada Allah


SWT. Dzikir merupakan salah satu cara untuk mengingat
Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah
[2]:152 yang artinya “Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya
Aku ingat (pula) kepadamu”. Selain dengan membaca
Al-Qur’an, ketenangan jiwa dan batin bisa diperoleh
dengan cara berdzikir. Berdzikir mendekatkan seorang
hamba dengan Tuhannya.
‫ﻄ َﻤﺌِﻦﱡ‬
ْ َ ‫ﷲِ ﺗ‬
‫ﷲِ ۗ أ ََﻻ ﺑِ ِﺬ ْﻛ ِﺮ ﱠ‬
‫ﻄ َﻤﺌِﻦﱡ ﻗُﻠُﻮﺑُﮭُ ْﻢ ﺑِ ِﺬ ْﻛ ِﺮ ﱠ‬
ْ َ‫اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا َوﺗ‬
ُ‫ا ْﻟﻘُﻠُﻮب‬
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra’du:
28)

Perawat juga harus bisa membimbing pasien untuk selalu


berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan dan ketabahan
dalam menghadapi penyakit serta agar diberikan
kesembuhan.
MEMBIMBING PASIEN SAKARATUL MAUT

1. Menalqin (menuntun) dengan Syahadat


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ﻟﻘﻨﻮا ﻣﻮﺗﺎﻛﻢ ﻻ إﻟﮫ إﻻ ﷲ‬
“Talqinlah (tuntunlah) orang yang mau meninggal (untuk
mengucapkan) Laa ilaaha illallah.” (HR. Muslim, dari Abu
Sa’id Al-Khudry)
Beliau shallalllahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
‫ﻣﻦ ﻛﺎن آﺧﺮ ﻛﻼﻣﮫ ﻻ إﻟﮫ إﻻ ﷲ دﺧﻞ اﻟﺠﻨﺔ‬
“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya “laa ilaaha illallah”
maka akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud, dari Mua’dz bin
Jabal, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany).
2. Hendaklah mendo’akannya dan janganlah mengucapkan
kecuali kata-kata yang baik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫إذا ﺣﻀﺮﺗﻢ اﻟﻤﺮﯾﺾ أو اﻟﻤﯿﺖ ﻓﻘﻮﻟﻮا ﺧﯿﺮا ﻓﺈن اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ‬
‫ﯾﺆﻣﻨﻮن ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺗﻘﻮﻟﻮن‬
“Apabilakalian menghadiri orang yang sakit atau orang yang
mau meninggal maka ucapkanlah ucapan yang baik, karena
sesungguhnya malaikat mengaminkan apa yang kalian
ucapkan.” (HR. Muslim, dari Ummu Salamah)
3. Berbaik sangka kepada Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ﻻ ﯾﻤﻮﺗﻦ أﺣﺪﻛﻢ إﻻ وھﻮ ﯾﺤﺴﻦ ﺑﺎ اﻟﻈﻦ‬
“Janganlahsalah seorang diantara kalian meninggal kecuali
berbaik sangka kepada Allah.” (HR. Muslim, dari Jabir bin
Abdillah Al-Anshary)
4. Membasahi kerongkangan orang yang sedang sakaratul
maut
“Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi
kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut tersebut
dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk
membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena
bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang
menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan
berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya
dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang
mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat
mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat
syahadat.” (Al-Mughni : 2/450 malik Ibnu Qudamah).
5. Hendaknya orang yang sedang sekarat dibaringkan di atas
pinggang kanannya ke arah kiblat, jika sulit di atas pinggang
kanan, maka dibaringkan di atas pinggang kiri. Jika sulit
dibaringkan di atas pinggang, maka dapat dibaringkan dengan
terlentang dengan ujung kaki mengarah ke kiblat lalu
mengangkat sedikit kepalanya (dapat diletakkan di atas
bantal) ke arah kiblat.

Anda mungkin juga menyukai