Anda di halaman 1dari 4

BEROBAT DENGAN AYAT-AYAT AL QUR’AN

MUKADIMAH KHUTBAH JUMAT


‫ َو َع َلى‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى ُم َح َّمٍد َس ِّي ِد َو َلِد َع ْد َن اَن‬، ‫َاْلَح ْم ُد ِهّٰلِل اْلَمِلِك الَّد َّياِن‬
‫ َو َأْش َه ُد َأْن آَل ِإٰل َه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬. ‫ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َت اِبِع ْي ِه َع َلى َم ِّر الَّز َم اِن‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه‬، ‫اْلُم َن ـَّز ُه َع ِن اْل ِج ْس ِم ِّي ِة َو اْل ِجَهِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم َك اِن‬
‫ َفإِّن ْي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي‬، ‫ ِع َب اَد الَّر ْح ٰم ِن‬، ‫َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي َك اَن ُخ ُلَقُه اْل ُقْر آُن َأَّما َب ْع ُد‬
‫ َي ا َأُّي َه ا الَّن اُس َقْد َج اَء ْتُك ْم َم ْو ِع َظ ٌة ِم ْن‬: ‫ اْلَقاِئِل ِفْي ِك َت اِبِه اْل ُقْر آِن‬، ‫ِبَت ْق َو ى ِهللا اْلَم َّن اِن‬
‫ َو ُنَن ِّز ُل ِمَن اْل ُقْر آِن َم ا‬، ‫َر ِّب ُك ْم َو ِش َفاٌء ِلَم ا ِفي الُّص ُد وِر َو ُه ًد ى َو َر ْح َم ٌة ِلْلُمْؤ ِمِنيَن‬
‫ُه َو ِش َفاٌء َو َر ْح َم ٌة ِلْلُمْؤ ِمِنيَن‬
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah pada kesempatan Jumat yang mulia ini, kita masih mendapat rahmat,
hidayah, serta inayah dari Allah swt sehingga kita diberikan kemudahan untuk
mengungkapkan rasa syukur dengan melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat di
masjid ini dalam keadaan sehat walafiat.

Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah swt, marilah kita senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benar
keimanan dan sebaik-baik ketakwaan, minimal dengan jalan imtitsâlu awâmirillâh
wajtinâbu nawâhihi, yaitu menjalankan apa pun yang diperintahkan oleh Allah swt
dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi apa pun yang dilarang-Nya.
Sebab, dengan jalan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-
Nya sebagaimana terfirman dalam Al-Qur’an.

‫ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهللا َأْتَقاُك ْم‬


“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu” (QS Al-Hujurat: 13).

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

As-Sa’di dalam kitabnya, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan,


menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah penyembuh bagi semua penyakit hati. Baik
berupa syahwat yang menghalangi manusia untuk taat kepada syariat atau syubhat
yang mengotori iman. Karena, dalam Al-Qur’an terdapat nasihat, motivasi,
peringatan, janji, dan ancaman yang akan memicu seseorang pada sikap harap (raja’)
dan takut (khauf).
Ketika hati seseorang sehat, tidak banyak berisi syahwat dan syubhat, anggota badan
pun akan mengikutinya. Karena, anggota badan akan jadi baik jika hatinya baik. Ia
juga menjadi rusak, jika hatinya rusak. Oleh sebab itu, selain menjadi obat penyembuh
bagi penyakit hati dan jiwa, Al-Qur’an juga menjadi obat penyembuh penyakit fisik.

Asy-Syinqithi dalam kitabnya, Tafsir Adhwa’ul Bayan mengatakan Al-Qur’an adalah


obat penyembuh yang mencakup obat bagi penyakit hati dan jiwa, seperti keraguan,
kemunafikan, dan perkara lainnya. Namun selain itu Al-Qur’an bisa juga menjadi obat
bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit.

Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zad al-Ma’ad, menjelaskan, Al-Qur’an adalah


penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula
penyakit dunia dan akhirat.

Tidak setiap orang diberi keahlian dan taufik untuk menjadikannya sebagai obat. Jika
seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan
penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kukuh,
dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apa pun tidak akan mampu
menghadapinya.

Kepada sahabat yang sakit, Rasulullah saw kerap kali berpesan, bagi kalian ada obat
penyembuh, yakni madu dan Al-Qur’an (HR Ibnu Majah dan al-Hakim). Begitupun
jika kita mengimani bahwa Al-Qur’an sebagai asy-syifa (sarana penyembuhan), maka
perbanyaklah membaca Al-Qur’an karena ia adalah obat.

Hadirin Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Lalu bagaimanakah cara Rasulullah berobat dengan menggunakan Al-Qur’an?

Pertama, berobat dengan surat al-Fatihah.

Hal ini seperti yang dilakukan sahabat yang membacakan surat al-Fatihah kepada
seorang pemimpin kampung yang tersengat kalajengking lalu Rasulullah
membenarkan tindakan sahabat itu.

Dari Abu Sa’id al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Nabi dahulu berada dalam
perjalanan jauh, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk
dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk
kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara
kalian ada yang bisa meruqyah (melakukan pengobatan dengan membaca ayat-ayat
Al-Qur’an) karena pembesar kampung tersengat binatang atau terserang demam.” Di
antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar
tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat al-Fatihah.
Akhirnya, pembesar itu sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor
kambing tapi ia enggan menerimanya (riwayat lain menyebutkan, ia mau menerima),
sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi saw. Lalu ia mendatangi Nabi saw dan
menceritakan kisahnya tadi pada beliau. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah
meruqyah kecuali dengan membaca surat al-Fatihah.” Rasulullah saw lantas
tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu al-Fatihah adalah ruqyah
(artinya: bisa digunakan untuk meruqyah)?” Beliau pun bersabda, “Ambil kambing
tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.” (HR al-
Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201).

Ketika Sahabat Utsman sakit, Rasulullah saw mendoakannya dan memohon


perlindungan untuknya dengan nama-nama Allah yang terdapat dalam surat al-Ikhlas.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan Sahabat Utsman bahwa ia pernah mengadukan
kepada Rasulullah saw tentang sakit yang sedang ia rasakan di tubuhnya. Lalu
Rasulullah saw bersabda, “Letakkan tanganmu pada bagian tubuh yang sakit,
selanjutnya Rasulullah saw membaca

‫ ُأِع ْيُذ َك ِباِهلل اَأْلَحِد الَّص َم ِد اَّلِذ ْي َلْم َيِلْد َو َلْم ُيْو َلْد َو َلْم‬، ‫ِبْس ِم هللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح يِم‬
‫َيُك ْن َلُه ُك ُفًو ا َأَح ٌد ِم ْن َش ِّر َم ا َتِج ُد‬
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku
mendoakanmu dengan nama Allah Yang Esa, Yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu, Yang tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia, dari segala keburukan yang engkau temui” (HR Abu Ya’la).

Ketiga, berobat dengan surat al-Mu’awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas).

Jika seorang hamba memohon perlindungan (kesembuhan) dengan dengan surat al-
Mu’awwidzatain atas keluhan yang sedang dideritanya, maka dengan izin-Nya dia
akan sembuh. Dalam sebuah hadits dari ‘Aisyah RA yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim disebutkan:

‫َأَّن َر ُسْو َل ِهّٰللا َص َّلى ُهّٰللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َك اَن ِإَذ ا اْش َتَك ى َيْقَر ُأ ِفْي َنْفِسِه ِباْلُم َعِّو َذ اِت‬
‫ َفَلَّم ا اْش َتَّد َو َج ُعُه ُكْنُت َأْقَر ُأ َع َلْيِه َو ْأمَس ُح َع َلْيِه ِبَيِدِه َر َج اَء َبَر َك ِتها‬، ‫َو َيْنُفُث‬
“Rasulullah saw jika menderita suatu penyakit, biasanya beliau meruqyah dirinya
dengan membaca kedua surah tersebut (al-Falaq dan an-Nas), kemudian
meniupkannya. Ketika beliau sakit keras, akulah yang membacakan kedua surat
tersebut untuk beliau. Selanjutnya akulah yang mengusapkan tangan beliau (pada
badan beliau), demi mengharap barokah dari tangan beliau.”

Makna “meniupkannya” dalam hadits di atas adalah meniupkannya pada kedua


telapak tangan, lalu mengusapkannya pada bagian yang sakit, hal ini bila rasa sakit
tersebut jelas tempatnya. Akan tetapi jika rasa sakit tersebut menyebar, maka
cukuplah mengusapkannya pada bagian tertentu saja atau sesuai yang diinginkan.
‫‪Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,‬‬

‫‪Demikian sekelumit kaifiyah (tata cara) berobat dengan Al-Qur’an yang diajarkan‬‬
‫‪oleh Rasulullah saw, minimal hal tersebut bisa menjadikan tambahnya keimanan kita‬‬
‫‪bahwa sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an adalah obat bagi makhluk Allah yang sakit.‬‬

‫‪Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita agar senantiasa istiqamah‬‬
‫‪mendekat dan beribadah kepada-Nya. Amin‬‬

‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬فاْسَتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬
‫‪KHUTBAH JUMAT KEDUA‬‬
‫َاْلَح ْم ُد ِهّٰلِل اَّلذْي َو َك َفى‪َ ،‬و ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد اْلُم ْص َطَفى‪َ ،‬و َع َلى ٰا ِلِه‬
‫َو َأْص َح اِبِه َأْهِل الِّص ْد ِق اْلَو َفا‪َ .‬أْش َهُد َأْن اَّل إٰل َه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َهُد‬
‫َأَّن َس ِّيَد َنا ُمَحَّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّم ا َبْعُد ‪َ ،‬فَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن ‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِسْي‬
‫ِبَتْقَو ى ِهللا اْلَع ِلِّي اْلَعِظ ْيِم َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْيٍم ‪َ ،‬أَم َر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة‬
‫َو الَّس اَل ِم َع َلى َنِبِّيِه اْلَك ِرْيِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ‪َ ،‬يا َأُّيَها‬
‫ّٰل‬
‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‪َ ،‬ال ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِل‬
‫َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َباِر ْك‬
‫َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى‬
‫آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬فْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد‬
‫ّٰل‬
‫َال ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم‬
‫َو اَأْلْم َو اِت‪ ،‬اللهم اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي‬
‫َو الُّس ُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن َبَلِد َنا َهَذ ا‬
‫َخاَّص ًة َو ِم ْن ُبْلَد اِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َع اَّم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬
‫ِعَباَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن الَفْح َش اِء‬
‫َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي ‪َ ،‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا‬
‫َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai