~2
: :
~3
~4
MUQODDIMAH
Ketahuilah oleh kamu semua bahwa sesungguhnya Allah SWT., telah berfirman
dan bersumpah dalam kitabnya yang Mulia. Dalam Quran Surat Al-Baqoroh : 155
-157 yang berbunyi
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [Artinya:
Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali.
kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah).
Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun
kecil]
157. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (add-ins Al-Quran)
Nah seperti itulah janji Allah SWT., yang mustahil khianat, jika kita mau
menegaskan bisa narik sangat terhadap sabar terhadap apa yang menimpa dari
bahaya. Juga Rasul SAW.,
~5
Nah seperti itulah janji dari Rasulullah SAW., yang mustahil dusta, jika mau
dipertegas pasti dapat difahami bahwa keadaan bencana/bahaya itu merupakan
tanda-tanda untuk orang yang dicintai Allah SWT., juga disebut dalam Hadits
"
Yakni Allah yang Lebih Mengetahui Allah Azza wa Jalla berfirman Demi ke-
gagahan-Ku dan kemuliaan-Ku. Aku Tidak akan mengeluarkan terhadap salah
seorang dari dunia kehendak Ku terhadap Rahmat Ku itu hingga Aku
mengabulkannya dalam setiap dosa yang dikerjakannya itu sakit dalam jasadnya
atau musibah dalam keluarga dan anaknya, atau sempit dalam kehidupannyajuga
sedikit dalam rizkinya hingga meniadakan Aku terhadap semua dosanya yang
sekecil semutpun, maka jika tersisa sedikit pun dosa tersebut maka Aku
membinasakan waktu matinya atau waktu sekaratnyahingga menemukannya Aku
seperti dilahirkannya dari ibunya yakni BERSIH dari segala dosa.
~6
)01(
~7
Dan sunnah melayat kepada orang yang sakit karena dalam Hadits
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih tahu : Layatlah oleh kamu semua yang sakit
dan iringilah oleh kamu semua yang meninggal, maka hal itu akan mengingatkan
kamu semua akan akhirat.
Sesuai dengan sabda Rasululloh SAW.,
Yakni Allah dan Rasulnya yang lebih tahu : Barang siapa yang melayat
orang sakit yang solih, maka keluar besertnya 70 malaikat yang memintakan
ampunan semua kepadanya dan keluar semuanya dari rumah orang yang sakit tadi
terus masuk kerumahnya,
Ini yang sudah disebut dari semua FADLILAH MELAYAT, itu tetap pada orang
yang melayat yang memelihara terhadap syarat-syarat dan adab-adabnya.
Sebagaimana sabda Rasululuoh SAW
~8
"
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: Tatakala salah seorang
di antara kamu melayat, maka jangan sekali-kali kamu makan makanan ditempat
orang tersebut, sebab sesungguhnya makan makanan itu bagian daripadanya,
yakni dari melayat itu tidak dapat Pahala Akhirat, alias hukumnya MAKRUH bagi
orang yang makan ditempat melayat, walaupun SECANGKIR TEH dan juga
menghilangkan pahala yang besar.
Dan juga disunnahkan mengusap kepala atau lengan orang yang sakit
tersebut sambil bertanya, bagaimana penyakitnya apa yang dirasakan, sebab dalam
Hadits diceritakan:
~9
Yakni Allah dan Rasulnya yang lebih Tahu: Kesempurnaan melayat orang
yang sakit adalah apabila salah seorang diantara kamu meletakan tangannya ke
tarang orang yang sakit atau terhadap tangannya, maka bertanyalah kepadanya,
bagaimana rasanya?
Dan sunah minta doa terhadap orang yang sedangt sakit, sebab Hadits :
:
Yakni Allah dan Rasulnya yang lebih Tahu: Ketika kamu masuk kerumah
orang yang sedang sakit, maka niat kamu kesana untuk mendoakan kepada kamu,
sebab sesungguhnya doanya orang yang sedang sakit itu seperti doanya
Malaikat yakni diijabah. diambil dari Adz-kar
~ 10
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui : Kamu sekalian harus
memperbanyak menyebut yang bisa menghilangkan kenikmatan yakni MATI,
sesungguhnya semuanya itu menarik terhadap semua perintah dan meninggalkan
terhadap segala larangan, apalagi bagi yang sedang sakit. Dan sunnah bersedia
terhadap mati dengan TAUBAT dari segala dosa yang HAK ALLAH SWT., juga
HAK MANUSIA.
Rukun Taubat dari Hak Allah SWT., itu ada 4 (empat) perkara :
1. Harus menyesal terhadap semua perbuatan dosa
2. Harus berhenti dari perbuatan dosa yang sedang diperbuat
3. Harus niat yakni berniat untuk tidak melakukan lagi terhadap perbuatan
dosa tersebut,
4. Harus mengqodlo terhadap perbuatan wajib yang sudah ditinggalkan.
Rukun Taubat dari HAK ADAM (Manusia) itu ada 4 (empat) perkara juga, hanya
berbeda dengan yang ke 4 (empat), yaitu : Harus ucul-ucul (berhenti) dari sana
dengan minta HALAL semata, bila itu haknya, menyakiti yang tidak ada
Qishoshnya, seperti ngumpat dan menyakiti. Juga denga meminta HALAL serta
menyerahkan diri, bila bentuknya menyakiti yang ada qishoshnya, seperti
membunuh jasad atau menghilangkan anggota (badan), yakni bila dihampura, maka
SAH bila tidak dimaafkan, maka harus suka hati terhadap QISHOSH yakni dibalas
tidak boleh membantah bila tidak begitu maka TIDAK SAH TAUBATNYA. Juga
dengan meminta HALAL atau membayar bila hak seperti HARTA semata.
Juga sepantasnya bagi yang sedang sakit mempunyai HUSNUDZON kepada Allah
SWT., begitu juga yang sehat tapi bagi yang sedang SAKIT, muakkad khususushon
bagi yang sudah merasa dekat terhadap MATI, sebab Hadits yang shohih Allah
berfirman :
~ 11
yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Sesungguhnya Saya ada dalam
Prasangka Saya, Saya ke Saya, maka jangan mempunyai prasangka Saya ke Saya
kecuali terhadap KEBAIKAN, sesuai denga sabda Rasul SAW.,
:
yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Jangan sekali-kali kamu mati
sekalian kecuali ada dalam kebaikan PRASANGKA kepada Allah SWT.,
Artinya kebaikan PRASANGKA kepada Allah SWT itu merasa akan diberikan
RAHMAT oleh Allah SWT., dan dimaafkan dosa dan diberi rizki dan mati denagn
membawa iman juga dimasukan ke surga., tapi jangan sampai terkena siksa yakni
tidak takut. Maka jika tidak mudah dari seseorang apa prasangka baik dengan sebab
bodoh atau banyaknya dosa maka sepantasnyalah harus diajarkan dan bertaubat
seketika itu lalu ucapkan., bila sudah bertaubat Insya Allah diampuni dan bila
punya amal baik, ucapkan kepadanya maka mudah disana apa Prasangka baik itu.
FASHLU.
Dibaringkan bagi orang yang sedang SAKAROTIL MAUT, Halnya sunnah sebelah
kanan dan menghadap Kiblat, bila keadaan sulit, maka ditelentangkan dan mukanya
dihadapkan juga kedua telapak kakinya menghadap kiblat dengan di ganjal
kepalanya seperti dengan bantal serta sunnah diajarkan SYAHADAT LAAILAHA
ILLALLOH = Sebagaimana Hadits Rasululloh SAW.,
yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Barangsiapa yang berada diakhir
matinya mengucapkan , maka manusia itu masuk surga, yakni beserta
oranng terdahulu semuanya. Juga sunnah dibacakan Surat Yasin, sebagaimana
Hadits yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui:
bacakanlah oleh mu semua terhadap orang yang sedang SAKARAT MAUT dengan
surat Yasin., dan juga Hadits Yang GHORIB
~ 12
Yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Tidak ada bagi yang sakit yang
dibacakan didekatnya YASIN kecuali matinya seseorang dalam keadaan segar dan
dimasukan ke dalam kuburnya dalam keadaan segar. Wallohu Alam diambil dari
kitab TUKHFAH
~ 13
YAKNI BAB INI MENJELASKAN TENTANG ATURAN MENGURUS
MAYYIT
Wajib atas kifayah atas mayyit yang Islam bukan mati syahid dan bukan yang mati
keluron ada 4 (empat) perkara :
1. Memandikan,
2. mengkafani yakni membungkus,
3. Menyolatkan,
4. Mengubur.
FASHLU
Adapun memandikan mayyit itu WAJIB, paling sedikiktnya meratakan air ke
jasadnya sekali setelah menghilangkan najis bila ada sebagaimana mandinya orang
yang hidup, sedangkan menurut kesempurnaannya adalah mesti memandikan
mayyit ditempat yang sepi juga tertutup agar setiap manusia diluar tidak boleh
melihat kesana dan tidak boleh masuk kesana, bukan dari orang yang memandikan
dan sejumlah yang membantunya, bertiga atau berlima dan selain dari walinya,
yaitu ahli waris yang paling dekat bila mau nungkulan dan juga ditempat yang
tinggi seperti ranjang/dipan yang telah disediakan. Serta berpakain dengan baju
kurung ketika dimandikan setidak tidaknya samping sarung karena HARAM
melihat dan meraba aurat mayyit nya yaitu antara bujal dan lututsebagaimana aurat
yang hidup dan makruh melihat dan meraba yang bukan aurat bila bukan karena
hajat beda dengan yang hidup. Dan sediakan air pada tempat (wadah) yang besar
dan dijauhkan dari tempat memandikan dan menggunakan air yang asin asli,
seperti air laut bila mudah, bila tidak mudah maka tidak sunnah mencuci pake air
dingin. Dan menyedikan bara-bara kain yang suci untuk membungkus dampal
tangan bagi yang memandikan. Lalu mayyit didudukan dengan condong ke
belakang dan disandarkan ke lutut sebelah kanan oleh yang memandikan dengan
~ 14
pelan-pelan dan yang memandikan tersebut megang bahu mayyit sebelah kanan
dengan tangan kanannya. Dan jempolnya ke punduk lalu mengurut perutnya yang
keras dengan tangan yang sebelah kiri dari luar sampingnya berkali kali, sedang
DUPA mah mesti ngebul terus dari siang sejak meninggalnya sampai selesai
memandikan. Dan siram-siramkan dengan air yang banyak waktu itu disana biar
hanyut semua kotoran-kotorannya, lalu si mayit ditelentangkan, lalu mengawali
dengan dampal tangan yang kiri dengan kain yang telah disediakan untuk tadi lalu
nyebokan terhadap kedua kemaluan si mayit dan mencuci semua juz yang berada
disana. Lalu lepas kain yang bekas nyebokan tadi lalu ganti dengan kain yang lain
yang masih suci sepereti tadi, setelah mencuci tangan dengan sabun contohnya, lalu
cuci juga kuku-kukunya dari semua najis daki-daki kuku dengan kayu seperti lidi
lalu colekan lobang-lobang telingasebelum dimandikan.
Lalu lepas lagi kain tadi ganti lagi dengan kain yang yang seperti tadi, maka
dibersihkan mulutnya seperti perlakuan NYUSUR memakai air lalu lubang
hidungnya, lantas di wudluan sunnah tapi menggunakan niatnya WAJIB dengan
sebaliknya memandikan yakni wajib tapi sunnah, niat wudlunya itu seperti
yakni : saya berniat mewudhukan terhadap mayit ini.,
dan niat memandikan seperti
saya berniat memandikan terhadap mayit ini.
Dari situ baru mulai memandikan perlakuan yang sempurna yaitu seperti ini :
Pertama : Keramasi dulu rambut kepalanya dengan yang menggunakan
seperti sabun, lalu Jenggotnya, lalu sisiran rambutnya dengan sisir yang jarang,
bila rambutnya panjang dan lebat, dan bila ada yang rontok rambutnya, maka
selipkan supaya ikut tertanam, karena wajib rambutnya ditanam setelah wafatnya
mayyit.
~ 15
kedua : Mandikan dengan air yang memakai seperti sabun, bagian depan
jasadnya yang sebelah kanan dari batas dagunya sampai dampal kakinya yang
sebelah kanan. Lalu mandikan yang bagian depan sebelah kiri seperti yang
disebutkan tadi disana baru di baringkan ke sebelah kiri lalu mandikan dengan
air sabun juga jasadnya yang sebelah belakang sebelah kanan, lalu dibalikan ke
sebalah kanan, mandikan seblah belakang bagian kiri dengan yang pakai sabun
juga tapi jangan sekali-kali mayit ditengkurepkan dalam membolak balikannya itu
HARAM, sebab mengkurapkan itu sebagian dari IZRAH yakni NGAMAMAHA
(sengaja) dan menghinakan si mayyit. IZRA itu HARAM bagaimana saja
perlakuannya seperti membawa mayyit besar di KEMPOL dan di GOTONG
PAKAI TALI, sepeerti perlakuan menggotong bangkai hewan, bila bukan krena
DARURAT. Dan MAKRUH hukumnya memasukakan kapas pada lobang
kemaluan, bila sampe masuk ke dalam karena sesungguhnya seperti itu adalah
sebagian dari IZRA kecuali bila tidak mau berhenti (MANGPET) kotorannya yang
keluar, maka WAJIB di pangpetan sebagaimana orang yang beserrrr, lalu setelah
merata dengan air sabun, TELENTANGKAN lagi lalu siram dengan air bersih dari
kepala sebelah kanan terus ke depan badan sebelah kanan sampai ke dampal
kakinya. Lalu bagian depan kiri seperti itu juga lalu balikan ke sebelah kiri dari situ
kemudian TELENTANGKAN lagi lalu mandikan lagi dengan air bersih
sebagaimana perlakuan yang kedua.
Nah, baru sekarang mandikan sekali lagi hukumnya, walaupun sudah tiga kali
perlakuannya, karena yang ke dua kalinya yang dulu-dulu itu tidak dihitung,
karena sesungguhnya yang paling dulu itu airnya CAMPUR SABUN dan yang ke
dua mencuci air sabun yakni masih berubah oleh sabun, jadi nah ini yang dihitung,
namun yang ketiga kenapa hukumnya baru satu kali, maka siapa yang hendak
meringkas terhadap paling sedikitnya yang sempurna, maka tidak boleh tidak harus
melaksanakan seperti yang sudah disebutkan tadi. Yang lebih sempurna mesti
melakukan tiga kali perbuatan yang telah disebutkan, yakni Sembilan kali
~ 16
perbuatannya itu tiga kali hukumnya. Ini dia satu perkara/perbuatan yang sempurna
dan ada lagi yang paling sempurna juga yang lebih mudah yaitu :
Adapun tertib perlakuan kiri kanan, depan belakang itu perbuatan sebagaimana
perlakuan yang pertama dan sunah mencampurkan air yang terakhir dengan
KAPUR BARUS hanya sekadar yang mentiadakan terhadap air. Dan jangan lupa
yang tadi itu yaitu menggosok sekujur tubuh mayit serta memakai kain di dampal
tangan yang kiri, dan jangan melihat kesana, kalau bukan karena hajat.
Lalu setelah selesai memandikan diseka pake handuk merupakan sunah sampai
kering, sebelum di pakaikan KAPAN. Dan sunah dari setiap memandikan mengurut
perutnya pelan-pelan suapa jangan ada kotoran yang tersisa di dalam perutnya, bila
sudah selesai dan keluar lagi kotorannya, maka wajib untuk mencebokinya tapi
tidak wajib memandikan lagi dan tidak sunah mewudlukannya lagi, namun tidak
sah disholatkan hingga dicuci kecuali karena darurat, seperti mayyit yang tidak mau
mangpet (macet) kotorannya, maka dihukuman orang tersebut seperti waktu
hidupnya BESER, yakni harus disumbat lubang najisnya dan segera disholatkan.
Dan wajib pula mendatangkan air ke seluruh yang Nampak dari anggota badan si
mayit sebagaimana mandinya orang hidup seperti KEKEROD JUBUR (Lubang
Anus) dan yang Nampak ketika TANGGEGENG (Nongkrong) dari farji wanita
bahkan lebih dalam lagi ada pada QOLAFAH yakni sesuatu yang tertutup
KUKULUF DZAKAR yang belum disunat, maka bila udzur/terhalang datangnya
air kesana maka wajib melaksanakan TAYAMUM lalu setelah itu memandikannya,
menurut SYEKH IBNU HAJAR ra., dan haram nyunat mayit karena IZRA
~ 17
Ketahuilah bahwa keadaan TAYAMUM itu merupakan pengganti dari mandi, yaitu
Cuma pada muka dan kedua tangannya saja juga tidak diwajibkan niat dalam
TAYAMUM Mayit, karena sesungguhnya Tayamum itu pengganti Mandi, tadi
sudah diterangkan bahwa tidak wajib niat memandikan mayit sekedar sunah
semata. Ini niat mentayamumi mayit :
: yakni Saya berniat untuk
membolehkan fardlu sholat atas mayit ini karena Alla semata.
TAMBIH
~ 18
Dan bila melihat yang memandikan terhadap yang disukainya, seperti bersinarnya
cahaya, atau harum baunya, maka sunah membicarakannya/menceritakannya dan
bila melihat sebaliknya, seperti Bau Amis, hitam kelam muka atau jasadnya, maka
HARAM menceritakannya, karena sesungguhnya yang demikian itu termasuk
bagian dari NGUMPAT yang HARAM. Kecuali apabila ada ke MASHLAHAT an
dalam menceritakannya, maka boleh, seperti Mayit Ahli BIDAH atau yang FASIQ
juga MUTAJAHIR yakni yang tidak menyembunyikan, karena menakut-nakuti
manusia manusia supaya jangan mengikuti perbuatan si mayit seperti itu.
KHOTIMAH
FASHLU
Sedangkan kain kapan untuk mayit WANITA 5 (Lima) HELAI : 2 Helai samping
yang meliputi tiap-tiap seluruh tubuh, satu helai kain pendek untuk menutupi
~ 19
Dan sediakan juga kapas yang banget wanginya, lalu temple-tempelkan ke seluruh
anggota SUJUD yaitu JIDAT, HIDUNG, KEDUA DAMPAL TANGAN, kedua
LUTUT dan KEDUA DAMPAL KAKINYA. Dan sediakan juga kapas seperti
tadi, lalu simpan pada TETEPLOKAN BIRIT/Pinggul yang NAMPLOK,
Kemudian Pinggulnya diikat dengan tali kain yang sudah tersedia sebelum dikafani,
tali tersebut yang sudah dapat nyobek-nyobek ujungnya seperti GURITA (Kurita)
bayi., supaya jangan menggulung di bagian pengikat.
~ 20
begitu juga dengan yang ke tiga bahkan harus lebih BANGET HANUTHNYA.
karena sesungguhnya itu yang nempel dengan BADAN MAYIT ini jika tidak ada
lagi hanya adanya KAFUR maka cukuplah apa adanya, baru dilipat semua KAFAN
dengan berurutan sebagaimana yang hidup memakai pakaian mahal.
KAFAN lalu diikat ketiga-tiganya serentak sekaligus dengan tali biasa dimana
tempat yang bisa dilihatnya perlu, kecuali pada sebelah SUSU wanita, maka harus
lebar talinya, supaya menutupi kedua SUSUnya.
FAIDATUN
"
Wajib memelihara terhadap tulisan tersebut jangan sampai terkena najis supaya
disimpen di dalam botol dan ditutup yang rapet.
~ 21
FAIDATUN
Dan sunnah mempercepat Jenazah yakni berjalan lebih cepat dari biasanya tapi
bukan berlari dan disunahkan juga menutupi mayit wanita dengan penutup yang
seperti QUBAH dan KHEMAH. IH (intaha). Diambil dari TUHFAH.
TITIMATUN
Yang disunahkan perlakuan Ulama Salaf yakni Ulama Dahulu, Shahabat yang
sesudahnya yaitu sepi disaat mengiring mayit tidak terdengar membaca Quran dan
tidak terdengan DZIKIR dan juga tidak yang lainnya, karena yang diperintahkan
~ 22
yakni tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Hidup lagi Maha Gagah dan tidak
Mati,.
Dan sunah mendoakan Mayit juga memujinya dengan yang baik baik/bagus bagus
tapi jangan Lengos/Kosong. Wallohu alam. Diambil dari ADZKAR
FASHLU
TENTANG
SHOLAT JANAZAH
~ 23
~ 24
serta semoga Allah mencucinya dengan air embun dan hujan buah serta
membersihkan Allah kepadanya dari semua dosa.,
seperti dibersihkannya kain yang putih dari kotoran dan semoga Allah
menggantikan kepadanya rumah yang lebih baik daripada rumahnya dan
keluarganya yang lebih baik dari keluarganya dan isterinya yang lebih baik
dari istrinya
dan semoga Allah memasukkannya ke surge dan semoga Allah
melindunginya dari siksaan kubur dan juga dari siksa Neraka
"
ya Allah semoga Allah mengampuni terhadap yang masih hidup dan yang
sudah mati, juga yang kecil-kecil dan yang besar-besar, juga yang laki-laki
dan yang perempuan juga yang hadir dan yang ghoib.
ya Allah siapa yang menghidupkan Tuhan kepadanya dari kami, maka
semoga Tuhan menghidupkan kepadanya atas islam juga siapa yang
mewafatkan Tuhan kepada kami, maka semoga mewafatkan Tuhan
kepadanya atas iman.
ya Allah semoga Tuhan jangan menghinakan kepada kami dengan pahala
mayit serta jangan memfitnah Tuhan kepada kami setelahnya menjadi mayit
.
Dan siapa yang mau menambahkan, maka lebih bagus menambahkannya
terhadap doa ini karena telah dipilih oleh Imam Syafei diperbolehkan,
mengambil dari kumpulan Hadits-hadits yaitu :
"
~ 25
ya Allah ini aku dan anak-anakku keluar dari kesenangan dunia dan
kemegahannya, sedangkan kekasihnya dengan semua yang dikasihinya di
dunia terhadap kegelapan qubur juga yang akan bertemu oleh mayit,
NYONDONG mayit itu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya Nabi Muhamad saw., itu hamba Allah dan utusan Allah dan
Allah Yang Maha Mengetahui terhadap si mayit.
"
Ya Allah sesungguhnya mayit itu bermalam (mondok) kepada Mu,
sedangkan Engkau adalah sebaik-baiknya yang dipondokkan.
"
Dan jadikanlah mayit itu yang sangat mengharap terhadap rahmat Tuhan,
sebab Tuhan itu Maha Kaya dari menyiksa mayit juga sesungguhnya kami
datang kepada Mu Tuhan dengan mengharapkan syafaat untuk mayit :
"
Ya Allah bila mayit ini termasuk yang baik, maka tambahkanlah
kebaikkannya dan jika mayit ini jelek, maka semoga melewatkannya dan
semoga menemukan Tuhan dengan rahmat dan keridloan-Nya, juga semoga
tuhan memeliharanya dari FITNAH QUBUR dan siksaannya.
Dan juga semoga Allah membahagiakan kepadanya di alam qubur dan juga
melapangkannya di dalam bumi dari sisi-sisinya dan juga semoga Allah
menemukannya terhadap mayit ini dengan rahmat Mu sesudah adanya
siksaan Mu, hingga membangkitkannya ke mayit sampai ke surga Mu
dan jika mayit itu termasuk yang masih kecil yakni belum BALIGH maka
sunah membaca doa ini sesudah : yaitu doanya :
"
~ 26
Dan sunah mengakhiri doa dengan doa yang umum untuk muslimin. Dan
sunah setelah takbir yang ke 4 (empat) doa ini :
ya Allah semoga Engkau jangan menjelekkan kepada kami terhadap
pahala ke mayit juga jangan memfitnah Tuhan kepada kami setelah
meninggalnya mayit ini dan juga semoga Engkau mengampuni Tuhan
kepada kami dan kepada Mayit ini.
Doa ini telah disebutkan untuk mayit laki-laki, adapun untuk perempuan
maka wajib untuk membedakan dari sebagian kalimat seperti mengganti
dengan , dan dengan dan dengan dan wajib
nanitsken semua dhomir seperti : dan seterusnya, dan
juga menggunakan Ta Tanits saakinah pada akhir fiil madli seperti : ,
,, dan pada huruf pertama fiil Mudlori
dan pada akhir isim fail, seperti : ,
Disebut dalam kitab Bughyah diambil dari kitab IMDAD begini ..:
kebakaran bahwa sesungguhnya yang matinya seperti TERTIMPA KAYU dan
~ 27
Dan kembali kesana syekh Asnawi dan syekh Adzrai dan syekh Abi Syarif dan
juga yang lainnya dan mentarjihkan kesana syekh Naasyiri. IH. Hasyiyat al-Fathu
TANBIIHUN
Yang lebih berhak dengan sholat mayit mengIMAMI nya adalah Bapak lalu
Bapaknya Bapak terus ke atas dengan tartib begitu terus anak lelaki terus anak
lelakinya anak terus ke bawah dengan tertib begitu. Saudara-saudara lelaki yang
sejajar terus yang se-Bapak terus semua anak lelaki keduanya dengan tertib begitu.
terus Paman yang sejajar, terus yang se-Bapak terus anak-anaknya yang lelaki terus
ke bawah dengan tertib. Terus pamannya nyai, anak-anaknya yang laki-laki terus ke
bawah dengan tartib seperti tadi, terus sulthon terus Bapaknya ibu saudara se ibu
terus saudara ibu terus paman se ibu. IH. Diambil dari TUHFAH.
DAN SUNAH berdirinya IMAM yang sendirian pada sebelah kepalanya si mayit
lelaki dan sebelah pantat untuk Mayit Wanita. Tersebut dalam kitab BUJERIMY
HASYIYAH FATHUL WAHAB. Seperti ini terjemahannya : disimpen kepalanya
mayit laki-laki pada JIHAT kirinya IMAM, dan ada pada kebanyakan badan mayit
itu pada JIHAT sebelah kanannya IMAM perbedaan dengan amalnya manusia
sekarang dan ada apa kepalanya mayit wanita dan khuntsa Musykil itu pada JIHAT
sebelah kanan IMAM sebagaimana yang dilaksanakan oleh manusia sekarang. IH.
yakni Syibro Mulisi.
~ 28
Al-hasil keadaan yang dijaikan yang paling banyak JUZ BADAN MAYIT disebelah
kanan yang sholat keadaan seperti itu ada kepalanya mayit laki-laki pada JIHAT
sebelah kiri yang menyolatkan kalo mayit wanita sebaliknya. Dan sunah
menjadikan 3 (tiga) shaf yakni 3 (tiga) baris maka lebih dalam sholat janazah Karen
Hadits :
Yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui : Barangsiapa yang menyolatkan
mayit, 3 (tiga) shof, maka sesungguhnya telah wajib yakni
PENGAMPUNANnya
dan sunah berkali-kali sholat janazah yakni sebagian setelah sebagiannya lagi
bukan iadah yakni menambal yang sudah sholat walaupun yang munfarid dan
sunah di Masjid IH. diambil dari FATHUL WAHAB.
MUHIMATUN
TIDAK USAH DIMANDIKAN YANG SYAHID, dan tidak usah disholatkan
yakni HARAM dan wajib di KAFANI dengan pakaiannya yang dipakai walaupun
bercampur darah, kecuali bila kurang maka wajib disempurnakan, yang dimaksud
dengan syahid itu adalah yang meninggal waktu peperangan dengan kafir
disebabkan perang, yaitu yang dinamakan syahid dunia akhirat. Beda dengan
syahid akhirat semata, yaitu seperti : Mati krena sakit perut, kena THOUN, dan
mati diperantauan dan yang tertimpa seperti kayu dan yang meninggal TAJAM,
dan terkena aniaya dan yang meninggal karena tergila-gila sama kekasih bila
selamat dari langkah maksiat sama kekasihnya. Itu mah walau mendapat pangkat
syahid yang agung hukumnya sama dengan yang bukan semua urusan tugas
tersebut. Dan haram menutupi kepala mayit laki-laki yang sedang IHRAM juga
menutupi muka untuk mayit wanita. Adapun mayit yang KELURON itu hukumnya
sama dengan mayit yang lainnya, bila menjumpai tanda-tanda hidup setelah lahirnta
seperti menangis, atau bergerak dengan kesepakatan Ulama, dan begitu juga yang
tidak ada tanda-tanda hidup tapi sudah waktunya paling sedikit dalam kehamilan
~ 29
FASHLUN
Dan adapun menguburkan mayit itu hukumnya wajib pada lubang yang bisa
mencegah dari BINATANG yang biasa memangsa BANGKAI dan dari tercium
BAU mayit, dan sunah melapangkan kubur dan dalamnya KURANG LEBIH
SETANJER dan SATODONG yaitu 4 (empat) HASTA dan ada pada LAHAT
(Kilung) bila tanahnya keras, KACAPURI bila tanahnya empuk. Dan sunah
meletakan mayit di atas kubur sebelum dimasukan dengan sekira-kiranya kepalanya
diujung pekuburan, lalu mayit diambil dari keranda pelan-pelan dan jangan
menguburkan mayit kecuali laki-laki bila ada, walaupun mayitnya perempuan.
Sedangkan yang paling utama MENGUBURKAN yaitu SUAMINYA,
BAPAKNYA, BAPAKNYA BAPAK sampai ke atas dengan tertib, ANAK, CUCU
terus ke bawah dengan tartib, , saudaranya (adik), anak saudara, pamannya, dzawil
arham yang mahram, bila mayitnya perempuan kemudian manusia yang dikebiri,
ashobah menurut runtutan nyabah., kemudian dzawil arham yang lain bukan
mahram kemudian yang sholeh. Dan bila cukup denga seorang diri untuk
menguburkannya seperti mayit anak kecil maka jelas, dan bila mayitnya tidak
seperti yang besar maka sunah mengganjilkan bertiga atau berlima, dan mayit
dihadapkan ke qiblat hukumnya wajib dan sunah tarang/jidat, dua dampal kakinya
di tempelkan didinding Lahat dan direnggangkan badannya sebagai mana orang
yang rukudan diganjal tulang belikatnya dengan bata mentah atau serupa itu
seperti seperti tanah lempung supaya aman dari terbalik. Dan dikasih bantal
kepalanya dengan bata mentah atau batu dan tempelkan pipinya sesudah dibuka
~ 30
kafannya biar nempel ke bantal. Dan sunah disaat menguburkan dihalangan dengan
kain supaya jangan melihat kesana bukan dari yang menguburkan. Dan wajib
menutupi lahat dengan kacapuri dengan apa saja yang bisa mencegah tuk
menimbunnya dengan tanah terhadap mayit tapi sunah dengan bata mentah karena
ittiba yakni mengikuti pertinggkah Rasululloh saw., tapi jika runtuh kuburannya
sebelum beres menimbun maka tidak wajib memperbaikinya langsung saja
diteruskan menimbunnya dan TIDAK DISUNNAHKAN ADZAN disaat
menguburkan ikhtilaf sebagian ulama, yang menyunahkan terhadap adzan karena
qiyas terhadap yang adzan dibelakang orang yang mau musafir yang melancong .
IH. diambil dari TUHFAH, Hasyiahnya SYARWANI dan dari MUKHTASHOR
TADZKIROTU QURTUBI dan dari BUGHYAH.
~ 31
diambil dari TUHFAH, Syarwani, diambil dari riwayat syekh Muhibb Ath-Thobriy
dari Nihayah.
FAIDATUN
Terdapat dalam tulisan karya IMAM TAQIYUDDIN AL-ALAWIY dari karya
Bapaknya berkata : saya menemukan yang seperti ini telah menceritakan kepada
saya Kiayi Faqih Abu Abdillah Muhamad al-Hafidz sesungguhnya Nabi saw.,
bersabda:
. .
Yakni barang siapa yang mengambil dari tanah kubur waktu
nimbun dengan tangannya sambil membaca: 7 x (tujuh
kali) dan meletakkannya disana pada kain kafannya atau di dalam
kuburnya,maka tidak akan disiksa kubur disebabkan tasbih dan qiyasnya
kesana meletakkan seperti SALASIH dari semua tunas yang masih hijau. Dan
sunah disimpankan batu-batu kecil dan besar pada kepalanya karena ittiba dan
tidak boleh hilang atau tertukar kuburan keluarganya ketika ziarah. diambil
dari TUHFAH
~ 32
FAIDATUN .
Doa itu bermanfaat terhadap mayit karena banyak dalil dari ayat dan Hadits
mengenai hal itu juga membaca al-Quran, bila hadir mayitnya atau dihadiahkan.,
Imam Nawawi berkata dalam ADZKAR hal-hal yang dipilih dari DOA HADIAH
itu adalah ucapan
yakni Yaa Alloh semoga Engkau mendatangkan pahala bacaanku terhadap fulan
bin fulan.,
dan sunah memuji dengan kebaikan, jangan kejelekan sebab yang diceritakan
dalam shoheh Muslim dari Sayidina Anas ra. berkata kami dilewati oleh jenazah,
maka kami memujinya dengan baik, maka Rasul saw., menjawab WAJABAT yakni
wajib kemudian dilewati lagi oleh jenazah yang lainnya, maka memuji kepadanya
dengan jelek, maka Rasul saw., menjawab : WAJABAT, maka Umar bin Khathab ra
bertanya : apa yang disebut wajib disana ? maka Rasul menjawab; yang disebut
dengan memujinya kalian semua kepadanya dengan pujian yang baik, maka wajib
baginya Surga, pujian kalian semua kepadanya dengan pujian yang jelek, maka
wajib baginya Neraka., kalian semua adalah saksi Allah di bumi. IH diambil dari
ADZKAR.
~ 33
Maka faham semuanya dari sana bahwa sesungguhnya amal yang sudah dilakukan
dari sebagian belahan Negara Jawa dari ucapan sebagian manusia kebanyakan
dengan mengucapkan kata KHOIR maka jawabannya sesuasi dengan ucapan
tersebut,
atau seumpamanya bila itu sunah dan ada dasarnya, seyogyanya diamalkan,
karena itu menjadi tanda-tanda husnul khotimah, sebab Sabda Rasul saw.,
WAJIB
Imam Nawawi berkata : dalam kitab Adzkar juga, bahwa adapun TALQIN
MAYIT setelah menimbunnya mayit, maka dari para sahabat berkata dengan rasa
istihbabnya yakni sunatnya, sedangkan sebagian dari yang mengambil Nash dengan
istihbabnya itu qodli Husen dalam kitabnya TALIQ, dan kawan-kawan Syekh
Abu Said al-Mutawalli dalam kitabnya TITIMAH dan Syekh yang Zahid Abu al-
Fath Nasru bin Ibrahim bin Nasri al-Maqdisiy dan Imam Abul Qosim Al-Rofii dan
yang lainnya dan mengutip dari sana al-Qodli dari sahabat Imam Syafii. IH.
~ 34
Yang menalqinnya itu disebut dari sebagian kitab dalam keadaan berdiri seperti
disebut dalam ADZKAR IMAM NAWAWI, dan dalam kitab NIHAYAH SYEKH
ROMLI dan dari sebagian kitab dalam keadaan duduk seperti dalam kitab FATHUL
MUIN dalam HASYIYAH TUHFAH, sedangkan Jamaah yang pada hadir saat itu
dalam keadaan berdiri semua dengan kesepakatan seperti itu maka diperbolehkan
bagi yang menalqinkan memilih terhadap salah satunya di atara dua perkara yang
tadi dan cara seperti itu juga memanggil terhadap bapak dan ibunya mayit, itu juga
boleh memilih seperti tersebut dalam kitab ADZKAR perbedaan Ulama dalam
masalah ini.
FAIDATUN
TAZIYAH yaitu melayat terhadap keluarga mayit itu SUNNAH sebab sabda
Rasul saw., " barangsiapa yang melayat
terhadap orang yang terkena musibah, maka ditetapkan baginya pahala orang yang
terkena musibah. Dan sabda Rasul saw
.,
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: tidak ada bagi orang yang
mumin yang melayat terhadap saudaranya disebabkan dengan musibah kecuali
memakaikannya Allah Azza wa Jalla dari semua pakaian karomah, dan karena
sesungguhnya melayat itu termasuk kepada Amar Maruf, Nahyi Munkar juga
termasuk kepada MUAWANAH ALAL BIRRI WAT TAQWA yakni saling tolong
menolong terhadap kebaikan dan Taqwa yakni Takut kepada Allah yang
diperintahkan keduanya oleh ayat dan Hadits-hadits seperti sabda Rasul saw.,
dalam Hadits yang Shohih :
"
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: Allah itu selalu meolong
hambanya, selama hamba masih menolong saudaranya .
~ 35
Dan sunah mendahului melayat dari yang masih kecil yang mumayyiz yakni yang
sudah punya pengertian dan juga yang dhoif kecuali WANITA yang MUDA, maka
hukumnya MAKRUH TERHADAP LAKI-LAKI YANG BUKAN MAHRAM dan
bukan suaminya, melayatnya kesana, bila aman dari fitnah seperti ucapan salamnya
kesana tapi bila sebaliknya, maka hukumnya HARAM.
Yang dimaksud dengan TAZIYAH adalah NIAT SHOBAR dan menahan terhadap
musibah dengan cara mengiming-iming dengan pahala-pahala yang besar baginya
disebabkan dengan kesabagarnnya, juga menakut-nakuti dengan siksaan-siksaan
yang keras, hilang pahalannya, hilang pangkat tingginya di akhirat disebabkan tidak
sabar, gunda gulana, dan juga mendoakan terhadap mayit yang muslim dengan
diampuninya segala dosanya dan terhadap keluarga yang dilayat semoga sabar dan
diganjar musibahnya. Maka bagi orang yang melayat mayit Muslim dengan doa
seperti ini :
yakni semoga Allah membesarkan terhadap pahala dan membaguskan terhadap
perbuatan sabar dan tambal dengan musibah kamu. dan mengampuninya terhadap
mayit
~ 36
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: Niyahah itu merupakan
perbuatan orang Budha dan sesungguhnya wanita yang sesambat itu bila
mati belum bertaubat, maka Allah akan mengambilkan untuknya berbagai
baju kurung dari Neraka, dan baju dari kre dari tepi neraka
dan diceritakan
.
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: barang siapa yang terkena
musibah menimpanya lalu menyobek-nyobek terhadap pakaian atau mencabok
pipi atau nyabokan leher baju atau menjambak rambut, maka dia SEAKAN-
AKAN mengambil TUMBAKMU untuk memerangi Tuhan. IH diambil dari
IRSYADUL IBAD.
Dan sunah juga NGEDIH keluarga mayit untuk memakan makanan. Adapun
yang sudah dibiasakan oleh orang-orang yang membuat makanan pada ahli
mayit untuk menyediakan orang-orang datang kesana untuk melayat atau
lainnya itu BIDAH YANG MAKRUH sama dengan ijabahnya/datangnya
~ 37
kesana MAKRUH juga makan dari makanan yang disediakan. Karena Hadits
yang shohih dari sayidina Jarir, Rasul saw bersabda :
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: keadaan kami itu
merayakan kumpul-kumpul di keluarga mayit dan keluarga mayit membuat
makanan itu sebagian dari NIYAHAH yakni merupakan kumpulan
sesambat.
~ 38
dan katanya juga cegahan dalam Hadits itu mesti ditanggungkan terhadap perbuatan
NIYAHAH yakni sasambat itu pembicaraan ditolak dengan beberapa keterangan :
1. keterangan yang Lazim dari keterngan yang umum yang Aam seperti Hadits
itu IHMAL yakni menyia-nyiakan terhadap yang khos seperti dua Hadits
yang telah disebut, sedangkan Hadits yang kedua itu telah dishohihkan oleh
sebagian ulama dalam kitab-kitabnya. Dan mukholafah terhadap QOIDAH
USHUL FIQIH karena sesungguhnya yang telah muqorror dalam USHUL
FIQIH itu tatkala kumpul yang Aam dan yang khosh maka wajib menjadikan
yang khos terhadap mukhoshish yakni yang mengkhususkan terhadap yang
mengumumkan yang Aam., misalnya Hadits yakni wajib
pada benda yang di airi dengan hujan itu 1/10 zakatnya serta Hadits
:
yakni tidak wajib dari yang kurang 5 (lima) wasaq itu shodaqoh yakni
zakat.
Nah itu Hadits yang pertama maknanya umum yakni kewajiban zakat sama
juga dengan 5 (lima) wasaq yaitu nashobnya zuru yakni tanaman atau
bukan.
Hadits yang menerangkan bahwa tidak wajib zakat bila kurang dari wisaq,
maka bila ditetapkan Hadits yang pertama sebagaimana umumnya maka
LAZIM menghukuminya wajib zakat dari MAL yang tidak nishob, tapi
hukum tersebut BATAL, maka apabila batal hukum maka batal pula yang
mengambil kesana yaitu menetapkan terhadap umumnya yang Aam, maka
dari situ dijadikan yang khos menjadi mukhoshish terhadap yang Aam,
setelah itu maksudnya WAJIB ZAKAT 1/10 pada TANAMAN yang di
AIRI dengan hujan bila mendapatkan satu nishobnya yaitu 5 (lima) wasaq.
Maka bila sudah faham kalian terhadap TAQRIR yang sudah disebutkan
dalam masalah kita ini dengan QIYAS yakni tidak diperbolehkan
sebagaimana umumnya Hadits karena dua dalil yang telah
disebut darinya yaitu meng IHMALkan terhadap dua hadits yang telah
~ 39
Ittifaq shahnya dan Mukholafah terhadap Qoidah Fiqhiyah maka tidak ada
lagi yag lainnya yaitu umpamanya maka jadi maknanya shodaqoh
dari keluarga mayit, bila sepi dari keluarga mayit bila sepi dari kumpul-
kumpulnya orang pada persediaan dari keluarga mayit seperti shodaqoh
duit atau mengirimkan beras terhadap miskin umpamanya.
~ 40
BIDAH dalam agama itu beda dengan bidah dalam contoh seperti
makanan atau yang dipakai.
2) Mafsadat itu perbuatan yang akan menarik terhadap mafsadat yang lebih
keras yang mentiadakan terhadap HARAM yaitu seperti MEMAKAN
HARTA ANAK YATIM SECARA DHOLIM yakni dengan cara
menganiaya yang telah diancam keras oleh oleh Allah SWT., dalam
beberapa ayat al-Quran seperti dalam Firman Allah SWT., :
Yakni : Allah yang Maha Tahu; Sesungguhnya Orang-orang yang
memakan harta anak yatim dengan cara menganiaya begitu, padahal
mereka di dalam perutnya memakan Api, dan dia akan dimasukan ke dalam
neraka sair, api yang sangat panasnya.
3) mafsadat Karena jika dihantam oleh ROMO saja tidak diuji dan ditafsil-
tafsil terus diterangkan oleh yang ALIM-ALIM terhadap yang AWAM,
maka niscaya akan menemani kesemuanya ancaman QURAN yang tadi,
tidak ada yang ALIM disebabkan menyembunyikan ILMUNYA, yang
BODOH disebabkan tidak bertanya. Karena sesungguhnya urusan ini bila
diBIARkan begitu saja sebagaimana yang telah dilakukan dalam ke
ghalibannya, maka niscaya manuisa tidak akan perduli, tentu melakukan
sebagaimana gholibnya, tidak perduli ada yatim atau tidak ada yatim, punya
hutang atau tidak, disebabkan MALU lantaran sudah ghalib/biasa, maka
boleh jadi mengeluarkan MAL yang luar biasa terhadap HARAJAH dan
begitu juga terhadap SALAWAT, juga PERCUMA bukan karena maksud
membela mayit tapi membela NAFSU dan GHALIB bahkan terkadang
KETEMPUHAN yang menasarrufkan MAL itu yang mengganti ke yatim
atau kepada orang gila atau kepada yang ghaib juga kepada ahli warits yang
sudah baligh juga hadir tapi miskin apalagi JANDA dan TIRKAHNYA
cuma sedikit yang hamper habis denga HARAJAH atau habis
~ 41
~ 42
di bawa ke kubur dibarengi dengan rarawat ngariung, maka gagal tidak ada
yang mengantarkan mayit Cuma 4 (empat) orang atau berlima dengan
isterinya karena terganggu oleh ngariung dan akhirnya kecanduan
diriungkeun sebelumnya semuanya, setelah menyolatkan akhirnya pulang
semuanya sebab tidak ada yang ditungguin lagi, ngariung sudah, sholawat
dapat, akan tetapi harus ada yang menalqinkan segera menuju ke kubur,
maka darisana tidak dighalibkan menurut HAWA NAFSU yang tidak akan
jadi mati SUNAH mengikuti apa yang datang dari Rasul, padahal itu
mengiringi jenazah, apalagi sunahnya, kata akal juga bagus bahkan kata
Budi pekerti juga karena sesungguhnya itu menghormat ke mayit dan ahli
mayit dan semua manusia mengharapkan JAS dan mengharapkan
kebahagiaan tatkala dihormat mayitnya dengan iringan yang lebih dirinya
bahkan yang tidak biasa mengiringi juga disaat duka cita mah ikut juga
mengiringi oleh para kiayi sampai-sampai suka jebul bagi yang berani mah
kepada orang terpandang (Kiayi) atau sudah ngasih selawat yang banyak,
katanya Mohon maaf untuk semuanya yang HADIR, yang (kersa)
berkehendak serta memohon untuk mengiringi Bapak saya umpamanya,
tah buktinya bahwa ini sunah mati, dimatikan oleh ahlinya melakukan
sunah mesti disambat dengan kehendak seperti nyambat pegawean dunia
bukan seperti ibadah. Juga seperti haq ahli mayit bukan haq yang hadir dari
Muslimin yang tidak berfaedah, faedahnya walaupun besar tapi jauh dengan
kabar. Tidak seperti ngariung dan salawat, kenyang perut dan dapat belanja,
Yakni ini satu faedah yang penting dalam menerangkan urusan fidyah dengan
sebab meninggalkan semua yang wajib dan yang berkaitan dengannya.
Berkata Kiayi Ahmad Khothib yang menjadi Imam Syafei di Masjil Haram dalam
Jawab Soal dengan saya dari Jawa ke Makkah Al-Musyarrofah dalam masalah
~ 43
Fidyah dan yang berkaitan dengannya dengan bahasa Arab, sedangkan kalau
menurut Bahasa Sundanya seperti ini : Sesungguhnya sholat itu adalah ibadah
badaniah yang telah disyariatkan yakni dilakukan karena imtihan yakni
NYOBA/Latihan, maka ridak akan GUGUR oleh HARTA akan tetapi tetap pada
Dzimmahnya yakni tanggungannya dan tetap bagi yang meninggalkannya itu
urusan Allah, bila Allah mengampuni., bila tidak yah tidaaktapi Ulama
Mujtahidun yakni Ulama yang ahli Ijtihad bahwa sesungguhnya sholat itu di
Qodloankeun/dibayarkan dari mayit, karena Hadits dari Bukhori dan lainnya, oleh
sebab itu memilihnya kesana para ulama dari para imam kita juga mengikuti kesana
Syekh Subki dari sebagian kerabatnya dan menuqil Ibnu Burhan dari Qaul Qodim
bahwa sesungguhnya Wajib untuk wali bila ada harta peninggalannya menyolatkan
dari sana seperti puasa dan dalam qaul yang merujuk kesana banyakan dari sahabat
kami, bahwa sesungguhnya wali itu memberikan makanan dari tiap-tiap satu sholat
satu MUD. IH. Berkata Syekh KURDI, berkata Syekh Khowariziy saya telah
bertemu di Khurasan yang memfatwakan kesana dari sebagian sahabat kami dan
riwayat dari syekh Buwathi sesungguhnya Imam Syafei telah mengatakan dalam
Itikaf baina Itikaf dari sana walinya, maka bila kita melakukan terhadap qaul
yang telah disebutkan tidak ada yaitu mengeluarkan WALI dari satu sholat satu
MUD makanan itu, maka harus mengeluarkan yang mencukupkan dalam fithroh
halnya MUD-MUDan tidak boleh dengan harganya, tapi boleh untuk kitanya
berTAQLID terhadap IMAM ABU HANIFAH dalam mengeluarkan HARGA
karena sesungguhnya TAQLID dari sebagian masalah itu BOLEH selama tidak ada
TALFIQ dan tidak ada TALFIQ dalam TAQLID mengeluarkan HARGA karena
sesungguhnya tidak ada disana MERANGKAPKAN hakikat yang tidak
mengucapkan salah satunya IMAM dua karena sesungguhnya KAFFARAT ini
itunya semua itu dalam Madzhab kita. Ada lagi di TAQLID itu saja dalam
mengeluarkan HARGA semata sebagaimana TAQLID terhadap ABU HANIFAH
dalam memberikan FITHRAH terhadap seseorang dan tidak lazim dari TAQLID
dalam satu masalah yaitu TAQLID dalam semua HUKUM yang taaluq/terkait
terhadapnya, bila seperti itu tidak bisa TAQLID dalam sebagian masalah sedangkan
~ 44
Kalau FAKIR menurut Abi Hanifah itu Manusia yang tidak memiliki NISHAB
ynag lebih dari semua kebutuhan yang diperlukan dari harta apa saja dari rumah
dan Khadam (pembantu), pakaian, nafkah dan lain-lain dari sesuatu yang
diperlukan kesana walaupun sangat kasabnya begitu pemahaman dari MAJMA AL-
ABHUR MULTAQO AL-ABHUR. IH. teknnya KATABAHU AHMAD HATHIB
BIN ABDIL LATHIF ALMANGKABAWI ALJAWI. Yakni menulis disana
AHMAD HATHIB BIN ABDIL LATHIF Orang Minangkabau juga Orang Jawa.
Dan menjawab seperti itu Kiayi yang Alim, Wara Kiayi Tubagus Muhamad
Syadzili yang Masyhur
:
.
adapun penjelasan FIDYAH dalam madzhab abi hanifah Rahimahullohu Taala itu
maka ini yang diambil oleh saya dari TARSYIHIL MUSTAFSIDIN HASYIAYAH
FATHUL MUIN perkataannya, telah berkata Kiayi Syarikh dalam syarahnya
DURRUL MUKHTAR dari semua kitab bangsa HANAFI. Bila meninggal salah
seorang yang PUNYA HUTANG, sholat yang ketinggalan, wasiat dengan
KAFARAT maka dimakankan disana dari tiap-tiap satu sholat setenga KULAK,
lalu kasihkan kepada fakir-fakir lalu kasihkan lagi fakir-fakir ke ahli waris terus dan
terus begitu hingga sempurna. Dan berkata yang sangat alim Syekh Ibnu Abidin
masih dalam hasyiyahnya DURRUL MUKHTAR juga atau HARGANYA itu.
Kalau yang mudah itu adalah DIHITUNG SESUATU YANG DITINGGALKAN
~ 45
atas mayit lalu meminjam (Hutang) dengan alakadarnya itu direken/ditotal berapa
perbulannya atau setahunnya atau dihisab umurnya setelah gugurkan selama dua
belas tahun bila mayit laki-laki dan Sembilan tahun bila perempuan yaitu paling
sedikitnya zaman BALIGH, maka menghutang uang sekedar reken/kalkulasi yang
tadi bulanan atau tahunanatau se umur yang tadi lalu kasihkan ke fakir-fakir lalu
hari itu juga terima dari fakir-fakir dengan qobul dan qobadl yang sempurna lalu
berikan lagi ke fakir-fakir begit dan begitu seterusnya., maka gugur dalam tiap-tiap
giliran hal-hal yang tertinggal sabulan atau setahun atau seumur sebagaimana
banyaknya atau sedikitnya duit., lalu diputarkan lagi karena KAFARAT PUASA,
QURBAN, KAFARAT SUMPAH, NADZAR tapi LABUD yakni tidak boleh
kafarat sumpah dari sepuluh miskin dan tidak boleh memberikan yang lebih dari
sebagian KULAK terhadap si miskin seorang dari satu hari karena nash terhadap
adadnya kafarat YAMIN berbeda dengan FIDYAH SHOLAT boleh memberikan
kafarat bara-bara sholat kepada manusia seorang. Dan kalau yang dhohir dari
perkataannya fuqoha itu bila ada dalam dzimahnya mayit apa zakat itu, maka tidak
gugur disana kecuali dengan wasiat karena disyaratkan niat, maka tidak boleh
melakukan seseorang hakikat atau hukman seperti WASIAT dengan
mengeluarkannya maka tidak menggantikan ahli waris dari si mayit terhadap zakat
itu. Lalu saya melihat dalam saumussiroj dalam shoreh dengan boleh tabarunya
ahli waris mengeluarkan zakat maka atas ini wali tidak mengidarkan terhadap
fidyah. Kenudian setelahnya selesai sempurna maka sepantasnyalah si wali
bersedekah dengan sesuatu dari mal itu yang di iderkan atau dengan yang
diwasiatkan.
Dan tidak boleh tidak setelahnya qobul dari qobadl yang sepertinya seperti
memindahkan mak dari tempat qobul ke pangkuan mastalan dan melambatkan
sebentar untuk memndahkannya lagi. Adapun lafadz-lafadz nya ijabah qobul itu
maka tidak mutaayyin yakni tidak pasti satu lafadz yang tentu (halaman 54) akan
tetapi cukup dengan lafadz yang bisa difahami terhadap pemberian harta/mal
karena kafarat sholat atau lainnya seumpanyanya lafadz dalam fidyah sholat
~ 46
: ,
bila fidyah puasa :
bila fidyah sumpah dan nadzar :
begitu juga dengan zakat., artinya saya memberikan kepadamu mal/harta ini dari
sesuatu yang ada pada dzimahnya yakni tanggungannya si Anu bin Anu dari semua
sholat yang difardlukan, puasa, kafarat sumpah dan Nadzar juga zakat atau
menucapkan
yakni saya memberikan kepadamu harta ini karena menggugurkan sholat yang
difardlukan
dan sama saja dengan atau seperti lalu yang menerimanya
mengucapkan yakni saya terima. Ini sifat menjalankan fidyah dengan bahasa
Arab maka bila dijalankan dengan bahasa yang lain seperti dengan bahasa Sunda
sebagaimana terjemahan yang tadi maka sama saja.
:
Sunnah ziarah qubur bagi laki-laki tidak untuk perempuan kecuali ke kuburan
Rasul SAW., karena dalil bara-bara Hadits yang sebagiannya dari sana itu
sebagaimana sabda Rasul saw.,
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui : Dulu saya telah melarang
kamu semua dari ziarah kubur, maka mesti ziarah kamu semua kesana, karena
sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kepada kalian semua terhadap
akhirat. Dan sunnah muakkad ziarah terhadap hak kerabat khusushon orang tua.,
sebab hadits
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui : barang siapa yang berziarah
pada kuburan kedua orangtuanya (ibu Bapak) atau salah satu di antara keduanya,
dari tiap Jumah sekali, maka Allah mengampuni baginya dan dijadikan kamu
perbuatan baik kepada kedua orangtuanya.
~ 47
Maka bila pulang halnya tidak mendapatkan sesuatu maka pulang kalian engan
sengsara dan lengoh, tidak senang. Sunah mengucapkan SALAM kepada AHLI
KUBUR pada umuman maka khusushon seperti sebaiknya mengucap pada pertama
kali masuk ke pekuburan
~ 48
:
:
yakni Assalamualaikum Hai ahli Kubur dari Muslimin dan Muminin, kalian
semua adalah orang yang telah mendahuli kami dan kami adalah orang-orang
yang akan mengikuti kalian semua dan sesungguhnya kami insya Allah akan
menyusul kalian semua.,
Adapun semua wanita itu sunah ziarah kubur Nabi, ke para wali, para ulama tapi
disyaratkan terhadap sunahnya ziarah semua syarat BOLEH, berangkatnya
perempuan ke Masjid karena sholat Jumah atau Lebaran, yaitu mesti Perempuan
yang sudah TUA dan tidak boleh salin pakaian dengan pakaian sehari-hari dan
jangan menggunakan wangi-wangian, boleh-boleh saja bila di dalam HODAJ
seperti di dalam TANDUAN atau GEROBAK supaya jangan terlihat sebab
terhalang oleh tirai maka sunah walaupun yang masih muda juga karena tidak takut
akan FITNAH. IH diambil dari Ianah.
Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kelakuan kaum wanita di tanah Jawa ini
wara wiri berziarah segala apalah, bepergian kemana-mana berbarengan, anak-
anak, remaja, sampai dewasa sambil berpakaian bagus-bagus, pakai gelang, kalung,
wajah pakai bedak, rambut disisir terkadang suka denga laki-laki lain, terkadang
~ 49
kiayinya pisan, ITU HARRRAM. Tidak ragu lagi yang wajib dilarang.,
perbuatannya mengikuti nafsu syetan bukan sunah taat ke Allah, dan begitu juga
yang bukan ziarah dari semua perbuatan IBADAH yang dikerjakan sambil campur
aduk laki-laki dan perempuan, seperti pada waktu mengiring yang mau berangkat
Haji. Dan yang dinamakan dengan mengkhatamkan ngaji sok dikhatamkan pada
waktu dikawinkan disuruh mengaji ditengah kalangan laki-laki yang kumpul disana
kiayi-kiayi dan yang lainnya, si Pengantin boleh ngaba-ngabasahan dengan
semua yang bisa menjelma dari rupa jelek menjadi CANTIK, kemudian setelah
ditonton oleh semuanya raut wajahnya dan diperdengarkan suaranya, sebagaimana
PENARI, keturug-turug setelah selesai disuruh ngunjungan/sasalaman sekali
kesemuanya, khusushon kepada kiayi-kiayi. . apakah ada
perbuatan tersebut dalam ISLAM, yang sependapat kesana ulama dan awamnya
serta dinamakan dengan ibadah ?, padahal bila ditegaskan oleh manusia yang punya
pengertian apalagi bagi orang yang punya ilmu, itu semua bukan dari bagian ibadah
sedikitpun, bahkan semata-mata MAKSIAT kepada Allah SWT., bahkan lebih
JELEK lagi daripada maksiat yang murni., yang keluar dari orang-orang yang
bodoh yang tidak diurus, karena sesungguhnya maksiat itu tetkala dilakukan pada
jalan thoat tentu terbalik boro-boro mau bertaubat tapi tetap dipakai oleh orang
yang bodoh karena dipandang thoat maka jadi yang SUNNAH dinamakan
BIDAH yang BIDAH dinamakan SUNNAH, lebih parah lagi kalau dipromosikan
oleh kiayinya, bukan hanya sekedar MEMATIKAN SUNAH, tapi terrbalik sekali
yang menghasilakn terhadap godaan maksud Syetan. Maka jadi mislanya kelakuan
tersebut seperti yang berkebun gaya syethan yang jadi tuan tanahnya, manusia-
manusia awam itu para kulinya, kiayi-kiayi yang mempromosikannya adalah
mandor-madornya, maka hasil maksudnya syetan yang sempurna. Karena
sesungguhnya PEREMPUAN itu perkakas syetan yang paling besar, juga paling
tajam dan mudah dipakai menggodanya.
~ 50
akhir dan masyhur semuanyatahu bahwa HARAM dan yang bisa menjadikan
KHAWATIR
.
KHOTIMAH
.
Yakni ini adalah penutup kitab, semoga Allah memberikan rizki kepada kita semua
terhadap kebaikan dalam menerangkan sesuatu yang akan menyelamatkan siksa
kubur dan dari semua kesengsaraan hari kiamat juga menjelaskan semua sebab
kebaikan akhir yakni mati dengan membawa iman. Ilam ketahuilah oleh kalian
semua bahwa sesungguhnya yang menjadikan terhadap yang telah disebutkan itu
banyak sebagian yang berkaitan dengan AMAL yakni perbuatan dan sebagian lagi
yang barkaitan dengan TAUFIQ yakni pertolongan Allah SWT., dengan amal saya.,
dan juga saya menyelamatkan terhadap apa yang akan menjadikan suul khotimah
yakni jelek Naudzubillah minha., maka saya berkata: maka sebagian dari sebab
yang akan menjadikan terhadap suul khotimah yaitu menganiaya yang islam dan
menganggap ringan terhadap sholat fardlu, melakukan riba, minum arak, kikir
terhadap zakat, dan menghinakan kepada waliyulloh, bila meninggal dunia belum
sempat taubat.
Ulama Rohimahumulloh berkata : Suul Khotimah itu adalah tidak ada kecuali
terhadap orang-orang yang membiasakan terhadap dosa bathinnya yakni tidak
punya jangka mau menggantikan tidak melas hatinya lantaran itu dosa kecil
umpamanya, dan kepada orang berani melaksanakan dosa besar tidak tanggung-
tanggung tidak gentar-gentar menipu Allah Azza wa Jalla. Ada lagi manusia yang
istiqomah yakni TEGUH TAATNYA kepada ALLAH Dhohirnya dan tidak
melaksanakan maksiat bathinnya itulah belum mendengarkan saya juga tidak
menemukan yang seperti itu matinya suul khotimah ALHAMDULILLAH berbeda
~ 51
dengan orang yang suka melaksanakan terhadap semua maksiat dan cakrub kesana
tidak memikirkan cepat-cepat bertaubat dengan sebenar-benarnya, terkadang
menerjang kesana ketentuan, sebelum taubat, maka datang kepadanya Syetan dan
membujuk terhadap perbutan tersebut dan pada waktu yang sudah terlewat sibuk,
Wal iyadzu billah maka terlihatlah oleh manusia kecelakaannya dengan tanda-
tandanya. IH. diambil dari MUKHTASHOR TADZKIROH AL-QURTHUBIY dan
dari MAFHUMZAWAJIR.
Dan berkatalah Imam Sayyid Abdulloh Al_haddad dalam kitabnya ASHOIHU AD-
DINIYYAH: Kalian harus TEGUH jangan sampai ragu-ragu terhadap TAKUT
dan KHAWATIR terhadap SUUL KHOTIMAH dengan sebenar-benarnya Allah
SWT., itu MUQOLLIBAL QULUB yakni yang membulak balikkan terhadap
semua hati menunjukan kepada manusia yang dikehendaki Allah dan menyesatkan
kepada yang dikehendaki. Berkatalah sebagian Ulama dulu yang sholih-sholih
Demi Allah tidak aman seseorang terhadap agamanya copot kecuali dicopot dan
harus tahu kalian bahwa sesungguhnya kebanyakannya yang suul khotimah itu
yang menganggap mudah terhadap SHOLAT FARDLU dan zakat yang wajib juga
yang biasa ngulik-ngulik terhadap semua kejelekan muslimin, juga yang biasa
mengurangi TAKARAN dan TIMBANGAN, Dan yang biasa NGETUK terhadap
Muslimin, yang biasa MENG IGUM-IGUMKAN terhadap Agama dan yang
serupa terhadap perbuatan/kelakuan tersebut yang jelek-jelek dan juga yang biasa
mendustakan terhadap Waliyulloh dan ingkar tidak dengan yang hak, dan mengaku
wali dengan berdusta.
Yang paling ditakutkan dan dikhawatirkan terhadap suul khotimah itu adalah
BIDAH terhadap Agama yakni membuat-buat yang tidak ada asalnya.
dan sebagian dari yang bisa menyelamatkan dari siksa kubur itu membaca surat
TABAROKAL MULKU tiap malam dan membaca QULHUWALLOHU
AHAD pada waktu sakit matinya. Dan sebagian dari sana yang telah
~ 52
diumpamakan syahid akhirat, sebagian disana mati di hari jumat juga malamnya,
dan mati dalam membela Hartanya, dirinya dan keluarganya. Wallohu alam.
Dan sebagian dari yang bisa menyelamatkan dari kesengsaraan hari kiamat itu
membahagiakan terhadap mukminsebagaimana disebutkan dalam Hadits
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui Barangsiapa yang
menyenagkan dari orang mukmin terhadap satu kesusahan dari semua kesusahan
hari kiamat sedangkan Allah tetap menolong hambanya selama hambanya
menolong saudaranya.
Dan sebagian darisana meringankan terhadap orang yang punya hutang yang
miskin yang tidak punya untuk membayarnya dengan memperhatikan sampai dia
punya atau membebaskannya, sebagaimana Hadits Muslim yang Marfu
"
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barang siapa yang kabita
terhadap diselamatkan oleh Allah dari semua kerepotan di hari kiamat, maka harus
bisa menyenangkan terhadap yang kesulitan (moksel) atau nyuda dari sana
Dan berkata Sayidina Annas ra., barangsiapa yang melihat-lihat terhadap yang
punya hutang, maka tetap disana pada tiap-tiap hari menurut Allah itu sekintal
gunung Uhud selama belum menagih
~ 53
yakni yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui yang membaca
QULHUWALLOHU AHAD 100.000 X maka Allah telah membeli terhadap
jiwanya dan memanggil dari tempatnya dari semua langit dan bumi, ingat
sesungguhnya sesorang itu Hamba sahayanya Allah maka barang siapa yang
punya tagihan sebelum Merdeka maka harus mengambil untuknya dari Allah SWT.,
~ 54
yang dimaksud adalah mengkifaratan terhadap dosa yang besar atau Allah
memberikan kesukaan terhadap semua musuhnya di hari kiamat. IH. Fathul bari
Berkata dalam Qaul Al-Mukhtar Al-Mufid ditanggung terhadap manusia ini yang
kebetulan membaca sendirian waktu masih hidupnya terhadap adad segitu atau
dibacakan oleh yang masih hidup setelah matinya dengan niat yang ikhlas, kalau
diamalkan oleh ahli syariat dan ahli tasauf yaitu sesungguhnya yang dikehendaki
dari yang seperti itu hadits-hadits itu yang meliputi terhadap ISTINABAH dan
MUBASYAROH yakni meliputi terhadap pengganti oleh yang hidup dan
melakukan sendirian. IH.
Dan sebagian darisana yaitu mengetahui terhadap ILMU Agama karena Hadits
Bukhoriy, Muslim dan yang lainnya;
.
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barang siapa yang
menghendaki kepada Allah, maka Allah member pemahahaman terhadap Agama.
Dan sebagian dari sana melangkah untuk menuju THOLAB ILMU sebab hadits
yang tersebut dalam Jami Shoghir riwayat Imam Tirmidzi
:
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barangsiapa yang menuju yang
mau mencari ILMU itu matinuya, maka Allah akan memudahkan kepadanya jalan
menuju syurga
Berkata Syekh Hifni diambil dari Hadits ini bahwa sesungguhnya manusia yang
mencari ILMU itu matinya membawa iman.
~ 55
Dan lagi sebagian dari atas tadi yaitu ISTIQOMAH yakni KETEGUHAN dan
MENDAWAMKAN Dzikir dan mendawamkan ijabah yang Adzan, doa wasilah,
sholawat setelahnya yaitu sambil mengucapkan setelah menjawabnya
Syekh Alwan Al-Hamawiy berkata dan Hadits Nabi SAW., yang diriwayatkan oleh
Saadatud Daroiendan sebagian lagi memperbanyak bacaan Sholawat kepada Nabi
saw., sebagaimana perkataannya Syekh Mahmud Al-Kurdi telah bersepakat Ulama
bahwa sesungguhnya : memperbanyak bacaan sholawat dan salam kepada nabi
SAW., itu sebagian dari tanda-tanda Husnul Khotimah.
Dan selain itu juga BERSIWAK, telah disebutkan oleh Syekh Hisni dalam kitabnya
MatiyatiL Jami dalam Hadits tentang SIWAK yakni SUSUr, bahwa sesungguhnya
yang menetapkan melaksanakannya itu jadi Dalil terhadap mati dalam keadaan
Islam.
Ada lagi selain itu juga sebagiannya yaitu Matinya tiga anak, sebab yang telah
disebutkan dalam Jamiushoghir :
"
yakni siapa orang yang telah menanam/menguburkan tiga anak, maka Allah
mengharamkan kepadanya masuk Neraka telah menceritakan tentang hal tersebut
Thabrani.
~ 56
diceritakan oleh Tabrani dari Ubadah bin Shomit, berkata syekh Azizi ikhtilaf
Ulama dalam makna LAM YAMUT QOLBUHU, kemudian berkata dalam satu
qaul itu SELAMAT DARI SUUL KHOTIMAH yakni Jelek akhirnya. Sebagian
dari sana juga RAJIN SHOLAT SHUBUH DAN ASHAR BERJAMAAH, Rajin
sholat dua rakaat bada sholat Maghrib sebelum berbicara. Setelah itu sholat dua
rakaat ditempat yang sepitersebut dalam kitab Jami Shoghir.
yakni siapa yang sholat ditempat yang sunyi tidak ada yang melihatnya kecuali
Allah dan Malaikatnya, maka ditulis baginya kebebasan dari api neraka.,
diceritakan oleh Ibnu Asakir dari sayidina Jabir berkata syekh Azizi ihtimal bahwa
sesungguhnya Allah disebabkan seperti itu yaitu memberikan pertolongan terhadap
taubat atau memaafkan kepadanya dan menyenangi terhadap semua musuhnya,
maka tidak ke neraka., dan sebagian lagi yang disebut dalaam kitab Majmu sayid
Dahlan ini.
FAIDATUN
Dikarenakan TETAP IMAN sudah MUJARAB dari tiap-tiap ARIFIN dengan
Pengajarannya Nabi SAW., dan perintahnya dalam IMTIYAN yaitu
40 x di antara Sunnah Shubuh dan Fardlunya, maknanya
Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Wahai Yang Maha Teguh
tidak ada tuhan selain Engkau Tuhan dan disebut juga dari sebagiannya yang
disebut dalam Hasyiat Syekh Masiriy telah kumpul
serta 24.000 Nabi terus Nabi Hidlir bertanya kepada semuanya dari sesuatu
~ 57
yang bisa memelihara terhadap IMAN semua, tidak ada yang jawab satupun,
setelah bertemu dengan Nabi kita Muhamad SAW., maka bertanya kepadanya,
terus Sabdanya: Saya mau bertanya dulu ke Malaikat Jibril, ketika nanya
kepadanya, saya mau bertanya dulu kepada Robbul Izzati yakni Allah taala,
ketika bertanya kepadanya, maka Allah Azza Wa Jalla berfirman: Barangsiapa
yang membiasakan membaca ayat KURSI dan sampai akhirnya surat
dan sampai ke dan membaca sampai ke
dan surat Al-Ikhlash, Maudzaini yakni Falaq bin Naas dan Al-Fatihah
tiap selesai sholat, maka SENTOSA dari Putusnya IMAN dan dinamakan ini
dengan KHOTMU SHOLAH AL-KABIR yakni Selesai Sholat yang besar.
Dan juga sebagian disana lagi yang disebut dalam SAADATUT DARAOIN
sebagian dari yang Mujarrab karena memelihara IMAN yaitu membaca :
7 x bada tiap sholat dan sebagian
lag yang disebut dalam AFDLOLI SHOLAWAT dari Syekh Alwan Al-Hamrawiy
berkata sebagian dari ASBABU HUSNUL KHOTIMAH bahkan supaya diharapkan
yaitu membiasakan terhadap doa ini :
yakni Yaa Allah, moga-moga Engkau memuliakan terhadap Umatnya nabi
Muhamad dengan sebaik baiknya Tuhan dalam dua Negara sebab
memuliakan terhadap manusia yang menjadikannya terhadap hal tersebut dari
umatnya Nabi SAW.,
Dan sebagian lagi dari sana yang membiasakan dari Nabi saw.,
:
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barangsiapa yang mengucapkan
ketika Subuh Subhanalloh 1000 x, maka sesungguhnya telah membeli jiwanya dari
Allah dan menjadi di hari akhirnya itu BEBAS dari Neraka
~ 58
dan sebagian darinya yang diceritakan oleh guru kita dan gurunya guru-guru Kiayi
Nawawi Al-Jawi dalam kitabnya NASOIHUL IBAD berkata dari sebagian asbab
Husnul Khotimah yaitu membiasakan terhadap doa ini.
Yakni : Yaa Robb Tuhan, tiap sesuatu dengan kuasa-Mu terhadap segala sesuatu,
semoga memaafkan Engkau kepada ku tentang sesuatu, semoga Engkau tidak
mempertanyakan kepadaku tentang sesuatu, semoga Engkau tidak menghisab
kepadaku terhad apa segala sesuatu, semoga Engkau memberikan kepadaku
terhadap segala sesuatu.
Dan sebagian lagi, yang datang dari sayidi Abdil Wahab Asy-Syaraniy siapa
yang membiasakan membaca terhadap dua bait ini pada tiap hari Jumat, maka
wafatnya dalam keadaan Islam tidak ragu-ragu, yang dimaksud dengan dua bait itu
adalah :
*
*
Wahai Tuhan kami, bukan saya ke surge firdau itu ahlinya
dan saya tidak kuat masuk ke neraka Jahim
Maka semoga Engkau memberikan kepadaku pertaubatan dan semoga Engkau
mengampuni terhadap semua dosa-dosaku,
karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun terhadap dosa yang besar.
Diambil dari sebagian Ulama bahwa sesungguhnya dua bait itu dibacanya
5x dan lagi ada sebagian yang diriwayatkan dari Sayidina Anas ra., sesungguhnya
Nabi saw.,
bersabda :
~ 59
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barang siapa yang
membaca ketika si Imam ucapkan slam pada hari jumat sebelum merubah dua
kakinya yakni dari duduk sholatnya membaca Fathatul Kitab ( halaman 70 ),
Qulhuwallohu Ahad, Muawidzataini yakni Falaq binnas tujuh x, tujuh x, maka
Allah akan mengampuni dosa-dosa terhadap orang yang terdahulu dan yang akan
datang dan diberikan dari pahala dengan perhitungan orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya.
~ 60
Dan sebagian dari itu juga mengetahui terhadap Nama Nabi Hidlir as., dan tahu
pada Bapaknya, tahu pada Kuniahnya juga Laqobnya. Nama aslinya Nabi Hidir itu
adalah Balya, nama Bapanya adalah Malkan, Kuniahnya adalah Abul Abbas,
Laqobnya adalah Khidir as.,
Disebut oleh Syekh showiy dari Badlil Arifin, dan sebagian dari sana juga
CINTA RASUL SAW., sebab Hadits bersabda :
yakni tidak beraduk KECINTAANKU terhadap hati seseorang kecuali Allah
mengharamkan kepada jasadnya ke neraka yakni tidak tidak akan sama sekali
masuk neraka.
Ada sebagian lagi DAMPAL KEDUA KAKINYA HAWUK dalam melakukan
pencarian dalam KERIDLOAN Allah swt., sebab Hadits
: :
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui siapa yang HAWUL KEDUA
DAMPAL KAKINYA dijalan Allah, maka Allah mengharamkan kepadanya neraka
berkata syekh Munawiy tegasnya dijalan yang dicari dalam kesuakaan Allah swt.,
maka meliputi terhadap jihad dan lainnya seperti Tholabul ILMI, dan menurut
syekh Hifni itu kinayah dari perjalanannya yang melelahkan dampal kakinya dalam
mengerjakan KEBAIKAN apa saja dan disana ada BISYARAH yakni KABAR
GEMBIRA dengan MATI MEMBAWA IMAN.
~ 61
berkata syekh Ibnu Ruslan mengartikan Hadits tersebut sesungguhnya manusia itu
LABUD yakni tidak boleh tidak harus MASUK SURGA.
Dan sebagian lagi yang diceritakan oleh hadits yang shohih dari Sayidina Ali ra.
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui siapa yang membangun masjid
karena Allah, maka Allah akan membangunkan rumah disurga. Berkata Syekh
Alqomi dan syekh Munawiy Sesungguhnya yang melakukan itu masuk ke surga
berkata dalam Jami sedangkan yang dhohir itu yang dikehendaki masuk ke surge
beserta orang-orang terdahulu atau tidak disiksa dahulu atau ditolongan terhadap
orang yang berbakti, maka masuk ke surga.
Dan sebagian lagi MELIHAT NABI SAW., DALAM MIMPI karena Hadits
yang diceritakan dalam Jami Shoghir
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui Siapa yang melihat aku dalam
mimpi, maka nanti akan melihat aku pada waktu bangun dan syaithon tidak bisa
menyerupai aku
~ 62
Syekh Hifni berkata : siapa orang yang melihat Rasul saw., dengan melihat yang
sempurna atau kurang, maka tidak boleh tidak harus melihat nanti di akhirat
dengan melihat yang makhsush dan harus masuk ke surga karena melihat kepada
Nabi saw., bagaimana saja keadaannya itu juga matinya membawa iman.
Sebagian lagi Hadits yang disebut dalam kitab Jami dan syarahnya
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui Barangsiapa yang mengampuni
terhadap orang membunuhnya, maka dia masuk ke surga . Syekh Azizi berkata :
seperti Manusia yang di TATO/DIANIAYA dengan tato yang keras hingga sampai
menjadikannya mati, maka mengampuni saja tidak menjadikannya penasaran.
Berkata syekh Munawi yakni Hasilnya adalah AMAN dari Suul Khotimah yakni
Jelek akhirnya
Dan sebagian lagi yang diceritakan dalam Hadits yang shohih dari sayidina
Buraidah
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui Orang-orang mukmin itu
matinya berkeringat dipelipisan
Syekh Eraqi berkata khilaf Ulama dalam maknanya Hadis ini, lalu Ihtimal berkata
sesungguhnya Keringat pelipisan itu dijadikan tanda-tanda/cirri-ciri terhadap
matinya yang mukmin
~ 63
TATMIMU KHOTIMAH =
Yakni ini adalah menyempurnakan khotimah
TANBIHUN
SEPANTASNYA BAGI ORANG-ORANG YANG MERASA DARI JIWANYA
bahwa BERCAMPURNYA HAK yang lain MAL atau merasa SAKIT dan
UDZUR, meminta ridlonya terhadap orang-orang yang punya HAK, supaya
membaca serta hadir hatinya terhadap surat al-Ikhlash 12 x dan Maudzaini yakni
Falaq Bin Naas pada tiap malam juga menghadiahkan pahalanya terhadap semua
bukunya pada yang punya hak dan mengucap setelah membacanya :
~ 64
Selesai yang dimaksud oleh saya dari menulis ini TUQIL. Semoga Allah
memberikan manfaat terhadap semua yang bisa mengambil hasilnya., dan semoga
menjadi amal baik yang ikhlas karena Dzat Allah untuk hadiahku dan kedua
orangtuaku yang telah pulang ke rahmatulloh