Anda di halaman 1dari 64

~1

Terjemah Kitab Al Jawaaiz Fii Bayaani Ahkaami Al Janaaiz


(Karya KH. Mas Abdurrahman)

TUQIL INI DINAMAI DENGAN


TUQILAN SAYA INI SANGAT DHOIF


MAS ABDURROHMAN BIN MAS JAMAL JANAKA MENES
SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN MAAF KEPADA KEDUANYA DAN
KEPADA KEDUA ORANGTUANYA KETURUNAN-KETURUNANNYA
SERTA KAUM MUSLIMIN PADA UMUMNYA. AMIIN

ORGANISASI MATHLAUL ANWAR


TAHUN 1349 H


~2

: :

Maka ini adalah beberapa kalimah yang dikaitkan dengan TAJHIZUL


MAYYIT yaitu tentang PENGURUSAN MAYYIT yang saya kumpulkan dari
beberapa kitab yang masyhur dan kitab kitab yang mutamad menurut Ahlu Sunnah
Wal Jamaah yang nantinya Insya Allah akan saya sebut nama-nama kitabnya. Oleh
sebab itu saya membuat seadanya sesuai dengan urusan bab ini juga merasa
perbuatannya disebabkan karena ke galiban (kebiasaan) di Negeri ini. Bab ini
sangat di anggap mudah oleh manusia-manusia hingga hawatir melakukan wajib-
wajibnya belum, begitu juga sama sunnah-sunnahnya serta adab-adabnya, padahal
sudah barang tentu semua orang yang beriman kepada Allah dan beriman kepada
Hari Akhir mengerti bahwa barangsiapa yang membutuhkan pertolongan dan
pengampunan saudara-saudaranya yaitu dilebah karena waktu melakukannya
melancong menuju akhirat.
Al-hasil sesungguhnya aturan bab ini dari ILMU dan AMAL, kalo dipikir
dengan pikiran yang insaf dan ADIL itu bukan BAYI kurang Tanggal pada
waktunya tapi sebaliknya dilaksanakannya oleh orang-orang seperti ini, kalau
ULAMA banyak disetiap kampung, ada yang ALIM tapi tidak banyak yang tidak
mau tahu kepadanya, terhalang oleh kebiasaan-kebiasaan jelek terpengaruh oleh
orang-orang yang bodoh, juga ada yang takut tidak disukai oleh ahli dunia sehingga
terdiam dari membicarakan ILMU YANG TIDAK DISETUJUI OLEH HAWA
NAFSUNYA lalu lama kelamaan akan hilang ILMU tersebut juga AMALnya lama
kelamaan akan terbalik semua urusan yang BIDAH jadi (dianggap) SUNNAH


~3

yang SUNNAH jadi (dianggap) BIDAH. Lupa terhadap tanggungjawabnya


ULAMA dari TABLIGH, yaitu menyampaikan SYARA yang wajib kesemua yang
punya ILMU dan juga kurang mengingatkan terhadap pertanyaan juga perhitungan
Allah SWT., dihari kiamat terhadap ILMU-ILMU bagaimana diamalkannya?
.
Dan saya menamai terhadap kitab ini dengan nama ) (
Yaitu semua perkara yang menerangkan tentang semua hukum PENGURUSAN
MAYYIT
saya mengharapkan kepada Allah yang Maha Mulia, semoga Allah memberikan
manfaat kepada saya atas kitab ini juga kesemua orang yang mengambil
manfaatnya dan juga mudah-mudahan dijadikan AMAL yang IKHLAS dan semoga
saya ditempatkan ditempat yang layakdi sisi Allah SWT.
.


~4


MUQODDIMAH
Ketahuilah oleh kamu semua bahwa sesungguhnya Allah SWT., telah berfirman
dan bersumpah dalam kitabnya yang Mulia. Dalam Quran Surat Al-Baqoroh : 155
-157 yang berbunyi

155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [Artinya:
Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali.
kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah).
Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun
kecil]
157. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (add-ins Al-Quran)

Nah seperti itulah janji Allah SWT., yang mustahil khianat, jika kita mau
menegaskan bisa narik sangat terhadap sabar terhadap apa yang menimpa dari
bahaya. Juga Rasul SAW.,


~5

bersabda yakni Allah dan Rasulnya yang Maha


Mengetahui
Barangsiapa menghendaki dengannya kebaikan, maka Allah akan membalasnya

Nah seperti itulah janji dari Rasulullah SAW., yang mustahil dusta, jika mau
dipertegas pasti dapat difahami bahwa keadaan bencana/bahaya itu merupakan
tanda-tanda untuk orang yang dicintai Allah SWT., juga disebut dalam Hadits



"

Yakni Allah yang Lebih Mengetahui Allah Azza wa Jalla berfirman Demi ke-
gagahan-Ku dan kemuliaan-Ku. Aku Tidak akan mengeluarkan terhadap salah
seorang dari dunia kehendak Ku terhadap Rahmat Ku itu hingga Aku
mengabulkannya dalam setiap dosa yang dikerjakannya itu sakit dalam jasadnya
atau musibah dalam keluarga dan anaknya, atau sempit dalam kehidupannyajuga
sedikit dalam rizkinya hingga meniadakan Aku terhadap semua dosanya yang
sekecil semutpun, maka jika tersisa sedikit pun dosa tersebut maka Aku
membinasakan waktu matinya atau waktu sekaratnyahingga menemukannya Aku
seperti dilahirkannya dari ibunya yakni BERSIH dari segala dosa.

Di Tuqil dari kitab Mukhtashor Tadzkirotul Qurthubiy, dan selanjutnya


hadits ini menceritakan tentang seseorang yang sebaliknya yakni orang yang tidak
di rahmati dengan sebaliknya yang tadi. Yakni semua kebajikannya dibalas dengan
kesehatan jasad, tentram keluarganya, juga jembar rizkiny, walau sisa kebajikannya
sedikit, maka dimudahkan dalam sakaratul mautnya hingga berjumpa dengan Allah
SWT., tidak punya kebajikan sama sekali, dan disebutkan dalam shoheh Bukhori
dan Muslim, Rasululloh SAW., bersabda


~6

Yakni Allah dan Rasulnya yang Maha Mengetahui : Tidaklah menimpa


kepada orang Islam dari Kesengsaraan, Penyakit, Kesusahan, Perhatian,
Kesakitan,Kerupekan bahkan duri yang menusuk padanya kecuali Allah
menutupinya dengan sebab semua dosanya.

Tuqil dari Kitab TUKHFAH

Dan Allah berfirman QS: Az-Zumar/39 : 10





)01(

Yakni Allah Yang Maha Mengetahui terhadap maksudnya Katakanlah:


"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-
orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu
adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Maka tatkala sudah ketahuan bahwa sesungguhnya MUSIBAH itu Sifat


yang muqoddar dan sudah ditentukan oleh Allah SWT., waktunya tidak bisa
singkirkan dan musibah itu bisa melebur dosa. dan shabar itu meningkatkan
terhadap derajat yang lebih tinggi di surga. Sedangkan gundah gulana (pongah
pangeh) itu dosa besar yang bisa menimbulkan siksaan yang keras dan bisa
menghilangkan terhadap pahala yang besar, seperti yang sudah disebutkan tadi
dalam ayat dan hadits-hadits, maka sepantasnyalah bagi manusia yang mencari
keridloan Allah SWT., dan ingin selamat dunia dan akhirat, harus pasrah terhadap
hukum Allah SWT., dan juga terhadap Taqdir (papastena) Allah SWT., shobar
terhadap Musibahnya karena pasrah dan juga sobar itu menjadikan untung di dunia
dan di akhirat dan begitu juga sebaliknya, dengan meninggalkan pasrah dan sabar
bisa menjadikan rugi dunia dan akhirat, juga harus bersyukur terhadap nikmat dari
Allah SWT., karena sesungguhnya SYUKUR itu menjadikan nikmat bertambah


~7

dan langgeng. Dalilnya sesuai dengan Firman Allah SWT., : yakni


Demi Allah jika anda semua bersyukur maka niscaya Aku akan menambahkan
kepada anda semua, terus sesuai dengan Sabda Rasul SAW.,
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih Tahu : Sesungguhnya
sebagian dari semua nikmat itu banyak yang melarang seperti binatang liar maka
kamu semua harus mengikatnya dengan syukur.

Dan sunnah melayat kepada orang yang sakit karena dalam Hadits

yakni Allah dan Rasulnya yang lebih tahu : Layatlah oleh kamu semua yang sakit
dan iringilah oleh kamu semua yang meninggal, maka hal itu akan mengingatkan
kamu semua akan akhirat.
Sesuai dengan sabda Rasululloh SAW.,



Yakni Allah dan Rasulnya yang lebih tahu : Barang siapa yang melayat
orang sakit yang solih, maka keluar besertnya 70 malaikat yang memintakan
ampunan semua kepadanya dan keluar semuanya dari rumah orang yang sakit tadi
terus masuk kerumahnya,

dan bersabda lagi Rasul SAW.,



yakni Allah dan Rasulnya yang lebih tahu: Orang yang melayat yang
sakit itu berenang dalam rahmat Allah SWT., maka disaat duduk di dekatnya maka
menyelam dalam rahmat allah SWT.

Ini yang sudah disebut dari semua FADLILAH MELAYAT, itu tetap pada orang
yang melayat yang memelihara terhadap syarat-syarat dan adab-adabnya.
Sebagaimana sabda Rasululuoh SAW


~8

"
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: Tatakala salah seorang
di antara kamu melayat, maka jangan sekali-kali kamu makan makanan ditempat
orang tersebut, sebab sesungguhnya makan makanan itu bagian daripadanya,
yakni dari melayat itu tidak dapat Pahala Akhirat, alias hukumnya MAKRUH bagi
orang yang makan ditempat melayat, walaupun SECANGKIR TEH dan juga
menghilangkan pahala yang besar.

Sebagaimana sabda Rasululloh SAW


.,
Yakni Melayat itu seserahan meres SUSU Onta yakni sebentar (diambil dari
kitab Tanqihul Qoul, karangan Syekh Nawawi Tanara Al-Jawi)

Dan sunnah melayat dengan mendoakan dengan doa-doa yang dibiasakan


oleh Rasululloh SAW., juga dari para sahabat dari ayat-ayat al-Quran,
sebagaimana sabda Rasulululloh SAW.,


Yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui : Barang siapa yang
melayat kepada orang yang sakit, yang belum datang ajalnya, maka sambil berkata
(berdoa) disana tujuh kali yakni Aku memohon kepada
Allah yang Maha Agung, Tuhan yang punya Arsy yang Mulia, Semoga Allah
menyembuhkan kepadamu, kecuali Allah menyembuhkan kepadanya dari
sakitnya..

Dan juga disunnahkan mengusap kepala atau lengan orang yang sakit
tersebut sambil bertanya, bagaimana penyakitnya apa yang dirasakan, sebab dalam
Hadits diceritakan:


~9

Yakni Allah dan Rasulnya yang lebih Tahu: Kesempurnaan melayat orang
yang sakit adalah apabila salah seorang diantara kamu meletakan tangannya ke
tarang orang yang sakit atau terhadap tangannya, maka bertanyalah kepadanya,
bagaimana rasanya?

Dan sunnah NGABIBITA (membikin ngiler) kepada orang yang sakit


dengan MAKANAN YANG ENAK-ENAK. Sesuai dengan Hadits yang
diriwayatkan oleh Sayyidina Anas r.a. berkata Masuk Rasululloh saw., ke salah
seorang lelaki sambil melayat kepadanya, maka bersabda Rasululloh swa.,
Yakni Maukah kamu terhadap salah satu makanan ?, maukah
kamu terhadap roti kaak..?, tapi jangan memaksakan, cara yang biasa dilakukan
terhadap orang yang sakit, terhadap makanan kejer-kejer (sejenis makanan) sambil
berkata cepat nih, Nasi dimakan sedikit sedikit saja merupakan obat itu.jangan
kalo tidak mau mahsebab Hadits dalam sebuah Hadits dikatakan :

yakni Allah dan Rasulnya yang lebih Tahu: Janganlah kamu sekalian
memaksakan terhadap orang yang sakit untuk makan karena sesungguhnya Allah
itu yang memberikan makan kamu semua dan memberikan minum kamu
semuanya.

Dan sunah minta doa terhadap orang yang sedangt sakit, sebab Hadits :
:
Yakni Allah dan Rasulnya yang lebih Tahu: Ketika kamu masuk kerumah
orang yang sedang sakit, maka niat kamu kesana untuk mendoakan kepada kamu,
sebab sesungguhnya doanya orang yang sedang sakit itu seperti doanya
Malaikat yakni diijabah. diambil dari Adz-kar

Dan sunnah memperbanyak menyebut-nyebut mati, karena Hadits Rasul :


:


~ 10

yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui : Kamu sekalian harus
memperbanyak menyebut yang bisa menghilangkan kenikmatan yakni MATI,
sesungguhnya semuanya itu menarik terhadap semua perintah dan meninggalkan
terhadap segala larangan, apalagi bagi yang sedang sakit. Dan sunnah bersedia
terhadap mati dengan TAUBAT dari segala dosa yang HAK ALLAH SWT., juga
HAK MANUSIA.

Rukun Taubat dari Hak Allah SWT., itu ada 4 (empat) perkara :
1. Harus menyesal terhadap semua perbuatan dosa
2. Harus berhenti dari perbuatan dosa yang sedang diperbuat
3. Harus niat yakni berniat untuk tidak melakukan lagi terhadap perbuatan
dosa tersebut,
4. Harus mengqodlo terhadap perbuatan wajib yang sudah ditinggalkan.

Rukun Taubat dari HAK ADAM (Manusia) itu ada 4 (empat) perkara juga, hanya
berbeda dengan yang ke 4 (empat), yaitu : Harus ucul-ucul (berhenti) dari sana
dengan minta HALAL semata, bila itu haknya, menyakiti yang tidak ada
Qishoshnya, seperti ngumpat dan menyakiti. Juga denga meminta HALAL serta
menyerahkan diri, bila bentuknya menyakiti yang ada qishoshnya, seperti
membunuh jasad atau menghilangkan anggota (badan), yakni bila dihampura, maka
SAH bila tidak dimaafkan, maka harus suka hati terhadap QISHOSH yakni dibalas
tidak boleh membantah bila tidak begitu maka TIDAK SAH TAUBATNYA. Juga
dengan meminta HALAL atau membayar bila hak seperti HARTA semata.

Juga sepantasnya bagi yang sedang sakit mempunyai HUSNUDZON kepada Allah
SWT., begitu juga yang sehat tapi bagi yang sedang SAKIT, muakkad khususushon
bagi yang sudah merasa dekat terhadap MATI, sebab Hadits yang shohih Allah
berfirman :


~ 11

yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Sesungguhnya Saya ada dalam
Prasangka Saya, Saya ke Saya, maka jangan mempunyai prasangka Saya ke Saya
kecuali terhadap KEBAIKAN, sesuai denga sabda Rasul SAW.,
:
yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Jangan sekali-kali kamu mati
sekalian kecuali ada dalam kebaikan PRASANGKA kepada Allah SWT.,

Artinya kebaikan PRASANGKA kepada Allah SWT itu merasa akan diberikan
RAHMAT oleh Allah SWT., dan dimaafkan dosa dan diberi rizki dan mati denagn
membawa iman juga dimasukan ke surga., tapi jangan sampai terkena siksa yakni
tidak takut. Maka jika tidak mudah dari seseorang apa prasangka baik dengan sebab
bodoh atau banyaknya dosa maka sepantasnyalah harus diajarkan dan bertaubat
seketika itu lalu ucapkan., bila sudah bertaubat Insya Allah diampuni dan bila
punya amal baik, ucapkan kepadanya maka mudah disana apa Prasangka baik itu.

FASHLU.
Dibaringkan bagi orang yang sedang SAKAROTIL MAUT, Halnya sunnah sebelah
kanan dan menghadap Kiblat, bila keadaan sulit, maka ditelentangkan dan mukanya
dihadapkan juga kedua telapak kakinya menghadap kiblat dengan di ganjal
kepalanya seperti dengan bantal serta sunnah diajarkan SYAHADAT LAAILAHA
ILLALLOH = Sebagaimana Hadits Rasululloh SAW.,

yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Barangsiapa yang berada diakhir
matinya mengucapkan , maka manusia itu masuk surga, yakni beserta
oranng terdahulu semuanya. Juga sunnah dibacakan Surat Yasin, sebagaimana
Hadits yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui:
bacakanlah oleh mu semua terhadap orang yang sedang SAKARAT MAUT dengan
surat Yasin., dan juga Hadits Yang GHORIB


~ 12

Yakni Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Tidak ada bagi yang sakit yang
dibacakan didekatnya YASIN kecuali matinya seseorang dalam keadaan segar dan
dimasukan ke dalam kuburnya dalam keadaan segar. Wallohu Alam diambil dari
kitab TUKHFAH

YAKNI KITAB INI MENJELASKAN TENTANG SEMUA HUKUM JANAZAH


Yakni Mayyit bila manusiayang islam sudah mati dengan semua tanda-tandanya
yang masyhur yaitu seperti LEPET dampal kakinya, kendor kulit mukanya,
condong hidungnya dan juga GOJLEH dampal tangannya, maka sunnah
dipejamkan matanya sambil mengucapkan

yakni dengan Nama Allah dan atas agama Rasululloh SAW.,
saya memejamkan kamu dan mengikat keduanya dengan kain yang luas yang
sekira-kiranya meratakan terhadap keduanya dan diikat di atas kepalanya dan
dilemaskan jari-jarinya juga sendi-sendinya dan ditutup dengan seperti samping
yang AYID ujung keduanya dilipat di bawah kepalanya, dan dampal kaki keduanya
dan tindihan perutnya dengan benda yang berat atau ringan seperti golok dalam
keadaan menjulur ke perutnya. Dan disegerakan untuk memandikannya dan
membayar hutang-hutangnya dan meluluskan wasiatnya bila mudah karena
menghormati terhadap mayyit dan disebabkan Hadits Rasululloh
"
Allah dan Rasulnya lebih mengetahui: Ruhnya orang mumin itu tergantung
pada hutangnya hingga dibayar (dilunasi)nya.
Waalohu alam. Diambil dari TUHFAH


~ 13


YAKNI BAB INI MENJELASKAN TENTANG ATURAN MENGURUS
MAYYIT

Wajib atas kifayah atas mayyit yang Islam bukan mati syahid dan bukan yang mati
keluron ada 4 (empat) perkara :
1. Memandikan,
2. mengkafani yakni membungkus,
3. Menyolatkan,
4. Mengubur.

FASHLU
Adapun memandikan mayyit itu WAJIB, paling sedikiktnya meratakan air ke
jasadnya sekali setelah menghilangkan najis bila ada sebagaimana mandinya orang
yang hidup, sedangkan menurut kesempurnaannya adalah mesti memandikan
mayyit ditempat yang sepi juga tertutup agar setiap manusia diluar tidak boleh
melihat kesana dan tidak boleh masuk kesana, bukan dari orang yang memandikan
dan sejumlah yang membantunya, bertiga atau berlima dan selain dari walinya,
yaitu ahli waris yang paling dekat bila mau nungkulan dan juga ditempat yang
tinggi seperti ranjang/dipan yang telah disediakan. Serta berpakain dengan baju
kurung ketika dimandikan setidak tidaknya samping sarung karena HARAM
melihat dan meraba aurat mayyit nya yaitu antara bujal dan lututsebagaimana aurat
yang hidup dan makruh melihat dan meraba yang bukan aurat bila bukan karena
hajat beda dengan yang hidup. Dan sediakan air pada tempat (wadah) yang besar
dan dijauhkan dari tempat memandikan dan menggunakan air yang asin asli,
seperti air laut bila mudah, bila tidak mudah maka tidak sunnah mencuci pake air
dingin. Dan menyedikan bara-bara kain yang suci untuk membungkus dampal
tangan bagi yang memandikan. Lalu mayyit didudukan dengan condong ke
belakang dan disandarkan ke lutut sebelah kanan oleh yang memandikan dengan


~ 14

pelan-pelan dan yang memandikan tersebut megang bahu mayyit sebelah kanan
dengan tangan kanannya. Dan jempolnya ke punduk lalu mengurut perutnya yang
keras dengan tangan yang sebelah kiri dari luar sampingnya berkali kali, sedang
DUPA mah mesti ngebul terus dari siang sejak meninggalnya sampai selesai
memandikan. Dan siram-siramkan dengan air yang banyak waktu itu disana biar
hanyut semua kotoran-kotorannya, lalu si mayit ditelentangkan, lalu mengawali
dengan dampal tangan yang kiri dengan kain yang telah disediakan untuk tadi lalu
nyebokan terhadap kedua kemaluan si mayit dan mencuci semua juz yang berada
disana. Lalu lepas kain yang bekas nyebokan tadi lalu ganti dengan kain yang lain
yang masih suci sepereti tadi, setelah mencuci tangan dengan sabun contohnya, lalu
cuci juga kuku-kukunya dari semua najis daki-daki kuku dengan kayu seperti lidi
lalu colekan lobang-lobang telingasebelum dimandikan.

Lalu lepas lagi kain tadi ganti lagi dengan kain yang yang seperti tadi, maka
dibersihkan mulutnya seperti perlakuan NYUSUR memakai air lalu lubang
hidungnya, lantas di wudluan sunnah tapi menggunakan niatnya WAJIB dengan
sebaliknya memandikan yakni wajib tapi sunnah, niat wudlunya itu seperti

yakni : saya berniat mewudhukan terhadap mayit ini.,
dan niat memandikan seperti

saya berniat memandikan terhadap mayit ini.

Dari situ baru mulai memandikan perlakuan yang sempurna yaitu seperti ini :
Pertama : Keramasi dulu rambut kepalanya dengan yang menggunakan
seperti sabun, lalu Jenggotnya, lalu sisiran rambutnya dengan sisir yang jarang,
bila rambutnya panjang dan lebat, dan bila ada yang rontok rambutnya, maka
selipkan supaya ikut tertanam, karena wajib rambutnya ditanam setelah wafatnya
mayyit.


~ 15

kedua : Mandikan dengan air yang memakai seperti sabun, bagian depan
jasadnya yang sebelah kanan dari batas dagunya sampai dampal kakinya yang
sebelah kanan. Lalu mandikan yang bagian depan sebelah kiri seperti yang
disebutkan tadi disana baru di baringkan ke sebelah kiri lalu mandikan dengan
air sabun juga jasadnya yang sebelah belakang sebelah kanan, lalu dibalikan ke
sebalah kanan, mandikan seblah belakang bagian kiri dengan yang pakai sabun
juga tapi jangan sekali-kali mayit ditengkurepkan dalam membolak balikannya itu
HARAM, sebab mengkurapkan itu sebagian dari IZRAH yakni NGAMAMAHA
(sengaja) dan menghinakan si mayyit. IZRA itu HARAM bagaimana saja
perlakuannya seperti membawa mayyit besar di KEMPOL dan di GOTONG
PAKAI TALI, sepeerti perlakuan menggotong bangkai hewan, bila bukan krena
DARURAT. Dan MAKRUH hukumnya memasukakan kapas pada lobang
kemaluan, bila sampe masuk ke dalam karena sesungguhnya seperti itu adalah
sebagian dari IZRA kecuali bila tidak mau berhenti (MANGPET) kotorannya yang
keluar, maka WAJIB di pangpetan sebagaimana orang yang beserrrr, lalu setelah
merata dengan air sabun, TELENTANGKAN lagi lalu siram dengan air bersih dari
kepala sebelah kanan terus ke depan badan sebelah kanan sampai ke dampal
kakinya. Lalu bagian depan kiri seperti itu juga lalu balikan ke sebelah kiri dari situ
kemudian TELENTANGKAN lagi lalu mandikan lagi dengan air bersih
sebagaimana perlakuan yang kedua.

Nah, baru sekarang mandikan sekali lagi hukumnya, walaupun sudah tiga kali
perlakuannya, karena yang ke dua kalinya yang dulu-dulu itu tidak dihitung,
karena sesungguhnya yang paling dulu itu airnya CAMPUR SABUN dan yang ke
dua mencuci air sabun yakni masih berubah oleh sabun, jadi nah ini yang dihitung,
namun yang ketiga kenapa hukumnya baru satu kali, maka siapa yang hendak
meringkas terhadap paling sedikitnya yang sempurna, maka tidak boleh tidak harus
melaksanakan seperti yang sudah disebutkan tadi. Yang lebih sempurna mesti
melakukan tiga kali perbuatan yang telah disebutkan, yakni Sembilan kali


~ 16

perbuatannya itu tiga kali hukumnya. Ini dia satu perkara/perbuatan yang sempurna
dan ada lagi yang paling sempurna juga yang lebih mudah yaitu :

Pertama : memandikan dengan air sabun sebagaimana tertibnya perlakuan


yang pertama, lalu dengan air sabun pakai sabun lalu dengan air sabun lagi lalu
membilasnya seperti itu juga begitu seterunya sebanyak tiga kali berturut-turut.
Kedua : dari situ mandikan dengan air bersih sebanyak tiga kali berturut-
turut,

Adapun tertib perlakuan kiri kanan, depan belakang itu perbuatan sebagaimana
perlakuan yang pertama dan sunah mencampurkan air yang terakhir dengan
KAPUR BARUS hanya sekadar yang mentiadakan terhadap air. Dan jangan lupa
yang tadi itu yaitu menggosok sekujur tubuh mayit serta memakai kain di dampal
tangan yang kiri, dan jangan melihat kesana, kalau bukan karena hajat.

Lalu setelah selesai memandikan diseka pake handuk merupakan sunah sampai
kering, sebelum di pakaikan KAPAN. Dan sunah dari setiap memandikan mengurut
perutnya pelan-pelan suapa jangan ada kotoran yang tersisa di dalam perutnya, bila
sudah selesai dan keluar lagi kotorannya, maka wajib untuk mencebokinya tapi
tidak wajib memandikan lagi dan tidak sunah mewudlukannya lagi, namun tidak
sah disholatkan hingga dicuci kecuali karena darurat, seperti mayyit yang tidak mau
mangpet (macet) kotorannya, maka dihukuman orang tersebut seperti waktu
hidupnya BESER, yakni harus disumbat lubang najisnya dan segera disholatkan.
Dan wajib pula mendatangkan air ke seluruh yang Nampak dari anggota badan si
mayit sebagaimana mandinya orang hidup seperti KEKEROD JUBUR (Lubang
Anus) dan yang Nampak ketika TANGGEGENG (Nongkrong) dari farji wanita
bahkan lebih dalam lagi ada pada QOLAFAH yakni sesuatu yang tertutup
KUKULUF DZAKAR yang belum disunat, maka bila udzur/terhalang datangnya
air kesana maka wajib melaksanakan TAYAMUM lalu setelah itu memandikannya,
menurut SYEKH IBNU HAJAR ra., dan haram nyunat mayit karena IZRA


~ 17

ngamamaha yang telah disebutkan. Dan wajib menghilangkan sesuatu yang


menghalangi peredaran air ke kulit mayit seperti halnya GETAH, DURI dan
SERUPANYA. DAN WAJIB MENTAYAMUMI MAYIT WANITA bila tidak ada
perempuan yang hadir Cuma adanya lelaki dan bukan muhrim dan mayit lelaki bila
tidak yang hadir kecuali perempuan yang bukan mahram dan juga memakai
CEMPAL (tilam) kain atau seumpanya, dan wajib MENTAYAMUMI MAYIT
yang udzur memandikannya seperti orang yang DAGINGnya lepas, sekiranya bila
dimandikan terlepas dagingnya.

Ketahuilah bahwa keadaan TAYAMUM itu merupakan pengganti dari mandi, yaitu
Cuma pada muka dan kedua tangannya saja juga tidak diwajibkan niat dalam
TAYAMUM Mayit, karena sesungguhnya Tayamum itu pengganti Mandi, tadi
sudah diterangkan bahwa tidak wajib niat memandikan mayit sekedar sunah
semata. Ini niat mentayamumi mayit :
: yakni Saya berniat untuk
membolehkan fardlu sholat atas mayit ini karena Alla semata.

TAMBIH

YANG PALING UTAMA MEMANDIKAN MAYIT PRIA yaitu :


1. Semua kerabatnya yang laki-laki ,
2. laki-laki yang bukan kerabat,
3. isterinya,
4. perempuan yang mahram

YANG PALING UTAMA MEMANDIKAN MAYIT PEREMPUAN yaitu :


1. Semua kerabat yang perempuan,
2. Perempuan yang bukan kerabat
3. Suaminya,
4. Peria yang mahram.


~ 18

Dan bila melihat yang memandikan terhadap yang disukainya, seperti bersinarnya
cahaya, atau harum baunya, maka sunah membicarakannya/menceritakannya dan
bila melihat sebaliknya, seperti Bau Amis, hitam kelam muka atau jasadnya, maka
HARAM menceritakannya, karena sesungguhnya yang demikian itu termasuk
bagian dari NGUMPAT yang HARAM. Kecuali apabila ada ke MASHLAHAT an
dalam menceritakannya, maka boleh, seperti Mayit Ahli BIDAH atau yang FASIQ
juga MUTAJAHIR yakni yang tidak menyembunyikan, karena menakut-nakuti
manusia manusia supaya jangan mengikuti perbuatan si mayit seperti itu.

KHOTIMAH

SUNAH MEMPERBANYAK DZIKIR DAN DOA TERHADAP MAYIT disaat


memandikan, mengkafani, seperti , , , , yakni
semoga Allah memberikan rahmatnya kepadamu, dan semoga Allah mengampuni
kepadamu
Sunah menjadikan rambut mayit perempuan menjadi tiga kelabang dan
merumbaikan/tergerai ke belakang. (diambil dari: Tuhfah, Anwar, Hasyiyah2,
Adzkar )

FASHLU

Adapun mengkafani mayit atau membungkusnya, paling sedikitnya adalah satu


lapis kain yang meliputi seluruh tubuh dari pakainnya yang biasa dipakai sewaktu
masih hidupnya atau Kain putih (BOWEH) atau yang lainnya. Dan paling
utamanya memakai KAIN KAPAN itu tiga lapis kain putih dari setiap kain yang
bisa meliputi seluruh anggota badan. Bila mayitnya laki-laki boleh ditambah
sorban dan baju kurung, tapi tidak termasuk sunnah akan tetapi khilaful awal yakni
perbedaan pendapat denga yang utama.

Sedangkan kain kapan untuk mayit WANITA 5 (Lima) HELAI : 2 Helai samping
yang meliputi tiap-tiap seluruh tubuh, satu helai kain pendek untuk menutupi


~ 19

BUJAL/PUSAR dan LUTUT juga TOTOPONG kepala serta BAJU KURUNG.


Dan sunnah mencukupkan/menyempurnakan KAPAN terhadap pertingkah mayit,
sebagaimana berpakaian waktu hidupnya yakni dari kain putih yang mahal
harganya, bila orang kaya. Sedangkan dari orang yang menengah menggunakan
kain kapannya dari yang murah, begitu juga yang miskin. Bila dikafankan mayit
dengan yang ketiga, maka yang ketiganya memakai samping saja baik Peria atau
Wanita dan boleh untuk ahli waris melarang bila lebih dari 3 (tiga) tersebut dalam
kitab Fathul Muin Syekh Kurdi berkata dan begitu juga bila ada yang MAHJUR
dari ahli waris disebabkan karena belum baligh atau GILA, AYAN, yang ghoib,
maka tidak boleh dilebihkan dari 3 (tiga) dalam hak perempuan.

Pelaksanaan kesempurnaan mengkapani bagi wanita yaitu sebelum mengkafani,


terlebih dahulu sediakan KAPAS yang telah ditaburi HANUTH yakni wawangian
sejenis bubuk yang telah dicampur dengan minyak candana, dupa, kapur barus
sampai merata terus temple-tempelkan pada tiap-tiap lubang yang ada dibadan
yaitu : Lubang Telinga, Lubang Hidung, Lubang Mata, yang luka-luka secukupnya
besar atau kecilnya

Dan sediakan juga kapas yang banget wanginya, lalu temple-tempelkan ke seluruh
anggota SUJUD yaitu JIDAT, HIDUNG, KEDUA DAMPAL TANGAN, kedua
LUTUT dan KEDUA DAMPAL KAKINYA. Dan sediakan juga kapas seperti
tadi, lalu simpan pada TETEPLOKAN BIRIT/Pinggul yang NAMPLOK,
Kemudian Pinggulnya diikat dengan tali kain yang sudah tersedia sebelum dikafani,
tali tersebut yang sudah dapat nyobek-nyobek ujungnya seperti GURITA (Kurita)
bayi., supaya jangan menggulung di bagian pengikat.

Dan sunnah di kasih wangi-wangian sekujur tubuh mayit, sebelum dikafanan


dengan kafur barus, dan MOPOT/MUPUT semua KAFAN dengan AGARU 3
(tiga) kali dari situ amparkan SALAH SATU KAFAN YANG paling LEBAR lalu
taburkan selama masih dengan HANUTH dengan KAFUR sampai merata, lalu
HAMPARkan lagi yang kedua sama dengan yang tadi penuhan dengan HANUTH,


~ 20

begitu juga dengan yang ke tiga bahkan harus lebih BANGET HANUTHNYA.
karena sesungguhnya itu yang nempel dengan BADAN MAYIT ini jika tidak ada
lagi hanya adanya KAFUR maka cukuplah apa adanya, baru dilipat semua KAFAN
dengan berurutan sebagaimana yang hidup memakai pakaian mahal.

KAFAN lalu diikat ketiga-tiganya serentak sekaligus dengan tali biasa dimana
tempat yang bisa dilihatnya perlu, kecuali pada sebelah SUSU wanita, maka harus
lebar talinya, supaya menutupi kedua SUSUnya.

Sedangkan DUA TANGANNYA SI MAYYIT, itu boleh disedakepken, tangan


kanan ke tangan kiri seperti sedakep sholat dan juga boleh sedakep sebelah sesuai
dengan kehendaknya. Maka ketika si mayit dimasukan ke liang kubur, maka
lepaskan seluruh talia pengikat kapannya. (diambil dari: Tuhfah, Anwar,
Hasyiyah2, Fathul Wahab, Fathul Muin)

FAIDATUN

Tersebut dalam sebuah Hadits TARSYIKHUL MUSTAFIDIN HASYIYAT FATHUL


MUIN diambil dari JAMAL HASYIYAT FATHUL WAHAB begini :


"

Yakni menceritakan Imam Tirmidzi dari Nabi Muhamad saw., sesungguhnya


siapa orang yang menulis terhadap doa ini dan meletakkannya disana antara
dada mayit dan KAFANNYA, maka tidak akan disiksa kubur dan tidak akan
kelihatan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir, inilah doanya :

Wajib memelihara terhadap tulisan tersebut jangan sampai terkena najis supaya
disimpen di dalam botol dan ditutup yang rapet.


~ 21

FAIDATUN

MENGGOTONG MAYIT itu percepat supaya menghormat mayit dan jangan


menahannya kecuali lelaki walaupun mayit wanita. Dan menggotongnya BAINAN
AMUUDAENI = itu lebih utama daripada TARBI,

Yang dinamakan menggotong BAINAN AMUUDAENI itu adalah menggotong


mayit bertiga, seorang didepan/lebih dulu dalam keadaan menjadikan
penanggung/pikul terhadap dua orang sebagai penyangga keranda di bahu kiri dan
kanannya, dan yang dibelakang berdua sebagaimana biasa. Dan yang dimaksud
dengan TARBI itu adalah MENGGOTONG MAYIT dengan 4 (empat) orang
sebagaimana yang sudah dibiasakan dimana-mana, dan yang D HOHIR dari
perkataan Ulama itu adalah mendahulukan kepala mayit ketika di gotong. Sambil
membaca BISMILLAH sejak mulai menggotong juga mendawamkan bacaan
TASBIH pelan-pelan selama menggotong mayit seperti :

Dan sunnah mempercepat Jenazah yakni berjalan lebih cepat dari biasanya tapi
bukan berlari dan disunahkan juga menutupi mayit wanita dengan penutup yang
seperti QUBAH dan KHEMAH. IH (intaha). Diambil dari TUHFAH.

TITIMATUN

MENGIRINGI MAYIT itu Sunah Muakkad bagi laki-laki, Makruh mengiringi


mayit dengan membawa bara api dengan perupuyan atau dengan apa saja, dan
MAKRUH berbincang-bincang membicarakan masalah DUNIA.

Yang disunahkan perlakuan Ulama Salaf yakni Ulama Dahulu, Shahabat yang
sesudahnya yaitu sepi disaat mengiring mayit tidak terdengar membaca Quran dan
tidak terdengan DZIKIR dan juga tidak yang lainnya, karena yang diperintahkan


~ 22

yaitu BERFIKIR terhadap mayit ini dan urusan sesudahnya seperti


KESENGSARAAN di dalam qubur dan huruhara di hari Kiyamat juga berfikir
terhadap rusaknya dunia, dan sunah bagi seseorang yang terlewati oleh Jenazah
atau melihat dengan mengucapkan : yakni Maha Suci Dzat
Yanga Hidup yang tidak Mati atau mengucapkan :

yakni tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Hidup lagi Maha Gagah dan tidak
Mati,.

Dan sunah mendoakan Mayit juga memujinya dengan yang baik baik/bagus bagus
tapi jangan Lengos/Kosong. Wallohu alam. Diambil dari ADZKAR

FASHLU
TENTANG
SHOLAT JANAZAH

Menyolatkan mayit itu ada 7 (tujuh) perkara :


1. Beridiri bila mampu
2. Niat berbarengan dengan TAKBIRATUL IHROM seperti untuk mayit laki-
laki :
3.
yakni Saya niat sholat atas mayit ini 4 (empat) takbir menghadap qiblat
menjadi IMAM/MAKMUM karena Allah taala.
Bila mayitnya Wanita Lafadz diganti dengan atau dengan

dan bila mayitnya 2 (dua) orang laki-laki maka bacaannya :


~ 23

bila mayitnya Laki-laki dan perempuan maka


:
bila mayitnya 2 (dua) orang perempuan.
Bila mayitnya banyak maka :

yang hadir laki-laki atau perempuan semuanya atau berbeda atau

saya niat menyolatkan kepada orang yang disholatkanoleh imam. Yakni
satu mayit atau lebih, sama ataupun beda-beda, hadir (ada atau Ghoib
(tidak ada)

4. Takbir 4 (empat ) kali.
5. Membaca al-Fatihah setelah Takbir pertama
6. Sholawat atas Nabi SAW., setelah Takbir yang kedua, paling sedikitnya
membaca yang lebih sempurnanya

"
dan sunah sebelum membaca sholawat membaca dulu AL-
HAMDULILLAH dan setelah membaca doa seperti Jamiiil Muslimin
seperti :
7. Doa khusus untuk mayit setelah takbir yang ke tiga, paling sedikit doanya
seperti ini : " yakni semoga Allah mengampuni ke mayit
ini dan semoga Allah merahmatinya sedangkan yang paling sempurna
doanya, maka setengah dari yang dipilih oleh IMAM NAWAWI dalam
kitabnya ADZKAR dari Hadits shohih Muslim yaitu :
"
ya Allah semoga Allah mengampuni terhadap mayit, dan semoga
merahmatinya serta melebur terhadap semua dosa-dosanya dan semoga
Allah menghapuskannya serta semoga allah memuliakannya ditempat dan
juga menempatkan ke tempatnya


~ 24


serta semoga Allah mencucinya dengan air embun dan hujan buah serta
membersihkan Allah kepadanya dari semua dosa.,


seperti dibersihkannya kain yang putih dari kotoran dan semoga Allah
menggantikan kepadanya rumah yang lebih baik daripada rumahnya dan
keluarganya yang lebih baik dari keluarganya dan isterinya yang lebih baik
dari istrinya

dan semoga Allah memasukkannya ke surge dan semoga Allah
melindunginya dari siksaan kubur dan juga dari siksa Neraka
"
ya Allah semoga Allah mengampuni terhadap yang masih hidup dan yang
sudah mati, juga yang kecil-kecil dan yang besar-besar, juga yang laki-laki
dan yang perempuan juga yang hadir dan yang ghoib.

ya Allah siapa yang menghidupkan Tuhan kepadanya dari kami, maka
semoga Tuhan menghidupkan kepadanya atas islam juga siapa yang
mewafatkan Tuhan kepada kami, maka semoga mewafatkan Tuhan
kepadanya atas iman.

ya Allah semoga Tuhan jangan menghinakan kepada kami dengan pahala
mayit serta jangan memfitnah Tuhan kepada kami setelahnya menjadi mayit
.
Dan siapa yang mau menambahkan, maka lebih bagus menambahkannya
terhadap doa ini karena telah dipilih oleh Imam Syafei diperbolehkan,
mengambil dari kumpulan Hadits-hadits yaitu :

"


~ 25

ya Allah ini aku dan anak-anakku keluar dari kesenangan dunia dan
kemegahannya, sedangkan kekasihnya dengan semua yang dikasihinya di
dunia terhadap kegelapan qubur juga yang akan bertemu oleh mayit,
NYONDONG mayit itu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya Nabi Muhamad saw., itu hamba Allah dan utusan Allah dan
Allah Yang Maha Mengetahui terhadap si mayit.
"
Ya Allah sesungguhnya mayit itu bermalam (mondok) kepada Mu,
sedangkan Engkau adalah sebaik-baiknya yang dipondokkan.
"
Dan jadikanlah mayit itu yang sangat mengharap terhadap rahmat Tuhan,
sebab Tuhan itu Maha Kaya dari menyiksa mayit juga sesungguhnya kami
datang kepada Mu Tuhan dengan mengharapkan syafaat untuk mayit :

"
Ya Allah bila mayit ini termasuk yang baik, maka tambahkanlah
kebaikkannya dan jika mayit ini jelek, maka semoga melewatkannya dan
semoga menemukan Tuhan dengan rahmat dan keridloan-Nya, juga semoga
tuhan memeliharanya dari FITNAH QUBUR dan siksaannya.


Dan juga semoga Allah membahagiakan kepadanya di alam qubur dan juga
melapangkannya di dalam bumi dari sisi-sisinya dan juga semoga Allah
menemukannya terhadap mayit ini dengan rahmat Mu sesudah adanya
siksaan Mu, hingga membangkitkannya ke mayit sampai ke surga Mu

dan jika mayit itu termasuk yang masih kecil yakni belum BALIGH maka
sunah membaca doa ini sesudah : yaitu doanya :

"


~ 26

Ya Allah semoga Allah menjadikan terhadap mayit ini persediaan


terhadap ibu bapaknya dan juga lobang-lobang, celengan/tabungan, fitutur,
contoh, syafaat, dan semoga memberatkan terhadap semua timbangan
berdua dan semoga Allah memberikan kesabaran terhadap hatinya berdua
dan juga jangan memberikan fitnah terhadap keduanya setelah mati serta
semoga mengampuni Allah kepada kami dan mayit.

Dan sunah mengakhiri doa dengan doa yang umum untuk muslimin. Dan
sunah setelah takbir yang ke 4 (empat) doa ini :

ya Allah semoga Engkau jangan menjelekkan kepada kami terhadap
pahala ke mayit juga jangan memfitnah Tuhan kepada kami setelah
meninggalnya mayit ini dan juga semoga Engkau mengampuni Tuhan
kepada kami dan kepada Mayit ini.

8. Salam sebagaimana salamnya sholat IH (intaha ). Dari ADZKAR, ANWAR


dan Fathul Wahab.

Doa ini telah disebutkan untuk mayit laki-laki, adapun untuk perempuan
maka wajib untuk membedakan dari sebagian kalimat seperti mengganti
dengan , dan dengan dan dengan dan wajib
nanitsken semua dhomir seperti : dan seterusnya, dan
juga menggunakan Ta Tanits saakinah pada akhir fiil madli seperti : ,
,, dan pada huruf pertama fiil Mudlori
dan pada akhir isim fail, seperti : ,


Disebut dalam kitab Bughyah diambil dari kitab IMDAD begini ..:
kebakaran bahwa sesungguhnya yang matinya seperti TERTIMPA KAYU dan


~ 27

udzur, mengeluarkannya itu jangan disholatkan yaitu yang MUTAMAD kemudian


berkata, tapi memperluas kebanyakan ulama menolaknya. Dan dalam kitab
FARUQ Syekh Abi Muhamad berkata Imam Syafei :
barang siapa yang ditanam sebelum dimandikan dan disholatkan, maka bila
belum ditimbun dengan tanah, maka harus dikeluarkan dan langsung dimandikan
kecuali bila takut berubah, maka bila sudah ditimbun maka jangan digali akan
tetapi cukup disholatkan saja di atas kuburannya.

Dan kembali kesana syekh Asnawi dan syekh Adzrai dan syekh Abi Syarif dan
juga yang lainnya dan mentarjihkan kesana syekh Naasyiri. IH. Hasyiyat al-Fathu

TANBIIHUN
Yang lebih berhak dengan sholat mayit mengIMAMI nya adalah Bapak lalu
Bapaknya Bapak terus ke atas dengan tartib begitu terus anak lelaki terus anak
lelakinya anak terus ke bawah dengan tertib begitu. Saudara-saudara lelaki yang
sejajar terus yang se-Bapak terus semua anak lelaki keduanya dengan tertib begitu.
terus Paman yang sejajar, terus yang se-Bapak terus anak-anaknya yang lelaki terus
ke bawah dengan tertib. Terus pamannya nyai, anak-anaknya yang laki-laki terus ke
bawah dengan tartib seperti tadi, terus sulthon terus Bapaknya ibu saudara se ibu
terus saudara ibu terus paman se ibu. IH. Diambil dari TUHFAH.

DAN SUNAH berdirinya IMAM yang sendirian pada sebelah kepalanya si mayit
lelaki dan sebelah pantat untuk Mayit Wanita. Tersebut dalam kitab BUJERIMY
HASYIYAH FATHUL WAHAB. Seperti ini terjemahannya : disimpen kepalanya
mayit laki-laki pada JIHAT kirinya IMAM, dan ada pada kebanyakan badan mayit
itu pada JIHAT sebelah kanannya IMAM perbedaan dengan amalnya manusia
sekarang dan ada apa kepalanya mayit wanita dan khuntsa Musykil itu pada JIHAT
sebelah kanan IMAM sebagaimana yang dilaksanakan oleh manusia sekarang. IH.
yakni Syibro Mulisi.


~ 28

Al-hasil keadaan yang dijaikan yang paling banyak JUZ BADAN MAYIT disebelah
kanan yang sholat keadaan seperti itu ada kepalanya mayit laki-laki pada JIHAT
sebelah kiri yang menyolatkan kalo mayit wanita sebaliknya. Dan sunah
menjadikan 3 (tiga) shaf yakni 3 (tiga) baris maka lebih dalam sholat janazah Karen
Hadits :

Yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui : Barangsiapa yang menyolatkan
mayit, 3 (tiga) shof, maka sesungguhnya telah wajib yakni
PENGAMPUNANnya

dan sunah berkali-kali sholat janazah yakni sebagian setelah sebagiannya lagi
bukan iadah yakni menambal yang sudah sholat walaupun yang munfarid dan
sunah di Masjid IH. diambil dari FATHUL WAHAB.

MUHIMATUN
TIDAK USAH DIMANDIKAN YANG SYAHID, dan tidak usah disholatkan
yakni HARAM dan wajib di KAFANI dengan pakaiannya yang dipakai walaupun
bercampur darah, kecuali bila kurang maka wajib disempurnakan, yang dimaksud
dengan syahid itu adalah yang meninggal waktu peperangan dengan kafir
disebabkan perang, yaitu yang dinamakan syahid dunia akhirat. Beda dengan
syahid akhirat semata, yaitu seperti : Mati krena sakit perut, kena THOUN, dan
mati diperantauan dan yang tertimpa seperti kayu dan yang meninggal TAJAM,
dan terkena aniaya dan yang meninggal karena tergila-gila sama kekasih bila
selamat dari langkah maksiat sama kekasihnya. Itu mah walau mendapat pangkat
syahid yang agung hukumnya sama dengan yang bukan semua urusan tugas
tersebut. Dan haram menutupi kepala mayit laki-laki yang sedang IHRAM juga
menutupi muka untuk mayit wanita. Adapun mayit yang KELURON itu hukumnya
sama dengan mayit yang lainnya, bila menjumpai tanda-tanda hidup setelah lahirnta
seperti menangis, atau bergerak dengan kesepakatan Ulama, dan begitu juga yang
tidak ada tanda-tanda hidup tapi sudah waktunya paling sedikit dalam kehamilan


~ 29

yakni 6 (enam) bulan menurut Syekh Romli berarti wajib Tajhiz/mengurusnya


sebagaimana mayit biasanya. Tidak menurut Syekh Ibnu Hajar Rohimahumalloh
taala Cuma wajib dimandikan, mengkafani dan menguburkannya tidak
disholatkan bahkan haram., dan cara begitu yang telah berbentuk yang belum 6
(enam) bulan dengan kesepakatan, bila yang belum membentuk sama sekali, maka
tidak diwajibkan hanya sunah di KAFANI dan di KUBUR. IH. (Intaha). Diambil
dari Syarwani Hasyiat TUHFAH dan TAUSYHEKH HASYIAT FATHUL MUIN.

FASHLUN
Dan adapun menguburkan mayit itu hukumnya wajib pada lubang yang bisa
mencegah dari BINATANG yang biasa memangsa BANGKAI dan dari tercium
BAU mayit, dan sunah melapangkan kubur dan dalamnya KURANG LEBIH
SETANJER dan SATODONG yaitu 4 (empat) HASTA dan ada pada LAHAT
(Kilung) bila tanahnya keras, KACAPURI bila tanahnya empuk. Dan sunah
meletakan mayit di atas kubur sebelum dimasukan dengan sekira-kiranya kepalanya
diujung pekuburan, lalu mayit diambil dari keranda pelan-pelan dan jangan
menguburkan mayit kecuali laki-laki bila ada, walaupun mayitnya perempuan.
Sedangkan yang paling utama MENGUBURKAN yaitu SUAMINYA,
BAPAKNYA, BAPAKNYA BAPAK sampai ke atas dengan tertib, ANAK, CUCU
terus ke bawah dengan tartib, , saudaranya (adik), anak saudara, pamannya, dzawil
arham yang mahram, bila mayitnya perempuan kemudian manusia yang dikebiri,
ashobah menurut runtutan nyabah., kemudian dzawil arham yang lain bukan
mahram kemudian yang sholeh. Dan bila cukup denga seorang diri untuk
menguburkannya seperti mayit anak kecil maka jelas, dan bila mayitnya tidak
seperti yang besar maka sunah mengganjilkan bertiga atau berlima, dan mayit
dihadapkan ke qiblat hukumnya wajib dan sunah tarang/jidat, dua dampal kakinya
di tempelkan didinding Lahat dan direnggangkan badannya sebagai mana orang
yang rukudan diganjal tulang belikatnya dengan bata mentah atau serupa itu
seperti seperti tanah lempung supaya aman dari terbalik. Dan dikasih bantal
kepalanya dengan bata mentah atau batu dan tempelkan pipinya sesudah dibuka


~ 30

kafannya biar nempel ke bantal. Dan sunah disaat menguburkan dihalangan dengan
kain supaya jangan melihat kesana bukan dari yang menguburkan. Dan wajib
menutupi lahat dengan kacapuri dengan apa saja yang bisa mencegah tuk
menimbunnya dengan tanah terhadap mayit tapi sunah dengan bata mentah karena
ittiba yakni mengikuti pertinggkah Rasululloh saw., tapi jika runtuh kuburannya
sebelum beres menimbun maka tidak wajib memperbaikinya langsung saja
diteruskan menimbunnya dan TIDAK DISUNNAHKAN ADZAN disaat
menguburkan ikhtilaf sebagian ulama, yang menyunahkan terhadap adzan karena
qiyas terhadap yang adzan dibelakang orang yang mau musafir yang melancong .
IH. diambil dari TUHFAH, Hasyiahnya SYARWANI dan dari MUKHTASHOR
TADZKIROTU QURTUBI dan dari BUGHYAH.

DAN SUNAH MENDOAKAN terhadap MAYIT ketika dikuburkan dengan doa


yang sesuai terhadap perbuatan tersebut, seperti :

Yaa Allah semoga Engkau membukakan semua pintu langit terhadap ruhnya mayit
ini dan juga memuliakan terhadap tempat dan juga semoga melapangkang
terhadap tempat masuknya dan semoga melapangkan terhadap mayit di dalam
kuburnya.

Karena sesungguhnya sudah lumrah bahwa sesungguhnya manusia yang sudah


diucapkan kesana ketika ditimbun maka Allah akan menghilangkan kepadanya
siksaan 40 tahun seperti yang telah disebutkan dalam hasyiah Bujaerimiy dari
Gurunya Guru saya Asy-Syekh Al-Khufna. IH. diambil dari Hasyiah Sittin. Dan
sunah bagi yang hadir/menyaksikan meraup dengan 3 raupan tanah galian kubur
dari sebelah kepalanya dengan kedua dampal tangannya karena ittiba sambil
mengucapkan:
saat meraup pertama
Pada raupan yang kedua
Dan pada raupan yang ketiga


~ 31

diambil dari TUHFAH, Syarwani, diambil dari riwayat syekh Muhibb Ath-Thobriy
dari Nihayah.

FAIDATUN
Terdapat dalam tulisan karya IMAM TAQIYUDDIN AL-ALAWIY dari karya
Bapaknya berkata : saya menemukan yang seperti ini telah menceritakan kepada
saya Kiayi Faqih Abu Abdillah Muhamad al-Hafidz sesungguhnya Nabi saw.,
bersabda:

. .
Yakni barang siapa yang mengambil dari tanah kubur waktu
nimbun dengan tangannya sambil membaca: 7 x (tujuh
kali) dan meletakkannya disana pada kain kafannya atau di dalam
kuburnya,maka tidak akan disiksa kubur disebabkan tasbih dan qiyasnya

kesana meletakkan seperti SALASIH dari semua tunas yang masih hijau. Dan
sunah disimpankan batu-batu kecil dan besar pada kepalanya karena ittiba dan
tidak boleh hilang atau tertukar kuburan keluarganya ketika ziarah. diambil
dari TUHFAH

Di HARAMKAN MENEMBOK KUBURAN yang melarang terhadap dipakai


kuburan oleh yang lain, bila ditempatkan ditanah WAKAF atau tanah MUSABBAL
yakni tanah yang diBERAken (keringkan). Dan sunah bagi yang hadir di kuburan
untuk diam sebentar setelah selesai menimbun dan ISTIGHFAR yakni
memohonkan ampunan untuk si mayit dan memohonkan doa untuknya agar
TATSBIT yakni diteguhkan hatinya ketika ditanya oleh Malaikat Munkar dan nakir.
Sebagaimana ucapan Syekh Amudiy yaitu : seandainya satu jam atau seperempat
jam membacakan ISTIGHFAR dan berdoa seperti ini :
: yakni semoga Allah mengampuni terhadap mayit ini dan semoga Engkau
meneneguhkan kepadanya dengan ucapak yang teguh, sebab Hadits telah


~ 32

menjelaskan, perkataan IMAM SYAFEI dan para sahabatnya : disunahkan bahwa


untuk memperbanyak sesuatu dari al-Quran, maka bila mengkhatamkan semuanya
terhadap al-Quran semuanya maka BAGUS., dan disunahkan terhadap sesuatu
yang dibacakan dikubur setelah selesai nimbun pertama kali dibacakan Surat AL-
BAQOROH sampai ayat dan akhir ayat surat al-Baqoroh
sampai selesai, karena yang diceritakan bahwa sesungguhnya Sayidina Ibnu Umar
menyunahkan seperti itu. IH diambil dari ADZKAR dan BUGHYAH. Dan sunnah
menyiram kubur dengan air dingin karena TAFAUL dan disunahkan meninggikan
kuburan kira-kira sejengkal dari atas tanah dan meratakannya.

FAIDATUN .

Doa itu bermanfaat terhadap mayit karena banyak dalil dari ayat dan Hadits
mengenai hal itu juga membaca al-Quran, bila hadir mayitnya atau dihadiahkan.,
Imam Nawawi berkata dalam ADZKAR hal-hal yang dipilih dari DOA HADIAH
itu adalah ucapan

yakni Yaa Alloh semoga Engkau mendatangkan pahala bacaanku terhadap fulan
bin fulan.,

dan sunah memuji dengan kebaikan, jangan kejelekan sebab yang diceritakan
dalam shoheh Muslim dari Sayidina Anas ra. berkata kami dilewati oleh jenazah,
maka kami memujinya dengan baik, maka Rasul saw., menjawab WAJABAT yakni
wajib kemudian dilewati lagi oleh jenazah yang lainnya, maka memuji kepadanya
dengan jelek, maka Rasul saw., menjawab : WAJABAT, maka Umar bin Khathab ra
bertanya : apa yang disebut wajib disana ? maka Rasul menjawab; yang disebut
dengan memujinya kalian semua kepadanya dengan pujian yang baik, maka wajib
baginya Surga, pujian kalian semua kepadanya dengan pujian yang jelek, maka
wajib baginya Neraka., kalian semua adalah saksi Allah di bumi. IH diambil dari
ADZKAR.


~ 33

Maka faham semuanya dari sana bahwa sesungguhnya amal yang sudah dilakukan
dari sebagian belahan Negara Jawa dari ucapan sebagian manusia kebanyakan
dengan mengucapkan kata KHOIR maka jawabannya sesuasi dengan ucapan
tersebut,

atau seumpamanya bila itu sunah dan ada dasarnya, seyogyanya diamalkan,
karena itu menjadi tanda-tanda husnul khotimah, sebab Sabda Rasul saw.,
WAJIB


Imam Nawawi berkata : dalam kitab Adzkar juga, bahwa adapun TALQIN
MAYIT setelah menimbunnya mayit, maka dari para sahabat berkata dengan rasa
istihbabnya yakni sunatnya, sedangkan sebagian dari yang mengambil Nash dengan
istihbabnya itu qodli Husen dalam kitabnya TALIQ, dan kawan-kawan Syekh
Abu Said al-Mutawalli dalam kitabnya TITIMAH dan Syekh yang Zahid Abu al-
Fath Nasru bin Ibrahim bin Nasri al-Maqdisiy dan Imam Abul Qosim Al-Rofii dan
yang lainnya dan mengutip dari sana al-Qodli dari sahabat Imam Syafii. IH.

Syekh Syarwani dalam Hasyiyah Tuhfah dengan mengucap yakni


MENALQINKAN

, , , , ,


Ini lafadz TALQIN yng ada pada riwayat Tabrani dan dari yang lainnya dan banyak
lagi riwayat yang beda-beda panjang pendeknya tapi maknanya hampir sama., dan
tidak menjadikan bahaya dengan menambahkan doa setelah yang sudah ditetapkan
oleh Ulama dalam lafadz-lafadz TALQIN yang lainnya yaitu seperti mengucapkan
setelah lafadz-lafadz yang tadi.


~ 34

Yang menalqinnya itu disebut dari sebagian kitab dalam keadaan berdiri seperti
disebut dalam ADZKAR IMAM NAWAWI, dan dalam kitab NIHAYAH SYEKH
ROMLI dan dari sebagian kitab dalam keadaan duduk seperti dalam kitab FATHUL
MUIN dalam HASYIYAH TUHFAH, sedangkan Jamaah yang pada hadir saat itu
dalam keadaan berdiri semua dengan kesepakatan seperti itu maka diperbolehkan
bagi yang menalqinkan memilih terhadap salah satunya di atara dua perkara yang
tadi dan cara seperti itu juga memanggil terhadap bapak dan ibunya mayit, itu juga
boleh memilih seperti tersebut dalam kitab ADZKAR perbedaan Ulama dalam
masalah ini.

FAIDATUN
TAZIYAH yaitu melayat terhadap keluarga mayit itu SUNNAH sebab sabda
Rasul saw., " barangsiapa yang melayat
terhadap orang yang terkena musibah, maka ditetapkan baginya pahala orang yang
terkena musibah. Dan sabda Rasul saw
.,
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: tidak ada bagi orang yang
mumin yang melayat terhadap saudaranya disebabkan dengan musibah kecuali
memakaikannya Allah Azza wa Jalla dari semua pakaian karomah, dan karena
sesungguhnya melayat itu termasuk kepada Amar Maruf, Nahyi Munkar juga
termasuk kepada MUAWANAH ALAL BIRRI WAT TAQWA yakni saling tolong
menolong terhadap kebaikan dan Taqwa yakni Takut kepada Allah yang
diperintahkan keduanya oleh ayat dan Hadits-hadits seperti sabda Rasul saw.,
dalam Hadits yang Shohih :
"
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: Allah itu selalu meolong
hambanya, selama hamba masih menolong saudaranya .


~ 35

Dan sunah mendahului melayat dari yang masih kecil yang mumayyiz yakni yang
sudah punya pengertian dan juga yang dhoif kecuali WANITA yang MUDA, maka
hukumnya MAKRUH TERHADAP LAKI-LAKI YANG BUKAN MAHRAM dan
bukan suaminya, melayatnya kesana, bila aman dari fitnah seperti ucapan salamnya
kesana tapi bila sebaliknya, maka hukumnya HARAM.

Yang dimaksud dengan TAZIYAH adalah NIAT SHOBAR dan menahan terhadap
musibah dengan cara mengiming-iming dengan pahala-pahala yang besar baginya
disebabkan dengan kesabagarnnya, juga menakut-nakuti dengan siksaan-siksaan
yang keras, hilang pahalannya, hilang pangkat tingginya di akhirat disebabkan tidak
sabar, gunda gulana, dan juga mendoakan terhadap mayit yang muslim dengan
diampuninya segala dosanya dan terhadap keluarga yang dilayat semoga sabar dan
diganjar musibahnya. Maka bagi orang yang melayat mayit Muslim dengan doa
seperti ini :

yakni semoga Allah membesarkan terhadap pahala dan membaguskan terhadap
perbuatan sabar dan tambal dengan musibah kamu. dan mengampuninya terhadap
mayit

dan mengucapkan kepada yang muslim yang matinya KAFIR



dan mengucapka kepada yang kafir yang matinya ISLAM

DAN CUKUP JUGA MELAYAT DENGAN TITIP SALAM atau SURAT. IH.
diambil dari TUHFAH, ADZKAR dan ANWAR.

TANBIHAAN yakni ini adalah 2 (dua) pengingat :


1. Tidak apa dengan menangisi mayit yakni menangisi mayit bila tidak sambil
sasambat atau menjerit-jerit, adapun sebaliknya maka hukumnya
HARRRRRAM, apalagi bila sambil mencabok pipi dan menjenguti rambut, juga


~ 36

merobek-robek pakaian dan diancam dengan berbagai ancaman yang keras. Di


berbagai Hadits sebab besarnta dosa seperti Hadits sabda Rasul saw., yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah


yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: Niyahah itu merupakan
perbuatan orang Budha dan sesungguhnya wanita yang sesambat itu bila
mati belum bertaubat, maka Allah akan mengambilkan untuknya berbagai
baju kurung dari Neraka, dan baju dari kre dari tepi neraka
dan diceritakan

.
yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: barang siapa yang terkena
musibah menimpanya lalu menyobek-nyobek terhadap pakaian atau mencabok
pipi atau nyabokan leher baju atau menjambak rambut, maka dia SEAKAN-
AKAN mengambil TUMBAKMU untuk memerangi Tuhan. IH diambil dari
IRSYADUL IBAD.

2. SUNNAH bagi semua tetangga keluarga mayit untuk MENYEDIAKAN


MAKANAN yang mencukupi untuk KELUARGA MAYIT dalam sehari
semalam dari sejak meninggalnya. Seperti Sabda Rasul saw.,

yakni Buatkanlah makanan oleh kalian semua untuk keluarga Jafar, karena
sesungguhnya telah menimpa kepada kalian yang bisa menyibukkannya.

Dan sunah juga NGEDIH keluarga mayit untuk memakan makanan. Adapun
yang sudah dibiasakan oleh orang-orang yang membuat makanan pada ahli
mayit untuk menyediakan orang-orang datang kesana untuk melayat atau
lainnya itu BIDAH YANG MAKRUH sama dengan ijabahnya/datangnya


~ 37

kesana MAKRUH juga makan dari makanan yang disediakan. Karena Hadits
yang shohih dari sayidina Jarir, Rasul saw bersabda :

yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui: keadaan kami itu
merayakan kumpul-kumpul di keluarga mayit dan keluarga mayit membuat
makanan itu sebagian dari NIYAHAH yakni merupakan kumpulan
sesambat.

Al-Hasil sesungguhnya perbuatan yang telah diadatkan oleh orang-orang yang


disediakan keluarga mayit terhadap makanan titinggal/tirkah mayit untuk orang
yang datang kesana itu BIDAH yang MAKRUH juga DLOLALAH yakni SESAT,
SEPANTASNYA bagi yang mengetahui untuk MEMBERITAHUKANNYA, juga
sepantasnyalah bagi yang mau mendengarkannya untuk mencegahnya, karena
sesungguhnya perbuatan itu sebagian dari SEMUA MUNKAR yang WAJIB
DIHAPUSKAN. Dengan dua dalil Hadits yang telah disebutkan tadi. Dan
MAKRUH juga bila si mayit tidak punya HUTANG dan juga tidak ada MAHJUR
dari ahli waris dengan sebab anak kecil atau gila dan tidak ada yang ghoib serta
suka ahli waris semuanya, maka bila seperti itu hukumnya HARAM bila tidak ada
wasiat, beda bila ada wasiat maka tidak HARAM dan juga tidak MAKRUH bila
keluar dari stulust tirkah yakni 1/3 tirkah menurut satu Qaul, kalau menurut satu
qaul lagi TIDAK SAH WASIATNYA MAYIT terhadap pembuatan MAKANAN
untuk yang melayat karena sesungguhnhya wasiat itu masuk kategori makruh. IH
dari TUHFAH.
Adapun kata sebagian ULAMA tidak ada MAKRUH terhadap urusan muthlaqon,
akan tetapi sunah karena termasuk kategori UMUMnya sodaqoh yang mathlaub
oleh berbagaimacam dalil seperti dalam sebuah Hadits :

yakni kasihanilah oleh mu semua terhadap yang meninggal dengan sodaqoh,


~ 38

dan katanya juga cegahan dalam Hadits itu mesti ditanggungkan terhadap perbuatan
NIYAHAH yakni sasambat itu pembicaraan ditolak dengan beberapa keterangan :
1. keterangan yang Lazim dari keterngan yang umum yang Aam seperti Hadits
itu IHMAL yakni menyia-nyiakan terhadap yang khos seperti dua Hadits
yang telah disebut, sedangkan Hadits yang kedua itu telah dishohihkan oleh
sebagian ulama dalam kitab-kitabnya. Dan mukholafah terhadap QOIDAH
USHUL FIQIH karena sesungguhnya yang telah muqorror dalam USHUL
FIQIH itu tatkala kumpul yang Aam dan yang khosh maka wajib menjadikan
yang khos terhadap mukhoshish yakni yang mengkhususkan terhadap yang
mengumumkan yang Aam., misalnya Hadits yakni wajib
pada benda yang di airi dengan hujan itu 1/10 zakatnya serta Hadits
:
yakni tidak wajib dari yang kurang 5 (lima) wasaq itu shodaqoh yakni
zakat.
Nah itu Hadits yang pertama maknanya umum yakni kewajiban zakat sama
juga dengan 5 (lima) wasaq yaitu nashobnya zuru yakni tanaman atau
bukan.

Hadits yang menerangkan bahwa tidak wajib zakat bila kurang dari wisaq,
maka bila ditetapkan Hadits yang pertama sebagaimana umumnya maka
LAZIM menghukuminya wajib zakat dari MAL yang tidak nishob, tapi
hukum tersebut BATAL, maka apabila batal hukum maka batal pula yang
mengambil kesana yaitu menetapkan terhadap umumnya yang Aam, maka
dari situ dijadikan yang khos menjadi mukhoshish terhadap yang Aam,
setelah itu maksudnya WAJIB ZAKAT 1/10 pada TANAMAN yang di
AIRI dengan hujan bila mendapatkan satu nishobnya yaitu 5 (lima) wasaq.
Maka bila sudah faham kalian terhadap TAQRIR yang sudah disebutkan
dalam masalah kita ini dengan QIYAS yakni tidak diperbolehkan
sebagaimana umumnya Hadits karena dua dalil yang telah
disebut darinya yaitu meng IHMALkan terhadap dua hadits yang telah


~ 39

Ittifaq shahnya dan Mukholafah terhadap Qoidah Fiqhiyah maka tidak ada
lagi yag lainnya yaitu umpamanya maka jadi maknanya shodaqoh
dari keluarga mayit, bila sepi dari keluarga mayit bila sepi dari kumpul-
kumpulnya orang pada persediaan dari keluarga mayit seperti shodaqoh
duit atau mengirimkan beras terhadap miskin umpamanya.

2. Keterangan sudah mufakat Ulama yang agung-agung dalam kitab-kitabnya


seperti : Syekh Yusuf dalam kitabnya Anwar, Syekh Ibnu Hajar dalam Tuhfah,
Syekh Sulaeman Al-Bajuri dalam Hasyiyah Fathul Wahab, syekh Ibrohim
Bajuri, syekh Sayyid Bakri dalam kitab Ianatutholibin, bahkan sudah
menyebutkan disana, bahwa sesungguhnya persepakatan seluruh Mufti para
Madzhab yang empat pada zaman sayid Ahmad Zainiy Dahlan, jadi mufti
Madzhab Syafei di Makkah Al_musyarrofah terhadap masalah ini bahwa ada
juga seperti yang telah diterangkan oleh saya tadi.

3. Keterangan cukup dari jeleknya perbuatan dengan membalikkan urusan yakni


melaksanakan dengan sebaliknya perintah Nabi saw., dalam Haditsnya
karena sesungguhnya maksud Hadits tersebut
memerintahkan terhadap tetangga ahli mayit supaya memberikan makanan
kepada semua yang terkena musibah/kapapaten, kejadian di kita masalah
tersebut justru sebaliknya yakni memerintahkan terhadap yang terkena
musibah/kapapaten memberikan makanan terhadap yang datang baik tetangga
maupun yang lainnya.

4. Keterangan tetap dalam membiarkan perbuatan yangtelah disebutkan beberapa


mafsadat yakni kerusakan. ( halaman 46 ) :
1). Mafsadat, orang-orang menganggap remeh terhadap BIDAH
disebabkan MAKRUH sehingga tidak dianggap mafsadat, padahal bila
melirik terhadap sabda Rasululloh saw., yakni semua
bidah itu maka bila tidak merasa khawatir dan karena sesungguhnya


~ 40

BIDAH dalam agama itu beda dengan bidah dalam contoh seperti
makanan atau yang dipakai.

2) Mafsadat itu perbuatan yang akan menarik terhadap mafsadat yang lebih
keras yang mentiadakan terhadap HARAM yaitu seperti MEMAKAN
HARTA ANAK YATIM SECARA DHOLIM yakni dengan cara
menganiaya yang telah diancam keras oleh oleh Allah SWT., dalam
beberapa ayat al-Quran seperti dalam Firman Allah SWT., :

Yakni : Allah yang Maha Tahu; Sesungguhnya Orang-orang yang
memakan harta anak yatim dengan cara menganiaya begitu, padahal
mereka di dalam perutnya memakan Api, dan dia akan dimasukan ke dalam
neraka sair, api yang sangat panasnya.

3) mafsadat Karena jika dihantam oleh ROMO saja tidak diuji dan ditafsil-
tafsil terus diterangkan oleh yang ALIM-ALIM terhadap yang AWAM,
maka niscaya akan menemani kesemuanya ancaman QURAN yang tadi,
tidak ada yang ALIM disebabkan menyembunyikan ILMUNYA, yang
BODOH disebabkan tidak bertanya. Karena sesungguhnya urusan ini bila
diBIARkan begitu saja sebagaimana yang telah dilakukan dalam ke
ghalibannya, maka niscaya manuisa tidak akan perduli, tentu melakukan
sebagaimana gholibnya, tidak perduli ada yatim atau tidak ada yatim, punya
hutang atau tidak, disebabkan MALU lantaran sudah ghalib/biasa, maka
boleh jadi mengeluarkan MAL yang luar biasa terhadap HARAJAH dan
begitu juga terhadap SALAWAT, juga PERCUMA bukan karena maksud
membela mayit tapi membela NAFSU dan GHALIB bahkan terkadang
KETEMPUHAN yang menasarrufkan MAL itu yang mengganti ke yatim
atau kepada orang gila atau kepada yang ghaib juga kepada ahli warits yang
sudah baligh juga hadir tapi miskin apalagi JANDA dan TIRKAHNYA
cuma sedikit yang hamper habis denga HARAJAH atau habis


~ 41

pisan/LUDESSS. Nah disini kalau yang mengatur untuk mentasarrufkan


kurang BEHBAR/JELAS menyampaikannya dan kurang luas nasihatnya ke
janda yang tidak tahu terhadap apa yang harus dan yang tidak, dan terhadap
yang syilaf tergila-gila oleh suami hamper-hampir hilang akal,
diperbolehkan jadi dianggapnya seperti itu supaya bagus terhadap mayit
juga diperbolehkan, jadi lupa tidak ingat terhadap akhir setelah hilang suami
maka bila ada seperti itu perbuatan sama dengan pribahasa YANG SAKIT
DITAMPILING sedangkan orang-orang apalagi JANDA yang disebut tadi
saat itu dalam keadaan BINGUNG mau dipercantik bagaimana saja pasti
nurut saja tidak ada kata TIDAK walaupun suruh dihabiskan semuanya
nuruti saja setelah lama cubak cabak banyak kebutuhan, kekayaan habis,
suami tidak ada tadi, susah terkena musibah (paeheun) sekarang susah
akibat tidak punya makanan itulah TANGGUNGAN yang jadi TOKOH di
Kampung-kampung harus bisa mengatur dan MARIGEUL apa yang bisa
menjadikan MASHLAHAT dan seperlunya, karena yang miskin itu
sepanjang hidupnya perlu ditolong apalagi diwaktu sedang KESUSAHAN,
Janda lagi

4) mafsadat dalam membutuhkan terhadap urusan tersebut yaitu


RARAWAT dan ngariung di bawah kaki mayit (TUNJANGEUN), dari
pertama harus ke pasar membeli semua kebutuhan seperti mau hajatan lalu
menyembelih ayam atau kambing bahkan kerbau dan hal-hal yang tidak
disangka-sangka., lalu masak-masak, itu semua memperlambat sunah tajil
yang mempercepat pengurusan mayit yang muakkad perintahnya itu
diakhirkan tanpa dengan sebab yang memurahkan akan tetapi dengan sebab
menunggu yang mau meriung yang telah jelas tidak ada hukumnya.

5) mafsadat melakukan urusan tersebut menjadikan mematikan atau


mengurangi terhadap sunah mengiring jenazah yang tetap oleh perintah
Nabi saw., juga bepergiannya karena seadanya, lihat deh pada waktu mayit


~ 42

di bawa ke kubur dibarengi dengan rarawat ngariung, maka gagal tidak ada
yang mengantarkan mayit Cuma 4 (empat) orang atau berlima dengan
isterinya karena terganggu oleh ngariung dan akhirnya kecanduan
diriungkeun sebelumnya semuanya, setelah menyolatkan akhirnya pulang
semuanya sebab tidak ada yang ditungguin lagi, ngariung sudah, sholawat
dapat, akan tetapi harus ada yang menalqinkan segera menuju ke kubur,
maka darisana tidak dighalibkan menurut HAWA NAFSU yang tidak akan
jadi mati SUNAH mengikuti apa yang datang dari Rasul, padahal itu
mengiringi jenazah, apalagi sunahnya, kata akal juga bagus bahkan kata
Budi pekerti juga karena sesungguhnya itu menghormat ke mayit dan ahli
mayit dan semua manusia mengharapkan JAS dan mengharapkan
kebahagiaan tatkala dihormat mayitnya dengan iringan yang lebih dirinya
bahkan yang tidak biasa mengiringi juga disaat duka cita mah ikut juga
mengiringi oleh para kiayi sampai-sampai suka jebul bagi yang berani mah
kepada orang terpandang (Kiayi) atau sudah ngasih selawat yang banyak,
katanya Mohon maaf untuk semuanya yang HADIR, yang (kersa)
berkehendak serta memohon untuk mengiringi Bapak saya umpamanya,
tah buktinya bahwa ini sunah mati, dimatikan oleh ahlinya melakukan
sunah mesti disambat dengan kehendak seperti nyambat pegawean dunia
bukan seperti ibadah. Juga seperti haq ahli mayit bukan haq yang hadir dari
Muslimin yang tidak berfaedah, faedahnya walaupun besar tapi jauh dengan
kabar. Tidak seperti ngariung dan salawat, kenyang perut dan dapat belanja,



Yakni ini satu faedah yang penting dalam menerangkan urusan fidyah dengan
sebab meninggalkan semua yang wajib dan yang berkaitan dengannya.

Berkata Kiayi Ahmad Khothib yang menjadi Imam Syafei di Masjil Haram dalam
Jawab Soal dengan saya dari Jawa ke Makkah Al-Musyarrofah dalam masalah


~ 43

Fidyah dan yang berkaitan dengannya dengan bahasa Arab, sedangkan kalau
menurut Bahasa Sundanya seperti ini : Sesungguhnya sholat itu adalah ibadah
badaniah yang telah disyariatkan yakni dilakukan karena imtihan yakni
NYOBA/Latihan, maka ridak akan GUGUR oleh HARTA akan tetapi tetap pada
Dzimmahnya yakni tanggungannya dan tetap bagi yang meninggalkannya itu
urusan Allah, bila Allah mengampuni., bila tidak yah tidaaktapi Ulama
Mujtahidun yakni Ulama yang ahli Ijtihad bahwa sesungguhnya sholat itu di
Qodloankeun/dibayarkan dari mayit, karena Hadits dari Bukhori dan lainnya, oleh
sebab itu memilihnya kesana para ulama dari para imam kita juga mengikuti kesana
Syekh Subki dari sebagian kerabatnya dan menuqil Ibnu Burhan dari Qaul Qodim
bahwa sesungguhnya Wajib untuk wali bila ada harta peninggalannya menyolatkan
dari sana seperti puasa dan dalam qaul yang merujuk kesana banyakan dari sahabat
kami, bahwa sesungguhnya wali itu memberikan makanan dari tiap-tiap satu sholat
satu MUD. IH. Berkata Syekh KURDI, berkata Syekh Khowariziy saya telah
bertemu di Khurasan yang memfatwakan kesana dari sebagian sahabat kami dan
riwayat dari syekh Buwathi sesungguhnya Imam Syafei telah mengatakan dalam
Itikaf baina Itikaf dari sana walinya, maka bila kita melakukan terhadap qaul
yang telah disebutkan tidak ada yaitu mengeluarkan WALI dari satu sholat satu
MUD makanan itu, maka harus mengeluarkan yang mencukupkan dalam fithroh
halnya MUD-MUDan tidak boleh dengan harganya, tapi boleh untuk kitanya
berTAQLID terhadap IMAM ABU HANIFAH dalam mengeluarkan HARGA
karena sesungguhnya TAQLID dari sebagian masalah itu BOLEH selama tidak ada
TALFIQ dan tidak ada TALFIQ dalam TAQLID mengeluarkan HARGA karena
sesungguhnya tidak ada disana MERANGKAPKAN hakikat yang tidak
mengucapkan salah satunya IMAM dua karena sesungguhnya KAFFARAT ini
itunya semua itu dalam Madzhab kita. Ada lagi di TAQLID itu saja dalam
mengeluarkan HARGA semata sebagaimana TAQLID terhadap ABU HANIFAH
dalam memberikan FITHRAH terhadap seseorang dan tidak lazim dari TAQLID
dalam satu masalah yaitu TAQLID dalam semua HUKUM yang taaluq/terkait
terhadapnya, bila seperti itu tidak bisa TAQLID dalam sebagian masalah sedangkan


~ 44

kalam FUQOHA tidak MEMPERBOLEHKAN. Dan BOLEH untuk kita


mempercayai terhadap salah seorang yangALIM dalam urusan TAQLID bila
mengalahkan terhadap prasangka yang benar dalam taqlid dan tetkala kita bertaqlid
kepada IMAM HANAFI dalam mengeluarkan HARGA maka tidak wajib kepada
kita bertaqlid dalam FAKIR dalam madzhab yang ditaqlidi yaitu fakir menurut
HANAFI akan tetapi cukup mengeluarkan untuk fakir menurut Madzhab kita dan
tidak wajib taqlid kecuali terhadap yang mengeluarkan yang asli yaitu WALI atau
wakilnya.

Kalau FAKIR menurut Abi Hanifah itu Manusia yang tidak memiliki NISHAB
ynag lebih dari semua kebutuhan yang diperlukan dari harta apa saja dari rumah
dan Khadam (pembantu), pakaian, nafkah dan lain-lain dari sesuatu yang
diperlukan kesana walaupun sangat kasabnya begitu pemahaman dari MAJMA AL-
ABHUR MULTAQO AL-ABHUR. IH. teknnya KATABAHU AHMAD HATHIB
BIN ABDIL LATHIF ALMANGKABAWI ALJAWI. Yakni menulis disana
AHMAD HATHIB BIN ABDIL LATHIF Orang Minangkabau juga Orang Jawa.
Dan menjawab seperti itu Kiayi yang Alim, Wara Kiayi Tubagus Muhamad
Syadzili yang Masyhur
:
.
adapun penjelasan FIDYAH dalam madzhab abi hanifah Rahimahullohu Taala itu
maka ini yang diambil oleh saya dari TARSYIHIL MUSTAFSIDIN HASYIAYAH
FATHUL MUIN perkataannya, telah berkata Kiayi Syarikh dalam syarahnya
DURRUL MUKHTAR dari semua kitab bangsa HANAFI. Bila meninggal salah
seorang yang PUNYA HUTANG, sholat yang ketinggalan, wasiat dengan
KAFARAT maka dimakankan disana dari tiap-tiap satu sholat setenga KULAK,
lalu kasihkan kepada fakir-fakir lalu kasihkan lagi fakir-fakir ke ahli waris terus dan
terus begitu hingga sempurna. Dan berkata yang sangat alim Syekh Ibnu Abidin
masih dalam hasyiyahnya DURRUL MUKHTAR juga atau HARGANYA itu.
Kalau yang mudah itu adalah DIHITUNG SESUATU YANG DITINGGALKAN


~ 45

atas mayit lalu meminjam (Hutang) dengan alakadarnya itu direken/ditotal berapa
perbulannya atau setahunnya atau dihisab umurnya setelah gugurkan selama dua
belas tahun bila mayit laki-laki dan Sembilan tahun bila perempuan yaitu paling
sedikitnya zaman BALIGH, maka menghutang uang sekedar reken/kalkulasi yang
tadi bulanan atau tahunanatau se umur yang tadi lalu kasihkan ke fakir-fakir lalu
hari itu juga terima dari fakir-fakir dengan qobul dan qobadl yang sempurna lalu
berikan lagi ke fakir-fakir begit dan begitu seterusnya., maka gugur dalam tiap-tiap
giliran hal-hal yang tertinggal sabulan atau setahun atau seumur sebagaimana
banyaknya atau sedikitnya duit., lalu diputarkan lagi karena KAFARAT PUASA,
QURBAN, KAFARAT SUMPAH, NADZAR tapi LABUD yakni tidak boleh
kafarat sumpah dari sepuluh miskin dan tidak boleh memberikan yang lebih dari
sebagian KULAK terhadap si miskin seorang dari satu hari karena nash terhadap
adadnya kafarat YAMIN berbeda dengan FIDYAH SHOLAT boleh memberikan
kafarat bara-bara sholat kepada manusia seorang. Dan kalau yang dhohir dari
perkataannya fuqoha itu bila ada dalam dzimahnya mayit apa zakat itu, maka tidak
gugur disana kecuali dengan wasiat karena disyaratkan niat, maka tidak boleh
melakukan seseorang hakikat atau hukman seperti WASIAT dengan
mengeluarkannya maka tidak menggantikan ahli waris dari si mayit terhadap zakat
itu. Lalu saya melihat dalam saumussiroj dalam shoreh dengan boleh tabarunya
ahli waris mengeluarkan zakat maka atas ini wali tidak mengidarkan terhadap
fidyah. Kenudian setelahnya selesai sempurna maka sepantasnyalah si wali
bersedekah dengan sesuatu dari mal itu yang di iderkan atau dengan yang
diwasiatkan.

Dan tidak boleh tidak setelahnya qobul dari qobadl yang sepertinya seperti
memindahkan mak dari tempat qobul ke pangkuan mastalan dan melambatkan
sebentar untuk memndahkannya lagi. Adapun lafadz-lafadz nya ijabah qobul itu
maka tidak mutaayyin yakni tidak pasti satu lafadz yang tentu (halaman 54) akan
tetapi cukup dengan lafadz yang bisa difahami terhadap pemberian harta/mal
karena kafarat sholat atau lainnya seumpanyanya lafadz dalam fidyah sholat


~ 46

: ,
bila fidyah puasa :
bila fidyah sumpah dan nadzar :
begitu juga dengan zakat., artinya saya memberikan kepadamu mal/harta ini dari
sesuatu yang ada pada dzimahnya yakni tanggungannya si Anu bin Anu dari semua
sholat yang difardlukan, puasa, kafarat sumpah dan Nadzar juga zakat atau
menucapkan

yakni saya memberikan kepadamu harta ini karena menggugurkan sholat yang
difardlukan
dan sama saja dengan atau seperti lalu yang menerimanya
mengucapkan yakni saya terima. Ini sifat menjalankan fidyah dengan bahasa
Arab maka bila dijalankan dengan bahasa yang lain seperti dengan bahasa Sunda
sebagaimana terjemahan yang tadi maka sama saja.

:
Sunnah ziarah qubur bagi laki-laki tidak untuk perempuan kecuali ke kuburan
Rasul SAW., karena dalil bara-bara Hadits yang sebagiannya dari sana itu
sebagaimana sabda Rasul saw.,

yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui : Dulu saya telah melarang
kamu semua dari ziarah kubur, maka mesti ziarah kamu semua kesana, karena
sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kepada kalian semua terhadap
akhirat. Dan sunnah muakkad ziarah terhadap hak kerabat khusushon orang tua.,
sebab hadits

yakni Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui : barang siapa yang berziarah
pada kuburan kedua orangtuanya (ibu Bapak) atau salah satu di antara keduanya,
dari tiap Jumah sekali, maka Allah mengampuni baginya dan dijadikan kamu
perbuatan baik kepada kedua orangtuanya.


~ 47

Maka sepantasnyalah bagi manusia yang sudah meninggal kedua orangtuanya


melakukan ziarah kepadanya sebagaimana terdapat dalam hadits karena
sesungguhnya yang ghalib jarang manusia perkampungan yang bagus terhadap
kedua orangtua padahal matinya dalam bendunya/kebencian orangtua maka
nyandang terhadap siksa yang sangat keras. Dan karena sesungguhnya dalam
ziarah itu menolong terhadap yang sudah meninggal yang diziarahi karena yang
sudah warid bahwa sesungguhnya mayit di dalam kubur itu sebagai mana orang
yang hanyut yang ingin ditolong yang memakai doa-doa yang datang dari putra-
putranya, saudara-saudaranya, keluarganya maka apabila datang doa dari yang
sudah disebut maka jadi itu lebih bahagia dan senang daripada sedunia dengan
segala isinya. Dan warid juga bahwa sesungguhnya semua ruhnya yang mukmin
itu pada datang pada tiap-tiap malam ke langit dunia dan memanggil semuanya
dengan suara perihatin seribu kali..

Wahai ahli-ahliku, kerabat-kerabatku, anak-anakku dan hai yang mengisi semua


rumahku ini yang memakai pakaianku dan yang membagikannya terhadap semua
hartaku adakah salah seorang yang ingat terhadap saya dan yang memikirkan
terhadap pengumbaraan kami sebab kami ini dalam pengumbaraan yang lama dan
berada dalam gedung bui yang teguh, mesti kasihanlah kalian semua terhadap
kami semoga Allah memberikan rahmat kepadamu semua dan jangan pelit kalian
semua terhadap kami mumpung kalian belum jadi seperti kami, wahai semua kaula
Allah seada adanya kekayaan yang dimiliki oleh kalian semua itu tadinya punya
kami ngan bae kami tidak menempatkan pada jalan bakti kepada Allah, sedangkan
hisab-Nya dan siksaan-Nya kepada kami barang manfaatnya kepada yang lain.

Maka bila pulang halnya tidak mendapatkan sesuatu maka pulang kalian engan
sengsara dan lengoh, tidak senang. Sunah mengucapkan SALAM kepada AHLI
KUBUR pada umuman maka khusushon seperti sebaiknya mengucap pada pertama
kali masuk ke pekuburan


~ 48

:
:
yakni Assalamualaikum Hai ahli Kubur dari Muslimin dan Muminin, kalian
semua adalah orang yang telah mendahuli kami dan kami adalah orang-orang
yang akan mengikuti kalian semua dan sesungguhnya kami insya Allah akan
menyusul kalian semua.,

kemudian mengucapkan salam kepada Robbika diziarahi yang khusus seperti


bapaknya, saudaranya seperti Assalamualaika Yaa Walidi bila untuk bapaknya,
yaa walidatii untuk ibunya qiyaskan kesana untuk yang lainnya. Berkata syekh
Ibnu Kosim diambil dari Ubab itu ucapan salam ziarah kubur sambil BERDIRI
atau sambil duduk juga menghadap kea rah muka mayit. Dan sunah membaca al-
Quran semampunyadan doa sebadanya dengan menghadap kiblat dengan ucapan

yakni Ya Allah moga Engkau menyampaikan terhadap pahala bacaan saya ini
kepada fulan IH. diambil dari ianatutholibinn.

Adapun semua wanita itu sunah ziarah kubur Nabi, ke para wali, para ulama tapi
disyaratkan terhadap sunahnya ziarah semua syarat BOLEH, berangkatnya
perempuan ke Masjid karena sholat Jumah atau Lebaran, yaitu mesti Perempuan
yang sudah TUA dan tidak boleh salin pakaian dengan pakaian sehari-hari dan
jangan menggunakan wangi-wangian, boleh-boleh saja bila di dalam HODAJ
seperti di dalam TANDUAN atau GEROBAK supaya jangan terlihat sebab
terhalang oleh tirai maka sunah walaupun yang masih muda juga karena tidak takut
akan FITNAH. IH diambil dari Ianah.

Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kelakuan kaum wanita di tanah Jawa ini
wara wiri berziarah segala apalah, bepergian kemana-mana berbarengan, anak-
anak, remaja, sampai dewasa sambil berpakaian bagus-bagus, pakai gelang, kalung,
wajah pakai bedak, rambut disisir terkadang suka denga laki-laki lain, terkadang


~ 49

kiayinya pisan, ITU HARRRAM. Tidak ragu lagi yang wajib dilarang.,
perbuatannya mengikuti nafsu syetan bukan sunah taat ke Allah, dan begitu juga
yang bukan ziarah dari semua perbuatan IBADAH yang dikerjakan sambil campur
aduk laki-laki dan perempuan, seperti pada waktu mengiring yang mau berangkat
Haji. Dan yang dinamakan dengan mengkhatamkan ngaji sok dikhatamkan pada
waktu dikawinkan disuruh mengaji ditengah kalangan laki-laki yang kumpul disana
kiayi-kiayi dan yang lainnya, si Pengantin boleh ngaba-ngabasahan dengan
semua yang bisa menjelma dari rupa jelek menjadi CANTIK, kemudian setelah
ditonton oleh semuanya raut wajahnya dan diperdengarkan suaranya, sebagaimana
PENARI, keturug-turug setelah selesai disuruh ngunjungan/sasalaman sekali
kesemuanya, khusushon kepada kiayi-kiayi. . apakah ada
perbuatan tersebut dalam ISLAM, yang sependapat kesana ulama dan awamnya
serta dinamakan dengan ibadah ?, padahal bila ditegaskan oleh manusia yang punya
pengertian apalagi bagi orang yang punya ilmu, itu semua bukan dari bagian ibadah
sedikitpun, bahkan semata-mata MAKSIAT kepada Allah SWT., bahkan lebih
JELEK lagi daripada maksiat yang murni., yang keluar dari orang-orang yang
bodoh yang tidak diurus, karena sesungguhnya maksiat itu tetkala dilakukan pada
jalan thoat tentu terbalik boro-boro mau bertaubat tapi tetap dipakai oleh orang
yang bodoh karena dipandang thoat maka jadi yang SUNNAH dinamakan
BIDAH yang BIDAH dinamakan SUNNAH, lebih parah lagi kalau dipromosikan
oleh kiayinya, bukan hanya sekedar MEMATIKAN SUNAH, tapi terrbalik sekali
yang menghasilakn terhadap godaan maksud Syetan. Maka jadi mislanya kelakuan
tersebut seperti yang berkebun gaya syethan yang jadi tuan tanahnya, manusia-
manusia awam itu para kulinya, kiayi-kiayi yang mempromosikannya adalah
mandor-madornya, maka hasil maksudnya syetan yang sempurna. Karena
sesungguhnya PEREMPUAN itu perkakas syetan yang paling besar, juga paling
tajam dan mudah dipakai menggodanya.

Dalil-dalil yang meenjadikan keharaman itu ada beberapa ayat-al-Quran dan


Hadits Nabi zaman, Ijma yakni kesepakatan semua umat Islam dari awal sampai


~ 50

akhir dan masyhur semuanyatahu bahwa HARAM dan yang bisa menjadikan
KHAWATIR
.

KHOTIMAH
.

Yakni ini adalah penutup kitab, semoga Allah memberikan rizki kepada kita semua
terhadap kebaikan dalam menerangkan sesuatu yang akan menyelamatkan siksa
kubur dan dari semua kesengsaraan hari kiamat juga menjelaskan semua sebab
kebaikan akhir yakni mati dengan membawa iman. Ilam ketahuilah oleh kalian
semua bahwa sesungguhnya yang menjadikan terhadap yang telah disebutkan itu
banyak sebagian yang berkaitan dengan AMAL yakni perbuatan dan sebagian lagi
yang barkaitan dengan TAUFIQ yakni pertolongan Allah SWT., dengan amal saya.,
dan juga saya menyelamatkan terhadap apa yang akan menjadikan suul khotimah
yakni jelek Naudzubillah minha., maka saya berkata: maka sebagian dari sebab
yang akan menjadikan terhadap suul khotimah yaitu menganiaya yang islam dan
menganggap ringan terhadap sholat fardlu, melakukan riba, minum arak, kikir
terhadap zakat, dan menghinakan kepada waliyulloh, bila meninggal dunia belum
sempat taubat.

Ulama Rohimahumulloh berkata : Suul Khotimah itu adalah tidak ada kecuali
terhadap orang-orang yang membiasakan terhadap dosa bathinnya yakni tidak
punya jangka mau menggantikan tidak melas hatinya lantaran itu dosa kecil
umpamanya, dan kepada orang berani melaksanakan dosa besar tidak tanggung-
tanggung tidak gentar-gentar menipu Allah Azza wa Jalla. Ada lagi manusia yang
istiqomah yakni TEGUH TAATNYA kepada ALLAH Dhohirnya dan tidak
melaksanakan maksiat bathinnya itulah belum mendengarkan saya juga tidak
menemukan yang seperti itu matinya suul khotimah ALHAMDULILLAH berbeda


~ 51

dengan orang yang suka melaksanakan terhadap semua maksiat dan cakrub kesana
tidak memikirkan cepat-cepat bertaubat dengan sebenar-benarnya, terkadang
menerjang kesana ketentuan, sebelum taubat, maka datang kepadanya Syetan dan
membujuk terhadap perbutan tersebut dan pada waktu yang sudah terlewat sibuk,
Wal iyadzu billah maka terlihatlah oleh manusia kecelakaannya dengan tanda-
tandanya. IH. diambil dari MUKHTASHOR TADZKIROH AL-QURTHUBIY dan
dari MAFHUMZAWAJIR.

Dan berkatalah Imam Sayyid Abdulloh Al_haddad dalam kitabnya ASHOIHU AD-
DINIYYAH: Kalian harus TEGUH jangan sampai ragu-ragu terhadap TAKUT
dan KHAWATIR terhadap SUUL KHOTIMAH dengan sebenar-benarnya Allah
SWT., itu MUQOLLIBAL QULUB yakni yang membulak balikkan terhadap
semua hati menunjukan kepada manusia yang dikehendaki Allah dan menyesatkan
kepada yang dikehendaki. Berkatalah sebagian Ulama dulu yang sholih-sholih
Demi Allah tidak aman seseorang terhadap agamanya copot kecuali dicopot dan
harus tahu kalian bahwa sesungguhnya kebanyakannya yang suul khotimah itu
yang menganggap mudah terhadap SHOLAT FARDLU dan zakat yang wajib juga
yang biasa ngulik-ngulik terhadap semua kejelekan muslimin, juga yang biasa
mengurangi TAKARAN dan TIMBANGAN, Dan yang biasa NGETUK terhadap
Muslimin, yang biasa MENG IGUM-IGUMKAN terhadap Agama dan yang
serupa terhadap perbuatan/kelakuan tersebut yang jelek-jelek dan juga yang biasa
mendustakan terhadap Waliyulloh dan ingkar tidak dengan yang hak, dan mengaku
wali dengan berdusta.

Yang paling ditakutkan dan dikhawatirkan terhadap suul khotimah itu adalah
BIDAH terhadap Agama yakni membuat-buat yang tidak ada asalnya.

dan sebagian dari yang bisa menyelamatkan dari siksa kubur itu membaca surat
TABAROKAL MULKU tiap malam dan membaca QULHUWALLOHU
AHAD pada waktu sakit matinya. Dan sebagian dari sana yang telah


~ 52

diumpamakan syahid akhirat, sebagian disana mati di hari jumat juga malamnya,
dan mati dalam membela Hartanya, dirinya dan keluarganya. Wallohu alam.

Dan sebagian dari yang bisa menyelamatkan dari kesengsaraan hari kiamat itu
membahagiakan terhadap mukminsebagaimana disebutkan dalam Hadits


yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui Barangsiapa yang
menyenagkan dari orang mukmin terhadap satu kesusahan dari semua kesusahan
hari kiamat sedangkan Allah tetap menolong hambanya selama hambanya
menolong saudaranya.

Dan sebagian darisana meringankan terhadap orang yang punya hutang yang
miskin yang tidak punya untuk membayarnya dengan memperhatikan sampai dia
punya atau membebaskannya, sebagaimana Hadits Muslim yang Marfu
"
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barang siapa yang kabita
terhadap diselamatkan oleh Allah dari semua kerepotan di hari kiamat, maka harus
bisa menyenangkan terhadap yang kesulitan (moksel) atau nyuda dari sana

Dan berkata Sayidina Annas ra., barangsiapa yang melihat-lihat terhadap yang
punya hutang, maka tetap disana pada tiap-tiap hari menurut Allah itu sekintal
gunung Uhud selama belum menagih

dan disebutkan dalam salah satu Hadits :



yakni Barangsiapa yang memakaikan pakaian terhadap yang telanjang atau
memakaikannya terhadap yang musafir, maka Allah akan melindunginya dari
segala keropatan di hari kiamat.


~ 53

Dan Hafidz Abu Naim mencerikan dalam Hadits yang Marfu



" ,
yakni yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui sesungguhnya sebagian
dari semua dosa adalah banyak dosa-dosa yang tidak ngiparatan (menghapus)
kepadanya sholat, Puasa, Haji, Umroh, berkata para sahabat: apa yang bisa
menghapus (ngiparata) ya Rasulalloh: maka Rasul menjawab yaitu semua
langkah untuk mencari kehidupan, diambil dari Mukhtashor Tadzkiroh Al-
Qurthubiy

Adapun yang bisa mewaritskan terhadap HUSNUL KHOTIMAH adalah BAGUS


AKHIRNYA yakni matinya membawa IMAN banyak disana, setengah dari di
sana membaca QULHUWALLOHU AHAD 100 X, KARENA Hadits Tabrani drai
FAIRUZ Daelamiy ra., Rasul bersabda :

yakni yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barangsiapa yang
membaca QULHUWALLOHU AHAD 100 X, dalam sholat atau lainnya maka
Allah akan menulis untuknya lepas dari NERAKA.

Dan QULHUWALLOHU AHAD 100.000 X sebab Hadits yang menceritakan


tentang halnya BAZZAR sayidina Anas Ibnu Malik ra., yang marfu

yakni yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui yang membaca
QULHUWALLOHU AHAD 100.000 X maka Allah telah membeli terhadap
jiwanya dan memanggil dari tempatnya dari semua langit dan bumi, ingat
sesungguhnya sesorang itu Hamba sahayanya Allah maka barang siapa yang
punya tagihan sebelum Merdeka maka harus mengambil untuknya dari Allah SWT.,


~ 54

yang dimaksud adalah mengkifaratan terhadap dosa yang besar atau Allah
memberikan kesukaan terhadap semua musuhnya di hari kiamat. IH. Fathul bari

Berkata dalam Qaul Al-Mukhtar Al-Mufid ditanggung terhadap manusia ini yang
kebetulan membaca sendirian waktu masih hidupnya terhadap adad segitu atau
dibacakan oleh yang masih hidup setelah matinya dengan niat yang ikhlas, kalau
diamalkan oleh ahli syariat dan ahli tasauf yaitu sesungguhnya yang dikehendaki
dari yang seperti itu hadits-hadits itu yang meliputi terhadap ISTINABAH dan
MUBASYAROH yakni meliputi terhadap pengganti oleh yang hidup dan
melakukan sendirian. IH.

Dan sebagian darisana yaitu mengetahui terhadap ILMU Agama karena Hadits
Bukhoriy, Muslim dan yang lainnya;
.
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barang siapa yang
menghendaki kepada Allah, maka Allah member pemahahaman terhadap Agama.

Berkata Syekh Azizi tetap terhadap Hadits tentang KEMULIAAN ILMU,


keunggulannya dan sesungguhnya mengetahui terhadap agama itu tanda-tanda
terhadap husnul khotimah.

Dan sebagian dari sana melangkah untuk menuju THOLAB ILMU sebab hadits
yang tersebut dalam Jami Shoghir riwayat Imam Tirmidzi
:
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barangsiapa yang menuju yang
mau mencari ILMU itu matinuya, maka Allah akan memudahkan kepadanya jalan
menuju syurga

Berkata Syekh Hifni diambil dari Hadits ini bahwa sesungguhnya manusia yang
mencari ILMU itu matinya membawa iman.


~ 55

Dan lagi sebagian dari atas tadi yaitu ISTIQOMAH yakni KETEGUHAN dan
MENDAWAMKAN Dzikir dan mendawamkan ijabah yang Adzan, doa wasilah,
sholawat setelahnya yaitu sambil mengucapkan setelah menjawabnya

Syekh Alwan Al-Hamawiy berkata dan Hadits Nabi SAW., yang diriwayatkan oleh
Saadatud Daroiendan sebagian lagi memperbanyak bacaan Sholawat kepada Nabi
saw., sebagaimana perkataannya Syekh Mahmud Al-Kurdi telah bersepakat Ulama
bahwa sesungguhnya : memperbanyak bacaan sholawat dan salam kepada nabi
SAW., itu sebagian dari tanda-tanda Husnul Khotimah.

Menurut Sayid Musthofa Al-Kubro telah membiasakan dalam shohih Haditsnya :



yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barangsiapa yang bersholawat
kepadaku 1000x, maka Allah mengharamkan Jasadnya ke Neraka menurut Syekh
Nabhani dalam Asholawatul Al-Fiyah)

Dan selain itu juga BERSIWAK, telah disebutkan oleh Syekh Hisni dalam kitabnya
MatiyatiL Jami dalam Hadits tentang SIWAK yakni SUSUr, bahwa sesungguhnya
yang menetapkan melaksanakannya itu jadi Dalil terhadap mati dalam keadaan
Islam.

Ada lagi selain itu juga sebagiannya yaitu Matinya tiga anak, sebab yang telah
disebutkan dalam Jamiushoghir :
"
yakni siapa orang yang telah menanam/menguburkan tiga anak, maka Allah
mengharamkan kepadanya masuk Neraka telah menceritakan tentang hal tersebut
Thabrani.


~ 56

Sebagian lagi, menghidupkan DUA MALAM LEBARAN, yakni Lebaran Fithri


dan Lebaran Adha dengan beribadah terebut dalam kitab Jami.

yakni siapa yang menghidupkan terhadap malam Lebaran Fithri dan malam
Lebaran Adha, maka tidak akan mati hatinya disaat matinya seluruh hati

diceritakan oleh Tabrani dari Ubadah bin Shomit, berkata syekh Azizi ikhtilaf
Ulama dalam makna LAM YAMUT QOLBUHU, kemudian berkata dalam satu
qaul itu SELAMAT DARI SUUL KHOTIMAH yakni Jelek akhirnya. Sebagian
dari sana juga RAJIN SHOLAT SHUBUH DAN ASHAR BERJAMAAH, Rajin
sholat dua rakaat bada sholat Maghrib sebelum berbicara. Setelah itu sholat dua
rakaat ditempat yang sepitersebut dalam kitab Jami Shoghir.

yakni siapa yang sholat ditempat yang sunyi tidak ada yang melihatnya kecuali
Allah dan Malaikatnya, maka ditulis baginya kebebasan dari api neraka.,

diceritakan oleh Ibnu Asakir dari sayidina Jabir berkata syekh Azizi ihtimal bahwa
sesungguhnya Allah disebabkan seperti itu yaitu memberikan pertolongan terhadap
taubat atau memaafkan kepadanya dan menyenangi terhadap semua musuhnya,
maka tidak ke neraka., dan sebagian lagi yang disebut dalaam kitab Majmu sayid
Dahlan ini.

FAIDATUN
Dikarenakan TETAP IMAN sudah MUJARAB dari tiap-tiap ARIFIN dengan
Pengajarannya Nabi SAW., dan perintahnya dalam IMTIYAN yaitu
40 x di antara Sunnah Shubuh dan Fardlunya, maknanya
Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Wahai Yang Maha Teguh
tidak ada tuhan selain Engkau Tuhan dan disebut juga dari sebagiannya yang
disebut dalam Hasyiat Syekh Masiriy telah kumpul
serta 24.000 Nabi terus Nabi Hidlir bertanya kepada semuanya dari sesuatu


~ 57

yang bisa memelihara terhadap IMAN semua, tidak ada yang jawab satupun,
setelah bertemu dengan Nabi kita Muhamad SAW., maka bertanya kepadanya,
terus Sabdanya: Saya mau bertanya dulu ke Malaikat Jibril, ketika nanya
kepadanya, saya mau bertanya dulu kepada Robbul Izzati yakni Allah taala,
ketika bertanya kepadanya, maka Allah Azza Wa Jalla berfirman: Barangsiapa
yang membiasakan membaca ayat KURSI dan sampai akhirnya surat
dan sampai ke dan membaca sampai ke
dan surat Al-Ikhlash, Maudzaini yakni Falaq bin Naas dan Al-Fatihah
tiap selesai sholat, maka SENTOSA dari Putusnya IMAN dan dinamakan ini
dengan KHOTMU SHOLAH AL-KABIR yakni Selesai Sholat yang besar.

Dan juga sebagian disana lagi yang disebut dalam SAADATUT DARAOIN
sebagian dari yang Mujarrab karena memelihara IMAN yaitu membaca :
7 x bada tiap sholat dan sebagian
lag yang disebut dalam AFDLOLI SHOLAWAT dari Syekh Alwan Al-Hamrawiy
berkata sebagian dari ASBABU HUSNUL KHOTIMAH bahkan supaya diharapkan
yaitu membiasakan terhadap doa ini :

yakni Yaa Allah, moga-moga Engkau memuliakan terhadap Umatnya nabi
Muhamad dengan sebaik baiknya Tuhan dalam dua Negara sebab
memuliakan terhadap manusia yang menjadikannya terhadap hal tersebut dari
umatnya Nabi SAW.,

Dan sebagian lagi dari sana yang membiasakan dari Nabi saw.,
:
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barangsiapa yang mengucapkan
ketika Subuh Subhanalloh 1000 x, maka sesungguhnya telah membeli jiwanya dari
Allah dan menjadi di hari akhirnya itu BEBAS dari Neraka


~ 58

dan sebagian darinya yang diceritakan oleh guru kita dan gurunya guru-guru Kiayi
Nawawi Al-Jawi dalam kitabnya NASOIHUL IBAD berkata dari sebagian asbab
Husnul Khotimah yaitu membiasakan terhadap doa ini.

Yakni : Yaa Robb Tuhan, tiap sesuatu dengan kuasa-Mu terhadap segala sesuatu,
semoga memaafkan Engkau kepada ku tentang sesuatu, semoga Engkau tidak
mempertanyakan kepadaku tentang sesuatu, semoga Engkau tidak menghisab
kepadaku terhad apa segala sesuatu, semoga Engkau memberikan kepadaku
terhadap segala sesuatu.

Dan sebagian lagi, yang datang dari sayidi Abdil Wahab Asy-Syaraniy siapa
yang membiasakan membaca terhadap dua bait ini pada tiap hari Jumat, maka
wafatnya dalam keadaan Islam tidak ragu-ragu, yang dimaksud dengan dua bait itu
adalah :
*
*
Wahai Tuhan kami, bukan saya ke surge firdau itu ahlinya
dan saya tidak kuat masuk ke neraka Jahim
Maka semoga Engkau memberikan kepadaku pertaubatan dan semoga Engkau
mengampuni terhadap semua dosa-dosaku,
karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun terhadap dosa yang besar.

Diambil dari sebagian Ulama bahwa sesungguhnya dua bait itu dibacanya
5x dan lagi ada sebagian yang diriwayatkan dari Sayidina Anas ra., sesungguhnya
Nabi saw.,
bersabda :


~ 59

yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barang siapa yang
membaca ketika si Imam ucapkan slam pada hari jumat sebelum merubah dua
kakinya yakni dari duduk sholatnya membaca Fathatul Kitab ( halaman 70 ),
Qulhuwallohu Ahad, Muawidzataini yakni Falaq binnas tujuh x, tujuh x, maka
Allah akan mengampuni dosa-dosa terhadap orang yang terdahulu dan yang akan
datang dan diberikan dari pahala dengan perhitungan orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dan sebagian lagi disana adalah MEMBERI KEPADA YANG MISKIN


sebagaimana diterangkan dalam Hadits : " " yakni
memberi kepada yang miskin itu memelihara terhadap mati jelek disebut dalam
jami, syekh Hifni berkata : yaitu seperti Mati terbakar dan mati dalam keadaan
KAFIR.

Dan sebagian lagi sebagai mana tersebut di atas BERSENTUHAN DENGAN


MALAIKAT pada waktu Malam Ramadhan tersebut pada Majalis Syekh Abyariy
dari sayidina Ali kw., berkata : Saya mendengar kepada Rasul saw., bersabda:
sesungguhnya tetap milik Allah SWT., dalam seputarnya Arsy,itu tempat yang
namakan KHOTHIROTUL QUDSI itu dari nur ditempat tesebut banyak malaikat
yang tidak bisa menghitung karena saking banyaknya kecuali Allah SWT., juga
mereka beribadah kepada Allah dengan ibadah yang tidak ada henti-hentinya
walau sebentar saja, maka ketika sampai diwaktu malam Ramadlan pada minta
izin kepada Allah untuk turun ke bumi mau pada sholat beserta Bani Adam, maka
turun semuanya pada tiap-tiap malam ke bumi maka tiap manusia yang
bertemu/Napel dengan Malaikat atau ketempelan malaikat maka bahagia dengan
kebahagiaan yang tidak celaka badanya selamanya.


~ 60

Dan sebagian dari itu juga mengetahui terhadap Nama Nabi Hidlir as., dan tahu
pada Bapaknya, tahu pada Kuniahnya juga Laqobnya. Nama aslinya Nabi Hidir itu
adalah Balya, nama Bapanya adalah Malkan, Kuniahnya adalah Abul Abbas,
Laqobnya adalah Khidir as.,

Disebut oleh Syekh showiy dari Badlil Arifin, dan sebagian dari sana juga
CINTA RASUL SAW., sebab Hadits bersabda :

yakni tidak beraduk KECINTAANKU terhadap hati seseorang kecuali Allah
mengharamkan kepada jasadnya ke neraka yakni tidak tidak akan sama sekali
masuk neraka.
Ada sebagian lagi DAMPAL KEDUA KAKINYA HAWUK dalam melakukan
pencarian dalam KERIDLOAN Allah swt., sebab Hadits
: :
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui siapa yang HAWUL KEDUA
DAMPAL KAKINYA dijalan Allah, maka Allah mengharamkan kepadanya neraka

berkata syekh Munawiy tegasnya dijalan yang dicari dalam kesuakaan Allah swt.,
maka meliputi terhadap jihad dan lainnya seperti Tholabul ILMI, dan menurut
syekh Hifni itu kinayah dari perjalanannya yang melelahkan dampal kakinya dalam
mengerjakan KEBAIKAN apa saja dan disana ada BISYARAH yakni KABAR
GEMBIRA dengan MATI MEMBAWA IMAN.

Dan sebagian disana yang diambil dari QUTUB AL-HADAD: sesungguhnya


sebagian dari hal-hal yang MEWAJIBKAN terhadap HUSNUL KHOTIMAH
KETIKA MATI MEMBAWA yaitu UCAPAN setelah SHOLAT MAGHRIB 4 X, :
"
yakni, saya Memohon pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan kecuali
Dia yang Maha Hidup dan Maha Tegak juga yang tidak mati dan saya bertaubat
kepada-Nya, wahai Tuhan kami semoga Engaku mengampuni saya


~ 61

Sebagian lagi Hadits yang Masyhur


"
yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui ada dalam akhir ucapannya
yaitu maka masuk surga,

berkata syekh Ibnu Ruslan mengartikan Hadits tersebut sesungguhnya manusia itu
LABUD yakni tidak boleh tidak harus MASUK SURGA.

Dan sebagaian lagi yang diceritakan oleh hadits yang shohih


sodaqohnya
salah seorang yang Islam itu menambahkan umur dan mencegah dari kematian
yang jelek dan Allah akan menghilangnya disebabkan karena Geheng dan
Takabur.

Dan sebagian lagi yang diceritakan oleh hadits yang shohih dari Sayidina Ali ra.

yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui siapa yang membangun masjid
karena Allah, maka Allah akan membangunkan rumah disurga. Berkata Syekh
Alqomi dan syekh Munawiy Sesungguhnya yang melakukan itu masuk ke surga
berkata dalam Jami sedangkan yang dhohir itu yang dikehendaki masuk ke surge
beserta orang-orang terdahulu atau tidak disiksa dahulu atau ditolongan terhadap
orang yang berbakti, maka masuk ke surga.

Dan sebagian lagi MELIHAT NABI SAW., DALAM MIMPI karena Hadits
yang diceritakan dalam Jami Shoghir

yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui Siapa yang melihat aku dalam
mimpi, maka nanti akan melihat aku pada waktu bangun dan syaithon tidak bisa
menyerupai aku


~ 62

Syekh Hifni berkata : siapa orang yang melihat Rasul saw., dengan melihat yang
sempurna atau kurang, maka tidak boleh tidak harus melihat nanti di akhirat
dengan melihat yang makhsush dan harus masuk ke surga karena melihat kepada
Nabi saw., bagaimana saja keadaannya itu juga matinya membawa iman.
Sebagian lagi Hadits yang disebut dalam kitab Jami dan syarahnya

yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui Barangsiapa yang mengampuni
terhadap orang membunuhnya, maka dia masuk ke surga . Syekh Azizi berkata :
seperti Manusia yang di TATO/DIANIAYA dengan tato yang keras hingga sampai
menjadikannya mati, maka mengampuni saja tidak menjadikannya penasaran.
Berkata syekh Munawi yakni Hasilnya adalah AMAN dari Suul Khotimah yakni
Jelek akhirnya

Dan sebagian lagi yang diceritakan dalam Hadits yang shohih dari sayidina
Buraidah

yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui Orang-orang mukmin itu
matinya berkeringat dipelipisan

Syekh Eraqi berkata khilaf Ulama dalam maknanya Hadis ini, lalu Ihtimal berkata
sesungguhnya Keringat pelipisan itu dijadikan tanda-tanda/cirri-ciri terhadap
matinya yang mukmin

Dan sebagian lagi MENINGGAL SETELAH SELESAI RAMADHAN karena


disebutkan dalam Jami dan syarahnya karangan Syekh Azizi

yakni Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui barangsiapa yang meninggal
dunia setelah selesainya Ramadlon, maka dia masuk ke surga yakni tanpa HISAB


~ 63

Dan sebagian lagi YANG MENINGGAL SETELAH SELESAINYA AROFAH,


Syekh Munawiy berkata yakni dari manusia yang wukuf disana.

Dan sebagian lagi YANG NENINGGALNYA SETELAH SHODAQOH dan


Sodakohnya diterima karena Hadits yang disebut dalam HILYAH dari sayidina
IBNU MASUD RA

TATMIMU KHOTIMAH =
Yakni ini adalah menyempurnakan khotimah

Berkata Imam Syaroni dalam kitabnya ANWARUL QUDSIYAH :

TANBIHUN
SEPANTASNYA BAGI ORANG-ORANG YANG MERASA DARI JIWANYA
bahwa BERCAMPURNYA HAK yang lain MAL atau merasa SAKIT dan
UDZUR, meminta ridlonya terhadap orang-orang yang punya HAK, supaya
membaca serta hadir hatinya terhadap surat al-Ikhlash 12 x dan Maudzaini yakni
Falaq Bin Naas pada tiap malam juga menghadiahkan pahalanya terhadap semua
bukunya pada yang punya hak dan mengucap setelah membacanya :

Ya Allah semoga Engkau memberikan penghormatan dan semoga Engkau


menyelamatkan Nabi-Mu dan kepada kekasih-Mu Gusti kami Nabi Muhamad saw.,
juga kepada keluarganya dan semoga Engkau memberikan PAHALA KEPADA
KAMI atas sesuatu sesuatu yang membacanya kami ke sana dan semoga Allah
menjadikan segala bukunya manusia yang punya tagihan kepadaku dari harta dan
kesakitan. IH. Masyariqul Anwar. IH. dari Majmuah Kiayi makmun Serang


~ 64



Selesai yang dimaksud oleh saya dari menulis ini TUQIL. Semoga Allah
memberikan manfaat terhadap semua yang bisa mengambil hasilnya., dan semoga
menjadi amal baik yang ikhlas karena Dzat Allah untuk hadiahku dan kedua
orangtuaku yang telah pulang ke rahmatulloh

Selesainya hari Senin, 29 Dzul Kodah 1349 H


TAMAT

Anda mungkin juga menyukai