Qodir Al Jailani
– Syekh Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani (bahasa Kurdi: Evdilqadirê
Geylanî, bahasa Persia: عبد القادر گیالنی, bahasa Urdu: عبد القادر آملی گیالنیAbdolqāder Gilāni)
(470–561 H) (1077–1166 M) adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh
Sunni dan dianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme. Syekh Abdul Qodir menulis
dan menerbitkan beberapa kitab perihal keutamaan sholawat, dzikir, dan do’a-do’a
yang mustajab, dikenal sebagai Hizib Syekh atau amalan yang telah disusun oleh
Syekh Abdul Qodir Jaelani lalu bisa diamalkan bagi para murid, dan kita semua.
Berkah dari hizib Syekh Abdul Qadir Jaelani begitu banyak, khususnya untuk
kerezekian dan mendatangkan kesuksesan. Hizib wirid dan do’a yang ia ajarkan dikenal
sebagai Hizib Syekh Abdul Qodir Jailani.
Doa ini memiliki khasiat yang menakjubkan, yaitu barang siapa yang membaca doa ini
72x , maka akan menjadi sakti dengan izin Allah swt.
Selain itu Allah SWT akan menunjukkan perlindungan dari kesusahan, prihatin, serta
diluaskan rezeqinya
Di samping itu, bila ada orang yang akan berbuat jahat maka tidak akan kesampaian.
Kita akan dijauhkan dari musuh, tenung, sihir/santet dan segala perkara yang tidak
terperinci atas kekuasaan Allah SWT serta dipersatukan kelompoknya, dan dipenuhi
kebutuhannya oleh Allah.
Adapun yang mengamalkannya juga bisa mendapat pesan yang tersirat membaca
menjadikannya:
1. Dikasihi dan dicintai makhluk
2. Diberikan ketentraman dalam rumah tangga
3. Disenangi dalam pergaulan
4. Mendapatkan kesaktian/kedigjayaan
5. Diberikan Yang Mahakuasa rezeki yang berlimpah
6. Mendapat perlindungan harta bendanya
7. Mendapat kecukupan barokah, karomah, fadhal.
8. Senantiasa mendapat pertolongan dari Yang Mahakuasa SWT.
Cara mengamalkan Doa (Hizib) Syekh Abdul Qodir
Jaelani
Amalkan hizib ini bisa di dawwamkan (istiqomah) sehabis Sholat fardhu 5 waktu dibaca
1 kali, atau lebih bisa 72 kali dimohon sebelumnya kirim fatihah kepada:
َ اِنَّ َك أَ ْنت،ش ْملِي ا ْل ُم ْن َدثِ ْرَ اج َم ْع ْ س ْر َو ِ اجبُ ْر قَ ْلبِي ا ْل ُم ْن َك ْ َو،َص ْرِ ب فَا ْنت ٌ َر ِّب اِنِّي َم ْغلُ ْو
ص ْي َراِ َ َو َكفَى بِاهللِ ن،و َكفَى بِاهللِ َولِيَّا، َ ال َّر ْح َمنُ ا ْل ُم ْقتَ ِد ْر إِ ْكفِنِي يَا َكافِي َوأَنَا ا ْل َع ْب ُد ا ْل ُم ْفتَقِ ْر
، َو َما هللاُ يُ ِر ْي ُد ظُ ْل ًمالِ ْل ِعبَا ْد فَقُ ِط َع َدابِ َرا ْلقَ ْو ِم الَّ ِذ ْي َن ظَلَ ُم ْوا،الش ْركَ لَظُ ْل ٌم َع ِظ ْي ِمِ َّإِن
َوا ْل َح ْم ُدهللِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِم ْي ِن
Artinya:
“Wahai Yang Mahakuasa saya sudah kalah (kalah oleh badan dan nafsuku hingga tak
bisa terus-menerus berdzikir dan mendekat kepada-Mu) maka berilah pertolongan,
maka hiburlah hati yang telah hancur ini(Maka padukanlah kemuliaan dan
kesempurnaan yang telah terselubung, sungguh Engkau Yang Maha Pengasih dan
Maha Menentukan)
Cukupkanlah bagiku (cukupilah segala kebutuhanku) dan saya ialah Hamba yg sangat
membutuhkan uluran bantuan-Mu dan cukuplah sudah Yang Mahakuasa sebagai yang
diandalkan, dan cukuplah sudah Yang Mahakuasa sebagai Penolong(Sungguh
menduakan Yang Mahakuasa ialah kejahatan yang besar, dan tiadalah menginginkan
kejahatan dan kegelapan bagi hamba hamba-Nya)(Maka terputuslah segala
kebijaksanaan kancil dan perjuangan mereka mereka yang berbuat kejahatan, dan
segala puji bagi Tuhan sekalian alam)”
Berkah dan khasiat selanjutnya yang dapat kita ambil bila mau mengamalkan hizib
abdul qodir jaelani ini:
Do’a Syeh Abdul Qodir Al-Jaelani ini begitu terkenal di kalangan umat muslim. Banyak
orang membahas bagaimana dahsyatnya do’a itu dengan membeberkan aneka macam
khasiat dan keutamaannya.
Bahkan banyak pula yang membeberkan aneka macam kesaktian (Hizb) karena
karomah do’a Syekh Abdul Qodir Al Jailani ini.
Dalam mengamalkan doa apapun itu bukan hanya untuk mencari khasiat. Bacalah doa
tersebut dengan Ikhlash sebagai menambah keimanan kita.
Niatkan Ibadah dan mengasah batin supaya tawadu dalam memohon do’a, dari sipat
su’uzhon atau kotor, bacaan doa-doa hanya untuk mendapat khasiat semata itu sangat
tidak disarankan.
Asy-Syekh memang sudah tiada secara jasadiah, namun secara batiniah orang-orang
shaleh terus memantau perkembangan generas-generasi yang akan datang.
Manakala kita sedang tersudutkan oleh suatu permasalahan hidup, maka yang pertama
harus kiata ingat ialah Yang Mahakuasa serta berdoalah atau bacalah doa tersebut
dengan niat memantapkan keimanan kehidupan dan bersabar menjalankannya.
Jika ini kita lakukan, maka Insya Allah, Syekh juga melihat kita di alamnya. Tanpa kita
sadari karomah demi karomah akan kita dapatkan guna menyelesaikan terjangan
ombak kehidupan.
Dan jangan lupa untuk bertawashul atau hadiah untuk Syekh, karena Yang Mahakuasa
maha pembalas dan Insya Yang Mahakuasa kita akan mendapat akhir kebaikan
dariNya dari karena Mendoakan para Waliullah, Aamiin..!
Akhir kata supaya artikelnya bermanfaat dan dalam mengamalkannya, ditulis oleh Yang
Mahakuasa sebagai Ibadah, dan alhasil yaitu di yaumil Akhkir kita akan termasuk orang
yang mendapat RidhoNya, supaya kita selalu mendapat Lindungan Yang Maha kuasa
Subhanahu Wataàla, Amiin ya Allah. (dari berbagai sumber)
Rasulullah menyampaikan wasiat kepada Ibnu Abbas yang saat itu masih sangat muda.
Beliau bersabda, “Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya
engkau akan dapati Dia di hadapanmu.” (HR. At Tirmidzi).
Terkait
Contoh nyata ada pada kisah Nabi Khidhir yang melakukan perjalanan bersama Nabi
Musa. Di tengah jalan Nabi Khidir membetulkan sebuah tembok rumah yang hampir roboh.
Ketika ditanya oleh Nabi Musa, mengapa melakukannya, ternyata Nabi Khidir menjaga
harta anak yatim yang ditinggalkan ayahnya di bawah dinding yang hendak roboh tersebut.
Penjagaan tersebut dilakukan atas perintah Allah karena ayah sang anak yatim seorang
yang menjaga syariat-Nya. “Adalah ayah keduanya seorang yang saleh.” (QS. Al Kahfi: 82).
Meski si ayah telah meninggal, Allah masih menjaga keluarganya, Masya Allah.
2. Kenalilah Allah Saat Lapang, Maka Allah akan Mengenali Saat Sempit.
Nabi Muhammad bersabda, “Kenalilah Allah dalam keadaan engkau lapang niscaya Dia
akan mengenalimu saat engkau dalam kesempitan. Ketahuilah, apa yang telah ditetapkan
luput dari mu niscaya tidak akan menimpamu dan apa yang ditetapkan menimpamu
niscaya tidak akan luput darimu. Ketahuilah, pertolongan itu bersama kesabaran,
kelapangan itu bersama kesulitan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (HR. Ahmad
dan Al Hakim).
Pada umumnya, manusia hanya dekat pada Allah saat kondisi sulit. Ketika ditimpa masalah
atau hendak mengerjakan suatu kesulitan, tiba-tiba ibadah lebih giat dan lebih sungguh-
sungguh. Namun begitu kesulitan itu terlewati, luntur sudah ibadah yang giat tersebut.
Karena itulah Rasulullah mewasiatkan untuk terus beriman, bertakwa dan beribadah
apapun kondisinya, baik senang atau sedih, susah atau lapang.
Dengannya, Allah pun akan menolong di setiap kesulitan, termasuk pertolongan saat
menghadapi sakitnya kematian, serta memberikan kelancaran di setiap persoalan yang
dihadapi. Ingatlah, Allah akan memberikan dan menjanjikan kemudahan setelah kesulitan
yang dihadapi hamba-Nya yang dekat dengan-Nya di saat lapang maupun sempit. Siapa
yang tak ingin bantuan Allah yang tak memiliki batas, di mana pun dan kapan pun.
Melalui Abu Dzar, Rasulullah menyampaikan tiga poin wasiat, beliau bersabda,
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada. Ikutilah perbuatan jelek dengan
perbuatan baik niscaya kebaikan akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan
budi pekerti yang mulia.” (HR. At Tirmidzi).
Poin pertama yakni mengajak agar selalu bertakwa kepada-Nya di mana pun itu. Tak hanya
bertakwa saat di masjid, namun juga di tempat kerja, di lingkungan tempat tinggal, bahkan
di jalanan. Tak hanya saat dilihat banyak orang, namun juga bertakwa saat seorang diri.
Sering kali seorang nampak saleh di mata teman, kerabat dan tetangga, namun ternyata
gemar bermaksiat saat seorang diri.
Masih disebutkan dalam hadits sebelumnya, Rasulullah juga menyampaikan wasiat kepada
umat beliau agar segera melakukan perbuatan baik setelah lalai melakukan perbuatan
buruk. Manusia tak pernah luput dari dosa. Karena itulah Rasulullah mewasiatkan agar
menghapus dosa dan kesalahan dengan amal baik.
Ibnu Mas’ud mengisahkan tentang wasiat tersebut. Suatu hari seorang pemuda mendatangi
Rasulullah dan mengatakan bahwa dahulu ia pernah berbuat dosa, yakni mencium seorang
wanita yang bukan halal untuknya. Ia pun mengungkap kesalahannya kepada Rasulullah
dan ingin bertaubat.
Rasulullah lalu mendapat wahyu dari Allah, “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang
(pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-
perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114).
Pemuda itu lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah hal itu khusus bagiku?” Rasulullah
menjawab, “Bagi semua orang yang mengamalkannya dari umatku.” (HR. Al Bukhari).
Rasulullah Sang teladan berkata, “Dan pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang
mulia.” (HR. At Tirmidzi). Agama Islam datang melalui seorang yang paling bagus
akhlaknya dan bertugas menyempurnakan akhlak manusia. Karena itulah beliau
mewasiatkan umatnya untuk memiliki budi pekerti yang baik dalam bersosial, baik
berteman, bertetangga, ataupun bermasyarakat.
Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik.”
(QS. Al Ahzab: 21). Rasulullah juga bersabda, “Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk
menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Al Bukhari).
Lalu seperti apa akhlak yang baik itu? Ummul Mukminin Aisyah pernah ditanya seperti apa
akhlak Rasulullah. beliau radiyallahu ‘anha pun menjawab, “Akhlak beliau adalah Al
Qur’an.” Maksudnya, perilaku Rasulullah tidaklah keluar dari segala budi pekerti yang
diajarkan kitabullah.
6. Janganlah Engkau Marah, Maka Bagimu Surga
Hadits datang dari Abu Hurairah, ia berkata, seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah,
“Berilah wasiat kepadaku.” Rasulullah bersabda, “Janganlah engkau marah.” Maka
diulanginya permintaan itu beberapa kali. Rasulullah kembali bersabda, “Janganlah
engkau marah.” (HR. Al Bukhari). Dalam riwayat lain, si pria yang meminta wasiat
tersebut berkata, “(Lalu aku memikirkan wasiat Nabi tersebut), ternyata kemarahan
mencakup keburukan seluruhnya.” (HR. Ahmad).
Wasiat yang disampaikan Rasulullah terus diulang berkali-kali dan lafadznya sama,
“Janganlah engkau marah”. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya menahan
amarah dalam ajaran Islam. Rasulullah juga bersabda, “Janganlah engkau marah, maka
bagimu surga.” (HR. Ibnu Abid Dunya).
Menahan marah pastilah sangat sulit, karena saat marah seakan emosi meluap hingga
lisan dan tangan tak terkendali. Karena itulah Rasulullah memberikan tips menahan marah,
“Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri hendaknya ia duduk. Jika
dengan itu kemarahan menjadi hilang (itulah yang diharapkan). Jika masih belum hilang,
hendaknya berbaring.” (HR. Abu Dawud).
7. Shalatlah…
Wasiat ini disampaikan Rasulullah ketika ditimpa sakit menjelang kematian beliau.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah, pada saat sakit yang menyebabkan kematian,
Rasulullah bersabda, Sholatlah… dan (jagalah) budak sahaya kalian. Beliau ucapkan itu
terus menerus hingga lisan beliau tidak bisa lagi mengucapkannya dengan fasih.” (HR. Ibnu
Majah).
Di akhir usia beliau, Rasulullah mengingatkan umatnya agar selalu mendirikan shalat, dan
menjaga atau tidak merendahkan budak. Meski rasa sakit yang teramat sangat menyerang
tubuh mulianya, Rasulullah terus berusaha menyelamatkan umatnya agar selamat dunia
dan akhirat.
Sedikitnya itulah tujuh wasiat yang pernah disampaikan Rasulullah. Ada banyak wasiat lain
yang beliau sampaikan dan peringatkan karena besarnya kasih sayang sang khatimul
anbiya pada umat. Wasiat-wasiat tersebut bukan lain untuk bekal para hamba Allah dalam
menjalani dunia dan menghadapi akhirat kelak.
Doa Setelah Sholat Tahajud (Tulisan Arab)
َ ك ْال َح ْم ُد اَ ْن
ت َ َ َول.ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّن ِ ْت َو ْاالَر ِ ت قَيِّ ُم ال َّس َم َوا َ ك ْال َح ْم ُد اَ ْن َ َاَللهُ َّم ل
ِ ت نُ ْو ُر ال َّس َم َوا
ت َ ك ْال َح ْم ُد اَ ْن َ َ َول.ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّنِ ْواالَر ْ ت ِ ك ال َّس َم َوا ُ َِمال
ٌّ ك َح
ق َ ق َولِقَا ُء ُّ ك ْال َحَ ق َو َو ْع ُد ُّ ت ْال َح
َ ك ْال َح ْم ُد اَ ْنَ َ َول.ض َو َم ْن ِف ْي ِه َّن ِ َْو ْاالَر
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َ ق ُم َح َّم ٌد ٌّ ق َوالنَّبِي ُّْو َن َح ٌّ ق َوالنَّا ُر َح ٌّ ق َو ْال َجنَّةُ َح ٌّ ك َح َ َُوقَ ْول
قٌّ ق َوالسَّا َعةُ َح ٌّ َو َسلَّ َم َح
“Ya Allah! Milik.Mu lah segala puji. Engkaulah penegak dan pengurus
langit dan bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya. Milik.Mu lah
segala puji. Engkaulah penguasa langit dan bumi beserta makhluk yang
ada di dalamnya. Milik.Mu lah segala puji. Engkaulah cahaya langit dan
bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya. Milik.Mu lah segala puji.
Engkaulah Yang Haq (benar), janji.Mu lah yang benar, pertemuan
dengan.Mu adalah benar, perkataan.Mu benar, surga itu benar (ada),
neraka itu benar (ada), para nabi itu benar, Nabi Muhammad saw itu
benar, dan hari kiamat itu benar (ada).
ُ ص ْم
ت َ ك َخا ُ ك اَنَب
َ ِْت َوب َ ت َواِلَ ْيُ ك تَ َو َّك ْل
َ ت َو َعلَ ْي ُ ك اَ َم ْن
َ ِت َوب ُ ك اَ ْسلَ ْم
َ َاَللهُ َّم ل
تُ ت َو َما اَ ْعلَ ْن ُ ْت َو َما اَ ْس َرر ُ ْت َو َما اَ َّخر ُ ت فَا ْغفِرْ لِ ْي َماقَ َّد ْمُ ك َحا َك ْم َ َواِلَ ْي
َ ت ْال ُم َؤ ِّخ ُر الَاِلَهَ اِالَّ اَ ْن
َ َوال.ت َ ت ْال ُمقَ ِّد ُم َواَ ْن
َ اَ ْن.ت اَ ْعلَ ُم بِ ِه ِمنِّ ْيَ َو َما اَ ْن
َِح ْو َل َوالَ قُ َّوةَ اِالَّ بِاهلل
Ya Allah! Hanya kepada.Mu lah aku berserah diri, hanya kepada.Mu lah
aku beriman, hanya kepada.Mu lah aku bertawakkal hanya kepada.Mu lah
aku kembali, hanya dehgan.Mu lah kuhadapi musuhku, dan hanya
kepada.Mu lah aku berhukum. Oleh Sebab itu ampunilah segala dosaku,
yang sudah kulakukan dan yang (mungkin) akan kulakukan, yang
kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan, dan dosa-dosa
lainnya yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah Yang
Maha Terdahulu dan Engkaulah Yang Maha Terakhir. Tiada Tuhan selain
Engkau, dan Tiada daya upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah.”
حزب الخفى
صلَّى َ ِل هللاDِ ْْت فِى َرسُـو ُ ف هللاِ َو تَ َشـفَع ِ ت فِى َكـ ْن ُ ْف صُـ ْن ِع هللاِ بِ َج ِمـي ِْل ِسـ ْت ِر هللاِ َد خَ ْل ِ ف هللاِ بِا للَّ ِطي ْ ُبِ َخـفِ ِّى ل
ِ ـط
اَ ْهـيَا. اُهَـ ْي ٍل. اُهَـي ٍْل. بِـيَا ٍه. ـظي ِْم بِـيَا ٍه ِ ك هللاِ بِالَ َحوْ َل َوالَ قُـ َّو ةَ اِالَّ بِا هللِ ْال َعـلِ ِّي ْال َع ِ هللاُ َعلَيْـ ِه َو َسـلَّ َم بِ َد َوا ِم ُم ْل
ق َم ْن يُحْ ِي ْال ِعـظَ ِام َو ِّ ت بِ َح ِ ت ْالبَـيِّـنَا
ِ ت هللاِ َو بِا ْاألَ يَا ِ ب هللاِ َو َمنَعْـتُـهَا بِـأ َ يَا ِ س بِ ِح َجاِ ْت نَـ ْفُ َح َجـب.س ٍ اَ ْهـيَا. س ٍ
ُصل َى هللا َ ِه َي َر ِمـ ْي ٌم ِجـب ِْر ْي ُل ع َْن يَ ِميْـنِى َو إِ س َْرا فِـ ْي ُل ع َْن َو َر ئِى َو ِمـ ْي َكا ئِـي ِْل ع َْن يَ َسا ِرى َو َسـيِّ ِد نَا ُم َحـ َّم ٍد
صى ُموْ َسى فِى يَـ ِد ي فَ َم ْن َر أَ نِى هَا بَنِى َو خَ ـت َِم ُسلَـ ْي َما ن َعلَى لِ َسا نِى فَ َم ْن تَـ َكا َ َعلَـ ْي ِه َو َسـلَّ َم اَ َما ِمى َو َع
ض َحا َجـتِى َو نُوْ ُر يُوْ سُفَ َعلَى َو جْ ِهى فَ َم ْن َر آ نِى ي ُِحـبُّنِى َو هللاُ ِم ْن َو َرا ئِى ُم ِحـ ْيطُ بِى َو ه َُو َ َت اِ لَيْـ ِه ق ُ لَ ْم
ْال ُم ْستَ َعا نُ بِى عَل َى اَ ْع َد ا ئِى الَ إِلَـهَ إِالَّ هللاُ ا ْل َكبِـ ْي ُر ا ْل ُمتَـ َعالِى َو الَ َحوْ َل َو الَ قُـ َّو ةَ اِالَّ بِا هللِ ْال َعـلِ ِّي ْال َع ِظـي ِْم
ِّصحْ بِ ِه َو َسـلَّم َو ْال َح ْم ُد لِلّـ ِه َرب َ ف ا ْل َغ َّم ِة َو َعلَى اَ لِـ ِه و ِ هللاُ َعلَى َسـيِّ ِدنَا ُم َحـ َّم ِد النَّبِ ِي األُ َّمـ ِة َو َكا ِشDصلَّى َ َو
َال َعالَ ِمـين
IMAN
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Dan telah diketahui bahwa iman
adalah iqrâr (pengakuan), tidak semata-mata tashdîq. Iqrâr (pengakuan)
mencakup perkataan hati, yaitu tashdîq (membenarkan atau meyakini
kebenaran), dan perbuatan hati, yaitu inqiyâd (ketundukan hati)”. [1]
ِ ضلُ َها قَ ْو ُل اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ َوأَ ْدنَاهَا إِ َماطَةُ اأْل َ َذى ع َِن الطَّ ِر
يق َوا ْل َحيَا ُـء َ ش ْعبَةً فَأ َ ْف
ُ َستُّون ْ ِس ْب ُعونَ أَ ْو ب
ِ ض ٌع َو ْ ِاإْل ِ ي َمانُ ب
َ ض ٌع َو
إْل ٌ
ش ْعبَة ِمنَ ا ِ ي َما ِن ُ
Iman ada 73 lebih atau 63 lebih bagian, yang paling utama adalah perkataan Laa
ilaaha illa Allâh, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan,
dan rasa malu adalah satu bagian dari iman.[3]
َ َولَنَ ْج ِزيَنَّ ُه ْم أَ ْج َر ُه ْم بِأ َ ْح ًۖصالِ ًحا ِمنْ َذ َك ٍر أَ ْو أُ ْنثَ ٰى َوه َُو ُمؤْ ِمنٌ فَلَنُ ْحيِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَة
َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون َ َمنْ َع ِم َل
Oleh karena itu amalan orang kafir tertolak. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
ُش ْيئًا َو َو َج َد هَّللا َ ِع ْن َدهُ فَ َوفَّاهَ ُسبُهُ الظَّ ْمآنُ َما ًء َحت َّٰى إِ َذا َجا َءهُ لَ ْم يَ ِج ْده
َ ب بِقِي َع ٍة يَ ْح َ َوالَّ ِذينَ َكفَ ُروا أَ ْع َمالُ ُه ْم َك
ٍ س َرا
ب
ِ سا َ س ِري ُع ا ْل ِح َ ُ َوهَّللا ُۗسابَه َ ِح
Walaupun amal orang kafir tertolak di akhirat, namun dengan keadilan-Nya, Allâh
Azza wa Jalla memberikan balasan amal kebaikan orang kafir di dunia ini.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ِ ت َما َع ِم َل بِ َها هَّلِل َ سنَةً يُ ْعطَى بِ َها فِي ال ُّد ْنيَاـ َويُ ْجزَ ى بِ َها ِفي اآْل ِخ َر ِة َوأَ َّما ا ْل َكافِ ُر فَيُ ْط َع ُم بِ َح
سنَا ِـ َ إِنَّ هَّللا َ الَ يَ ْظلِ ُم ُمؤْ ِمنًا َح
سنَةٌ يُ ْج َزى بِ َها َ ضى إِلَى اآْل ِخ َر ِة لَ ْم تَ ُكنْ لَهُ َح َ
َ فِي ال ُّد ْنيَا َحتَّى إِ َذا أ ْف
Dari uraian singkat di atas, kita bisa memahami urgensi iman terkait diterima
atau tidaknya amal ibadah seseorang. Semoga ini bisa memotivasi kita untuk
terus menjaga dan meningkatkan keimanan kita serta memliharanya dari segala
yang bisa merusaknya. Karena iman juga bisa rusak dengan banyak sebab,
diantaranya syirik (Lihat Az-Zumar/39: 65), nifak (At-Taubah/9:
54), kufur (Muhammad/47: 8-9), dan riddah (Al-Baqarah/2: 217).
Semoga Allah Azza wa Jalla menjauhkan kita dari segala yang bisa merusak
keimanan kita.
IKHLAS
Orang yang ikhlas mencari ridha Allâh Azza wa Jalla , sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala :
Dan barangsiapa yang berbuat demikian (yaitu: memberi sedekah, atau berbuat
ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia) karena mencari
keridhaan Allâh, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. [An-
Nisa’/4: 114]
Orang yang ikhlas beramal untuk wajah Allâh, yakni agar bisa melihat wajah
Allâh di surga. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
Orang yang ikhlas itu menghendaki pahala akhirat, bukan balasan dunia. Allâh
Azza wa Jalla berfirman:
ب ِ َث ال ُّد ْنيَاـ نُؤْ تِ ِه ِم ْن َها َو َما لَهُ فِي اآْل ِخ َر ِة ِمنْ ن
ٍ صي َ َو َمنْ َكانَ يُ ِري ُد َح ْر ۖث اآْل ِخ َر ِة نَ ِز ْد لَهُ فِي َح ْرثِ ِه
َ َمنْ َكانَ يُ ِري ُد َح ْر
يب
ٌ صِ َفَ َمنْ َع ِم َل ِم ْن ُه ْم َع َم َل اآْل ِخ َر ِة لِل ُّد ْنيَا لَ ْم يَ ُكنْ لَهُ فِي اآْل ِخ َر ِة ن
Barangsiapa di antara mereka (umat ini) beramal dengan amalan akhirat untuk
dunia, maka dia tidak mendapatkan bagian di akhirat. [5]
ً ِإِنَّ هَّللا َ الَ يَ ْقبَ ُل ِمنَ ا ْل َع َم ِل إِالَّ َما َكانَ لَهُ َخال
ُصا َوا ْبتُ ِغ َي بِ ِه َو ْج ُهه
Sesungguhnya Allâh tidak akan menerima dari semua jenis amalan kecuali yang
murni untuk–Nya dan untuk mencari wajah–Nya. [6]
ِ ار َـك َوتَ َعالَى أَنَا أَ ْغنَى الش َُّر َكا ِء ع َِن الش ِّْر ِك َمنْ َع ِم َل َع َماًل أَش َْركَ فِي ِه َم ِعي َغ ْي ِري تَ َر ْكتُهُ َو
ُش ْر َكه َ َقَا َل هَّللا ُ تَب
Seorang ulama dari India, al-Imam Shiddiiq Hasan Khan al-Husaini rahimahullah
berkata, “Tidak ada perbedaan (di antara Ulama) bahwa ikhlas merupakan
syarat sah amal dan (syarat) diterimanya amal”.[8]
ITTIBA
ِ ساَل ِم ِدينًا فَلَنْ يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوه َُو فِي اآْل ِخ َر ِة ِمنَ ا ْل َخا
َس ِرين ْ ِ َو َمنْ يَ ْبت َِغ َغ ْي َر اإْل
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi. [Ali-Imran/3: 85]
Barangsiapa membuat perkara baru di dalam urusan kami (agama) ini, apa-apa
yang bukan padanya, maka itu tertolak. [10]
Orang yang sombong, ia tidak bisa masuk surga. Juga tidak bisa mencium bau
surga.
“Tidak akan masuk ke dalam surga seseorang yang di dalam hatinya ada setitik
kesombongan.” HR. Muslim, no. 275
ف ْال َج َّن ِة َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َ َِمنْ َت َعلَّ َم عِ ْلمًا ِممَّا ُي ْب َت َغى ِب ِه َوجْ ُه هَّللا ِ اَل َي َت َعلَّ ُم ُه إِاَّل لِيُص
َ ْيب ِب ِه َع َرضً ا مِنْ ال ُّد ْن َيا لَ ْم َي ِج ْد َعر
يح َهاَ َيعْ نِي ِر
“Barangsiapa mengaku keturunan dari orang lain yang bukan ayahnya sendiri tidak
akan mendapatkan bau surga. Padahal bau surga telah tercium pada jarak tujuh puluh
tahun, atau tujuh puluh tahun perjalanan.” (HR. Ahmad dishahihkan Al-Albany di
Sohihul Jami’5988)
Kelompok wanita yang berpakaian tapi telanjang ini tidak pernah dijumpai beliau.
Dan kini, sabda beliau terbukti. Banyak wanita yang model demikian di zaman
sekarang.
Rasulullah bersabda: “Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat;
kaum membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-
wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan condong (dari
ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga
dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari
perjalanan sejauh ini dan ini.” (HR. Muslim, 2128)
Nabi bersabda: “Perempuan yang memakai baju tetapi telanjang, dan dia memandang
lelaki lain, dan membuatkan lelaki-lelaki lain terpandang kepadanya, maka perempuan
ini tidak akan cium bau surga. Sedangkan bau surga sudah pun boleh dibau dari jarak
500 tahun perjalanan.” (HR Bukhari dan Muslim)
س َف َح َرا ٌم َعلَ ْي َها َرائ َِح ُة ْال َج َّن ِة ْ ْ َامْرأَ ٍة َسأَل
َّ ’ت َز ْو َج َها َ أَ ُّي َما
ٍ الطاَل َق مِنْ َغي ِْر َما َبأ
“Siapa pun wanita yang meminta talak pada suaminya tanpa alasan maka bau surga
haram baginya.” (Abu Daud dishahihkan Al-Albany, 1187)
“Barangsiapa membunuh orang kafir mu’ahad, maka dia tidak akan mencium bau
wangi surga” (HR. Bukhari, 3166)
ُ
الديوث و،بالرجال
ِ العاق لوالدي ِه والمرأةُ ال ُم َت َرجِّ لَ ُة المتشبه ُة
ُّ ٌ
: ثالثة ال ينظ ُر هللاُ إليه ْم يو َم القيام ِة
Nabi bersabda: Tiga manusia tidak akan masuk syurga, yaitu orang yang mendurhakai
kedua-dua ibu bapanya, perempuan yang menyerupai dan lelaki dan dayyuts (lelaki
yang tidak menjaga maruah istrinya)” (HR As-Suyuthi disohihkan Al-Albany di Sohih
Al-Jami’, 3542).
َ و المنانُ بما،الخمر
أعطى َ ُّ
ُ و المدمن،ِالعاق لوالديه : يدخلون الجن َة
َ ٌ
ثالثة ال و
Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk syurga orang yang derhaka kepada kedua ibu
bapanya, orang yang ketagihan minuman keras dan orang yang suka mengungkit-
ungkit pemberiannya” (HR Al-Nasai’ disohihkan Al-Albany di Sohih Al-Jamai’, 3542)
Dari Al-Zuhri, Rasulullah bersabda : “Tidak akan masuk syurga bagi yang memutuskan
silaturahim”. (HR Muslim). Rasulullah bersabda:
إزاره
َ ٍ عاق وال قاط ُع رح ٍِم وال شي ٌخ
ٌّزان وال جار ٌّ هللا ال ي ِج ُدها
ِ عام و َ فإنَّ ري َح الج َّن ِة ي
ٍ ُِوج ُد مِن مسير ِة ألف
’ المعجم األوسط’ تفرد به أحمد بن محمد بن طريف: ’ُخ َيال َء رواه الطبراني
Sabda Rasulullah, “Baunya surga dapat dicium sejauh perjalanan 1000 tahun. Demi
Allah tidak akan menciumnya seseorang yang mendurhaka kepada ibu bapaknya dan
orang yang memutuskan tali persaudaraan, orang tua yang berzina, dan orang yang
memanjangkan pakaiannya (melebihi mata kaki) karena sombong” (HR At-Tabrani
6/18, bersrendiri periwayatannya Ahmad bin Muhammad bin Thorif)
إني مح ِّدثك: فقال له معقل، عاد معقل بن يسار في مرضه الذي مات فيه، أن عبيد هللا بن زياد:عن الحسن
(ما من عبد:سمعت النبي صلى هللا عليه وسلم يقول:حديثا ً سمعته من رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
اخرجه البخاري.) إال لم يجد رائحة الجنة، فلم يحطها بنصحه،يسترعيه هللا رعية
Dari Hasan meriwayatkan bahwa Ubaidallah bin Ziad ketika tiba ajalnya
berkata :“Aku ceritakan padamu sebuah hadis yang aku dengar dari Rasulullah .
Baginda bersabda: “Mana-mana pemimpin yang dipilih oleh Allah untuk menjaga
rakyatnya, tetapi tidak memberi teladan yang baik kepada mereka melainkan tidak
mencium bau syurga” (HR Bukhari,7150)