Anda di halaman 1dari 6

Nama : Alvito Rhidho Robby

NIM : 2101528

Kelas : PKO A

Strategi Pembelajaran Penjasorkes

1. Strategi Pembelajaran Penjasorkes

Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelberg &
Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi
pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda
pula.

➢ Gerlach & Ely (1980) Mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-
cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
➢ Dick & Carey (1996) Berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak hanya
terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau
paket strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan
juga termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran.

2. Konsep PBL (Problem Based Learning)


Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan pembelajaran aktif dan
progresif, dimana fokus atau inti pembelajaran terletak pada permasalahan yang nantinya
diidentifikasi serta dicari solusinya bersamasama. Pembelajaran berbasis masalah
bertujuan untuk belajar mengintegrasikan dan mengorganisasi informasi yang didapat,
yang dimana hasil belajar berguna untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan
dihadapi di dunia nyata.
PBL cenderung berkutat pada satu masalah tidak struktur yang sudah ditentukan dan
disepakati bersama sebagai fokus pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah adalah
penyelesaian masalah yang pada dasarnya semua berguna pada kehidupan nyata.
3. Konsep PjBL (Project Based Learning)
Project Based Learning (PjBL) adalah pembelajaran yang bersifat aktif dan solutif,
yang dimana mekanisme pembelajaran melibatkan siswa secara mandiri untuk fokus dalam
meningkatkan daya pikir siswa dengan keterampilan yang mereka miliki. Pembelajaran
berbasis proyek ini secara tidak langsung melibatkan siswa atau peserta didik dalam
investigasi konstruktif dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning menggunakan dasar
pemikiran keterampilan abad 21 yaitu menganalisis, berargumen, mengevaluasi,
menentukan langkah apa yang harus diambil, menyimpulkan dan memunculkan wawasan
serta solusi terhadap tiap-tiap permasalahan. PjBL berfokus pada kegiatan belajar mengajar
menggunakan proyek yang nantinya akan menghasilkan sebuah karya atau kegiatan
sebagai hasil belajar.
Berdasarkan dasar pemikiran yang sama dengan keterampilan abad 21, pembelajaran
berbasis proyek dapat menumbuhkan situasi pembelajaran yang lebih nyaman semacam
kecenderungan, kepekaan, dan kemampuan untuk menjangkau lebih jauh dan fleksibel
(Insyasiska, 2015: 9-21).

4. Konsep Kooperatif Learning


➢ Menurut (Aris Shoimin, 2017: 45) Cooperative Learning merupakan suatu mode
pembelajaran yang mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
memiliki tingkat kemampuan berbeda.
➢ Menurut (Rusman, 2016: 202) Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
➢ Menurut (suryanto)dan Asep Jihad, 2013: 142) Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama antarsiswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran penjas.

Jadi model pembelajaran cooperatif learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep dan
menyelesaikan persoalan. Adapun urutan kegiatan pembelajaran , (1) Pendahuluan, (2) Inti,
(3) Penutup.
5. Konsep Case Method
Konsep case method merupakan salah satu pengembangan dari Outcome-Based
Education (OBE). Konsep case method, proses pembelajaran yang sangat baik dengan
tahapan plan, action, observation, dan reflection, serta penilaian dilakukan secara objektif
dan transparan sesuai pedoman penilaian mata pelajaran penjas. Kemudian pada aspek
penilaian efektivitas adalah produk menunjukkan bahwa isi materi cukup memiliki
kelengkapan yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran Muatan Kompetensi (CPMK)
pembelajaran.

6. Gaya-Gaya Belajar Sendiri


Gaya belajar VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik) adalah gaya belajar yang awalnya
dikenalkan oleh Walter Burke Barbe dan kemudian dikembangkan kembali oleh Neil
Fleming. Masing-masing tipe belajar menekankan pada alat indra yang di miliki setiap
individu.
➢ Visual
Tipe pembelajar visual cenderung fokus pada penglihatan. Belajar dengan gaya
belajar visual menggunakan indra mata dalam mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, serta membaca media. Tipe visual biasanya akan lebih
nyaman belajar dengan mengakses citra visual yang menonjol berupa paduan
warna, garis, maupun bentuk.
➢ Audiotori
Tipe auditori sangat mudah mengikuti instruksi verbal dibandingkan instruksi-
instruksi tertulis. Orang-orang dengan gaya belajar ini juga lebih sensitif dengan
nada, suara, dan ritme. Tipe auditori lebih mudah belajar dengan kembali
mengulang dan membicarakan hal-hal yang ingin diingat. Akan tetapi, tipe yang
satu ini cukup mudah terdistraksi di tengah kebisingan.
➢ Kinestetik
Cara belajar kinestetik adalah metode belajar yang banyak melibatkan gerakan.
Tipe yang satu ini akan mudah mengingat informasi dengan langsung
mempraktekannya dibanding hanya mendengarkan atau membaca teori. Langsung
menyentuh objek yang dipelajari akan membantu tipe kinestetik. Tipe kinestetik
cenderung merasa nyaman mengekspresikan diri secara fisik seperti dalam
pertunjukan atau tari.
7. Konsep Belajar Terbaru

Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan
sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Oleh Anthiny Annario (1990) aktivitas yang dimaksud dapat dikelompokkan menjadi 4
kategori:

- Pendidikan untuk fisik


Pendidikan yang dilakukan untuk pengembangan fisik siswa.
- Pendidikan yang menggunakan fisik
Pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik seperti cabang olahraga yang umum
dilakukan masyarakat.
- Pendidikan gerak
Siswa dari sejak lahir selalu berkembang pola geraknya. Mulai dari menangis, miring,
tengkurap, merangkak hingga setelah sesuai usia matangnya ia bisa melakukan gerakan
kompleks yang sulit sekalipun.
- Pendidikan bermain
Bagi anak bermai dan juga menari adalah kodratnya (Brooks, 1991) dan dari bermain
ini siswa dapat merasakan tekanan dan harapan.

8. Teori Belajar Terbaru


Teori belajar merupakan sebuah istilah di dalam dunia pendidikan untuk merujuk pada
sebuah rujukan mengenai proses pembelajaran untuk memberikan ilmu kepada orang lain.
Beberapa teori belajar tersebut antara lain yakni behaviorisme, kognitivisme,
konstruktivisme, nativisme, humanistik, kecerdasan ganda, sosial kognitif, dan sibernetik.
➢ Teori Belajar Behavioralistik
Secara umum, teori belajar tingkah laku merupakan sebuah pandangan yang
menjelaskan bahwa proses belajar tersebut tak lain merupakan hasil dari
pembentukan relasi antara stimulus dan respon yan diberikan oleh anak didik.
➢ Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar yang satu ini menjelaskan bahwa proses kegiatan belajar merupakan
suatu peristiwa mental tingkat tinggi yang terbentuk saat individu melakukan
interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
➢ Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme merupakan sebuah proses belajar yang lebih
mengutamakan peran anak didik. Hal ini dapat berarti bahwa anak didik
mendapatkan peranh lebih dan aktif untuk menemukan pengetahuan baru.
➢ Teori Belajar Nativisme
Teori belajar konstruktivisme merupakan sebuah proses belajar yang lebih
mengutamakan peran anak didik. Hal ini dapat berarti bahwa anak didik
mendapatkan peranh lebih dan aktif untuk menemukan pengetahuan baru.
➢ Teori Belajar Humanistik
Teori ini menjelaskan bahwa proses belajar adalah salah satu cara untuk
memperlakukan manusia layaknya makhluk yang dapat berpikir dan berencana. Hal
ini juga cenderung mengutamakan pengalaman seorang individu di dalam proses
belajar.
➢ Teori Belajar Kecerdasan Ganda
Dalam proses belajar sesungguhnya seorang individu tidak hanya menggunakan
satu macam kecerdasan saja, melainkan menggunakan seluruh kecerdasan yang
dimilikinya hingga membentuk suatu kemampuan untuk melakukan proses analisa
lebih lanjut.
➢ Teori Belajar Sosial Kognitif
Teori belajar yang satu ini merupakan sebuah proses belajar yang menganggap
bahwa seorang individu selalu memerlukan latar sosial budaya dan sejarah
kehidupannya.
➢ Teori Belajar Sibernetik
Sibernetik merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa belajar merupakan
serangkaian proses pengolahan informasi baru ataupun lama oleh seorang individu.
Sistem informasi merupakan kunci utama dalam keberhasilan seorang individu
untuk mencerna sebuah pengetahuan baru bagi dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Sudaryono, M. (2021). Konsep Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.


Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, RIset, dan Teknologi.
Agustin Sastrawan Harahap, M. I. (2022). PENGEMBANGAN CASE METHOD MATA
KULIAH KEPRAMUKAAN SEBAGAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
JASMANI TINGKAT DASAR. Elementary School Journal Jurnal Kajian
Pendidikan Dasar.
Codemi Publication. (2021). Gaya Belajar: Visual, Audiotori, Kinestetik. Learning and
Development.
Saputra, R. D. (2019). MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DI SMP
NEGERI SE-KECAMATAN PONTIANAK KOTA.
Suhendra, A. (2021). PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA SMAN 7 SURABAYA.
W, P. D. (n.d.). Strategi Pembelajaran. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai