Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RAMONA IRJAYANTI

NIM : 190101197

PRODI : PSIK AJ 2019

Sifat Jiwa (nafs) menurut Islam ada 3 yaitu:  Nafsmuthma'innah, Nafslawwamah, dan
Nafsammarah. Jelaskan ketiga sifat jiwa tersebut disertai dengan penjelasan terapi
pengobatan metode Islam-nya!
1. Nafs muthma’innah (jiwa tenang)
Sesuai firman Allah surat al-Fajr ayat 27:
‫يأيتها النفس المطمئنة‬

Terapi yang digunakan supaya jiwa tenang dengan membaca tasbih dan tahmid, selalu
berserah diri kepada Allah yaitu :

 Berzikir kepada Allah (mengingat Allah) dengan keyakinan, ucapan dan amal
merupakan sebab untuk dapat keluar dari kemelut, memberi ketegaran jiwa dan
ketenangan. Sebagaimana firman Allah :
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS.Ar-Ro’d:28)
 Bertakwa kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan amal saleh.
Firman-Nya :
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan
keluar.” (QS. At-Thalaq: 2 )
Dan firman-Nya : “Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. At-Thalaq: 4)

 Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Karena dua hal ini dapat
menguatkan dalam menghadapi berbagai problema dan tanggung jawab sehingga
dapat tegar dan sukses menghadapinya.
 Husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah. Sadarilah bahwa Allah sematalah yang
mengangkat kesulitan manusia. Sesungguhnya kesulitan meskipun berlangsung
berlarut-larut senantiasa Allah iringkan dengan solusi dan kemudahan.
2. Nafs lawwamah (jiwa menyesali diri)
Sesuai firman Allah surat al-Qiyamah ayat 1-2:
‫ وال أقسم بالنفس اللوامة‬،‫ال أقسم بيوم القيامة‬

Terapi pengobatan bagi jiwa yang menyesali diri yaitu selalu beristghifar, menjaga
tingkah laku sesuai dengan ajaran islam.

 Senantiasa beristigfar (meminta ampun kepada Allah). Sesungguhnya hal ini


adalah salah satu dari sebab kebahagiaan dan ketenangan; sebagaimana ia dapat pula
mengeluarkan dari bencana, menghilangkan kegalauan dan kegelisahan. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW :
ُ ‫ق َم ْخ َرجًا َو ِم ْن ُك ِّل هَ ٍّم فَ َرجًا َو َر َزقَهُ ِم ْن َحي‬
ُ‫ْث الَ يَحْ ت َِسب‬ ِ ‫َم ْن لَ ِز َم ا ِال ْستِ ْغفَا َر َج َع َل هَّللا ُ لَهُ ِم ْن ُك ِّل‬
ٍ ‫ضي‬

“Siapa yang kontinu beristigfar, Allah akan jadikan pada setiap kegalauannya solusi
dan dari setiap kesulitan jalan keluar serta akan diberi rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkan.” [HR.Abu Dawud, Ahmad dan Hakim]

 Kembali kepada Allah dengan berdoa, karena doa dapat menghilangkan


kegelisahan dan mengeluarkan dari kesusahan.
َ ِ‫ك ِمنَ ْال ُجب ِْن َو ْالب ُْخ ِل َوَأعُو ُذ ب‬
‫ك ِم ْن َغلَبَ ِة‬ َ ِ‫ك ِمنَ ْالهَ ِّم َو ْال َح َز ِن َوَأعُو ُذ بِكَ ِمنَ ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل َوَأعُو ُذ ب‬
َ ِ‫اللَّهُ َّم ِإنِّى َأعُو ُذ ب‬
ِ ‫ال َّدي ِْن َوقَه ِْر الرِّ َج‬
‫ال‬

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari kegelisahan dan
kesedihan. Aku berlindung kepadamu dari kelemahan dan kemalasan. Aku
berlindung kepadamu dari kepengecutan dan kebakhilan. Aku berlindung
kepadamu dari dari lilitan hutang dan penindasan orang.” [HR.Abu Dawud]

 Mengerjakan sebab-sebab yang dapat membantunya sukses dalam kehidupan


lalu bertawakal kepada Allah
3. Nafs ammarah (jiwa yang selalu menyuruh kejahatan)
Sesuai firman Allah surat Yusuf ayat 53

‫وما أبرئ نفسى إن الفس ألمارة بالسوء إال ما رحم ربى إن ربى غفور رحيم‬
Terapi Ruqyah

Jampi2 maksudnya adalah jampi-jampi dengan menggunakan bacaan atau mantra


untuk menolak pengaruh sihir dan godaan syaitan dan jin yg mempengaruhi fisik dan
mental manusia.

caranya: meletakan tangannya pada bagian sakit sambil membaca

7 ‫اَ ُعوْ ُذ بِقُ ْد َر ِة هللاِ َو ِع َّزتِ ِه ِم ْن َشرِّ َما َأ ِج ُد َواُ َحا ِذ ُر‬x

Peran Perawat dalam proses dying process

Peran Perawat :

1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT. Pada sakaratul maut
perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah sebagaimana Hadist
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.”Jangan sampai seorang dari kamu mati kecuali
dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”,
 Selanjutnya Allah berfirman dalam hadist qudsi, Aku ada pada sangka-sangka
hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang baik .
 Selanjutnya Ibnu Abas berkata. Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut,
hiburlah dia supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa dengan
Tuhannya itu.
 Selanjutnya Ibnu Mas´ud berkata : Demi Allah yang tak ada Tuhan selain Dia,
seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka Allah berikan sesuai dengan
persangkaannya itu. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan apapun jua berada
ditangannya
2. Mentalkinkan dengan Kalimat Laailahaillallah. Perawat muslim dalam mentalkinkan
kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien terminal menjelang ajalnya terutama
saat pasien akan melepaskan nafasnya yang terakhir.
3. Wotf, Weitzel, Fruerst memberikan gambaran ciri-ciri pokok klien terminal yang akan
melepaskan nafasnya yang terakhir: penginderaan dan gerakan menghilang secara
berangsur-angsur yang dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung
kaki. Meskipun suhu tubuh pasien biasanya tinggi ia terasa dingin dan lembab mulai
pada kaki tangan dan ujung hidung, kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat. Nadi
mulai tak teratur, lemah dan pucat. Terdengar suara ngorok disertai gejala nafas cyene
stokes.
 Dengan menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan
rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan
bervariasi tiap individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya
kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.
 Dalam keadaan dying itu peran perawat disamping memenuhi kebutuhan fisiknya
juga harus memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan meninggal
dalam keadaan Husnul Khatimah. Perawat membimbing pasien dengan
mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang),
 Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim, ”Talkinkanlah olehmu
orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya
seseoranng yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah
bekalnya menuju surga”
4. Berbicara yang Baik dan Do´a untuk jenazah ketika menutupkan matanya. Di samping
berusaha memberikan sentuhan (Touching) perawat muslim perlu berkomunikasi
terapeutik, antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda: Bila
kamu datang mengunjungi orang sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang
baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.
Selanjutnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah Rasulullah bersabda apabila kamu
menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka tutuplah matanya karena
sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan kata-kata
yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.

Anda mungkin juga menyukai