Anda di halaman 1dari 15

‫‪1‬‬

‫‪MENGEMBANGKAN SIKAP TENANG‬‬


‫‪Oleh: Suratno, M.E.‬‬
‫َا ُد لِله اِس ِع اْلَف ْض ِل اِاْل ْح اِن ‪َ ،‬ض اِعِف‬
‫َو َس َو ُم‬ ‫َو‬ ‫َحْلْم‬
‫اَحْل َناِت ِلَذ ِو ي اِاْل َمْياِن َو اِاْل ْح اِن ‪ ،‬الَعِلْيِم‬
‫َس‬ ‫َس‬
‫اَّلِذ اَل ْخَيَف ى َل ِه اِط ا اِن ‪َ ،‬اْلَك ِرِمْي اَّلِذ‬
‫ْي‬ ‫َع ْي َخ َو ُر َجْلَن‬ ‫ْي‬
‫َتَأَّذَن ِباْلَم ِز ْيِد ِلَذ ِو ي الُّش ْك َر اِن ‪َ .‬أَمْحُد ُه حَْم ًد ا‬
‫ُف ُق اْل َّد ا اِن ‪َ ،‬أْش ُك ُش ْك ا َناُل ِبِه‬
‫َي ْو َع َو ُحْلْس َب َو ُر ُه ًر َن‬
‫ِم ْن اِه الِّر ْض اِن‬
‫َو‬ ‫ُه َم َو َب‬
‫َأْش ُد َأْن اَل ِاَل ِااَّل اهلل َد اَل َش ِر َك َل اِئ‬
‫ْي ُه َد ُم‬ ‫َو ْح ُه‬ ‫َه‬ ‫َه‬
‫ُد‬ ‫ا‬ ‫ًد‬ ‫َّم‬ ‫َّن‬‫َأ‬ ‫ُد‬ ‫ْش‬ ‫َأ‬ ‫‪،‬‬ ‫اْل ْلِك الُّس ْلَطاِن‬
‫ْب ُه‬ ‫َع‬ ‫َحُم‬ ‫َو َه‬ ‫ُم َو‬
‫ا‬ ‫َف‬ ‫َن‬ ‫‪،‬‬ ‫ُل ِخ ُت ِم ِع اِاْل ْن اِن‬
‫َس ٌّيِب َر َع ُهلل‬ ‫َو َرُسْو ُه َو ْيَر ُه ْن َنْو‬
‫ا َت اَن ‪َّ .‬لى ا َل ِه‬ ‫َّت‬ ‫ا‬ ‫ىَّت‬ ‫َّق‬ ‫ا‬ ‫ِبِه‬
‫َع‬
‫َح َو ْس َب َص ُهلل ْي‬ ‫َض‬ ‫َحْل َح‬
‫َو َعَلى َأِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل الِّص ْد ِق َو اِاْل ْح َس اِن ‪.‬‬
2

‫ا‬ ‫ ُأ ِص ُك ِا‬...... ‫ َأُّي ا اِاْل اُن‬، ‫َأَّما‬


‫ْو ْي ْم َو َي َي‬ ‫َبْع ُد َه ْخ َو‬
‫ ِباْم ِتَثاِل َأ اِم ِر ِه اْج ِتَناِب‬،‫ِب ْق ى اِهلل َطاَعِتِه‬
‫َو َو‬ ‫َو‬ ‫َت َو‬
: ‫ِرِمْي‬ ‫ْلَك‬ ‫ا‬ ‫ َقاَل ا اىَل ِكَتاِبِه‬.‫اِه ِه‬
‫ُه َو‬ ‫ُهلل َتَع ْيِف‬ ‫َنَو ْي‬
‫اَّلِذ ي َأ َل الَّس ِكيَنَة يِف ُلوِب اْل ْؤ ِمِن‬
‫ُم َني‬ ‫ُق‬ ‫ْنَز‬
‫ِل ا وا ِإ انًا ِإ اِهِن‬
‫َيْز َد ُد َمي َمَع َمي ْم‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt yang
telah menjadikan kita semua hamba yang beriman
dan bertakwa kepada-Nya, sehingga bisa terus
istiqamah dalam menjalankan ibadah, kewajiban dan
menunaikan tanggungjawab. Semoga semua
ketaatan dan kebajikan yang kita lakukan menjadi
ibadah yang diterima oleh-Nya, dan menjadi bukti
bahwa kita semua termasuk orang-orang yang taat
pada perintah-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, yang
3
telah mengangkat manusia dari lembah kenistaan
yang gelap lagi pekat menuju tempat yang terang
benderang dan berada dalam ridha-Nya. Semoga
Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan
kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semua
umatnya.
Selanjutnya, Marilah untuk terus berusaha dan
berupaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt. Karena hanya dengan modal iman
dan takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang
selamat di dunia dan akhirat.
Salah satu nikmat terbesar dari Allah yang patut
kita syukuri bersama adalah ketenangan dalam hati
kita semua. Dengan sikap tenang, maka ibadah yang
kita lakukan akan lebih khusuk dan lebih fokus
kepada Allah swt, sehingga ibadah yang kita lakukan
akan menjadi perantara untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Karena itu,
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:
4
‫اَّلِذ ي َأ َل الَّس ِكيَنَة يِف ُلوِب اْل ْؤ ِمِن‬
‫ُم َني‬ ‫ُق‬ ‫ْنَز‬ ‫ُه َو‬
‫ِل ا وا ِإ انًا ِإ اِهِن‬
‫َيْز َد ُد َمي َمَع َمي ْم‬
Artinya, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan
ke dalam hati orang-orang beriman untuk
menambahkan keimanan atas keimanan mereka.”
(QS Al-Fath [48]: 4).

Merujuk pendapat Syekh Wahbah bin Musthafa az-


Zuhaili, ia mengatakan bahwa ayat ini Allah
turunkan kepada para sahabat yang ikut serta
bersama Rasulullah saw dalam Perjanjian
Hudaibiyah. Pada saat itu Allah memberikan
ketenangan dalam hati mereka, dan para sahabat
patuh pada hukum Allah dan keputusan Rasul-Nya
yang dihasilkan dalam perjanjian tersebut. Dengan
ketenangan hati itu juga, Allah menambah dan
menguatkan iman mereka.
Kendati diturunkan dalam peristiwa Perjanjian
Hudaibiyah, ayat ini juga mengisyaratkan bahwa
sikap tenang merupakan sikap orang-orang beriman,
karena semua tindakan dan perbuatannya akan
5
selalu berada dalam bimbingan Allah dan dalam
pertolongan-Nya.
Sikap tenang juga mencerminkan bahwa kita
memiliki kesadaran diri yang baik, sehingga bisa
menjadi penyebab untuk berpikir lebih jernih dalam
menyikapi berbagai persoalan dan masalah yang ada.
Dengan itu, semua aktivitas yang mudah akan
semakin mudah, dan aktivitas yang sulit akan
dipermudah oleh Allah swt. Karena dengan
ketenangan itu akan Allah tampakkan jalan
keluarnya, hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi
dalam salah satu haditsnya, yaitu:
‫ِة‬ ‫ِف‬
‫ِإَذا َأَر ْد َت َأْم ًر ا َفَعَلْيَك يِه ِبالُّتَؤَد َح ىَّت ُيِر َيَك‬
‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ْن‬ ‫الَّل َّز َّل ِم‬
‫ُه َع َو َج ُه َم ْخ َر َج‬
Artinya, “Apabila engkau menghendaki sesuatu,
maka engkau harus bersikap tenang, sehingga Allah
memperlihatkan kepadamu jalan keluarnya.” (HR
Bukhari).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
6
Rasulullah juga menyebutkan perihal pentingnya
sikap tenang, karena tenang akan lebih berpeluang
untuk memperoleh kebenaran,

‫َمْن َتَأىَّن َأَص اَب َأْو َك اَد َو َمْن َعَّج َل َأْخ َطَأ َأْو‬
‫َك اَد‬
Artinya, “Siapa saja yang bersikap tenang, maka ia
akan memperoleh (kebenaran) atau mendekati, dan
siapa saja yang terburu-buru maka akan keliru atau
mendekati (kekeliruan).” (HR at-Thabrani).
Saat hati dalam keadaan tenang, maka lisan, pikiran
dan anggota badan juga akan ikut tenang. Hal itu
akan senantiasa membuat kita semua senantiasa
berpikir positif dan lebih mengedepankan
kemaslahatan, serta mampu mengambil keputusan
yang baik. Sementara itu, sikap tergesa-gesa akan
menjadikan kita semua tidak cermat dalam
menyelesaikan masalah, karena terdapat nafsu dan
watak buruk yang ikut berperan di dalamnya.
Oleh karena itu, Syekh Abdurrauf al-Munawi dalam
karyanya Faidhul Qadir menjelaskan alasan dan
7
hikmah yang terkandung di sikap tenang setiap
orang. Menurutnya, orang yang bisa bersikap
tenang akan memperoleh kebenaran atau
setidaknya mendekati kebenaran, karena dalam
sikap tenang tersebut Allah sertakan keberkahan,
sehingga akan Allah permudah jalan untuk meraih
kebenaran tersebut dan Allah tampakkan jalan
keluar dari sesuatu yang sulit.
Sedangkan sikap tergesa-gesa akan menjadi
penyebab untuk memperoleh kekeliruan, atau
mendekatinya, karena sikap tersebut muncul dari
watak yang jelek, sehingga juga menghasilkan hasil
yang jelek pula, bahkan bisa menghilangkan tujuan
dan bisa menjerumuskan pada kemaksiatan,
‫َاِاْل ِت اُل ا َلُة اْل َفِّوَتُة ِلْل َق اِص ِد‬
‫َم‬ ‫ْس ْع َج ُه َو َخْلْص ُم‬
‫اْلُم وِقَعُة يِف اْلَم َعاِص ي‬
Artinya, “Sikap terburu-buru merupakan kebiasaan
yang bisa menghilangkan tujuan, dan
menjerumuskan pada kemaksiatan.”
8
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Itulah pentingnya bagi kita semua untuk
menumbuhkan sikap tenang dalam diri kita semua.
Al-Qur’an menyebutkan sifat tenang bisa
menambah keimanan, karena hanya dengan sikap
tenang kita bisa menjalani ibadah dengan benar dan
lebih khusuk kepada Allah swt, sehingga bisa
menjadi perantara untuk memperkuat keimanan
kepada-Nya.
Sedangkan hadits nabi menyebutkan bahwa dengan
sikap tenang akan Allah tampakkan semua jalan
keluar dari setiap urusan, baik yang mudah maupun
yang sulit, sehingga bisa lebih mudah untuk
memperoleh kebenaran. Hal itu karena terdapat
keberkahan yang Allah sertakan dalam diri orang-
orang yang tenang.
Sedangkan terburu-buru dan ceroboh merupakan
petaka yang bisa menghancurkan semua urusan
manusia, baik dalam ibadah maupun aktivitas
sehari-hari, karena sikap tersebut timbul dari
watak yang kurang baik, sehingga menghasilkan
hasil yang tidak baik pula.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


9
Begitu pentingnya menumbuhkan sikap tenang dalam
diri setiap manusia. Semoga bisa membawa manfaat
dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan
sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan
semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Semoga
Allah menjadikan hari-hari kita penuh dengan
kebaikan yang akan membawa kita kepada
kebahagiaan dan ketenangan dalam menjalani hidup
ini. Senantiasa memberikan hidayah dan taufiq-
Nya, serta memberikan petunjuk kepada kita dalam
menapaki jalan yang diridhai-Nya,
Aamiin….Aamiin….Aamiin… Ya rabbal ‘alamin.

، ‫ِرِمْي‬ ‫ا‬ ‫َذ ا اْل ِم‬


‫َف‬
‫َو َن َعْيِن‬ ‫ْلَك‬ ‫َباَر َك اُهلل ْيِل َو َلُك ْم ْيِف َه َيْو‬
‫ِا اُك َمِبا ِف ِه ِم الَّصاَل ِة الَّصَد َقِة ِتاَل ِة‬
‫َو َو‬ ‫َو‬ ‫َو َي ْم ْي َن‬
‫ُك‬ ‫ْن‬ ‫ َق َّب ِم ِم‬، ‫اْلُق َاِن ِمَج ِع الَّطا اِت‬
‫َع َو َت َل ْيِّن َو ْم‬ ‫ْر َو ْي‬
‫ُل‬ ‫َأ‬ ، ‫ِمَج َأ اِل ا ِإَّن ا ِك اْل ِل‬
‫ْيَع ْع َم َن ُه ُه َو َحْل ْيُم َع ْيُم ُقْو َقْو ْيِل‬
‫‪10‬‬

‫َّن‬‫َلُك ‪َ ،‬فا ِف ‪ِ ،‬ا‬ ‫ِف‬


‫َه َذ ا َو َأْس َتْغ ُر َهلل ْيِل َو ْم ْس َتْغ ُر ْو ُه ُه ُه َو‬
‫ا‬
‫اْلَغُف الَّر ِح‬
‫ْو ُر ْيُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاَحْلْم ُد ِللِه ْمَحًد ا َك َم ا َأَم َر ‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَل ِا َهَل‬


‫ِااَّل اهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‪ِ ،‬اَلٌه ْمَل َيَز ْل‬
‫َعَلى ُك ِّل َش ْي ٍء َو ِكْياًل ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن َحُمَّم ًد ا‬
‫ِل ُل ‪َ ،‬أ ِم‬ ‫ِب‬
‫َعْبُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه َو َح ْيُبُه َو ْي ُه َر‬
‫ْك‬ ‫َخ‬
‫‪11‬‬

‫ِث‬ ‫‪،‬‬ ‫ِر‬ ‫ِخ‬ ‫ِل‬


‫ْل‬
‫ْيَن َا َم ْبُعْو َر َمْحًة‬ ‫اَأْل‬ ‫اَأْلَّو َنْي َو‬
‫ِلْلَعاَلِم َنْي ‪ .‬اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َس ِّيِدَنا‬
‫ا‬ ‫ِه‬‫ِب‬‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِه‬‫ِل‬
‫َأ‬ ‫ل‬ ‫ٍد‬
‫َحُمَّم َو َع َى َو ْص َح َو َمْن َك َن ُهَلْم‬
‫ِم الَّتاِبِع ‪ ،‬اَل ًة اِئ ًة ِبَد اِم الَّس اِت‬
‫َم َو‬ ‫َن َنْي َص َد َم َو‬
‫َو اَأْلْر ِض َنْي ‪.‬‬
‫َأَّم ا َبْع ُد ‪َ :‬فَيا َأُّيَه ا اَحْلاِض ُر ْو َن رمحكم‬
‫اهلل‪ ....‬اَّتُقوا الَّلَه َح َّق ُتَق اِتِه َو َذُر ْو ا‬
‫اْلَف َو اِح َش َم ا َظَه َر ِم ْنَه ا َو َم ا َبَطَن ‪.‬‬
‫ِر ا ِة‬ ‫اِفُظ ا َلى الَّطا ِة‬
‫َع َو ُح ُضْو ُجْلْمَع‬ ‫َو َح ْو َع‬
‫ا ا ِة الَّص ِم ِمَج ِع اْل ْأ اِت‬
‫َو َجْلَم َع َو ْو َو ْي َم ُمْو َر‬
‫‪12‬‬

‫َو اْل اِج َباِت ‪َ .‬و اْع َلُمْو ا َأَّن اَهلل َأَم ُك ْم ِبَأْم ٍر‬
‫َر‬ ‫َو‬
‫َمِباَل ِئَك ِة اْل ِّب ِة‬ ‫‪.‬‬ ‫َد َأ ِب ْف ِس ِه‬
‫ُم َس َح‬ ‫َو َثىَن‬ ‫َب َن‬
‫ِبُقْد ِس ِه‪ِ .‬إَّن الَّلَه َو َم الِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َعَلى‬
‫الَّن ا َأُّي ا اَّلِذي آ ُنوا ُّلوا َل ِه‬
‫ِّيِب َي َه َن َم َص َع ْي‬
‫َو َس ِّلُم وا َتْس ِليمًا‪ .‬اللهم َص ِّل َعَلى َس ِّيِدَنا‬
‫َّل‬ ‫ا‬ ‫ٍد‬ ‫ا‬ ‫ِد‬‫ِّي‬ ‫ِل‬‫َأ‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫ٍد‬
‫َس َن َحُمَّم َك َم َص ْيَت‬ ‫َحُمَّم َو َع‬
‫َعَلى َس ِّيِدَنا ِاْبَر اِه ْيَم َو َعَلى َأِل َس ِّيِدَنا‬
‫ِاْبَر اِه ْيَم َو َباِر ْك َعَلى َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى‬
‫َأِل َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َك َم ا َباَر ْك َت َعَلى َس ِّيِدَنا‬
‫َلى َأِل ِّيِدَنا ِا اِه‬ ‫ِا اِه‬
‫َس ْبَر ْيَم ْيِف‬ ‫ْبَر ْيَم َو َع‬
‫‪13‬‬

‫الَعاَلِم َنْي ِاَّنَك ِمَح ْيٌد ِجَم ْيٌد ‪.‬واحلمد هلل رب‬
‫العاملني‪ ...‬اللهم اْغ ِف ِلْل ِلِم‬
‫ْر ُمْس َنْي‬
‫اْل ِل اِت اْل ْؤ ِمِن اْل ْؤ ِم َناِت‬
‫َو ُمْس َم َو ُم َنْي َو ُم‬
‫َاَأْلْح َياِء ِم ْنُه ْم ِو اَأْلْم َو اِت ‪ .‬اللهم اْد َفْع َعَّنا‬
‫َر‬ ‫َك‬ ‫ْن‬ ‫ُم‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫َء‬ ‫ا‬ ‫َش‬ ‫ْح‬ ‫َف‬‫ْل‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫َء‬‫ا‬‫َب‬ ‫َو‬‫ْل‬‫ا‬ ‫َو‬ ‫َء‬ ‫اَل‬‫َغ‬‫ْل‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫َء‬ ‫اَل‬‫َب‬‫ْل‬‫ا‬
‫ِئ‬ ‫ِل‬
‫َو اْلَبْغَي َو الُّس ُيْو َف اْلُم ْخ َت َفَة َو َد َد‬
‫ا‬ ‫الَّش‬
‫اْلِم ‪ ،‬ا َظ ِم ا ا َط ‪ِ ،‬م‬
‫َو َح َن َم َه َر ْنَه َو َم َب َن ْن‬
‫َلِدَنا َذ ا ا ًة ِم ْلَد اِن اْل ِلِم‬
‫ُمْس َنْي‬ ‫َب َه َخ َص َو ْن ُب‬
‫َعاَم ًة‪ِ ،‬اَّنَك َعَلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِدْيٌر ‪َ .‬ر َّبَنا‬
‫اْغ ِف َلَنا ِإِل اِنَنا اَّلِذي ُقوَنا ِباِإْل َمياِن‬
‫َن َس َب‬ ‫ْر َو ْخ َو‬
‫‪14‬‬

‫َو اَل ْجَتَعْل يِف ُقُلوِبَنا ِغًاّل ِّلَّلِذيَن آَم ُنوا َر َّبَنا‬
‫ِإَّنَك َر ُؤ وٌف َّر ِح يٌم‪َ ،‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َأنُفَس َنا‬
‫َنا َلَنُك وَنَّن ِم‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ِإن ْغِف‬
‫َن‬ ‫َو ْمَّل َت ْر َن َو َتْر ْمَح‬
‫اَخْلاِس ِر ي ‪َ ،‬ر َّبَنا آِتَنا يِف الُّد ْنَيا َح َنًة يِف‬
‫َس َو‬ ‫َن‬
‫اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِع اَد اِهلل‪ِ ،‬اَّن ا ْأ ُك ِباْل ْد ِل‬
‫َهلل َي ُمُر ْم َع‬ ‫َب‬
‫َو اِاْل ْح َس اِن َو ِاْيَتاِء ِذ ْي اْلُقْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن‬
‫ُك‬ ‫َّل‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ُظ‬ ‫اْلَف َش اِء اْل ْنَك ِر اْل ْغِي ‪ِ ،‬ع‬
‫ْح َو ُم َو َب َي ْم َع ْم‬
‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫َتَذ َّك َن ‪َ .‬فاْذُك ا ا اْل ِظ‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ُر ْم‬ ‫ُر ْو‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫َلِذْك اِهلل‬
‫َبُر‬ ‫َو ُر‬
15

Anda mungkin juga menyukai