Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA


PROVINSI MALUKU
Jl. Jend. Sudirman (Hative Kecil), Ambon 97128,  Kantor/Fax : (0911)352633-(0911)311707, kanwilmaluku@kemenag.go.id
maluku.kemenag.go.id

SENTUHLAH JIWAMU
ِ َ‫ َو هَ دَاهُ لِ ْل َم ْنه‬، ‫ق اِإل ْن َس انَ فِي َأحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬
، ُ‫ َو َس َّن َش َراِئ َع فِيهَ ا القُ َّوةُ َوالتَّم ِكين‬، ‫ج القَ ِو ِيم‬ َ َ‫ ُسب َْحانَهُ تَ َعالَى الَّ ِذى َخل‬، ‫ي ْال َمتِي ِن‬
ِّ ‫ْال َح ْم ُد هللِ القَ ِو‬

ُ‫ َوَأ ْش هَ ُد َأ ْن اَل ِإ ٰل هَ ِإاَّل هللا‬، ‫ َأحْ َم ُدهُ تَ َعالَى بِ َما هُ َو لَهُ َأ ْه ٌل ِمنَ ْال َح ْم ِد َو الثَّنَ ا ِء َعلَ ْي ِه‬، ُ‫ َعلَ ْي ِه نَتَ َو َّك ُل َو ِإيَّاهُ نَستَ ِعين‬، ُ‫ َوبِقُ ْد َرتِ ِه نُوقِن‬، ُ‫بِ ِح ْك َمتِ ِه نُْؤ ِمن‬

َ ، ‫ َواثِقً ا بِ َوع ِد ِه‬، ‫ لَ ْم يَ َزلْ ُمتَ َو ِّكالً َعلَى َربِّ ِه‬، ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيَّ َدنَا َو نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬، ُ‫َوحْ َدهُ ال َش ِريكَ لَه‬
‫ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬

َ َ‫ ق‬. َ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ َو طَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
ُ‫ال هللا‬ ِ َ‫ َو َعلَى ُك ِّل َم ْن ا ْقتَدَى بِ ُسنَّتِ ِه ِإلَى ي‬، ‫صحْ بِ ِه َو َسلَّم‬
ِ ْ‫ اُو‬: ِ‫ فَيَا ِعبَا َد هللا‬: ‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬. ‫وم الدِّي ِن‬ َ

‫ يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو قُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َو يَ ْغفِ رْ لَ ُك ْم ُذنُ وبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َر ُس ولَهُ فَقَ ْد‬: ‫تَ َعالَى فِى ْالقُرْ آ ِن ْال َك ِري ِْم‬

‫فَازَ فَوْ ًزا َع ِظي ًما‬.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia,

Puji dan syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Robbul’izzati, pada kesempatan Jumat ini,

kita dapat melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang muslim yaitu salat Jumat secara berjamaah di

masjid yang kita cintai ini, Masjid………... Sholawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun

hasanah kita yaitu baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya,

semoga kelak di hari kiamat, kita semua yang hadir di masjid ini mendapatkan syafaat dari beliau. Dan

Semoga aktifitas ini menjadi wasilah untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup Fiddunya

hattal akhiroh. Amin ya Robbal ‘alamin.

Mengawali khutbah ini, sebagaimana biasa khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada seluruh

jamaah, marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa yaitu melaksanakan

semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Takwa yang bisa menghadirkan kedekatan dan

ketenangan jiwa dihadapan Allah swt.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia,

Di antara sekian banyak unsur yang ada dalam diri manusia, ada satu unsur yang paling penting yaitu

jiwa. Jiwa itu bagian terdalam pada diri manusia. Dari jiwa-lah dimulai segala sesuatu, jika jiwa itu bersih

dan suci maka instruksi yang diberikan adalah melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Jika jiwa itu

kotor maka instruksi yang diberikan adalah hal-hal yang buruk dan membawa kemudhorotan. Maka

pantaslah Allah memberi penegasan dalam surah Asy Syams ayat 9-10:

َ َ‫ َوقَ ْد خ‬،‫قَ ْد َأ ْفلَ َح َمن زَ َّكاهَا‬


‫اب َمن َدسَّاهَا‬
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang yang

mengotorinya”.

Betapa banyak orang terganggu jiwanya, sehingga mengalami kerusakan pada akalnya. Orang yang

terganggu jiwanya biasanya mengalami stres dan depresi berat, akhirnya menjadi gila. Ini semua terjadi,

karena kotornya jiwa manusia.

Saking pentingya namanya jiwa, sampai-sampai WR. Supratman menciptakan sebuah lagu wajib nasional

Indonesia Raya, dimana terdapat kalimat pamungkas, “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya”. Lagu

Indonesia raya ini senantiasa dinyanyikan oleh seluruh guru dan siswa di seluruh Indonesia pada acara

upacara bendera setiap hari Senin. Demikian juga senantiasa dinyanyikan untuk mengawali acara-acara

penting dalam satu kegiatan.

Hal ini menunjukkan betapa berartinya hidup bila jiwa terbangun dan terbentuk oleh hal-hal yang positif.

Karena jika jiwa rapuh, hancurlah sistem kinerja otak dan organ-organ tubuh lainnya. Sehingga

menyebabkan hilangnya keseimbangan tubuh manusia.

Bagaimana mungkin Indonesia bisa maju dan menunjukkan eksistensi kemandiriannya, jika jiwa

rakyatnya lemah dan rapuh. Seharusnya setiap kita mengamalkan isi lagu tersebut, tetapi sayang tidak

semua menjiwainya hanya sekedar sebagai pemanis yang terucap di bibir saja. Karena jiwa tersebut

letaknya sangat dalam, kalau boleh diumpamakan lebih dalam dari dasar lautan samudera, dalamnya

samudera dapat diukur namun dalamnya jiwa seseorang diluar ukuran kasat mata manusia, olehnya itu

mesti ada upaya ekstra untuk menyentuhnya. Namun bukanlah disentuh dengan segepok uang, janji

jabatan, pangkat dan kedudukan atau gemerlapnya kemewahan dunia.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia,

Kalau kita kembali kepada ajaran Islam, ada beberapa langkah untuk menyentuh jiwa tersebut yaitu:

Pertama, Perbanyaklah berzikir dan memohon ampun kepada Allah. Dengan berzikir jiwa akan tersentuh

dengan sendirinya, karena zikir itu adalah mengingat Allah dengan kalimat suci. Sehingga kesucian zikir

itu akan menyucikan jiwa manusia. Ketika jiwa itu suci, maka jiwa mudah tersentuh dengan nasihat atau

masukan dari orang lain. Kemudian zikir itu disempurnakan dengan istighfar (memohon ampun) kepada

Allah, agar benar-benar jiwa itu bersih dan suci dari segala kotoran dosa.
Allah swt. berfirman dalam Q.S. Ar-Ra’d : 28

ْ ‫َط َمِئ ُّن قُلُوبُهُم بِ ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ ۗ َأاَل بِ ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ ت‬


ُ‫َط َمِئ ُّن ْٱلقُلُوب‬ ۟ ُ‫ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
ْ ‫وا َوت‬ َ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”

Jama’ah Rahimakumullah, sudah menjadi tabiat manusia bahwa mereka menyukai sesuatu yang bisa

menyenangkan hati dan menentramkan jiwa mereka. Oleh sebab itu, banyak orang rela mengorbankan

waktunya, memeras otaknya, dan menguras tenaganya, atau bahkan kalau perlu mengeluarkan biaya

yang tidak kecil jumlahnya demi meraih apa yang disebut sebagai kepuasan dan ketenangan jiwa.

Namun, ada sebuah fenomena memprihatinkan yang sulit sekali dilepaskan dari upaya ini. Seringkali

kita jumpai manusia memakai cara-cara yang dibenci oleh Allah demi mencapai keinginan mereka.

Ada di antara mereka yang terjebak dalam jerat harta. Ada yang terjebak dalam jerat wanita. Ada yang

terjebak dalam hiburan yang tidak halal, main togel karena hiburan yang menyenangkan. Ada pula yang

terjebak dalam aksi-aksi brutal atau tindak kriminal. Hal itu tidak lain adalah karena manusia tidak lagi

menemukan ketenangan dan kepuasan jiwa. Maka solusinya adalah berdzikir/mengingat Allah.

Kedua, bacalah Al Quran setiap hari secara rutin terutama sehabis shalat Maghrib. Jiwa itu akan mudah

tergetar dan dipenuhi rasa iman, bila selalu disentuh dengan ayat-ayat Al Quran. Inilah diantara rahasia

besar untuk menentramkan jiwa manusia. Orang-orang yang tidak pernah membaca Al Quran pasti

jiwanya kosong, sehingga dari hari kehari jiwa bergoncang menjadi gelisah, galau dan tertekan. Oleh

karena itu mari kita selalu menentramkan jiwa kita dengan lantunan ayat-ayat Al Quran, agar jiwa kita

lapang, damai dan tentram.

Hal ini tentu sejalan dengan program pemerintah Daerah kita yang berupaya membumikan al-Qur’an di

tengah-tengah kita dengan Gerakan Bupolo Maghrib Mengaji (GELORA). Olehnya itu program yang

baik ini harus senantiasa dikawal secara konsisten dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dalam surat al-Isra’ ayat 82, Allah Swt berfirman:

َ‫آن َما هُ َو ِشفَاء َو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِين‬


ِ ْ‫َونُن َِّز ُل ِمنَ ْالقُر‬
“dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang

yang beriman”.

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Para ulama berbeda mengenai maksud dari kata “syifa’ / obat” dalam

ayat tersebut.

Pendapat pertama mengartikan obat dalam ayat tersebut sebagai obat yang berkenaan dengan penyakit

hati, menghilangkan tirai kebodohan dan menghapus keraguan akan kebesaran tanda-tanda kekuasaan-

Nya.

Kedua, Alquran membuka jiwa seseorang yang tertutup dan menyembuhkan jiwa yang rapuh. Ketiga,

membaca Alquran juga menjadi terapi untuk menyembuhkan penyakit jasmani.

Ketiga, banyaklah mendengar taushiah dari guru-guru/ustadz yang kita senangi. Zaman sekarang ini

zaman canggih, kalau kita tidak sempat datang ke pengajian bukalah youtube ikuti taushiah ulama-ulama

sholeh yang memiliki keilmuan mumpuni di bidangnya. Dari mereka kita akan mendapatkan banyak

pelajaran yang mencerahkan jiwa.

Keempat, banyaklah melihat orang-orang yang dalam kekurangan tapi tetap semangat, tabah dan sabar

menjalani hidup. Lihatlah ada orang miskin, terus gigih berjuang akhirnya menjadi sarjana dan sukses

berkiprah dalam pentas nasional. Ada orang cacat tidak punya kaki, tidak punya tangan menjadi juara

pada olimpiade tingkat dunia. Ada orang lumpuh dan buta hafal Al Quran. Dan masih banyak lagi

contohnya.

Dengan melihat prestasi mereka walaupun dalam kondisi serba kekurangan (cacat), ini bisa membuat hati

dan jiwa kita tersentuh dan termotivasi untuk menjadi orang-orang yang sukses dan berprestasi. Kalau

mereka saja bisa mengapa kita tidak bisa?. Justru kita mestinya malu dengan mereka.

Semoga Allah swt. memberikan kekuatan iman dan islam, menjaga kebersihan jiwa kita, sehingga kita

mampu menjadi insan kamil, manusia yang selalu taat dan mulia disisi Allah swt.

ِ ‫ ِإنَّهُ هُ َو ْالبَرُّ التَّوَّابُ الرَُّؤ وْ فُ الر‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
‫َّح ْي ُم‬ ِ َ ‫ َونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآْل يا‬،‫ك هللاُ لِى َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬
َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
‫‪KHOTBAH KEDUA:‬‬

‫اَ ْل َح ْم ُد هلل َح ْمدًا َكثِ ْيرًا َك َما اَ َم َر‪ .‬اَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِلَهَ ِااَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ ِارْ غَا ًما لِ َم ْن َج َح َد َو َكفَ َر‪َ .‬و اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َو َحبِ ْيبُ هُ َو‬

‫ار ْك ع َٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو اَصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْيرًا‪.‬‬ ‫س َو ْالبَ َش ِر‪ .‬اَللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو بَ ِ‬ ‫َخلِ ْيلُهُ َسيِّ ُد اِإْل ْن ِ‬

‫ار َم اُأْل ُموْ ِر َو يَ ْك َرهُ َسفَا ِسفَهَا ي ُِحبُّ ِم ْن ِعبَا ِد ِه اَ ْن يَّ ُكوْ نُوْ ا فِى تَ ْك ِم ْي ِل اِ ْس اَل ِم ِه َو اِ ْيـ َمانِ ِه َو‬
‫اَ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فَيَا ِعبَا َد هللاِ اِتَّقُوْ ا هللاَ َو ا ْعلَ ُموْ ا اَ َّن هللا يُ ِحبُّ َم َك ِ‬

‫اِنَّهُ اَل يَ ْه ِدى ْالقَوْ َم ْالفَا ِسقِ ْينَ ‪.‬‬

‫فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُ وْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُم وْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بِ َأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَّى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫ال تَع اَلَى ِإ َّن هللاَ‬

‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬


‫ص ُّلوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫َو َمآلِئ َكتَهُ يُ َ‬

‫صلَّيْتَ َو َسلَّ ْمتَ َو بَا َر ْكتَ ع َٰلى َسيِّ ِدنَا اِ ْب َرا ِه ْي َم َو ع َٰلى ٰا ِل َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم‬
‫ار ْك ع َٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو ع َٰلى اَ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َو بَ ِ‬

‫فِى ْال َعالَ ِم ْينَ اِنَّ َ‬


‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬

‫ت‪ .‬اَللَّهُ َّم‬ ‫اض َي ْال َح َ‬


‫اجا ِ‬ ‫ت َو قَ ِ‬ ‫ت اََأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو اَأْل ْم َوا ِ‬
‫ت اِنَّ َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬

‫ك اَ ْنتَ ْال َوهَّابُ ‪َ .‬ربَّنَا اَل تَجْ َعلْ فِى قُلُوْ بِنَ ا ِغاًّل لِلَّ ِذ ْينَ اَ َمنُ وْ ا َربَّنَ ا اِنَّكَ َرُؤ وْ ٌ‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‪.‬‬ ‫َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد اِ ْذهَ َد ْيتَنَا َو هَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬
‫ك َرحْ َمةً اِنَّ َ‬

‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّر ٰيّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َو اجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ اِ َما ًما‪َ .‬ربَّنَا اَتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َو فِى اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َو قِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬

‫ِعبَا َد هللا! اِ َّن هللا يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو اِإْل حْ َسا ِن َو اِ ْيتَا ِء ِذى ْالقُرْ بَى َو يَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َّذ َّكرُوْ نَ فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬

‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َو ا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َو لَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَ ُر َو هللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُوْ نَ ‪.‬‬

‫‪Nama‬‬ ‫‪: Zulfikar Wakano SH.I‬‬

‫‪Tempat/tgl lahir‬‬ ‫‪: Latu, 16 April 1981‬‬

‫‪Jabatan‬‬ ‫‪: Penyuluh Agama Non PNS‬‬

‫‪NIPA‬‬ ‫‪: 1810605101003‬‬

‫‪Naskah Khutbah 2022‬‬

Anda mungkin juga menyukai