Sebaliknya pula, jiwa yang hina lagi kotor juga dihinakan oleh Allah ﷻ. Hal
ini sebagaimana yang Allah ﷻtelah firmankan dalam surah Asy-Syams, Allah
ﷻberfirman,
Pada kesempatan kali ini, ada 10 perkara yang akan kita sebutkan, di mana
perkara tersebut bisa membantu kita untuk menyucikan jiwa kita.
Tidak hanya itu, tidaklah Allah ﷻmenurunkan Al-Kitab dan mengutus para
rasul kecuali untuk bertauhid. Allah ﷻberfirman,
َ الطَّا ُغE هَّللا َ َواجْ تَنِبُواE﴿ولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُك ِّل ُأ َّم ٍة َّر ُسواًل َأ ِن ا ْعبُ ُدوا
﴾وت َ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah tagut itu.” (QS. An-
Nahl: 36)
َوَأنِّي ُش َها َد ِة َأنَّ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاَ فَا ْد ُع ُه ْم ِإلَى ،ب ِ ك تَْأتِي قَ ْو ًما ِم ْن َأ ْه ِل ْال ِكتَا َ َِّإن
َ ض َعلَ ْي ِه ْم َخ ْم
س َ فََأ ْعلِ ْمهُ ْم َأ َّن هللاَ ا ْفتَ َر،كَ ِ فَِإ ْن هُ ْم َأطَا ُعوا لِ َذل،َِرسُو ُل هللا
ضَ فََأ ْعلِ ْمهُ ْم َأ َّن هللاَ ا ْفتَ َر،ك َ ِ فَِإ ْن هُ ْم َأطَا ُعوا لِ َذل،ت فِي ُكلِّ يَ ْو ٍم َولَ ْيلَ ٍة ٍ صلَ َوا َ
َ فَِإي،ك
َّاك َ ِ فَِإ ْن هُ ْم َأطَا ُعوا لِ َذل،ص َدقَةً تُْؤ َخ ُذ ِم ْن َأ ْغنِيَاِئ ِه ْم فَتُ َر ُّد ِفي فُقَ َراِئ ِه ْم َ َعلَ ْي ِه ْم
ٌْس بَ ْينَهَا َوبَي َْن هللاِ ِح َجاب ِ ُظل
َ فَِإنَّهُ لَي،وم ْ ق َد ْع َوةَ ْال َم ِ َّ َوات،َو َك َراِئ َم َأ ْم َوالِ ِه ْم
“Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab, maka
ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah, dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika
mereka menaatimu untuk hal tersebut, maka beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka salat lima waktu pada setiap
siang dan malam. Jika mereka menaatimu untuk hal tersebut maka
beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada
mereka sedekah yang diambil dari orang kaya mereka lalu dibagikan kepada
orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka menaatimu untuk hal
tersebut maka kamu jauhilah harta mulia mereka. Takutlah kamu terhadap
doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara dia dan
Allah.”([1])
Maka barang siapa yang jiwanya suci, hendaknya dia memahami tauhid
dengan sebaik-baiknya, dan memahami kesyirikan yang merupakan
lawannya agar kita bisa menghindarinya. Ketahuilah bahwa kesyirikan adalah
perkara yang memiliki pengaruh paling besar untuk mengotori jiwa
seseorang. Jika seseorang telah terjerumus dalam kesyirikan, maka jiwanya
telah kotor dengan sekotor-kotornya. Oleh karenanya, hendaknya seseorang
juga mengenali jenis-jenis kesyirikan.
Sesungguhnya tidak ada yang ragu bahwasanya jiwa dan hati manusia itu di
dalam genggaman Allah ﷻ. Nabi Muhammad ﷺbersabda,
Dari sini kita ketahui bahwa yang dapat menyucikan jiwa seseorang hanyalah
Allah ﷻ. Allah ﷻtelah berfirman,
َولَ ِك َّن هَّللا َ ي َُز ِّكي َمنE﴿ولَ ْواَل فَضْ ُل هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُهُ َما َز َكى ِمن ُكم ِّم ْن َأ َح ٍد َأبَ ًدا
َ
﴾يَ َشا ُء َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم
“Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu
sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih (dari perbuatan-
perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 24)
Di antara doa agung yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺagar seseorang
panjatkan kepada Allah ﷻuntuk meraih jiwa yang suci adalah,
َ َأ ْن،ت َخ ْي ُر َم ْن َز َّكاهَا
ت َولِيُّهَا َو َم ْواَل هَا َ َو َز ِّكهَا َأ ْن،ت نَ ْف ِسي تَ ْق َواهَا
ِ اللهُ َّم آ
“Ya Allah, anugerahkanlah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah ia,
sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik Dzat yang dapat menyucikannya,
Engkaulah yang menguasai dan yang menjaganya.”([4])
ِ ﴿يَاَأيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُكم َّم ْو ِعظَةٌ ِّمن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِّ َما فِي الصُّ ُد
ور َوهُ ًدى
﴾ينَ َِو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمن
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus:
57)
Kita tidak ragu bahwasanya manusia yang paling suci jiwanya adalah Nabi
Muhammad ﷺ, maka jika seseorang ingin menyucikan jiwanya, hendaknya
dia mencontoh Nabi Muhammad ﷺ.
Maka dari itu, jangan kemudian kita berkreasi dan membuat metode-metode
tersendiri dalam menyucikan jiwa. Di zaman sekarang, Ada orang yang
menjauh dari keramaian untuk menyucikan jiwanya, ada orang yang bertapa
ke tempat-tempat terpencil, dan bahkan ada orang yang berwirid dengan
wirid-wirid yang dibuat-buatnya. Ketahuilah, bahwa hal-hal seperti ini tidak
akan menyucikan jiwa seseorang, bahkan hanya akan semakin mengotori
jiwa mereka, karena mereka telah jauh dari resep dokter yang terbaik dalam
menangani penyakit hati, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.
5. Membersihkan penyakit hati sebelum menghiasinya dengan
keindahan
Allah ﷻtelah berfirman,
Ketahuilah, akan sulit bagi seseorang untuk menyucikan jiwanya ketika dia
masih tenggelam dalam kemaksiatan. Nabi Muhammad ﷺtelah bersabda,
فَِإ َذا هُ َو نَ َز َع َوا ْستَ ْغفَ َر،ت فِي قَ ْلبِ ِه نُ ْكتَةٌ َس ْو َدا ُء
ْ َِإ َّن ال َع ْب َد ِإ َذا َأ ْخطََأ َخ ِطيَئةً نُ ِكت
ُ َوهُ َو الر،ُ َوِإ ْن َعا َد ِزي َد فِيهَا َحتَّى تَ ْعلُ َو قَ ْلبَه،ُاب ُسقِ َل قَ ْلبُه
ُ َّان الَّ ِذي َذ َك َر هَّللا َ ََوت
َ ان َعلَى قُلُوبِ ِه ْم َما َكانُوا يَ ْك ِسب
)ُون َ ( َكاَّل بَلْ َر
“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dicatat dalam
hatinya sebuah titik hitam, dan apabila ia meninggalkannya dan beristighfar
(meminta ampun) serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Dan apabila ia
kembali maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya,
dan itulah yang namanya ‘Ar-Raan’ yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:
Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka (QS. Al-Muthaffifin: 14).”([5])
6. Mengingat kematian
Nabi Muhammad ﷺtelah bersabda,
Ketahuilah, tidak ada obat yang paling ampuh untuk menyucikan jiwa
seseorang seperti mengingat kematian. Jika seseorang tidak mengingat
kematian, maka dia akan terus-menerus tenggelam dalam kemaksiatan,
tidak sadar bahwasanya kematian bisa saja datang tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu.
Betapa banyak orang yang keluar dari rumahnya, tidak terbetik dalam
benaknya sedikit pun bahwa kematian akan menjumpainya. Akan tetapi,
ternyata Allah ﷻmencabut nyawanya sebelum dia kembali ke rumahnya.
Betapa banyak orang yang menelepon istrinya untuk menyiapkan makan
malam, akan tetapi dia dapat lagi memakan masakan istrinya karena telah
dicabut nyawanya dalam perjalanan pulang. Kematian itu datang dengan
tiba-tiba, tidak bisa diduga-duga.
Pepatah mengatakan,
َُّاحب
ِ الصَّا ِحبُ الس
“Teman itu akan mempengaruhi.”
Setiap orang yang berteman dengan yang lainnya, maka akan terjadi
sinkronisasi antara yang satu dengan yang lainnya. Jika temannya buruk,
maka dia pun akan ikut berbaur dengan keburukan temannya. Kalau pun
tidak ikut berbaur dengan keburukan temannya, maka pasti yang terjadi
adalah pertemanannyalah yang akan putus. Ini pasti terjadi.
Seseorang yang berteman dengan seseorang yang suka bergibah, maka dia
pun bisa menjadi orang yang suka bergibah. Jika seseorang bergaul dengan
orang yang suka memakan riba, dikhawatirkan dia pun hanyut dalam janji
manis riba yang diharamkan oleh Allah ﷻ.
Berbeda dengan orang yang bergaul dengan orang saleh, maka dia pun
pasti akan terbawa pada kebaikan-kebaikan sahabatnya tersebut. Dalam
sebuah hadis, Nabi Muhammad ﷺbersabda,
Oleh karenanya para hadirin yang dirahmati oleh Allah ﷻ, jika Anda memiliki
teman yang senantiasa mengingatkan Anda kepada akhirat, yang senantiasa
memacu Anda untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, maka
peganglah teman tersebut dengan seerat-eratnya. Adapun teman yang
hanya mengajak kepada dunia dan kesenangannya, maka tinggalkanlah
teman seperti itu, dikhawatirkan akan memberikan pengaruh yang buruk
bagi diri Anda.
ٍ َأقٌو ُل قَ ْولِي هَ َذا َواَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن ِم ْن ُكلِّ َذ ْن
ةEٍ ب َو َخ ِطيَئ
فََأ ْستَ ْغفِ ُرهُ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُو ُر ال َّر ِحي ُم