1.
-Apa kiat/cara untuk terus menaikkan kualitas iman kepada Allah swt yang
terkadang iman kita bertambah/berkurang.
- Apa dampaknya ketika iman sedang turun
- Bagaimana cara agar iman kita konsisten dan stabil
2. Cari referensi tentang Allah swt (ayat-ayat tentang tauhid)
3. Cari referensi Tentang filsafat ketuhanan
Selain diatas, berikut ada beberapa cara memupuk iman yang sangat dianjurkan bagi umat
muslim
Keimanan senantiasa naik turun. Saat iman naik, saat itu kita merasakan betapa
lezatnya iman itu. Hidup terasa tenang, dada lapang, mata terasa sejuk, pikiran jernih,
kata-kata manis, penuh tawakal, ibadah terasa ringan dan nikmat, kadang air mata ikut
menetes untuk ikut merasakan kenikmatannya. Namun, iman bisa turun kalau
penjagaannya tidak optimal, karena gerusan kemaksiatan setiap hari pasti dijumpai karena
kita tidak hidup sendiri. Tarik-menarik antara keimanan dan kemaksiatan terus akan
terjadi.
Kita juga akan merasakan bagaimana kondisi jiwa ketika iman dalam kondisi turun
(futur). Hidup penuh dengan ketegangan, dada terasa sempit, penuh dengki, mata liar ke
sana-kemari, pikiran kotor, kata-kata tidak terkontrol, ibadah terasa berat, penuh
kekhawatiran terhadap dunia, takut kehilangan rezeki, dan sifat-sifat buruk lainnya.
a. Faktor Intern :
a) Kebodohan jahil dan banyak menetang QS. 18:54;
b) Lalai Al-Goflah (QS. 7:179) untuk selalu ingat mati (QS. 3:185/21:35/62:8/39:30)
karena ajal tidak bisa ditunda (QS. 10:49/4:78/6:59);
c) Bermaksiat kepada Allah dan jauh dari lingkungan imani (QS. 17:32/17:83);
d) Jiwa menyuruh kepada yang buruk-buruk (QS. 12:53);
e) Jangan Isrof berlebihan (QS. 17:26-27) Filteri dengan melawan hawa nafsu (QS.
45:23).
b. Faktor Extern :
a) Karena godaan syetan yang menggoda dari empat arah (QS. 7:16-17), Pidato Iblis
(QS. 14:22);
b) Terlalu cinta dunia (QS. 3:14/57:20/9:24/102:1-8/63:9);
c) Gaul dengan teman-teman yang buruk, lemah, lalai dalam mengingat Allah (QS.
18:28/25:27-29).
Semakin banyak sifat dan perbuatan buruk dilakukan semakin deras luncuran iman
itu menuju titik terendah. Sebaliknya semakin tinggi kuantitas dan kualitas ketaatan
semakin cepat iman itu menanjak ke puncak.
Sebagaimana dijelaskan para ulama, iman naik karena ketaatan dan iman turun
karena kemaksiatan. Pertanyaannya bagaimana membangunkan iman ketika sedang
terbujur lemah? Ada tiga hal yang bisa kita lakukan :
Kedua, menyadarkan diri kita bahwa kita diciptakan untuk akhirat, bukan dunia.
Maka, segala aktivitas dunia jangan sampai mengalahkan tujuan akhirat kita.
Ketiga, menyadarkan diri kita kehidupan dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan
kehidupan akhirat. Hadis di atas setidaknya menggambarkan tentang perbedaan
keduanya yaitu antara setetes air kehidupan dunia dan luasnya samudera kehidupan
akhirat. Sungguh sebuah perumpamaan yang sangat jelas dipandang mata.
2. AYAT AYAT TENTANG TAUHID
ش ْال َع ِظ ِيم
ِ ْت َوهُ َو َربُّ ْال َعر
ُ فَِإ ْن تَ َولَّوْ ا فَقُلْ َح ْسبِ َي هَّللا ُ ال ِإلَهَ ِإال هُ َو َعلَ ْي ِه تَ َو َّك ْل
Artinya: "Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah; ‘Cukuplah Allah
bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah
Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung."
ِ اس َولِيُ ْن َذرُوْ ا بِ ٖه َولِيَ ْعلَ ُم ْٓوا اَنَّ َما هُ َو اِ ٰلهٌ وَّا ِح ٌد َّولِيَ َّذ َّك َر اُولُوا ااْل َ ْلبَا
ب ِ َّٰه َذا بَ ٰل ٌغ لِّلن
Artinya: "Dan (Al-Quran) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar
mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah
Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran."
َ ي َأنَّ َما ِإ ٰلَهُ ُك ْم ِإ ٰلَهٌ َوا ِح ٌد ۖ فَ َم ْن َكانَ يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َماًل
صالِحًا َواَل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه َّ َقُلْ ِإنَّ َما َأنَا بَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم يُو َح ٰى ِإل
َأ َحدًا
Artinya: "Katakanlah; ‘Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.’
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadah kepada Tuhannya."
Artinya: "Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada
tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.
Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan."
5) QS. Al-Layl Ayat 19-21 . Allah berfirman;
ٰ ْى اِاَّل ا ْبتِغ َۤا َء َوجْ ِه َربِّ ِه ااْل َ ْع ٰل ۚى َولَ َسوْ فَ يَر
ضى ٓ ۙ َو َما اِل َ َح ٍد ِع ْند َٗه ِم ْن نِّ ْع َم ٍة تُجْ ٰز
Artinya: "Dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus
dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan
Tuhannya Yang Mahatinggi. Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang
sempurna).”
Artinya: "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap."
3. FILSAFAT KETUHANAN
Ide tentang Allah pada orang beragama secara umum biasanya dijelaskan dalam tabiat
Allah; "Yang Maha Tinggi" (Anselmus mengatakan: "Allah adalah sesuatu yang lebih
besar dari padanya tidak dapat dipikirkan manusia)Yang Maha Besar, Yang Maha Kuasa,
Yang Maha Baik dan sebagainya. Menurut Anselmus, ajaran-ajaran kristiani bisa
dikembangkan dengan rasional, jadi tanpa bantuan otoritas lain (Kitab Suci, wahyu,
ajaran Bapa Gereja). Bahkan ia bisa menjelaskan eksistensi Allah dengan suatu argumen
yang bisa diterima bahkan juga oleh mereka yang tidak beriman. Eksistensi Allah dimulai
dari pikiran manusia yang menerima begitu saja ajaran agama, tetapi juga
menanyakannya dari siapa dan mengapa dirinya ada, alam alam, dan Allah sendiri bisa
diterima adanya.
Beberapa sikap orang beriman dalam mencari pencerahan akan adanya Allah:
Manusia yang menerima begitu saja dikarenakan ajaran turun-temurun dari para
pendahulunya, manusia ditekankan harus percaya, bahkan tanpa bertanya.
Manusia mulai bertanya mengapa dirinya ada?Mengapa alam ada?
Kemudian menanyakan Allah terkait; siapa, isinya, dan mengapa Dia ada?
Semua jawaban itu akan dijawab oleh para ahli dalam bidang yang disebut teologi;
theos dan logos, ilmu tentang hubungan manusia dan ciptaan dengan Allah. [2] Jawaban-
jawabannya bisa sangat beragam, tergantung agama dan kepercayaan yang mana yang
memberikan jawaban. Namun setidaknya ada beberapa kesimpulan yang mereka berikan
sebagai jawaban:
- Allah ada, dan adanya Allah itu dapat dibuktikan secara rasional juga;
- Allah ada, tetapi tidak dapat dibuktikan adanya;
- Tidak dapat diketahui apakah Allah benar-benar ada;
- Allah tidak ada, dan ketentuan ini dapat dibuktikan juga.