Anda di halaman 1dari 11

Hakekat iman kepada Allah Swt.

Oleh:

1. Renita

2. Ni Made Santi Pratiwi

3. Galang Ilham Apenda

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

2022
Hakekat iman kepada Allah Swt.
A. Beriman kepada wujud Allah Swt

Seorang muslim beriman kepada Allah shubhana wa ta’ala dalam arti, dia


meyakini wujud (keberadaan) Allah yang Maha Suci, dan bahwa sesungguhnya dia
adalah Pencipta langit, dan bumi, Maha mengetahui yang ghaib dan yang tampak,
Rabb ( pencipta, pemilik, penguasa, pengatur,) segala sesuatu dan pemiliknya. Tiada
sembahan yang berhak disembah kecuali Dia, dan tiada Rabb selain Dia. Dan
(meyakini) bahwasanya Dia bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, suci dari
segala kekurangan. Yang demikian itu adalah karena petunjuk Allah  kepadanya
(seorang muslim) kemudian karenanya dalil-dalil Naqli dan Aqli berikut ini: Dalil-
dalil Naqli;
 
Allah Memberitakan tentang wujud-Nya
Allah sendiri memberitakan tentang wujud-Nya, tentang rububiyah-Nya(perbuatan-
Nya) atas makhluk-Nya; dan tentang asma’ Nya (nama-namanya) dan sifat-sifat-Nya.
Berikut di dalam kitab suci Al Qur’an diantaranya Firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala:
۬
‫ۥ َحثِيثًا‬ ُ‫ار يَ ۡطلُبُه‬
َ َ‫ش ي ُۡغ ِشى ٱلَّ ۡي َل ٱلنَّہ‬ ۡ
ِ ‫ٱستَ َو ٰى َعلَى ٱل َع ۡر‬ ۡ ‫ض فِى ِستَّ ِة َأي ۬ ٍَّام ثُ َّم‬ َ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬ َ َ‫َّن َربَّ ُك ُم ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذى خَ ل‬
ِ ‫ق ٱل َّس َم ٰـ َوٲ‬
ۗ
)٥٤( َ‫ق َوٱَأۡلمۡ ُ‌ر تَبَا َركَ ٱهَّلل ُ َربُّ ۡٱل َع ٰـلَ ِمين‬ ُ ‫ت بَِأمۡ ِر ِۗۦۤ‌ه َأاَل لَهُ ۡٱل َخ ۡل‬
ِ ۭ ‫س َو ۡٱلقَ َم َر َوٱلنُّجُو َم ُم َس َّخ َرٲ‬
َ ۡ‫َوٱل َّشم‬
Artinya : “Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta
alam” (Q.S. Al A’raf [7]: 54)

Juga Firman-Nya takkala Dia menyuruh Nabi Musa alahissalam dari sebatang pohon,


di tepi kanan sebuah lembah, di suatu tempat yang diberkahi :
٣٠( َ‫يَ ٰـ ُمو َس ٰ ٓى ِإنِّ ٓى َأنَا ٱهَّلل ُ َربُّ ۡٱل َع ٰـلَ ِمين‬
Artinya : “  Hai Musa Sesungguhnya aku adalah Allah, Rabb semesta alam” (Al
Qashas:  30)
 Juga FirmanNya :
)١٤( ‫ى‬ ۡ ‫صلَ ٰوةَ لِ ِذ‬
ٓ ‫ڪ ِر‬ ۡ َ‫ِإنَّنِ ٓى َأنَا ٱهَّلل ُ ٓاَل ِإلَ ٰـهَ ِإٓاَّل َأن َ۟ا ف‬
َّ ‫ٱعب ُۡدنِى َوَأقِ ِم ٱل‬
Artinya : “Sesungguhnya aku adalah Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatku “ (QS.
Thaha[20]: 14)

B. Mentauhidkan Allah Swt.


Tauhid merupakan bentuk mentauhidkan artinya mengesakan Allah sebagai
satu-satunya tuhan dan Dza yang layak disembah. Adapun dalil-dalil yang
menunjukan akan tingginya kedudukan tauhid ini sebagai berikut, firman allah Swt:
‫تـ اـ ْلـ ِـجـ َّنـ َـوـ اـِإْل ْنـ َـ‬
‫سـ ِإ اَّل لِـ يَـ ْـعـ بُـ ُدـ وـ ِنـ‬ ‫َوـ َمـ اـ َخـ لَـ ْقـ ُـ‬
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku (QS. Adz-Dzariat: 50).

Ibadah merupakan penghambaan diri kepada allah Swt dengan mentaati segala
perintah-nya dan menjauhi segaa larangannya menjauhi segala larangan-Nya,
sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.
Dan inilah hakikat agama Islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada
Allah subhanahu wa ta‟ala. semata-mata yang disertai dengan kepatuhan mutlak
kepada-Nya dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.

Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin,
yang dicintai dan diridhai Allah subhanahu wa ta‟ala dan suatu amal diterima oleh
Allah sebagai suatu ibadah apabila diniati ikhlash, semata-mata karena Allah
subhanahu wa ta‟ala dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.
Firman Allah subhanahu wa ta‟ala :

‫َوـ لَـ قَـ ْدـ بَـ َعـ ْثـ نَـ اـ فِـ يـ ُكـ لـِّـ ُأ َّمـ ٍةـ َـرـ ُسـ وـاًل َأ ِـنـ اـ ْعـ بُـ ُدـ وـاـ هَّللا َـ َـوـ اـ ْـجـ تَـ نِـ بُـ وـاـ اـلـطَّـ اـ ُغـ وـ َـ‬
‫تـ ۖـ فَـ ِمـ ْنـ هُـ ْمـ َمـ ْـنـ هَـ َدـ ىـ‬

ِ ‫تـ َعـ لَـ ْيـ ِهـ اـلـضـَّـ اَل لَـ ةُـ ۚـ فَـ ِـسـ يـ ُرـ وـاـ فِـ يـ اـَأْل ْـرـ‬
‫ضـ فَـ اـ ْنـ ظُـ ُرـ وـاـ َكـ ْيـ َـ‬
‫فـ َكـ اـ َـنـ َعـ اـقِـ بَـ ةُـ‬ ‫هَّللا ُـ َوـ ِمـ ْنـ هُـ ْمـ َمـ ْـنـ َحـ قَّـ ْـ‬

‫ـ‬. ‫اـ ْلـ ُمـ َكـ ِّذـ بِـ يـ َـنـ‬


Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang
yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

1. keistemewaan Tauhid dan dosa-dosa yang diampuni karenanya.


a. akan mendapatkan ketentraman seperti yang dijelaskan pada firman Allah Swt :

‫اـلَّـ ِذـ يـ َـنـ آـ َمـ نُـ وـاـ َوـ لَـ ْـمـ يَـ ْلـ بِـ ُسـ وـاـ ِإ يـ َمـ اـنَـ هُـ ْمـ بِـ ظُـ ْلـ ٍـمـ ُأ وـٰـلَـ ِئ َـ‬
‫كـ لَـ هُـ ُمـ اـَأْل ْمـ ُـنـ َوـ هُـ ْـمـ ُمـ ْهـ تَـ ُدـ وـ َنـ‬
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat ketentraman dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS.AL-An’am:82).

b. Barang siapa komitmen dengan tauhid dengan semurni-murninya, pasti masuk


surga tanpa hisab seperti yang dijelaskan pada firman Allah Swt :

ُ ‫ِإ َّنـ ِإ ْبـ َرـ اـ ِهـ يـ َمـ َكـ اـ َـنـ ُأ َّمـ ةًـ قَـ اـنِـ تًـ اـ هَّلِل ِـ َحـ نِـ يـفًـ اـ َوـ لَـ ْمـ يَـ‬
‫كـ ِمـ َـنـ اـ ْلـ ُمـ ْشـ ِرـ ِكـ يـ َنـ‬
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi
patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang
yang mempersekutukan (Tuhan) QS.An-Nahl: 120.
2. Macam-Macam Tauhid
Secara Global Tauhid terbagi menjadi tiga yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid
uluhiyah dan Tauhid Asma‟ wa Sifat.
a. Tauhid Rububiyah Tauhid Rububiyah ialah kesadaran dan keyakinan bahwa
Allah-lah satu-satunya Dzat yang menciptakan serta mengatur alam semesta
dengan seluruh isinya (Rabbul „alamin). Allah subhanahu wa ta‟ala adalah satu-
satunya Dzat yang mencipta, mengasuh, memelihara dan mendidik umat
manusia ( Rabun Naas). Allah satu-satunya Dzat yang mencipta semua makhluk
yang ada dijagad raya ini dengan kemauan dan kekuasaan-Nya semata.
(Musthafa Kamal Pasha, dkk, 2005:171). Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan
Allah subhanahu wa ta‟ala dalam segala perbuatan-Nya, dengan meyakini
bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. (Shalih bin Fauzan bin
Abdullah Al Fauzan, 1998:19).

Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman :

‫يـ ٍءـ ۖـ َـوـ هُـ َـوـ َعـ لَـ ٰـىـ ُكـ لـِّـ َشـ ْـ‬
‫يـ ٍـءـ َوـ ِكـ يـ ٌلـ‬ ُ ‫هَّللا ُـ َـخـ اـلِـ‬
‫قـ ُكـ لـِّـ َشـ ْـ‬

Artinya: “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.”
(QS.Az-Zumar: 62).

b. Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah adalah mengimani bahwasanya Allah subhanahu wa


ta‟ala satu-satunya Al-Ma‟bud yang berhak untuk diibadahi. (Yunahar Ilyas,
2013:28). Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah Swt dengan perbuatan para
hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyari‟atkan seperti do‟a, nadzar, kurban,
raja‟ ](pengharapan), takut, tawakal, raghbah (senang), rahbah (takut) dan inabah
(kembali/taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para Rasul, mulai rasul
yang pertama hingga yang terakhir. (Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan,
2001:53). Allag Swt Berfirman :

‫كـ ِمـ ْـنـ َرـ ُسـ وـ ٍلـ ِإ اَّل نُـ وـ ِـحـ يـ ِإ لَـ ْيـ ِهـ َأ نَّـ هُـ اَل ِإ ٰـلَـ هَـ ِإ اَّل َأ نَـ اـ فَـ اـ ْعـ بُـ ُدـ وـ ِنـ‬
َ ‫َـوـ َمـ اـ َأ ْـرـ َسـ ْلـ نَـ اـ ِمـ ْـنـ قَـ ْبـ لِـ‬

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu


melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang
berhak diibadahi) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".
(QS.Al-Anbiyaa‟ : 25)

c. Tauhid Asma‟ wa Sifat

Al-Asma‟ artinya nama-nama dan as-Shifat artinya sifatsifat. Allah


subhanahu wa ta‟ala memiliki nama-nama dan sifatsifat yang menunjukan
kemaha sempurnaanNya, sebagaimana disebutkan di dalam kitab suci Al-Qur‟an
dan Sunnah Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.(Yunahar Ilyas, 2013:51).
Makna Tauhid Asma‟ wa Sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah
subhanahu wa ta‟ala dan sifat-sifatNya, sebagaimana diterangkan dalam Al-
Qur‟an dan Sunnah RasulNya menurut apa yang pantas bagi Allah subhanahu wa
ta‟ala , tanpa ta‟wil dan ta‟thil (menghilangkan nama/sifat Allah subhanahu wa
ta‟ala , tanpa takyif (membagaimanakan hakekat Asma dan Sifat Allah
subhanahu wa ta‟ala.) dan tamtsil (menyerupakan Allah subhanahu wa ta‟ala
dengan makhlukNya). (Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, 2001:97).

Iman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta‟ala , yakni


: menetapkan nama-nama dan sifat-sifat yang sudah ditetapkan Allah untuk diri-
Nya dalam kitab suci-Nya atau sunnah Rasul-Nya dengan nama dan sifat yang
sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya tanpa melakukan tahrif
(penyelewengan makna), ta‟thil (peniadaan nama dan sifat tersebut), takyif
(menanyakan bagaimana hakekat nama dan sifat tersebut), dan tamstil
(menyerupakan dengan makhluk).

Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman:

‫َـوـ هَّلِل ِـ اـَأْل ْسـ َمـ اـ ُءـ اـ ْلـ ُحـ ْسـ نَـ ٰـىـ فَـ اـ ْدـ ُعـ وـهُـ بِـ هَـ اـ ۖـ َوـ َذـ ُرـ وـاـ اـلَّـ ِذـ يـ َـنـ يُـ ْلـ ِـحـ ُدـ وـ َـنـ فِـ يـ َأ ْسـ َمـ اـِئ ِهـ ۚـ َسـ يُـ ْـجـ َـزـ ْـوـ َـنـ َمـ اـ‬
‫َكـ اـنُـ وـاـ يَـ ْعـ َمـ لُـ وـ َنـ‬

Artinya: “Allah mempunyai Asmaaul husna, maka memohonlah


kepadanya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS.
Al-A‟raf : 180).

C. Makna laa ilha illa allah

Makna syahadat tauhid/kalimat tauhid laa ilaaha illallaah adalah tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh SWT. Kalimat ini berarti menolak
hak peribadahan kepada segala sesuatu selain Alloh SWT dan menetapkannya
semata-mata hanya untuk Alloh SWT. Dengan demikian maka, kalimat tauhid ini
bermakna sangat mendalam, baik dalam konteks misi perjuangan Islam maupun
dalam konteks akidah Islam.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mu’minun: 117: “Dan barangsiapa menyembah


Tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu,
maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sungguh orang-orang kafir itu tidak
akan beruntung.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa siapapun yang menyembah sesembahan lain
bersama Alloh SWT tanpa memiliki dalil yang menunjukkan keberhakan sesembahan
tersebut untuk disembah, maka Allah pasti akan membalasnya atas perbuatan
syiriknya itu. Dan ditegaskan pula bahwa orang-orang kafir sungguh tidak akan
beruntung. Sedangkan yang beruntung hanyalah orang-orang yang hanya menyembah
dan beribadah kepada Allah SWT semata.

Dengan demikian, kalimat tauhid merupakan kalimat yang agung.


Konsekuensi yang dikandung oleh orang yang telah mengucapkan kalimat tauhid
adalah hanya menyembah Allah SWT serta mematuhi syariat-Nya, mengimani dan
meyakini bahwa syariat-Nya adalah benar. Seseorang yang telah mengikrarkan
kalimat tauhid maka ia harus mengikhlaskan dan berkomitmen bahwa ibadahnya
hanya kepada Allah SWT dan meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada selain
Dia.

Kalimat tauhid bermakna mengesakan segala bentuk peribadatan hanya untuk


Alloh SWT termasuk berdoa, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih,
bernazar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah lainnya. Namun, kalimat ini
tidak akan bermanfaat bagi pengucapnya jika ia tidak mengimani, tidak memahami
maknanya, tidak membenarkan, dan tidak mengamalkan. Maka orang yang mengaku
muslim tetapi tetap menyembah dan beribadah kepada selain Allah SWT, sebenarnya
ia belum mengamalkan kalimat tauhid dengan benar. Semoga kita semua terhindar
dari dosa besar kemusyrikan. 

D. Hakikat dan dampak 2 kalimat syahadat

1. Hakikat Kalimat Syahadat


Dalam Islam, mengesakan Allah adalah rukun yang pertama. Jika seorang
masuk Islam, dia harus menyatakan bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusannya: “Hadis Ibnu Umar r.a: Nabi s.a.w telah bersabda:
Islam ditegakkan di atas lima perkara yaitu mengesakan Allah, mendirikan
sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan dan mengerjakan
Haji “ [HR Bukhori-Muslim]
   Syahadat merupakan rukun Islam yang pertama. Syahadat artinya mengaku
tidak ada Tuhan yang wajib disembah, melainkan Allah, dan mengakui bahwa Nabi
Muhammad saw adalah utusan Allah. Dan syahadat ini adalah syarat utama seseorang
masuk Islam, dapat digambarkan bahwa Syahadat merupakan pintu masuk Islam.

Syahadat terdiri dari dua unsur, yakni Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul.
Kedua Syahadat itu merupakan Dua Kalimat Syahadat yang menjadi syarat mutlak
bagi muallaf.
  Lafadz kalimat syahadat :
1. ‫اشهدَأن الاله االهللا واشهدان محمدرسول هللا‬
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAR RASUULUULAH”
Artinya:  “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

 Dua Kalimat Syahadat ialah:


a. Syahadat Tauhid   : artinya menyaksikan dan mengakui ke Esaan Allah.
b. Syahadat Rasul    : artinya menyaksikan dan mengakui ke Rasulan Nabi
Muhammad saw.

2. Dampak syahadat

Dampak Syahadat pada diri seorang muslim harus nyata. Pertama : Seorang
muslim yang bertauhid harus merasa senantiasa bersama dan diawasi Allah
(ma’yatullah dan muraqabatullah), Kedua : Mencintai (mahabbah) dan ridha
kepada Allah melebihi dari apapun. Ketiga : Yakin atau percaya kepada janji Allah
(tsiqah bi wa’dillah). Ma’yatullah, mahabbah dan tsiqah bi wa’dillah akan
mendorong seorang muslim untuk senantiasa menjaga aqidahnya, taat kepada
aturan Allah dan menjauhi maksiyat serta bergiat dalam dakwah sehingga ia akan
menjadi seorang muslim kaffah yang senantiasa mengharap keridhaan Allah
(mardhatillah) dan surga (jannah). Allah swt. telah berfirman :

ِ ‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬
ٌ ِ‫ت ال َّش ْيطَا ِن ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬
‫ين‬

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara kaffah
dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
yang nyata bagimu.” (QS. al-Baqarah [2]: 208)

َ‫ِإنَّ َما َكانَ قَوْ َل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإ َذا ُدعُوا ِإلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه لِيَحْ ُك َم بَ ْينَهُ ْم َأ ْن يَقُولُوا َس ِم ْعنَا َوَأطَ ْعنَا َوُأولَِئكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬

“Sesungguhnya perkataan orang-orang beriman, ketika dipanggil kepada Allah dan


Rasul-Nya, agar Rasul menerapkan hukum (Islam) diantara mereka, mereka
mengatakan : ’Kami mendengar dan kami patuh’ dan merekalah orang-orang yang
beruntung.” (QS. an-Nuur [24] : 51)
E. Hal yang membatakan 2 kalimat Syahadat
Yang Membatalkan Dua Kalimat Syahadat Banyak orang yang keliru mengira,
bahwa kalau sudah mengucapkan dua kalimat syahadat atau sudah memiliki nama
yang islami, maka tidak ada satupun sikap atau perbutan yang bisa membatalkan
keislaman atau membatalkan dua kalimat syahadatnya. Sebetulnya banyak sikap atau
perbuatan seorang muslim yang bisa membatalkan dua kalimah syahadnya. (Yunahar
Ilyas, 2013:37).
Sebagaimana layaknya wudhu dan shalat yang memiliki perkara-perkara
pembatal. Maka keislaman seseorang pun dapat menjadi batal pula sebagaimana
shalat dan wudhu. Para ulama menyebutnya pembatal-pembatal keislaman,
sebabsebab Kemurtadan atau pembatal dua kalimat syahadat. Dan perkara-perkara
pembatal keislaman ini sangatlah banyak. Namun secara global pembatal syahadat
adalah syirik akbar, kufur akbar dan nifak akbar. Secara spesifik diantara pembatal
pembatal syahadat atau keislaman seseorang adalah sebagai berikut:

1. Syirkul Akbar (Syirik Besar) dalam beribadah kepada Allah ta‟ala. Berfirman
Allah ta‟ala :

‫ك لِ َم ْن يَ َش اءُ ۚـ َو َم ْن‬ ِ َ ‫َأن ي ْش ر َك بِ ِه و ي ْغ ِف ر م ا د‬


َ ‫ون َٰذ ل‬ ُ َ ُ ََ
ِ َّ ‫ِإ‬
َ ُ ْ ‫َّن الل هَ اَل َي ْغ ف ُر‬
ِ ‫ِإ‬ ِ ِ ِ
ً ‫يُ ْش ِر ْك ب اللَّ ه َف َق د ا ْف َت َر ٰى مْثً ا َع ظ‬
‫يم ا‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia
mengampuni segala dosa selain dari (dosa syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. “(QS. An-Nisa‟ : 48).

Dosa syirik yang tidak terampuni adalah dosa syirik yang dibawa mati, adapun
jika pelaku dosa syirik bertaubat sebelum mati maka dosanya terampuni. Selain
dalil yang disebutkan diatas juga terdapat beberapa dalil tentang bahayanya
kesyirikan diantaranya adalah, Firman Alla ta‟ala :

ِ ِ ‫ِإ‬ ِ َّ
‫يح يَ ا بَيِن‬ُ ‫ال الْ َم س‬ ُ ‫ين قَ الُ وا َّن اللَّ هَ ُه َو الْ َم س‬
َ َ‫يح ابْ ُن َم ْر مَيَ ۖـ َو ق‬ َ ‫ال ذ‬ ‫لَ َق ْد َك َف َر‬
َ‫اللَّ هَ َر يِّب َو َر بَّ ُك ْم ۖـ ِإ نَّهُ َم ْن يُ ْش ِر ْك بِ اللَّ ِه َف َق ْد َح َّر َم اللَّ هُ َع لَ ْي ِه ا جْلَ نَّ ة‬ ‫اع بُ ُد وا‬
ْ ‫يل‬ ‫ِإ ِئ‬
َ ‫ْس َر ا‬
ٍ‫ص ار‬ ِ ‫و م ْأ و اه النَّ ار ۖـ و م ا لِ لظَّ الِ ِم‬
َ ْ‫ني م ْن َأن‬ َ ََ ُ ُ َ ََ
Artinya : “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka, Dan
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”(QS. Al-Maidah :
72)

2. Tidak mengkafirkan orang-orang kafir atau ragu tentang kekafiran mereka seperti
pluralisme Salah satu bentuk pembatal syahadat, pembatal keislaman adalah
Pluralisme yaitu menganggap semua agama benar dan berhak masuk surga. Para
ulama telah menukil Ijma‟ tentang batalnya keislaman, keimanan dan batalnya
kalimat syahadat seseorang yang tidak mengkafirkan kaum Musyrikin seperti
Yahudi dan Nashara.
Sebagaimana dinukil Al Qodhi bin Iyadh dalam “Asy Syifa” (2/281) dan Ibnu
Taimiyah dalam “Majmu‟ Fatawa‟” (2/281). Syahadah dan keislaman mereka
batal dikarenakan telah mendustakan Allah dan RasulNya, karena dengan jelas
Allah telah mengkafirkan Yahudi, Nashara dan Musyrikin sebagaimana Allah
berfirman :
ِ ‫ار ج ه نَّ م خ الِ ِد‬ ِ ِ َ‫َأه ِل الْ ِك ت‬ ِ ِ َّ
‫يه ا ۚـ‬
َ ‫ين ف‬َ َ َ َ َ ِ َ‫ني يِف ن‬
َ ‫اب َو الْ ُم ْش ِر ك‬ َ ‫َّن ال ذ‬
ْ ‫ين َك َف ُر وا م ْن‬
ِ‫ك ه م َش ُّر الْ ِ يَّ ة‬ ‫ٰ ِئ‬
‫رَب‬ ْ ُ َ َ‫ُأول‬

Artinya : ” Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-
orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahanam; mereka kekal di dalamnya.
mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”(QS. Al-Bayyinah : 6)

3. Berkeyakinan ada hukum dan petunjuk yang lebih baik dan sempurna dari Al-
Quran dan As-Sunnah (hukum Allah) Yunahar Ilyas (2013:40) menyimpulkan,
“Tidak menegakan hukum Allah adalah termasuk salah satu dari pembatal
syahadah, berdasarkan firman Allah: Artinya: “. . . Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orangorang yang kafir.” (QS. Al-Maidah 5: 44).
4. Membenci sesuatu diantara ajaran Rasulullah walaupun dia mengamalkannya.
Salah satu dalilnya adalah firman Allah Ta‟ala :
ِ
‫َأع َم ا هَلُ ْم‬
ْ ‫ط‬ َ َ‫َأح ب‬ َ ‫َٰذ ل‬
ْ َ‫ك بِ َأ نَّ ُه ْم َك ِر ُه وا َم ا َأ ْن َز َل اللَّ هُ ف‬
Artinya : “Yang demikian itu adalah Karena sesungguhnya mereka telah
membenci kepada apa yang telah diturunkan oleh Allah , lalu Allah
menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.”(QS. Muhammad : 9)
F. SYIRIK
  Syirik dapat diartikan menyekutukan Allah dengan yang lain

   QS MARYAM 81
‫َواتَّ َخ ُذوا ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ آلِهَةً لِيَ ُكونُوا لَهُ ْم ِع ًّزا‬

Artinya: Dan mereka Telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar


sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka.

 
QS AN NISA 48
‫ك لِ َم ْن يَ َشا ُء ۚ َو َم ْن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْفت ََرى ِإ ْث ًما َع ِظي ًما‬
َ ِ‫ِإ َّن هَّللا َ اَل يَ ْغفِ ُر َأ ْن يُ ْش َركَ بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُدونَ َذل‬
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.

1. Secara global Syirik terbagi menjadi syirik besar dan syirik kecil.

a. Syirik besar
Syirik Besar Syirik besar adalah menjadikan sesuatu sebagai sekutu
(tandingan) bagi Allah. Ia memohon kepada sesuatu itu sebagaimana ia memohon
kepada Allah. Atau melakukan padanya suatu bentuk ibadah, seperti istighatsah
(mohon pertolongan), menyembelih hewan, bernadzar dan sebagainya.
Dalam Shahihain disebutkan, Ibnu Mas'ud meriwayatkan, aku bertanya
kepada Nabi, "Dosa apakah yang paling besar?" Beliau menjawab: "Yaitu engkau
menjadikan tandingan (sekutu) bagi Allah sedang-kan Dialah yang
menciptakanmu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Macam-Macam Syirik Besar
secara global adalah syirkud du‟a, syirkut to‟ah, syirkul mahabbah dan syirkul
khauf. Diantara contoh kesyirikan adalah sebagai berikut:

1. Syirik dalam do'a Yaitu berdo'a kepada selain Allah, baik kepada para nabi atau
wali, untuk meminta rizki atau memohon kesembuhan dari penyakit atau
berdoa kepada kuburan.
2. Syirik (menyekutukanAllah) dalam sifat Allah: Seperti kepercayaan bahwa
para nabi dan wali mengetahui hal-hal yang ghaib.
3. Syirik(menyekutukan) Allah dalam Nama dan Sifat-Nya Diantara contohnya
adalah paham wahdatul wujud (manunggaling kaulo gusti) atau berkeyakinan
bersatunya Tuhan dengan makhluk,mempercayai bahwa Allah menitis kepada
para makhluk-Nya.
4. Syirik(menyekutukan) Allah dalam Rububiyah-Nya Diantara contohnya adalah
berkeyakinan bahwa sebagian para wali memiliki keleluasaan untuk bertindak
dalam urusan makhluk.
5. Syirik khauf (takut): Yaitu keyakinan bahwa sebagian dari para wali yang telah
meninggal dunia atau orang-orang yang ghaib bisa melakukan dan mengatur
suatu urusan serta mendatangkan mudharat (bahaya).

b. Syirik Kecil Syirik kecil


yaitu setiap perantara yang mungkin menyebabkan kepada syirik besar, ia
belum mencapai tingkat ibadah, tidak menjadikan pelakunya keluar Islam, akan
tetapi ia termasuk dosa besar.

Diantara macam-macam Syirik kecil adalah sebagai berikut:

1. Riya' dan melakukan suatu perbuatan karena makhluk: Seperti seorang muslim
yang beramal dan shalat karena Allah, tetapi ia melakukan shalat dan amalnya
dengan baik agar dipuji manusia.
2. Bersumpah dengan nama selain Allah: Rasulullah bersabda yang artinya:
"Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka dia telah berbuat
syirik." (Hadits Shahih Riwayat Ahmad). Bisa jadi bersumpah dengan nama
selain Allah termasuk syirik besar. Yaitu jika orang yang bersumpah tersebut
meyakini bahwa sang wali memiliki kemampuan untuk menimpakan bahaya
atas dirinya, jika ia bersumpah dusta dengan namanya.

Anda mungkin juga menyukai