Oleh:
1. Renita
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MATARAM
2022
Hakekat iman kepada Allah Swt.
A. Beriman kepada wujud Allah Swt
Ibadah merupakan penghambaan diri kepada allah Swt dengan mentaati segala
perintah-nya dan menjauhi segaa larangannya menjauhi segala larangan-Nya,
sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.
Dan inilah hakikat agama Islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada
Allah subhanahu wa ta‟ala. semata-mata yang disertai dengan kepatuhan mutlak
kepada-Nya dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.
Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin,
yang dicintai dan diridhai Allah subhanahu wa ta‟ala dan suatu amal diterima oleh
Allah sebagai suatu ibadah apabila diniati ikhlash, semata-mata karena Allah
subhanahu wa ta‟ala dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.
Firman Allah subhanahu wa ta‟ala :
َوـ لَـ قَـ ْدـ بَـ َعـ ْثـ نَـ اـ فِـ يـ ُكـ لـِّـ ُأ َّمـ ٍةـ َـرـ ُسـ وـاًل َأ ِـنـ اـ ْعـ بُـ ُدـ وـاـ هَّللا َـ َـوـ اـ ْـجـ تَـ نِـ بُـ وـاـ اـلـطَّـ اـ ُغـ وـ َـ
تـ ۖـ فَـ ِمـ ْنـ هُـ ْمـ َمـ ْـنـ هَـ َدـ ىـ
ِ تـ َعـ لَـ ْيـ ِهـ اـلـضـَّـ اَل لَـ ةُـ ۚـ فَـ ِـسـ يـ ُرـ وـاـ فِـ يـ اـَأْل ْـرـ
ضـ فَـ اـ ْنـ ظُـ ُرـ وـاـ َكـ ْيـ َـ
فـ َكـ اـ َـنـ َعـ اـقِـ بَـ ةُـ هَّللا ُـ َوـ ِمـ ْنـ هُـ ْمـ َمـ ْـنـ َحـ قَّـ ْـ
اـلَّـ ِذـ يـ َـنـ آـ َمـ نُـ وـاـ َوـ لَـ ْـمـ يَـ ْلـ بِـ ُسـ وـاـ ِإ يـ َمـ اـنَـ هُـ ْمـ بِـ ظُـ ْلـ ٍـمـ ُأ وـٰـلَـ ِئ َـ
كـ لَـ هُـ ُمـ اـَأْل ْمـ ُـنـ َوـ هُـ ْـمـ ُمـ ْهـ تَـ ُدـ وـ َنـ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat ketentraman dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS.AL-An’am:82).
ُ ِإ َّنـ ِإ ْبـ َرـ اـ ِهـ يـ َمـ َكـ اـ َـنـ ُأ َّمـ ةًـ قَـ اـنِـ تًـ اـ هَّلِل ِـ َحـ نِـ يـفًـ اـ َوـ لَـ ْمـ يَـ
كـ ِمـ َـنـ اـ ْلـ ُمـ ْشـ ِرـ ِكـ يـ َنـ
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi
patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang
yang mempersekutukan (Tuhan) QS.An-Nahl: 120.
2. Macam-Macam Tauhid
Secara Global Tauhid terbagi menjadi tiga yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid
uluhiyah dan Tauhid Asma‟ wa Sifat.
a. Tauhid Rububiyah Tauhid Rububiyah ialah kesadaran dan keyakinan bahwa
Allah-lah satu-satunya Dzat yang menciptakan serta mengatur alam semesta
dengan seluruh isinya (Rabbul „alamin). Allah subhanahu wa ta‟ala adalah satu-
satunya Dzat yang mencipta, mengasuh, memelihara dan mendidik umat
manusia ( Rabun Naas). Allah satu-satunya Dzat yang mencipta semua makhluk
yang ada dijagad raya ini dengan kemauan dan kekuasaan-Nya semata.
(Musthafa Kamal Pasha, dkk, 2005:171). Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan
Allah subhanahu wa ta‟ala dalam segala perbuatan-Nya, dengan meyakini
bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. (Shalih bin Fauzan bin
Abdullah Al Fauzan, 1998:19).
يـ ٍءـ ۖـ َـوـ هُـ َـوـ َعـ لَـ ٰـىـ ُكـ لـِّـ َشـ ْـ
يـ ٍـءـ َوـ ِكـ يـ ٌلـ ُ هَّللا ُـ َـخـ اـلِـ
قـ ُكـ لـِّـ َشـ ْـ
Artinya: “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.”
(QS.Az-Zumar: 62).
b. Tauhid Uluhiyah
كـ ِمـ ْـنـ َرـ ُسـ وـ ٍلـ ِإ اَّل نُـ وـ ِـحـ يـ ِإ لَـ ْيـ ِهـ َأ نَّـ هُـ اَل ِإ ٰـلَـ هَـ ِإ اَّل َأ نَـ اـ فَـ اـ ْعـ بُـ ُدـ وـ ِنـ
َ َـوـ َمـ اـ َأ ْـرـ َسـ ْلـ نَـ اـ ِمـ ْـنـ قَـ ْبـ لِـ
َـوـ هَّلِل ِـ اـَأْل ْسـ َمـ اـ ُءـ اـ ْلـ ُحـ ْسـ نَـ ٰـىـ فَـ اـ ْدـ ُعـ وـهُـ بِـ هَـ اـ ۖـ َوـ َذـ ُرـ وـاـ اـلَّـ ِذـ يـ َـنـ يُـ ْلـ ِـحـ ُدـ وـ َـنـ فِـ يـ َأ ْسـ َمـ اـِئ ِهـ ۚـ َسـ يُـ ْـجـ َـزـ ْـوـ َـنـ َمـ اـ
َكـ اـنُـ وـاـ يَـ ْعـ َمـ لُـ وـ َنـ
Makna syahadat tauhid/kalimat tauhid laa ilaaha illallaah adalah tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh SWT. Kalimat ini berarti menolak
hak peribadahan kepada segala sesuatu selain Alloh SWT dan menetapkannya
semata-mata hanya untuk Alloh SWT. Dengan demikian maka, kalimat tauhid ini
bermakna sangat mendalam, baik dalam konteks misi perjuangan Islam maupun
dalam konteks akidah Islam.
Syahadat terdiri dari dua unsur, yakni Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul.
Kedua Syahadat itu merupakan Dua Kalimat Syahadat yang menjadi syarat mutlak
bagi muallaf.
Lafadz kalimat syahadat :
1. اشهدَأن الاله االهللا واشهدان محمدرسول هللا
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAR RASUULUULAH”
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
2. Dampak syahadat
Dampak Syahadat pada diri seorang muslim harus nyata. Pertama : Seorang
muslim yang bertauhid harus merasa senantiasa bersama dan diawasi Allah
(ma’yatullah dan muraqabatullah), Kedua : Mencintai (mahabbah) dan ridha
kepada Allah melebihi dari apapun. Ketiga : Yakin atau percaya kepada janji Allah
(tsiqah bi wa’dillah). Ma’yatullah, mahabbah dan tsiqah bi wa’dillah akan
mendorong seorang muslim untuk senantiasa menjaga aqidahnya, taat kepada
aturan Allah dan menjauhi maksiyat serta bergiat dalam dakwah sehingga ia akan
menjadi seorang muslim kaffah yang senantiasa mengharap keridhaan Allah
(mardhatillah) dan surga (jannah). Allah swt. telah berfirman :
ِ يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا
ٌ ِت ال َّش ْيطَا ِن ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب
ين
"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara kaffah
dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
yang nyata bagimu.” (QS. al-Baqarah [2]: 208)
َِإنَّ َما َكانَ قَوْ َل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإ َذا ُدعُوا ِإلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه لِيَحْ ُك َم بَ ْينَهُ ْم َأ ْن يَقُولُوا َس ِم ْعنَا َوَأطَ ْعنَا َوُأولَِئكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون
1. Syirkul Akbar (Syirik Besar) dalam beribadah kepada Allah ta‟ala. Berfirman
Allah ta‟ala :
Dosa syirik yang tidak terampuni adalah dosa syirik yang dibawa mati, adapun
jika pelaku dosa syirik bertaubat sebelum mati maka dosanya terampuni. Selain
dalil yang disebutkan diatas juga terdapat beberapa dalil tentang bahayanya
kesyirikan diantaranya adalah, Firman Alla ta‟ala :
ِ ِ ِإ ِ َّ
يح يَ ا بَيِنُ ال الْ َم س ُ ين قَ الُ وا َّن اللَّ هَ ُه َو الْ َم س
َ َيح ابْ ُن َم ْر مَيَ ۖـ َو ق َ ال ذ لَ َق ْد َك َف َر
َاللَّ هَ َر يِّب َو َر بَّ ُك ْم ۖـ ِإ نَّهُ َم ْن يُ ْش ِر ْك بِ اللَّ ِه َف َق ْد َح َّر َم اللَّ هُ َع لَ ْي ِه ا جْلَ نَّ ة اع بُ ُد وا
ْ يل ِإ ِئ
َ ْس َر ا
ٍص ار ِ و م ْأ و اه النَّ ار ۖـ و م ا لِ لظَّ الِ ِم
َ ْني م ْن َأن َ ََ ُ ُ َ ََ
Artinya : “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya ialah neraka, Dan
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”(QS. Al-Maidah :
72)
2. Tidak mengkafirkan orang-orang kafir atau ragu tentang kekafiran mereka seperti
pluralisme Salah satu bentuk pembatal syahadat, pembatal keislaman adalah
Pluralisme yaitu menganggap semua agama benar dan berhak masuk surga. Para
ulama telah menukil Ijma‟ tentang batalnya keislaman, keimanan dan batalnya
kalimat syahadat seseorang yang tidak mengkafirkan kaum Musyrikin seperti
Yahudi dan Nashara.
Sebagaimana dinukil Al Qodhi bin Iyadh dalam “Asy Syifa” (2/281) dan Ibnu
Taimiyah dalam “Majmu‟ Fatawa‟” (2/281). Syahadah dan keislaman mereka
batal dikarenakan telah mendustakan Allah dan RasulNya, karena dengan jelas
Allah telah mengkafirkan Yahudi, Nashara dan Musyrikin sebagaimana Allah
berfirman :
ِ ار ج ه نَّ م خ الِ ِد ِ ِ ََأه ِل الْ ِك ت ِ ِ َّ
يه ا ۚـ
َ ين فَ َ َ َ َ ِ َني يِف ن
َ اب َو الْ ُم ْش ِر ك َ َّن ال ذ
ْ ين َك َف ُر وا م ْن
ِك ه م َش ُّر الْ ِ يَّ ة ٰ ِئ
رَب ْ ُ َ َُأول
Artinya : ” Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-
orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahanam; mereka kekal di dalamnya.
mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”(QS. Al-Bayyinah : 6)
3. Berkeyakinan ada hukum dan petunjuk yang lebih baik dan sempurna dari Al-
Quran dan As-Sunnah (hukum Allah) Yunahar Ilyas (2013:40) menyimpulkan,
“Tidak menegakan hukum Allah adalah termasuk salah satu dari pembatal
syahadah, berdasarkan firman Allah: Artinya: “. . . Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah
orangorang yang kafir.” (QS. Al-Maidah 5: 44).
4. Membenci sesuatu diantara ajaran Rasulullah walaupun dia mengamalkannya.
Salah satu dalilnya adalah firman Allah Ta‟ala :
ِ
َأع َم ا هَلُ ْم
ْ ط َ ََأح ب َ َٰذ ل
ْ َك بِ َأ نَّ ُه ْم َك ِر ُه وا َم ا َأ ْن َز َل اللَّ هُ ف
Artinya : “Yang demikian itu adalah Karena sesungguhnya mereka telah
membenci kepada apa yang telah diturunkan oleh Allah , lalu Allah
menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.”(QS. Muhammad : 9)
F. SYIRIK
Syirik dapat diartikan menyekutukan Allah dengan yang lain
QS MARYAM 81
َواتَّ َخ ُذوا ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ آلِهَةً لِيَ ُكونُوا لَهُ ْم ِع ًّزا
QS AN NISA 48
ك لِ َم ْن يَ َشا ُء ۚ َو َم ْن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْفت ََرى ِإ ْث ًما َع ِظي ًما
َ ِِإ َّن هَّللا َ اَل يَ ْغفِ ُر َأ ْن يُ ْش َركَ بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُدونَ َذل
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.
1. Secara global Syirik terbagi menjadi syirik besar dan syirik kecil.
a. Syirik besar
Syirik Besar Syirik besar adalah menjadikan sesuatu sebagai sekutu
(tandingan) bagi Allah. Ia memohon kepada sesuatu itu sebagaimana ia memohon
kepada Allah. Atau melakukan padanya suatu bentuk ibadah, seperti istighatsah
(mohon pertolongan), menyembelih hewan, bernadzar dan sebagainya.
Dalam Shahihain disebutkan, Ibnu Mas'ud meriwayatkan, aku bertanya
kepada Nabi, "Dosa apakah yang paling besar?" Beliau menjawab: "Yaitu engkau
menjadikan tandingan (sekutu) bagi Allah sedang-kan Dialah yang
menciptakanmu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Macam-Macam Syirik Besar
secara global adalah syirkud du‟a, syirkut to‟ah, syirkul mahabbah dan syirkul
khauf. Diantara contoh kesyirikan adalah sebagai berikut:
1. Syirik dalam do'a Yaitu berdo'a kepada selain Allah, baik kepada para nabi atau
wali, untuk meminta rizki atau memohon kesembuhan dari penyakit atau
berdoa kepada kuburan.
2. Syirik (menyekutukanAllah) dalam sifat Allah: Seperti kepercayaan bahwa
para nabi dan wali mengetahui hal-hal yang ghaib.
3. Syirik(menyekutukan) Allah dalam Nama dan Sifat-Nya Diantara contohnya
adalah paham wahdatul wujud (manunggaling kaulo gusti) atau berkeyakinan
bersatunya Tuhan dengan makhluk,mempercayai bahwa Allah menitis kepada
para makhluk-Nya.
4. Syirik(menyekutukan) Allah dalam Rububiyah-Nya Diantara contohnya adalah
berkeyakinan bahwa sebagian para wali memiliki keleluasaan untuk bertindak
dalam urusan makhluk.
5. Syirik khauf (takut): Yaitu keyakinan bahwa sebagian dari para wali yang telah
meninggal dunia atau orang-orang yang ghaib bisa melakukan dan mengatur
suatu urusan serta mendatangkan mudharat (bahaya).
1. Riya' dan melakukan suatu perbuatan karena makhluk: Seperti seorang muslim
yang beramal dan shalat karena Allah, tetapi ia melakukan shalat dan amalnya
dengan baik agar dipuji manusia.
2. Bersumpah dengan nama selain Allah: Rasulullah bersabda yang artinya:
"Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka dia telah berbuat
syirik." (Hadits Shahih Riwayat Ahmad). Bisa jadi bersumpah dengan nama
selain Allah termasuk syirik besar. Yaitu jika orang yang bersumpah tersebut
meyakini bahwa sang wali memiliki kemampuan untuk menimpakan bahaya
atas dirinya, jika ia bersumpah dusta dengan namanya.