Anda di halaman 1dari 22

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Sebagaimana peneliti jelaskan di atas, bahwa penelitian ini berjudul

“Pola Pendidikan Orang Tua dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah” sehingga

dapat dipahami bahwa penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Karena

peneliti bermaksud mengungkapkan realitas empirik yang terjadi di lapangan

dengan cara memahami fenomena-fenomena yang ada di lapangan dalam bentuk

kata-kata yang dalam pembahasannya peneliti padukan dengan kajian yang

dilakukan sebelumnya.

Pendekatan penelitian yang digunakan pada saat ini adalah pendekatan

kualitatif, ialah penelitian yang “berusaha mengungkapkan gejala secara

menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui

pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai

instrumen kunci”.1 Pendekatan kualitatif ini akan menghasilkan data deskriptif

dalam bentuk ucapan ataupun tulisan dan perilaku orang yang diamati. Penelitian

deskriptif adalah “mengurutkan atau menafsirkan data yang berkenaan dengan

fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung

1
Ali Saukah, et.al., Pedoman Penukisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,
Makalah, Laporan penelitian, (Surabaya- Malang: Biro Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi
Bekerja sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang, 2002), hal. 20.
45

dan menyajikan apa adanya”.2 Menurut Sudjana dan Ibrahim, penelitian

deskriptif adalah “penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala,

peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.3

Senada dengan pendapat di atas, disebutkan dalam uraian panjang sebagai

berikut:

Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang


status gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan
untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyelidikan dilakukan.
Dalam penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang diberikan atau
dikendalikan seperti yang dapat ditemui dalam penelitian eksperimen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa
yang ada” dalam suatu situasi.4

Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan fakta-fakta yang

berhubungan dengan pola pendidikan orang tua dalam mewujudkan keluarga

sakinah. Penerapan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan

data yang diperoleh di lapangan berupa data dalam bentuk fakta yang perlu

adanya analisis secara mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih

mendorong pada pencapaian data yang bersifat lebih mendalam terutama dengan

keterlibatan peneliti sendiri di lapangan dengan berusaha mendeskripsikan

fenomena tersebut dalam bentuk kata-kata yang dalam pembahasannya peneliti

padukan dengan kajian yang dilakukan sebelumnya.

2
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2001), hal. 59.
3
Nana Sudjana, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 64.
4
Donald Ary, Lucy Cheeser Jacobs dan Asghar Razavieh, Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan, terj. Arief Furchan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 415.
46

B. Jenis Penelitian

Jika dilihat dari lokasi penelitiannya, maka jenis penelitian ini merupakan

jenis penelitian kualitatif, hal ini dapat dilihat dari prosedur yang diterapkan,

yaitu “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi: ucapan atau tulisan

dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri”.5 Deskriptif,

yaitu penelitian yang “akan melukiskan keadaan objek atau persoalannya dan

tidak dimaksudkan untuk mengambil/menarik kesimpulan yang berlaku umum”.6

Pengertian serupa dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor yang dikutip

oleh Moleong mendefinisikannya sebagai “prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati”.7

Selanjutnya, untuk mendapatkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis,

perbuatan dan dokumentasi yang diamati secara menyeluruh dan apa adanya

tentang pola pendidikan orang tua dalam mewujudkan keluarga sakinah. Ada tiga

alasan mengapa peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu Pertama

“menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda”. Kedua “metode ini menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dan responden”. Ketiga “metode ini lebih peka dan

lebih dapat menyesuaikan diri dengaan banyak peninjauan pengaruh bersama dan
5
Arif Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hal.
22-23.
6
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi- UII, 1983),
hal. 8.
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2002),
hal. 5.
47

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi”.8 Dengan begitu peneliti akan mudah

dalam melihat dan menuliskan apa yang ada di lapangan tersebut, secara baik dan

menyeluruh dan dapat dipertanggung jawabkan hasil penelitian tersebut.

Menurut Suryasubrata, penelitian lapangan bertujuan "mempelajari

secara intensif latar belakang, keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu

unit sosial; individu, kelompok, lembaga atau masyarakat".9 Sementara itu, jika

dilihat dari sifat datanya, karena data yang dikumpulkan bersifat deskriptif atau

kata-kata, maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif.

Bogdan dan Taylor mengemukakan, penelitian kualitatif adalah prosedur

"penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati." 10 Sementara itu, Miles &

Huberman, sebagaimana dikutip Tanzeh dan Suyitno, mengemukakan bahwa

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertitik tolak dari realitas dengan

asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi pelakunya

dalam konteks tertentu.11 Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller,

sebagaimana dikutip Moleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

8
Ibid., hal. 5
9
Sumadi Suryasubrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hal. 22.
10
Steven J. Taylor dan Robert C Bogdan, Introduction to Qualitative Research Methods: The
Search for Meaning, (New York: Wiley and Sons Inc, 1984), hal. 5.
11
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya: eLKAF, 2006), hal. 113.
48

bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun

dalam peristilahannya.12

Peneliti menerapkan pendekatan kualitatif ini berdasarkan beberapa

pertimbangan seperti yang telah diungkapkan di atas dengan demikian, peneliti

dapat memilah-milah sesuai fokus penelitian yang telah disusun, peneliti juga

dapat mengenal lebih dekat dan menjalin hubungan baik dengan subyek

(responden) serta peneliti berusaha memahami keadaan subyek dan senantiasa

berhati-hati dalam penggalian informasi subyek sehingga subyek tidak merasa

terbebani.

Selanjutnya, jika dilihat dari jenis data yang dikumpulkan, maka

penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha

menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. 13 Dalam

penelitian deskriptif, terdapat 4 tipe, yaitu survei, studi kasus, penelitian

korelasional dan penelitian kausal. Adapun penelitian yang dilakukan ini adalah

penelitian studi kasus, yaitu uraian dan penjelasan komprehensif mengenai

berbagai aspek individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu

program atau suatu situasi sosial.14

Setelah mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, maka selanjutnya

peneliti mengemukakan beberapa pendekatan yang dipandang perlu dalam

12
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hal. 4.
13
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 310.
14
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 201.
49

penelitian ini. Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan studi

kasus juga merupakan penelitian pendidikan yang merupakan rumpun ilmu

sosial, maka pendekatan yang digunakan adalah:

1. Sosiologis Antropologis

Sosiologi menurut Abdul Syani, sebagaimana dikutip Muhtarom,

mempunyai tujuan mencari prinsip-prinsip dari interaksi individu dengan

struktur sosialnya, serta menemukan dan memahami nilai-nilai tertentu di

masyarakat.15 Sedangkan antropologi mempelajari sifat dan dampak dari

hubungan sosial atau lebih menekankan aspek budayanya.16

Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti berupaya memahami

kehidupan sosial yang ada di masyarakat terutama yang berkaitan dengan

pola pendidikan keluarga dan keluarga sakinah. Peneliti berusaha menyatu

dengan elemen masyarakat tersebut untuk memperoleh data yang akurat

yang berkaitan dengan variabel penelitian. Sehingga dapat dikatakan peneliti

merupakan bagian dari elemen masyarakat tersebut.

2. Interaksi Simbolik

Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh

penafsiran; objek, orang, situasi, dan peristiwa yang tidak memiliki

pengertiannya sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan untuk mereka. 17

15
Muhtarom H.M, Reproduksi Ulama di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
hal. 30.
16
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), hal. 62.
17
Moleong, Metodologi Penelitian ..., hal. 19.
50

Dalam interaksi sosial, penafsiran merupakan hal yang esensial yang

mempengaruhi definisi sosial.18 Jadi dengan menggunakan pendekatan ini,

peneliti akan berusaha menafsirkan simbol, situasi dan peristiwa yang terjadi

di lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menginterpretasikan data-data di

lapangan dengan tepat.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Jepun Kecamatan Tulungagung

Kabupaten Tulungagung. Lokasi ini dipilih sebagai objek penelitian karena

warga masyarakat kelurahan Jepun memiliki keunikan dan kemajemukan yang

beragam dalam membentuk keluarga yang tentunya dalam hal pola pendidikan

orang tua dalam mewujudkan keluarga sakinah berbeda-beda. Keunikan dan

kemajemukan tipe keluarga yang ada dengan pola pendidikan orang tua di dalam

berkeluarga terletak pada heteroginitasnya yang menyentuh pola orang tua dalam

kehidupan sehari-hari.

Selain alasan yang dikemukakan pada paragraf di atas, desa ini dipilih

sebagai objek penelitian karena letak desa ini yang memungkinkan bagi masukya

pengaruh-pengaruh dari luar seperti halnya pengaruh dari media massa atau

pengaruh pergaulan anak-anak yang notabene mampu menembus lingkungan

kota karena lokasi Kelurahan Jepun terletak pada jalur hubung antar kota

18
Emy Susanti Hendrarso, "Penelitian Kualitatif Sebuah Pengantar", dalam Bagong Suyanto
dan Sutinah (ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2007),
hal. 167.
51

sekaligus sebagai jalan Propinsi dengan letak cukup strategis tentunya besar juga

pengaruh dalam kehidupan berkeluarga di masyarakat.

D. Kehadiran Peneliti

Untuk memperoleh data sebanyak mungkin, detail dan juga orisinil maka

selama penelitian di lapangan, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan alat pengumpul data utama. Oleh karena itu, “kehadiran peneliti

untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan” 19. Selama pengumpulan data dari

subyek penelitian di lapangan, peneliti menempatkan diri sebagai instrumen

sekaligus pengumpul data.

Sebagai seorang instrumen penelitian yang mengumpulkan data, maka

seseorang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Ciri umum, meliputi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan

kebutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan

mengikhtisarkan, dan memanfaatkan kesempatan lazim.

2. Kualitas yang diharapkan,

3. Peningkatan kualitas peneliti sebagai instrumen.20

Untuk mendukung pengumpulan data dari sumber yang ada di lapangan,

peneliti juga memanfaatkan buku tulis, paper dan juga alat tulis seperti pensil

juga bolpoin sebagai alat pencatat data.

19
Saukah, et.al., Pedoman Penulisan..., hal. 24.
20
Moleong, Metodologi Penelitian..., hal. 169-173.
52

Seperti halnya peneliti datang di Kelurahan Jepun Kecamatan

Tulungagung Kabupaten Tulungagung, secara resmi pada hari Rabu pada tanggal

15 juli 2008 saat itu jam 10.00 WIB. Peneliti diterima Kepala Kelurahan di ruang

kerjanya, sekaligus peneliti menyampaikan maksud kedatangan dengan

menyodorkan surat pengantar dari Ketua STAIN Tulungagung. Peneliti diterima

sekaligus diberi arahan untuk mengadakan pengumpulan data di lapangan pada

harri-hari yang diinginkan peneliti, dan Kepala Kelurahan memberi keleluasaan

kepada peneliti dengan memberi data sesuai kebutuhan peneliti. Dalam

pengumpulan data di lapangan, peneliti hadir di lapangan setiap waktu peneliti

ingin mencari informasi namun demikian peneliti juga pernah datang pada

malam hari atau setelah maghrib, semuanya tergantung pada kesempatan peneliti

untuk hadir di lokasi penelitian.

E. Sumber data

Sumber data menurut Arikunto adalah “subjek dari mana data

diperoleh”.21 Maka itu sumber data adalah asal dari mana data itu menempel.

Sedangkan menurut Lofland yang dikutip Moleong “sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.22

21
Arikunto, Prosedur Penelitian ..., hal. 102.
22
Moleong, Metodologi Penelitian …, hal. 157.
53

Menurut Lorfland dan Lorfland dalam buku Tanzeh dalam penelitian

kualitatif “Sumber data terdiri dari data utama diamati dan diwawancarai.” 23

Sedangkan karakteristik dari data pendukung berada dalam bentuk kata-kata atau

ucapan atau perilaku orang-orang yang dalam bentuk non manusia artinya data

tambahan dalam penelitian ini dapat berbentuk surat-surat, daftar hadir, ataupun

segala bentuk dokumentasi yang berhubungan dengan fokus penelitian.24

Adapun sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel

bertujuan (purposive sample) maksudnya ialah menggali informasi yang akan

menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul.

Dengan kata lain sumber data dalam penelitian ini diklasifikasikan

menjadi 3 bagian;

1. Orang (person), yaitu sumber data yang bisa memberikan data yang berupa

jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Yang

termasuk dalam sumber data ini adalah kepala kelurahan, kyai, beberapa

orang tua yang bertempat tinggal di kelurahan Jepun

2. Tempat (place), yaitu sumber data yang menyajikan gambaran tentang situasi

kondisi yang berlangsung berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3. Sumber data yang berupa paper. Data ini diperoleh melalui dokumen yang

berupa catatan-catatan, arsip-arsip atau foto yang dapat memberikan

informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

23
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya: eLKAF, 2006), hal. 131.
24
Moleong, Metodologi Penelitian …, hal. 107.
54

Penerapan peneliti mencari informan menggunakan teknik tersebut

operasionalnya peneliti mengadakan wawancara dengan Kepala Kelurahan,

sejumlah orang tua, dan pemuka agama di kawasan tempat penelitian. Penggalian

data disesuaikan dengan variabel penelitian meliputi bentuk dan wujud keluarga

sakinah, faktor yang mempengaruhi dalam mewujudkan keluarga sakinah dan

pola pendidikan orang tua dalam mewujudkan keluarga sakinah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi pengumpulan data. Terdapat

berbagai jenis teknik yang digunakan dalam pengumpulan data disesuaikan

dengan sifat peneletian yang dilakukan. Teknik yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Metode observasi juga disebut dengan istilah pengamatan. Pengertian

observasi dalam tradisi penelitian adalah”suatu teknik( pengumpulan data)

yang dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis”.25 Dalam keterangan lain dikemukakan bahwa observasi adalah

“pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang

diselidiki’.26 Dalam sebuah penelitian, observasi manjadi bagian hal

terpenting yang harus dilakukan oleh peneliti. Sebab dengan observasi

keadaan subjek maupun objek penelitian dapat dilihat dan dirasakan

25
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara,1986), hal. 24.
26
Sutrisno Hadi, Metode Resarch 2, (Yogyakarta: Andi offset, 1992), hal. 136.
55

langsung oleh seorang peneliti. Menurut Moh. Nazir, observasi diartikan

sebagai “pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa pertolongan

alat standar lain untuk keperluan tersebut”.27

Dengan komunikasi dan interaksi, peneliti mendapatkan kesempatan

untuk mengetahui kebiasaan dan aktivitas di sana. Dan dengan melibatkan

diri sebagai aktivitas subyek, sehingga tidak dianggap sebagai orang asing

dengan demikian dalam menggunakan metode observasi untuk pengumpulan

data penulis harus melakukan pengamatan sekaligus juga pencatatan

terhadap fenomena yang sedang dikumpulkan untuk kebutuhan

informasinya.

Metode observasi pada penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pola pendidikan orang tua

dalam pembentukan keluarga sakinah

Untuk keperluan observasi tersebut peneliti dapat melakukan

berbagai kegiatan itu diantara lain dalam bentuk:

a. Membuat daftar pertanyaan yang sesuai dengan gambaran informasi

yang ingin diperoleh.

b. Menentukan sasaran observasi dan kemungkinan waktu yang

dipergunakan untuk melakukan observasi pada sasaran tersebut secara

lentur

27
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal. 212.
56

c. Melakukan antisipasi berkesan dengan sasaran pokok dan sasaran

sampingan, serta pertalian antara sasaran yang satu dan yang lain

sebagai suatu kesatuan.28

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam metode ini

adalah pedoman observasi sebagai dasar dalam melakukan observasi di

lokasi penelitian. Peneliti menerapkan metode ini untuk mengetahui secara

langsung prosesnya pola pendidikan orang tua dalam mewujudkan keluarga

sakinah di Kelurahan Jepun Tulungagung

2. Interview

Interview (wawancara) merupakan bagian dari metode penelitian

yang dimana “cara pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak

yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan

penelitian”,29 digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab.

Sutrisno Hadi dalam hal ini mengemukakan:

Interview, sebagai suatu proses tanya jawab lisan, di mana dua orang
atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat
muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya,
tampaknya merupakan alat pengumpulan informasi yang langsung
tentang beberapa jenis data sosial, baik yang terpendam (latent)
maupun yang manifes.30

Yang merupakan bentuk wawancara adalah “yang diarahkan dengan

sejumlah pertanyaan dengan tujuan untuk mengumpulkan atau memperkaya

28
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Peinelitian, (Surabaya: eLKAF, 2006), hal. 140.
29
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE UII Yogyakarta, 2001), hal. 62.
30
Sutrisno Hadi, Metode Reseach 2 …, hal. 192.
57

informasi atau data yang sangat rinci, kaya, dan padat yang hasil akhirya

digunakan untuk analisis kualitatif”.31 Dalam hal yang sama Arikunto juga

menjelaskan bahwa interview adalah “suatu metode atau cara yang

digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya

jawab sepihak”.32 Kaitannya dengan penelitian ini, wawancara digunakan

untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu dengan mengadakan

pertemuan dengan beberapa informan untuk memperoleh data yang

diperlukan serta bertujuan untuk menemukan pengalaman-pengalaman

informan dari topik tertentu atau situasi spesifik yang dikaji. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin,

“pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti,

selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi,

pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila

ternyata ia menyimpang”.33 Adapun hubungan antara peneliti dengan subyek

yang diwawancarai adalah dalam suasana biasa dalam kehidupan sehari-hari

saja, sehingga tidak terlihat kaku dan menakutkan. Setelah selesai

wawancara, peneliti menyusun hasil wawancara sebagai hasil catatan dasar

sekaligus abstraksi untuk keperluan analisis data. Peneliti menggunakan

pedoman wawancara agar peneliti selalu ingat dan untuk mengarahkan

kepada fokus penelitian.

31
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar …, hal. 142.
32
Suharsimi arikunto, Dasar-Dasar …, hal. 27.
33
Narbuko dan Ahmadi, Metodolgi …, hal. 85.
58

Peneliti menggunakan metode ini untuk menggali data secara lebih

mendalam mengenai pola pendidikan orang tua dalam mewujudkan keluarga

sakinah

3. Dokumentasi

Dokumentasi artinya “pengumpulan, pemilihan, pengelolaan, dan

penyimpanan informasi”.34 Memperhatikan pengertian dokumentasi yang

demikian, dalam menggunakan data dari pusat penyimpanan data dari

beberapa buku, majalah atau benda-benda lainnya.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan jalan

menyelidiki dokumen-dokumen yang sudah ada dan merupakan tempat

untuk menyiapkan sejumlah data dan informasi. Metode ini peneliti gunakan

untuk memperoleh data yang meliputi: bentuk keluarga yang sakinah, faktor

yang mendukung terbentuknya keluarga sakinah, pola pendidikan orang tua

dalam mewujudkan keluarga sakinah

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film. 35 Berbagai

jenis informasi yang dapat diperoleh melalui dokumentasi antara lain; surat-

surat resmi, catatan rapat, artikel media, kliping, proposal, agenda

memoranda, laporan perkembangan yang dianggap relevan dengan

penelitian.

34
Anton M, Moeliono, et.all,. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka, 1989),
hal. 211.
35
Moleong, Metodologi Penelitian…, hal. 216.
59

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan mendata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lain-lainya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai

temuan bagi orang lain.36 Sementara itu Bogdan dan Biklen mengemukakan,

bahwa analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik

hasil wawancara, catatan-catatan dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk

meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan

memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.37

Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data

interaktif (interactive model) terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan

kesimpulan/verivikasi.

Ketiga alur tersebut dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:

1. Reduksi data

Menurut Miles dan Huberman, reduksi data merupakan suatu

kegiatan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data mentah yang didapat dari catatan-

36
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivistik, Rasionalistik,
Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, (Yogyakarta:
Rake Sarasin, 1998), hal. 104.
37
Robert C Bogdan dan Sari Knop Biklen, Qualitative Research For Education: an
introduction to theory and methods, (London: Boston London, 1982), hal. 145., lihat juga kutipan
Ahmad Tanzeh dan Suyitno dalam Tanzeh, Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian …, hal. 169.
60

catatan yang tertulis di lapangan.38 Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa

reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian. Adapun

kegiatannya antara lain seperti yang tertera dibawah ini:

a. Membuat ringkasan kontak

Ringkasan kontak dalam hal ini dimaksudkan adalah hal-hal

yang berisi uraian singkat tentang hasil penelaahan terhadap catatan

lapangan, pemfokusan dan peringkasan permasalahan-permasalahan

penelitian guna menemukan jawaban yang singkat.

Setelah selesai pengumpulan data di lapangan, semua catatan

lapangan itu dikumpulkan kemudian dianalisis dan dipahami serta

meringkasnya. Jadi ringkasan kontak tersebut adalah lembar-lembar

kertas yang berisikan serangkaian hasil pemfokusan dari ringkasan

permasalahan-permasalahan mengenai suatu kontak lapangan tertentu.

b. Membuat kode

Data-data yang terkumpul melalui wawancara, observasi maupun

dokumentasi yang berkaitan dengan fokus penelitian diperkirakan cukup

banyak, sehingga untuk menganalisis data itu terlalu sulit. Untuk

mengatasi hal tersebut maka dibuat kode-kode tertentu, baik kode

tentang sumber data yang diperoleh, teknik apa yang digunakan dan

38
Huberman A. Mikel & Miles M.B, Qualitative Data Analisis, (Beverly Hills: SAGE
Publication, Inc, 1992), hal. 16.
61

lain-lain.39 Kode tersebut berfungsi untuk memudahkan peneliti dalam

mengenali dan melakukan pengecekan data.

c. Membuat memo

Pada saat selesai membuat kode, sering muncul isu-isu yang

menjebak kepada hal-hal lain, sehingga perlu membuat catatan refleksi

dan memo. Memo merupakan suatu tulisan yang diteorikan dari gagasan

tentang kode-kode dan hubungannya saat gagasan itu ditemukan oleh

penganalisa selama pengkodean seperti yang dikemukakan oleh Glaser

dan Huberman.

2. Penyajian Data

Di dalam penelitian ini, data yang didapat berupa kalimat, kata-kata

yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data merupakan

sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan

kemungkinan untuk ditarik kesimpulan. Dengan kata lain, proses penyajian

data ini merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis dalam

rangka memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan penelitian.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh disajikan dalam bentuk

uraian singkat atau teks yang bersifat naratif sesuai dengan karakteristik

maupun pola penelitian ini yaitu penelitian kualitatif.

39
Ibid., hal. 19.
62

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Pada saat kegiatan analisis data yang berlangsung secara terus

menerus selesai dikerjakan, baik yang berlangsung di lapangan maupun

setelah selesai di lapangan, langkah berikutnya adalah melakukan penarikan

kesimpulan. Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini tentunya

berdasrakan hasil analisis data, baik yang berasal dari catatan lapangan,

observasi, dokumentasi dan lain-lain yang didapatkan pada saat

melaksanakan kegiatan di lapangan.40

Dalam tahapan analisis data ini penulis berusaha untuk menarik

kesimpulan terhadap data-data yang diperoleh dari lokasi selama penelitian

berlangsung. Dalam tahap ini diharapkan dapat menjawab semua masalah

yang telah dirumuskan dalam fokus penelitian yang ditetapkan sebelumnya.

H. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan dan kesahihan data mutlak diperlukan dalm penelitian

kualitatif. Oleh karena itu, dilakukan pengecekan keabsahan data. Dalam

melakukan pengecekan data, peneliti menerapkan teknik berikut:

1. Trianggulasi

Trianggulasi ini merupakan cara yang paling umum digunakan bagi

peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Dalam pandangan

Moleong, trianggulasi adalah “teknik pemeriksaan keabsahan data yang

40
Ibid., hal. 176-177.
63

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding keabsahan data”. 41 Dengan cara ini peneliti dapat

menarik kesimpulan yang mantap tidak hanya dari satu cara pandang

sehingga dapat diterima kebenarannya.

Penerapannya, peneliti membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara serta data dari dokumentasi yang berkaitan.

Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang dapat teruji

kebenarannya bilamana dibandingkan data yang sejenis yang diperoleh dari

sumber lain yang berbeda.

2. Pembahasan dengan Sejawat

“Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan

sejawat”.42 Dari informasi yang berhasil digali, diharapkan dapat terjadi

perbedaan pendapat yang akhirnya lebih memantapkan hasil penelitian

3. Memperpanjang Keikutsertaan

Seperti yang telah dikemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif,

peneliti merupakan isntrumen kunci, maka keikutsetaan peneliti sangat

menentukan dalam pengumpulan data. Agar data yang diperoleh sesuai

dengan kebutuhan pengamatan dan wawancara tentunya tidak dilakukan

41
Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 330.
42
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian …, hal. 332.
64

dengan waktu yang singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan

dalam penelitiaan

I. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melalui tahapn-tahapan sebagaimana yang

telah ditulis oleh Moleong, yaitu “ tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan,

penelitian.dan tahap analisa data”43 hingga sampai pada laporan hasil.

1. Tahap pra-Lapangan

Pada tahap pra-lapangan ini, peneliti mulai dari mengajukan judul

kepada ketua program studi PAI, kemudian peneliti membuat proposal

penelitian yang judulnya sudah disetujui. Peneliti mempersiapkan surat-surat

dan kebutuhan lainnya sebelum memasuki lokasi peneletian dan juga peneliti

selalu memantau perkembangan yang terjadi di lokasi penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Setelah mendapat ijin dari Kepala Kelurahan Jepun, peneliti mulai

menyiapkan perlengkapn untuk penelitian di lapangan, dengan sebelumnya

meminta arahan dari Kepala Kelurahan mengenai fenomena-fenomena yang

ada di masyarakat demi pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Peneliti

terlebih dahulu menjalin keakraban dengan responden dalam berbagai

aktivitas, agar peneliti diterima dengan baik dan lebih leluasa dalam

memperoleh data yang diharapkan. Kemudian peneliti melakukan

43
Moleong, Metodologi Penelitian ..., hal. 127.
65

pengamatan lebih mendalam, wawancara terhadap subjek dan

mengumpulkan informasi yang didapat dari wawancara.

3. Tahap Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan data yang cukup dari lapangan, peneliti

melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh, menganalisa data

yang telah diperoleh, kemudian menelaahnya, membagi dan menemukan

makna dari apa yang telah diteliti. Untuk selanjutanya, hasil penelitian

dilaporkan dan disusun secara sisitematis.

Setelah ketiga tahapan tersebut diatas dilalui, maka hasil keseluruhan

yang telah dianalisis dan disusun secara sistematis, kemudian ditulis dalam

bentuk skripsi mulai dari bagian awal, pendahuluan, landasan teori, metode

penelitian, laporan hasil penelitian, penutup, sampai dengan bagian yang

terakhir.

Anda mungkin juga menyukai