Anda di halaman 1dari 13

KONSEP ALLAH MENURUT AL-QUR`AN

SURAT AL-BAQARAH AYAT 163 DAN 255

MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dosen Pengampu :
Dr. Hamidullah Mahmud, L.c, M.A

Di susun oleh :
Kelompok 2
Farid AlThaf NIM 11230511000031
Nabila Bunga Khairina NIM 11230511000008
Naufal Nuramansyah Zebua NIM 11230511000157

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KAOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
A.PENDAHULUAN

Dijelaskan oleh Al Qur'an bahwa Tuhan itu adalah Yang Maha Esa. tempat meminta,
tidak beranak dan juga tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang mampu menyamai-
Nya. Melalui al Qur'an, diperkenalkan bahwa Tuhan memiliki nama-nama atau sebutan dan sifat-
sifat yang Mulia. Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah (bahasa Arab: ‫ )هللا‬dan diyakini
sebagai Dzat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang
Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha
Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat
pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon
pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan
yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”
Surat al-baqarah merupakan surat kedua dalam al-Quran dan terdiri dari 286 ayat dan termasuk
dalam surat madaniah,yakni surat yang di turunkan di Madinah setelah Rasullah SAW hijrah ke
Madinah. Surah ini di namai al-baqarah yang artinya “sapi betina” sebab di dalam surah ini
terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahlkan allah kepada bani israil. Imam
Ahmad menceritakan, dari Ma’qal ibnu yasar, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Surat
Al-Baqarah adalah puncak Alquran, diturunkan bersamaan dengan turunnya delpan puluh
malaikat pada tiap-tiap ayatnya.”
B. PEMBAHASAN
Lafazh Surah Al Baqarah : 163

َّ ‫الرحْمٰ ُن‬
١٦٣( ‫الرحِ ْي ُم‬ ٓ َ ٌ‫َوا ِٰل ُه ُك ْم ا ِٰلهٌ َّواحِ ٌۚد‬
َّ ‫َلا ِٰل َه ا ََِّل ه َُو‬
"Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang."

ARTI BAHASA ARAB

Dan tuhan kalian ‫َْو ِإ ٰل ُه ُكم‬


Tuhan ‫ٌ ِإ ٰله‬

Yang Maha Esa ‫احد‬


ِ ‫َّو‬

Tidak ada tuhan ‫َََل ِإ ٰله‬

Selain dia (laki-laki) ‫َإِ ََّل ُهو‬

Yang maha Pemurah ‫ُالرحْ مٰ ن‬


َّ
Yang Maha penyayang ‫ُالر ِحيْم‬
َّ

“Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
M.Quraish Shihab menjelaskan dalam Tafsir Al-Mishbah bahwa Allah adalah Tuhan kamu semua,
hai manusia yang mukmin, kafir, atau munafik. Hanya Dia yang berhak kamu sembah. Siapa yang
menyembah selain-Nya atau Bersama-Nya, maka ibadahnya tidak diterima.1
Sedangkan Menurut Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah menggambarkan bahwa hanya
Dia-lah yang berhak diibadahi. Tidak ada sekutu dan tandingan bagi-Nya, Dia Maha Esa dan Tunggal,

1
M.Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah Jilid 1,(Tanggerang: Lentera Hati,2017)
Rabb yang kepada-Nya semua makhluk bergantung, yang tidak ada ilah (yang berhak diibadahi
dengan benar) selain dia, dan Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.2
َ‫ { وإلهكم } المستحق للعبادة منكم { إله واحد } َل نظير له في ذاته وَل في صفاته { َل‬: ‫ونزل لما قالوا صف لنا ربك‬
‫} إله ِإَلَّ ه َُو } هو { الرحمن الرحيم‬
Dijelaskan dalam tafsir jalalain,(Dan Tuhanmu) yang patut menjadi sembahanmu, (adalah
Tuhan Yang Maha Esa) yang tiada bandingan-Nya, baik dalam zat maupun sifat, (tiada Tuhan
melainkan Dia) (Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Ketika mereka menuntut
buktinya, turunlah ayat
{ ‫ق السموات واألرض} وما فيهما من العجائب {واختالف اليل والنهار} بالذهاب والمجيء والزيادة‬ ِ ‫إِ َّن فِي خ َْل‬
‫{و َما أَنزَ َل هللا‬
َ ‫والنقصان {والفلك} السفن {التى تَجْ ِرى فِى البحر} وَل ترسب موقرة {بِ َما يَنفَ ُع الناس} من التجارات والحمل‬
‫فرق ونشر به {فِي َها مِ ن ُك ّل دَابَّةٍ} ألنهم‬
ّ }‫ث‬ َ ‫مِ نَ السماء مِ ن َّماءٍ } مطر {فَأ َ ْحيَا ِب ِه األرض} بالنبات {بَ ْعدَ َم ْوتِ َها} يَبَ ِس َها‬
َّ َ‫{وب‬
‫ص ِريفِ الرياح} تقليبها جنوبا ً وشماَلً حارة وباردة {والسحاب} الغيم {المسخر} المذلل بأمر‬ ْ َ ‫{وت‬
َ ‫ينمون بالخصب الكائن عنه‬
ُ َ ّ َ
} َ‫هللا تعالى يسير إلى حيث شاء هللا {بَيْنَ السماء واألرض} بال عالقة {أليات} دَلَلت على وحدانيته تعالى {لق ْو ٍم يَ ْع ِقلون‬
‫يتدبرون‬
(Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) yakni keajaiban-keajaiban yang
terdapat pada keduanya (serta pergantian malam dan siang) dengan datang dan pergi, bertambah
serta berkurang, (serta perahu-perahu) atau kapal-kapal (yang berlayar di lautan) tidak tenggelam
atau terpaku di dasar laut (dengan membawa apa yang berguna bagi manusia) berupa barang-
barang perdagangan dan angkutan, (dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air) hujan,
(lalu dihidupkan-Nya bumi dengannya) yakni dengan tumbuhnya tanam-tanaman (setelah
matinya) maksudnya setelah keringnya (dan disebarkan di bumi itu segala jenis hewan) karena
mereka berkembang biak dengan rumput-rumputan yang terdapat di atasnya, (serta pengisaran
angin) memindahkannya ke utara atau ke selatan dan mengubahnya menjadi panas atau dingin
(dan awan yang dikendalikan) atas perintah Allah Taala, sehingga ia bertiup ke mana
dikehendaki-Nya (antara langit dan bumi) tanpa ada hubungan dan yang mempertalikan
(sungguh merupakan tanda-tanda) yang menunjukkan keesaan Allah Taala (bagi kaum yang
memikirkan) serta merenungkan.3

2
Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Jakarta: Pustaka Imam Asy-syafii,2019)
3
Jalaludin Al-Mahali, Jalaludin Al-Suyuthi. Tafsir Jalalain Jilid 1(Surabaya, Pustaka eLBA,2015)
Lafazh surah Al-Baqarah : 255

‫ي يَ ْشفَ ُع ِع ْندَ ٗ ٓه ا ََِّل بِ ِاذْن ٌِۗه‬ ْ ‫ض َم ْن ذَا الَّ ِذ‬ َ ْ ‫ت َو َما فِى‬
ٌۗ ِ ‫اَل ْر‬ ِ ‫ي ْالقَي ُّْو ُم ەٌۚ ََل ت َأْ ُخذُ ٗه ِسنَةٌ َّو ََل ن َْو ٌۗ ٌم لَهٗ َما فِى السَّمٰ ٰو‬ ُّ ‫َل ا ِٰلهَ ا ََِّل ه ٌۚ َُو ا َ ْل َح‬ ‫َ ه‬
ٓ َ ُ‫ّللَا‬
‫ظ ُه َم ٌۚا َوه َُو‬ ُ ‫ض َو ََل َيـُٔ ْود ُٗه حِ ْف‬ َ ْ ‫ت َو‬
َ ٌۚ ‫اَل ْر‬ ِ ‫ش ْيءٍ ِ ّم ْن ع ِْلمِ ٓه ا ََِّل ِب َما ش َۤا ٌۚ َء َو ِس َع ُك ْر ِسيُّهُ السَّمٰ ٰو‬ ُ ‫َي ْعلَ ُم َما َبيْنَ ا َ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما خ َْلفَ ُه ٌۚ ْم َو ََل يُحِ ْي‬
َ ‫ط ْونَ ِب‬
٢٥٥( ‫ي ْال َعظِ ْي ُم‬ ُّ ‫) ْال َع ِل‬
"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-
Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa
yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu
apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan
bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."

ARTI BAHASA ARAB

Allah ُ‫ّللا‬
ٰ

Tidak ‫ََل‬

Tuhan ‫َإِ ٰله‬

Melainkan ‫ِإ ََّل‬

Dia (laki-laki) ‫َۚۚ هُو‬

Yang Maha Hidup ‫ْال َحي‬

Yang Berdiri Sendiri ‫ُْالقَي ُّْوم‬

Tidak ‫ََل‬

Menimpanya ‫ۚت َأ ْ ُخذُه‬

Kantuk ‫ٌ ِسنَة‬
Dan Tidak ‫َّو ََل‬

Tidur ‫ٌۚۚ ن َْوم‬

Keputusannya ‫لَه‬

Apa ‫َما‬

Pada, Di, Dalam ‫فِى‬

Langit ‫ِالسَّمٰ ٰوت‬

Dan Apa ‫َو َما‬

Pada, Di, Dalam ‫فِى‬

Bumi ‫ۚ ِۚ ْاأل َ ْرض‬

Siapa ‫ْ َمن‬

Mempunyai ‫ذَا‬

Yang ‫ْالَّذِي‬

Memberi Syafaat ‫يَ ْشفَ ُع‬

Di Sisinya ‫ِع ْندَه‬

Kecuali ‫إِ ََّل‬

Dengan Izinnya ‫ۚۚ ِبإِذْنِه‬

(Dia) Selalu Mengetahui ‫يَ ْعلَ ُم‬


Apa ‫َما‬

Diantara ‫َبَيْن‬

Tangan-tangan Mereka ‫ْأ َ ْي ِد ْي ِهم‬

Dan Apa ‫َو َما‬

Belakang Mereka ‫ْۚۚ خ َْلفَ ُهم‬

Dan Tidak ‫َو ََل‬

Diketahui ُ ‫َيُحِ ْي‬


‫ط ْون‬

Dengan Sesuatu Apapun ‫ش ْيء‬


َ ِ‫ب‬

Dari ‫ِ ّْمن‬

PengetahuanNya ‫ۚع ِْلمِ ه‬

Kecuali ‫إِ ََّل‬

Dengan Apa ‫ِب َما‬

(Dia) Menghendaki ‫شَا َء‬

Luas/Meliputi ‫ََوسِع‬

KekuasaanNya ‫ُ ُك ْر ِسيُّه‬

Langit ‫ت‬
ِ ‫السَّمٰ ٰو‬

Dan Bumi َ ‫َو ْاْل َ ْر‬


‫ض‬
Dan Tidak ‫َو ََل‬

Dia Merasa Berat ‫ۚيَئ ُ ْودُه‬

Memelihara Keduanya ُ ‫حِ ْف‬


‫ظ ُه َما‬

Dan Dia (Laki-laki) ‫َوه َُو‬

Yang Maha Tinggi ‫ْال َعلِي‬

Yang Maha Besar ‫ْالعَظِ ْي ُم‬

“Allah (1); Tidak ada Tuhan (penguasa Mutlak dan yang berhak disembah) kecuali Dia (2); Yang
Mahahidup (3); Mahakekal (4); yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya (5); Dia (6); tidak
dikalahkan oleh kantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya (7); apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi, tiada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya (8); tanpa izin-Nya (9); Dia (Allah)
(10); mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya (11); melainkan apa yang dikehendaki-Nya (12); Kursi
(ilmu/kekuasaan)-Nya (13); meliputi langit dan bumi. Dia (14); tidak lelah memelihara keduanya
dan Dia (15); Mahatinggi (16); lagi Mahabesar (17).”

Ayat al-Kursiy adalah ayat yang paling agung di antara seluruh ayat-ayat Al-Quran.
Karena, dalam ayat ini, disebutkan tidak kurang enam belas kali, bahkan tujuh belas kali, kata
yang menunjuk kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Angka-angka yang tercantum pada
terjemahan ayat al-Kursiy di atas adalah kata-kata yang menunjuk kepada Allah Swt.
Jumlahnya, jika redaksi ayatnya dibaca, hanya enam belas. Tetapi sebenarnya ia berjumlah
tujuh belas. Yaitu pada kalimat:( ‫ )ۚ ََل يَـُٔ ْودُه‬Lâ ya’ûduhû hifdzuhumâ. Redaksi seperti ini
mengisyaratkan kalimat: ‫( َليئوذه أن يحفظهم‬Lâ ya’ûduhû an yahfadzahum/tidak berat Dia
memelihara keduanya).
Di dalam sebuah hadis sahih, dari Rasulullah Saw. disebutkan bahwa ayat Kursi
merupakan ayat yang paling utama di dalam Kitabullah.
Imam Ahmad mengatakan: telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Sa'id Al-Jariri, dari Abus Salil, dari Abdullah ibnu
Rabah, dari Ubay ibnu Ka'b, bahwa Nabi Saw. pernah bertanya kepadanya, "Ayat Kitabullah
manakah yang paling agung?" Ubay menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi
Saw. mengulang-ulang pertanyaannya, maka Ubay menjawab, "Ayat Kursi." Lalu Nabi Saw.
bersabda: Selamatlah dengan ilmu yang kamu miliki, hai Abul Munzir. Demi Tuhan yang jiwaku
berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya ayat Kursi itu mempunyai lisan dan
sepasang bibir yang selalu menyucikan Tuhan Yang Mahakuasa di dekat pilar Arasy.
Dalam buku penulis, Hidangan Ilahi: Tafsir ayat-ayat Tahlil, antara lain penulis
kemukakan bahwa ketika membaca ayat al-Kursiy, sang pembaca menyerahkan jiwa raganya
kepada Tuhan seru sekalian alam, dan kepada-Nya pula ia memohon perlindungan. Bisa jadi,
ketika itu bisikan Iblis terlintas di dalam benak yang membacanya, “Yang dimohonkan
pertolongan dan perlindungan-Nya itu dahulu pernah ada, tetapi kini telah mati,” maka
penggalan ayat berikut meyakinkan tentang kekeliruan bisikan itu, yakni dengan sifat ‫( ّالحي‬al-
Hayy/Yang Mahahidup dengan kehidupan yang kekal). Bisa jadi Iblis datang lagi membawa
keraguan dengan berkata, “Memang, Dia hidup kekal tetapi Dia tidak pusing dengan urusan
manusia, apalagi si pemohon.” Penggalan ayat berikutnya menampik kebohongan ini dengan
firman-Nya: ‫( القيّوم‬al-Qayyûm), yakni yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan untuk
lebih meyakinkan sifat Allah ini dilanjutkan dengan penggalan berikutnya: ‫(َلتأخذه سنة وَل نوم‬lâ
ta’khudzuhû sinah wa lâ nawm/Dia tidak dapat dikalahkan oleh kantuk dan tidur), tidak seperti
manusia yang tidak kuasa menahan kantuk dan tidak dapat mengelak selama-lamanya dari tidur.
Allah terus-menerus jaga dan siap siaga. Dengan penjelasan ini, sirna sudah keraguan yang
dibisikkan setan itu. Tetapi, bisa jadi ia datang lagi dengan bisikan bahwa, “Tuhan tidak kuasa
menjangkau tempat di mana si pemohon berada atau pun, kalau Dia sanggup, jangan sampai
Dia diberi sesaji sehingga Dia tidak memberi perlindungan.”
Untuk menampik bisikan jahat ini, penggalan ayat berikut tampil dengan gamblang
menyatakan: ‫اَل ْرض‬ َ ْ ‫ت َو َما فِى‬ ِ ‫( ِلَهٗ َما فِى السَّمٰ ٰو‬lahû mâ fî as-samâwât wa mâ fî al-ardh/milik-Nya apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi), keduanya berada di bawah kekuasaanNya. Tidak
hanya itu, tetapi berlanjut dengan firman-Nya: ‫ي َي ْشفَ ُع ِع ْندَ ٗ ٓه ا ََِّل ِب ِاذْنِه‬ ْ ‫( ۚ َم ْن ذَا الَّ ِذ‬man dzalladzî yasyfa‘u
‘indahû illâ bi idznih/siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya kecuali dengan seizin-
Nya? Tidak ada). Dia demikian perkasa sehingga berbicara di hadapan-Nya pun harus setelah
memeroleh restu-Nya, bahkan apa yang disampaikan harus sesuatu yang benar dan haq. Karena
itu, jangan menduga akan ada permintaan yang bertentangan dengan keadilan dan kebenaran.
Bisa jadi Iblis belum putus asa menanamkan keraguan ke dalam hati pembaca ayat al-Kursiy. Ia
berkata lagi, “Musuh Anda mempunyai rencana yang demikian terperinci dan penuh rahasia
sehingga tidak diketahui oleh-Nya. Lanjutan ayat al-Kursiy menampik bisikan ini dengan
firman-Nya: ‫( ْيَ ْعلَ ُم َما بَيْنَ اَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما خ َْلفَ ُهم‬ya‘lamu mâ bayna aydîhim wa mâ khalfahum/Dia
mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka), yakni Allah mengetahui apa
yang mereka lakukan dan rencanakan, baik yang berkaitan dengan masa kini dan yang akan
datang maupun masa lampau, dan ‫ش ْيءٍ ِ ّم ْن ع ِْلمِ ٓه ا ََِّل بِ َما ش َۤاء‬ ُ ‫( ََو ََل يُحِ ْي‬wa lâ yuhîthûna bi syai’in min
َ ِ‫ط ْونَ ب‬
‘ilmih illâ bimâ syâ’/mereka tidak mengetahui sedikit pun dari ilmu Tuhan melainkan apa yang
dikehendaki Tuhan untuk mereka ketahui).
Ini berarti, apa yang direncanakan Allah tidak mungkin mereka ketahui kecuali apa yang
diizinkan-Nya untuk mereka ketahui. Penggalan ayat ini akan lebih dipahami maknanya kalau
mengingat ungkapan yang mengatakan: Semakin banyak yang Anda ketahui tentang musuh,
semakin mudah Anda menghadapinya. Sebaliknya, semakin sedikit yang diketahui musuh
tentang Anda, semakin sulit ia menghadapi Anda. Penggalan ayat ini menggambarkan hakikat
tersebut agar si pemohon semakin yakin dan tenangُ. Untuk lebih meyakinkan lagi dinyatakan-
Nya:‫اَل ْرض‬ َ ْ ‫ت َو‬ ِ ‫( ََو ِس َع ُك ْر ِسيُّهُ السَّمٰ ٰو‬wa si‘a kursiyyuhu as-samâwât wa al-ardh/kekuasaan atau ilmu-
Nya mencakup langit dan bumi), bahkan alam raya seluruhnya berada dalam genggaman tangan-
Nya. Kini, sekali lagi, Iblis mungkin datang berbisik, “Kalau demikian, terlalu luas kekuasaan
Allah dan terlalu banyak jangkauan urusan-Nya, Dia pasti letih dan bosan mengurus semua itu.”
Penggalan ayat berikutnya, sekaligus penutupnya, menampik bisikan ini dengan firman-Nya: ‫َو ََل‬
ُّ ‫ظ ُه َم ٌۚا َوه َُو ْال َع ِل‬
‫ي ْال َعظِ يْم‬ ُ ‫( ُ َيـُٔ ْود ُٗه حِ ْف‬wa lâ ya’ûduhû hifzhuhumâ wa huwa al-‘aliyy al-‘azhîm/Allah tidak
berat memelihara keduanya dan Dia Mahatinggi lagi Mahaagung).

Komentar :
Menurut kami Surat al-baqarah merupakan surat kedua dalam al-Quran dan terdiri dari
286 ayat dan termasuk dalam surat madaniah,yakni surat yang di turunkan di Madinah setelah
Rasullah SAW hijrah ke Madinah. Surah ini di namai al-baqarah yang artinya “sapi betina” sebab
di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahlkan allah kepada
bani israil.
Dan ayat Kursi merupakan ayat yang paling utama di dalam Kitabullah, Karena dalam
ayat ini disebutkan tidak kurang enam belas kali, bahkan tujuh belas kali, kata yang menunjuk
kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Tidak heran mengapa Ayat Kursi Disebut sebut
sebagai ayat yang paling Agung diantara ayat ayat lainnya.
C. PENUTUP
Ayat 163 & 255 dari surah Al-Baqarah mengajarkan kita arti keagungan Allah SWT. Karena
dalam ayat ini, disebutkan tidak kurang enam belas kali, bahkan tujuh belas kali, kata yang
menunjuk kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Angka-angka yang tercantum pada
terjemahan ayat al-Kursiy di atas adalah kata-kata yang menunjuk kepada Allah Swt.
C. PENUTUP
Kesimpulan :
Refleksi :
• Mengetahui Bahwa ayat kursi adalah Ayat yang paling Agung diantara ayat ayat lainnya.
• Dalam Ayat Kursi disebutkan tidak kurang enam belas kali bahkan 17 belas kali bahwa
allah Tuhan yang Maha Esa.
• Ayat kursi dapat menampik bisikan jahat Iblis
Aksi :
• Mengamalkan Ayat kursi sebagai bacaan tahlil
• Mengerjakan Sholat Lima waktu
• Mengamalkan Ayat Kursi setiap sehabis Sholat
• Perbanyak Dzikir dan Sholawat
D. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1. cet 4 Bogor : Pustaka Imam Syafi, 2005.
Quraish Shihab,M. Tafsir Al-Mishbah Volume 1. Jakarta : lentera Hati, 2022.
Shahih, Tafsir Ibnu Katsir Juz 1, Bogor : Pustaka Ibnu Katsir, 2006.

Anda mungkin juga menyukai