Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH AGAMA

Nama : Muhammad Fahri Harizona

NPM : 202043500759

1. Pengertian Tauhid Secara Etimologi dan Terminologi


a. Pengertian Secara Etimologi
Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan kata benda
yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan
tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata Wahhada )‫) وحد‬Yuwahhidu )‫يوحد‬. )
Tauhidan (‫توحدا‬. ( Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan
bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian
tauhid yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan
berarti “mengakui akan keesaan Allah mengeesakan Allah”. Jubaran Mas‟ud menulis
bahwa tauhid bermakna “beriman kepada Allah, Tuhan yang Esa”, juga sering
disamakan dengan “‫“ ” ال اله اال هللا‬Tiada Tuhan Selain Allah”. Fuad Iframi Al-Bustani
juga menulis hal yang sama. Menurutnya tauhid adalah Keyakinan bahwa Allah itu
bersifat “Esa”.
Jadi tauhid berasal dari kata “wahhada” (‫( ”وحد‬yuwahhidu” (‫ ( ”يوحد‬Tauhidan” (
‫ توحيدا‬,(yang berarti mengesakan Allah SWT.
b. Pengertian Secara Terminologi
Tauhid secara terminologi yaitu suatu ilmu yang menyelidiki dan membahas
soal-soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-
utusannya. Mengupas dalil-dalil yang mungkin, yang cocok dengan akal fikiran,
sebagai alat untuk membuktikan adanya zat yang mewujudkan lebih dari itu. Ilmu
Tauhid mengupas dalil-dalil Sam’iyyat,yaitu dalil-dalil yang diambil dari Quran dan
Hadis untuk mempercayai segala sesuatu dengan yakin.
2. Ruang Lingkup Tauhid, yang menjadi bidang kajian dalam ilmu tauhid meliputi :
a) Ma'rifat Al-mabda' yaitu mempercayai dengan sepenuh hati keberadaan tuhan
pencipta Alam dan Pemelihara Alam semesta, yaitu Allah swt.
b) Ma'rifat Al-watsiqah yaitu mempercayai dan menaati dengan sepenuh hati
tentang para utusan Allah yang menjadi perantara Allah swt. dalam
menyampaikan Ajaran-ajarannya dan Kitab-kitabnya.
c) Ma'rifat Al-ma'ad yaitu mempercayai dengan sepenuh hati tentang adanya
kehidupan kekal setelah mati yaitu Alam akhirat dan hal yang ada didalamnya.
Pembagian Tauhid :
 Tauhid rububiyah. Maknanya adalah mengesakan Allah dalam hal
penciptaan, kepemilikan, dan pengurusan
 Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah. Disebut tauhid uluhiyah karena
penisbatanya kepada Allah dan disebut tauhid ibadah karena
penisbatannya kepada makhluk (hamba). Adapun maksudnya ialah
pengesaan Allah dalam ibadah, yakni bahwasanya hanya Allah satu-
satunya yang berhak diibadahi.
 Tauhid asma’ wa shifat. Maksudnya adalah pengesaan Allah „Azza wa
Jalla dengan nama-nama dan sifat-sifat yang menjadi milik-Nya. Tauhid
ini mencakup dua hal yaitu penetapan dan penafian. Artinya kita harus
menetapkan seluruh nama dan sifat bagi Allah sebgaimana yang Dia
tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya atau sunnah nabi-Nya, dan tidak
menjadikan sesuatu yang semisal dengan Allah dalam nama dan sifat-
Nya. Dalam menetapkan sifat bagi Allah tidak boleh melakukan ta‟thil,
tahrif, tamtsil, maupun takyif.
3. Tujuan dan manfaat Mempelajari ilmu Tauhid
 Tujuan Mempelajari Ilmu Tauhid
 mengikuti Perintah Allah
 Terhindar Dari Syirik
 Jalan Untuk Menuju Syurga
 Warisan Dari Rasulullah
 Manfaat Mempelajari Ilmu Tauhid
 Menjalankan tujuan hidup yang sebenarnya
 Mendapatkan Syurga
 Diberikan kecukupan dunia dan akhirat
 Syarat diterimanya amalan
 Jauh dari dosa besar
 Mendapat syafaat Rasulullah saw

4. Dalil naqli:Ayat-ayat yang menjadi landasan:


 Adz-Dzariyyat : 56

َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬


‫س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫ َخلَ ْق‬M‫َو َما‬

“Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”

 Al-Hadid:3

َّ ٰ ‫ه َُو ٱأْل َوَّ ُل َوٱ ْل َءا ِخ ُر َو‬


‫ٱلظ ِه ُر َو ْٱلبَاطِ نُ ۖ َوه َُو ِب ُك ِّل َشىْ ٍء َعلِي ٌم‬
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu”

 Ar-Rahman: 27

‫ِّك ُذو ْٱل َج ٰلَ ِل َوٱإْل ِ ْك َر ِام‬


َ ‫َو َي ْب َق ٰى َوجْ ُه َرب‬
“ Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”

 As-Syura : 11
‫ص ْي ُر‬ َ ‫ض َج َع َل لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا َّو ِمنَ ااْل َ ْن َع ِام اَ ْز َواج ًۚا يَ ْذ َر ُؤ ُك ْم فِ ْي ۗ ِه لَي‬
ِ َ‫ْس َك ِم ْثلِ ٖه َش ْي ٌء ۚ َوه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْالب‬ ِ ۗ ْ‫ت َوااْل َر‬
ِ ‫فَا ِط ُر السَّمٰ ٰو‬
“(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis
kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia
Yang Maha Mendengar, Maha Melihat”

 Al-A’raf : 18
َ‫ َّن َجهَنَّ َم ِم ْن ُك ْم اَجْ َم ِع ْين‬Mََٔ‫ ۗ لَ َم ْن تَبِ َعكَ ِم ْنهُ ْم اَل َ ْملَٔـ‬M‫اخرُجْ ِم ْنهَا َم ْذءُوْ ًما َّم ْدحُوْ ًرا‬
ْ ‫ال‬
َ َ‫ق‬
“Keluarlah kamu dari sana (surga) dalam keadaan terhina dan terusir! Sesungguhnya
barangsiapa di antara mereka ada yang mengikutimu, pasti akan Aku isi neraka Jahanam
dengan kamu semua.”

 Al-Baqarah : 21

ۙ َ‫اعبُ ُد ۡوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ ۡى خَ لَقَ ُكمۡ َوالَّ ِذ ۡينَ ِم ۡن قَ ۡبلِ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُ ۡون‬
ۡ ُ‫ٰياَيُّهَا النَّاس‬ ۤ

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang
sebelum kamu, agar kamu bertakwa”

 Ibrahim : 24

Cٌ ‫ َث ِاب‬C‫ة َط ِّي َب ٍة أَصْ ل ُ َها‬Cٍ ‫ب هَّللا ُ َمثَاًل َكلِ َم ًة َط ِّي َب ًة َك َش َج َر‬


‫ ال َّس َما ِء‬C‫ فِي‬C‫ت َو َفرْ ُع َها‬ Cَ ‫ض َر‬ َ ‫ر َكي‬Cَ ‫أَلَ ْم َت‬
َ ‫ْف‬

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik (yaitu kalimat tauhid, pent.) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit.”

 HR. Bukhari no. 2946 dan Muslim no. 21

َ ‫د َع‬Mْ َ‫ فَق‬،ُ ‫ الَ إِلَهَ إِاَّل هَّللا‬M:‫ فَ َم ْن قَا َل‬،ُ ‫ إِلَهَ إِاَّل هَّللا‬Mَ‫ ال‬M:‫ يَقُولُوا‬M‫اس َحتَّى‬
ُ‫ نَ ْف َسه‬M‫م ِمنِّي‬Mَ ‫ص‬ َ َّ‫ل الن‬Mَ ِ‫ت أَ ْن أُقَات‬ُ ْ‫أُ ِمر‬
ِ ‫ إِاَّل بِ َحقِّ ِه َو ِح َسابُهُ َعلَى هَّللا‬،ُ‫َو َمالَه‬
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan ‘laa ilaaha
illallah’ (tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah). Siapa saja yang
telah mengucapkan laa ilaaha illallah, sungguh terjagalah nyawa dan harta mereka,
kecuali karena hak (Islam). Sedangkan perhitungannya ada di sisi Allah Ta’ala.”   (HR.
Bukhari no. 2946 dan Muslim no. 21)
Dalil Aqli,

Adalah dalil yang bersumber dari akal (aqli dalam bahasa Arab = akal) selagi tidak
melanggar penyataan alquran dan hadis. Allah S.W.T hanya menyampaikan kalam-Nya
kepada orang yang berakal, kerana hanya mereka yang dapat memahami agama dan syariat-
Nya.

Anda mungkin juga menyukai