Anda di halaman 1dari 4

JANJI DAN ANCAMAN

Allah itu punya janji juga punya anacaman, dan itu banyak disebutkan dalam kitabNya.
Contoh ayat-ayat Tuhan tentang janji dan anacamanNya kepada mahluk :

ُ‫ارۖ!ة‬
َ ‫ار ٱلَّتِي َوقُو ُدهَا ٱلنَّاسُ َو ۡٱل ِح َج‬ !ْ ُ‫وا َولَن تَ ۡف َعل‬
ْ ُ‫وا فَٱتَّق‬
َ َّ‫وا ٱلن‬ ْ ُ‫ﵟ فَِإن لَّمۡ تَ ۡف َعل‬
]24 :‫[البقرة‬ ‫ ﵞ‬٢٤ ‫ين‬ َ ‫ُأ ِع َّد ۡت لِ ۡل ٰ َكفِ ِر‬ 
“  Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya)
-, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir.”
ْ ُ‫ُزق‬ ۖ ٰ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
‫وا‬ ِ ‫ت ت َۡج ِري ِمن ت َۡحتِهَا ٱَأۡل ۡن ٰهَ ُر ُكلَّ َما ر‬ ٖ َّ‫ت َأ َّن لَهُمۡ َجن‬ ِ ‫صلِ ٰ َح‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬ ْ ُ‫ﵟوبَ ِّش ِر ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ
ۖ ْ ُ‫ُز ۡقنَا ِمن قَ ۡب ۖ ُل َوُأت‬
ۡ‫ة َوهُم‬ٞ ‫ج ُّمطَه ََّر‬ٞ ‫وا بِِۦه ُمتَ ٰ َشبِهٗ ۖا َولَهُمۡ فِيهَٓا َأ ۡز ٰ َو‬ ِ ‫وا ٰهَ َذا ٱلَّ ِذي ر‬
ْ ُ‫رِّز ٗقا قَال‬
ۡ ‫ِم ۡنهَا ِمن ثَ َم َر ٖة‬
]25 :‫[البقرة‬ ‫ ﵞ‬٢٥ َ‫فِيهَا ٰخَ لِ ُدون‬ 

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi
mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi
rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan
kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya
ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”

ۡ‫ض َي ٱهَّلل ُ ع َۡنهُم‬


ِ ‫ار َوٱلَّ ِذينَ ٱتَّبَعُوهُم بِِإ ۡح ٰ َس ٖن َّر‬ ِ ‫نص‬ َ ‫ﵟ َوٱل ٰ َّسبِقُونَ ٱَأۡل َّولُونَ ِمنَ ۡٱل ُم ٰهَ ِج ِرينَ َوٱَأۡل‬
١٠٠ ‫ت ت َۡج ِري ت َۡحتَهَا ٱَأۡل ۡن ٰهَ ُر ٰ َخلِ ِدينَ فِيهَٓا َأبَ ٗد ۚا ٰ َذلِكَ ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُم‬ ٰ
ٖ َّ‫ُوا ع َۡنهُ َوَأ َع َّد لَهُمۡ َجن‬
ْ ‫َو َرض‬
]100 :‫[التوبة‬ ‫ﵞ‬ 

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin
dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka
dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah
kemenangan yang besar.”

Dalam bahasa arab janji itu adalah ‫ وعد‬dan ancaman adalah ‫وعيد‬. Dalam pembahasan tauhid ada
masalah mengenai keduanya, yakni apakah Tuhan boleh menyalahi keduanya atau tidak?.
Dalam jauharu tauhid disebutkan ‫“ ومنجز لمن أراد وعده‬Allah akan menepati janji kepada orang
yang dikehendakinya”. Hal ini berdasarkan :
‫ﵟ َولَ ۡو َأ َّن قُ ۡر َء ٗانا ُسيِّ َر ۡت بِ ِه ۡٱل ِجبَا ُل َأ ۡو قُطِّ َع ۡت بِ ِه ٱَأۡل ۡرضُ َأ ۡو ُكلِّ َم بِ ِه ۡٱل َم ۡوت ٰ َۗى بَل هَّلِّل ِ ٱَأۡلمۡ ُر َج ِميع ًۗا‬
ِ ُ‫ُوا ت‬
‫صيبُهُم بِ َما‬ ْ ‫اس َج ِميعٗ ۗا َواَل يَزَا ُل ٱلَّ ِذينَ َكفَر‬ َ َّ‫س ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا َأن لَّ ۡو يَ َشٓا ُء ٱهَّلل ُ لَهَدَى ٱلن‬ِ َٔ‫َأفَلَمۡ يَاْ ۡيـ‬
٣١ ‫ف ۡٱل ِمي َعا َد‬ ُ ِ‫َار ِهمۡ َحتَّ ٰى يَ ۡأتِ َي َو ۡع ُد ٱهَّلل ۚ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل ي ُۡخل‬
ِ ‫ار َعةٌ َأ ۡو تَحُلُّ قَ ِريبٗ ا ِّمن د‬ ِ َ‫ُوا ق‬ ْ ‫صنَع‬ َ
]31 :‫[الرعد‬ ‫ﵞ‬ 

“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat
digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat
berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan
Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah
menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia
semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan
mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah
janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”.
Dalam kitab tuhfatul murid dijelaskan kalau tuhan tidak menepati janji maka pastilah Tuhan
akan dikatakan dzat yang penipu, lemah, pengingkar. Dan suatu yang lazim(yang memastikan
adanya sesuatu) seperti demikian adalah bathil, dan juga perkara malzumnya(sesuatu yang
ditetapi ada sebab perkara lain). Sehingga Allah harus disepikan dari perkara yang membuatnya
ti dak perfect, hal ini adalah yang disepakati oleh asya’iroh dan mathuridiyah.

Beda halnya dengan ancaman, jika Allah tidak menepatinya maka perkara tersebut adalah bentuk
perbuatan yang mulia sehingga tidak dikatakan sesuatu yang membuat kurang. Seperti perkataan
penyair:

‫ لمخلف ايعادي ومنجز موعدي‬# ‫وإني وإن أوعدته او وعدته‬


“sesungguhnya aku meskipun telah mengancam dia atau telah memberi janji padanya tetapi aku
akan mengingkari ancamanku dan meluluskan janjiku”.

Dalam pendapat ini terdapat beberapa sangkalan diantaranya :


1. Adanya kedustaan dari Tuhan, padahal telah disepakati bahwa Tuhan tidak akan
mmelakukan hal tersebut.
2. Terjadinya ucapan yang tidak konsisten, padahal Tuhan telah berfirman :

ٰ
]29 :‫[ق‬ ‫ ﵞ‬٢٩ ‫ي َو َمٓا َأن َ۠ا بِظَلَّ ٖم لِّ ۡل َعبِي ِد‬
َّ ‫ﵟ‌ َما‌يُبَ َّد ُل ۡٱلقَ ۡو ُل لَ َد‬ 
“Tidakalah ucapan disisiku akan mengalami pergantian dan aku bukan lah orang yang
melakukan dzolim terhadap para hamba”
3. Membolehkan orang kafir di dalam neraka, padahal banyak dalil qoth`i menegasakan
bahwa kafir kekal didalamnya seperti :
ٓ
:‫[البقرة‬ ‫ ﵞ‬٣٩ َ‫ار هُمۡ فِيهَا ٰخَ لِ ُدون‬
ِ ۖ َّ‫ص ٰ َحبُ ٱلن‬ َ ‫ُوا بِـَٔا ٰيَتِنَٓا ُأوْ ٰلَِئ‬
ۡ ‫ك َأ‬ ْ ‫ُوا َو َك َّذب‬
ْ ‫ﵟ َوٱلَّ ِذينَ َكفَر‬
]39 

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Akan tetapi bantahan-bantahan ini telah dijawab oleh asya’iroh :


1. Tuhan jika mengabarkan tentang suatu ancaman, dengan kemuliaanNya maka dasar
pengkabaraannya adalah atas dasar kemauan, walaupun tidak secara jelas
menyatakannya. Misal jika dikatakan “sungguh aku akan mengadzab zaid” maka
peniatannya “jika aku ingin”. Beda halnya dengan janji, hal ini atas dasar hadits nabi :

‫ ومن أوعده على عمل عقابا فهو‬,‫من وعده هللا على عمل ثوابا فهو منجز له‬
‫بالخيار إن شاء عذبه وإن شاء غفر له‬

“Barang siapa yang dijanjikan pahala oleh Allah karena suatu amalan, maka Dia akan
menepatinya, dan barangsiapa yang diancam siksaan oleh Allah karena satu amalan,
maka Dia berhak memilih. Boleh menyiksanya atau memberi ampunan padanya”

2. Yang dilarang hanyalah terjadi pada kasus mengganti ucapan dalam mengancam orang-
orang kafir dan orang-orang yang memang secara jelas tidak akan dimaafkan. Dan ayat
yang disebutkan tadi diarahkan ke makna ini.

3. Kebolehan mengingkari ancaman itu dalam sesuatu yang ada warid bahwa sesuatu
tersebut bisa dimaafkan sedangkan kafir tidak termasuk. Sehingga tidak bertentangan
dengan yang diatas. Adapun ayat:

]53 :‫[الزمر‬ ‫ ﵞ‬٥٣ ‫وب َج ِميع ًۚا ِإنَّ ۥهُ هُ َو ۡٱل َغفُو ُر ٱل َّر ِحي ُم‬
َ ُ‫ﵟِإ َّن ٱهَّلل َ يَ ۡغفِ ُر ٱل ُّذن‬ 
“Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa, sesungguhnya Dialah yang maha
pengampun dan maha penyayang”

Diqoyyidi dengan ayat:


َ َ‫ك بِ ِهۦ َويَ ۡغفِ ُر َما ُدونَ ٰ َذلِكَ لِ َمن ي‬
]48 :‫[النساء‬ ‫شٓا ۚ ُء ﵞ‬ َ ‫ﵟ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ۡغفِ ُر َأن ي ُۡش َر‬ 
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang berbuat syirik dan Dia
akan mengampuni dosa yang selain demikian bagi siapa yang dia kehendaki”.
Adapun pendapat maturidiyah berbeda dengan Asya`iroh yakni tidak boleh menyalahi
anacaman sebagaiamana dalam masalah janji. Buah khilaf dari keduanya yaitu ketika
berkata :
‫اللهم اغفر لجميع المؤمنين جميع ذنوبهم‬
“ya allah berilah ampunan bagi sekalian orang mukmin itu semua dosa-dosa mereka”

Menurut Asya`iroh boleh, menurut Maturudiah tidak boleh.

Anda mungkin juga menyukai