Anda di halaman 1dari 2

Titah tuhan

Adanya syariat islam yang di bawa oleh Nabi muhammad SAW memiliki visi dan misi yang
sangat besar. Syariat mengatur siklus kehidupan dalam semua aspek, sehingga tak heran jika
sebuah syariat terkesan mengekang bagi pelakunya. Namun, pada hakikatnya semua aturan
yang dicetuskan oleh syariat memiliki tujuan untuk menjaga jiwa dan raga pelakunya. Hal
inilah yang biasa disebut dengan maqashid al-syar’iyyah
Gerak-gerik tiap individu di muka bumi ini selalu terikat dengan sebuah hukum. Karena
dengan adanya hukum maqashid al-syar’iyyah bisa terwujud. Namun sebelum jauh
mengetahui sebuah hukum dari aktivitas tertentu, alangkah baiknya jika kita berkenalan
terlebih dahulu dengan hukum, karena dengan begitu kita akan lebih mudah untuk
mengarahkan sebuah hukum semua aktivitas yang ada.
Hukum ialah titah tuhan yang dilimpahkan kepada seorang mukallaf baik berupa tuntutan,
opsional, ataupun hal yang lebih umum dari hal tersebut.
Pengertian di atas memunculkan beberapa point-point penting yang harus di selami lebih
dalam lagi. Diantaranya ialah bagaimana seseorang bisa dikatakan mukallaf?, titah tuhan
seperti apa yang bisa dikategorikan sebagai tuntutan,opsional ataupun lebih umum dari
keduanya?.
Sebelum mengetahui kriteria orang bisa dikatakan memiliki predikat mukallaf, tentunya kita
perlu menelisik terlebih dahulu apa itu taklif sehingga seseorang bisa dikatakan mukallaf.
Taklif ialah beban syariat yang dilimpahkan pada objek yang telah memenuhi kriteria yang
akan disebutkan setelah ini.
Orang yang memiliki predikat mukallaf ialah orang yang terkenai taklif(beban syariat). Akan
tetapi apakah semua individu yang berada dimuka bumi ini bisa dikenai taklif, ternyata tidak
semua individu bisa dikenai beban syariat. Karena pembebanan syariat hanya berlaku bagi
individu yang telah baligh,berakal serta tidak adanya hal yang menghalangi sampainya
syariat kepadanya.
Dengan adanya pembebanan syariat terhadap orang mukallaf, apabila seseorang melakukan
hal yang tidak sesuai dengan syariat maka orang tersebut harus menerima hukuman berupa
celaan saat didunia dan siksaan di akhirat kelak. Begitu pula sebaliknya, jika orang
melakukan kebaikan atau hal yang sesuai dengan syariat maka ia berhak mendapat pujian dan
pahala di akhirat kelak.
Sedangkan untuk memilah-milah titah tuhan ternyata sangatlah mudah, semua yang berupa
perintah maka dikategorikan sebagai tuntutan seperti wajib perintah mengerjakan,haram
perintah menjauhi suatu hal dll.sedangkan yang dikategorikan opsional hanya mengarahkan
ke hukum mubah yakni boleh mengerjakan atau meninggalkan,sedangkan untuk hukum yang
lebih umum atau biasa disebut hukum wadh’I mencakup sebab syarat mani’ dll.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas manusia tidak bisa lepas dari
hukum tuhan, sehingga barangsiapa yang aktivitasnya tidak menyalahi titah tuhan maka
berhak mendapat pahala. Begitu pula sebaliknya, apabila aktivitas yang dilakukan
menyimpang dari hukum tuhan maka bagi pelakunya bisa dikenai dosa .

Anda mungkin juga menyukai