SOAL TUGAS 2
1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan
pembinaan akhlak manusia.
a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125!
b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21!
3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya,
dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya.
QS. Al-Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan
Allah untuk manusia.
1. Soal 1
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ayat tersebut berisi tuntutan dari Allah agar shalat itu dikerjakan, maka hal
tersebut kemudia disebut dengan hukum syariat.
1. Wajib, yang disebut wajib adalah suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh
seseorang, maka orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan
apabila perbuatan itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa.
Secara garis besar hukum sunnah dapat dibagi menjadi dua bagian :
Suatu perbuatan diketahui makruh dilihat dari beberapa hal, antara lain :
c. Secara garis besar prinsip umum hukum Islam ada tujuh macam :
Dari prinsip keadilan ini maka lahirlah kaidah dalam hukum Islam
yang menyatakan bahwa hukum Islam dalam prakteknya dapat
beradaptasi sesuai ruang dan waktu. Ketika terjadi perubahan. Maka
yang sulit menjadi mudah dan kemudahan tersebut sebatas
terpenuhinya kebutuhan pokok. Dari sini muncul kaidah “Masalah-
masalah dalam hukum Islam apabila telah menyempit maka
menjadi meluas, apabila masalah-masalah tersebut telah meluas
maka kembali menyempit”.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudia jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, makakembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul
(sunnhanya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kiamat.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Yang dimaksud dengan kalimat “kembali kepada Allah dan Rasul” menurut
mayoritas mufassir adalah mengembalikan segala urusan kepada tuntutan al-
Quran dan Sunnah Rasul. Terlihat dalam ayat tersebut bahwa orang beriman
juga wajib aa kepada ulil ari, namun dalam ayat tersebut tidak disertai kata
athi’u/taatlah, seperti terhadap Allah dan Rasul. Hal ini mengandung arti
bahwa ketaatan kepada ulil amri (penguasa) adalah bersyarat, yaitu sepanjang
penguasa tersebut juga taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Soal 2
a. Ayat tersebut menjelaskan kepada kita agar kita mengajak manusia kepada
kebenaran itu dengan cara hikmah. Termasuk kedalam makna hikmah adalah
cara penyampaian yang tidak menyakitkan orang yang didawahinya dengan
cara bertahap disesuaikan dengan kemampuan objek dakwah dan dilakukan
tidak sekaligus. Ayat ini juga mengindikasikan keharusan memahami kondisi
sosio-kultural masyarakat. Termasuk tradisi yang diwarisinya. Selama adat itu
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syara’, maka ia bisa menjadi bagian
yang harus kita laksanakan termasuk perihal akhlak.
b. Ayat ini jelas memerintahkan kepada kita agar mencontoh Rasulullah dalam
segala hal karena dalam diri Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik. Hal
yang juga mendukung Sunah sebagai sumber akhlak adalah risalah kenabian
Muhammad. Nabi Muhammad diutus oleh Allah di muka bumi ini, tidak lain
adalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Nabi Muhammad sebagai
sumber akhlak, karena nabi merupakan contoh-contoh konkret pelaksanaan
wahyu Allah yang tertuang dalam al-Quran. Segala ucapan, tingkah laku,
sopan santun Nabi merupakan model bagi umat manusia dalam menempuh
perjalanan di muka bumi ini.
3. SOAL 3
a.
Artinya :
“Dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi semuanya (sebagai anugerah) dari Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berpikir. (Q.S. Al-Jaatsiyah 45;13)
- Semua yang ada di alam raya ini tunduk kepada-Nya. Hanyalah kepada
Allah-lah tunduk segala yang di langit dan di bumi secara sukarela atau
terpaksa.
Ali Nurdin, Syaiful Mikdar, Wawan Suharmawan. 2022. MKDU4221 Pendidikan Agama
Islam. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.