Anda di halaman 1dari 3

Nama: Ghinna Nurmaghfira Machmud

NIM: 048734665
Kode Matkul: MKDU4221
Kelas Tuton: Pendidikan Agama Islam
TUGAS KE: 2

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
a. Q.S Al-Ankabut/29: 45 mengandung perintah Allah SWT kepada manusia untuk
mendirikan sholat. Sebagaimana terjemahan pada ayat tersebut adalah:

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-kitab (Al-Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lenih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan”

Ayat tersebut berisi tuntutan dari Allah agar shalat itu dikerjakan, maka hal
tersebut kemudian disebut dengan hukum syariat.

(sumber: BMP MKDU4221 dan kumparan.com)

b. Hukum Islam terdiri dari lima hukum, antara lain:


 Wajib; adalah suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang maka orang
yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila perbuatan itu
ditinggalkan maka akan mendapat siksa. Hukum wajib terdiri dari 2 macam;
- Wajib a’in yaitu kewajiban yang dibebankan oleh Allah SWT kepada setiap
orang yang sudah baligh (mukallaf).
- Wajib kifa’i (kifayah) yaitu kewajiban yang dibebankan dalam agama
kepada kelompok orang yang sudah baligh (mukallaf)
 Sunnah (mandub); yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang
mengerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan, maka orang yang
meninggalkan tersebut tidak mendapat siksa. Hukum sunnah terbagi menjadi 2
macam;
- Sunnah muakkad yaitu perbuatan yang amat sering dilakukan oleh Rasulullah
SAW, bahkan jarang sekali beliau tinggalkan, kecuali hanya beberapa kali
saja.
- Sunnah ghoiru muakkad yaitu aktivitas atau perbuatan yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW tetapi tuntutannya tidak sekuat sunnah muakkad.
 Haram; adalah segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan
mendapat pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan
mendapat siksa.
 Makruh; satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut ditinggalkan
maka orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka
orang tersebut tidak mendapat siksa.
 Mubah; suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang mengerjakan tidak
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
c. Ada 7 macam prinsip-prinsip umum hukum islam, sebagai berikut:
a) Prinsip Tauhid
Prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada di bawah ketetapan yang sama
sebagai hamba Allah. Berdasarkan prinsip tauhid tersebut maka sudah semestinya
kalau manusia mengikuti dan menetapkan hukum dalam kehidupannya sesuai
dengan apa yang digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

b) Prinsip Keadilan
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa hukum islam yang mengatur persoalan
manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepada prinsip keadilan yang
meliputi hubungan antara individu dengan dirinya sendiri, individu dengan manusia
dan masyarakatnya serta hubungan antara individu dengan lingkungannya.

c) Prinsip Amar Ma'ruf Nahi Munkar


Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama dan kedua. Amar Ma'ruf
memiliki arti bahwa Hukum Islam ditegakkan untuk menjadikan umat dapat
melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana dikehendaki oleh Allah SWT.
Sedangkan Nahi Munkar mengandung arti hukum itu harus ditegakkan untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang buruk yang dapat meruntuhkan kehidupan
bermasyarakat.

d) Prinsip Kemerdekaan dan Kebebasan


Prinsip ini mengandung maksud bahwa hukum islam tidak diterapkan berdasarkan
paksaan, akan tetapi berdasarkan penjelasan yang baik dan argumentatif yang dapat
meyakinkan.

e) Prinsip persamaan
Prinsip persamaan mengandung arti bahwa pada dasarnya semua manusia adalah
sama meskipun faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik warna kulit, bahasa suku
bangsa dan lain-lain. Hukum islam memandang perbedaan secara lahiriyah tidak
menjadikan manusia berbeda dari segi nilai kemanusiaannya.

f) Prinsip tolong-menolong
Prinsip ini mengajarkan bahwa sesama warga masyarakat harus saling menolong
demi tercapainya kemaslahatan bersama.

g) Prinsip toleransi
Prinsip ini mengajarkan bahwa hukum islam mengharuskan kepada umatnya untuk
hidup penuh dengan suasana damai dan toleran. Toleransi ini harus menjamin tidak
dilanggarnya hukum islam dan hak umat islam.

d. Isi kandungan dari Q.S An-Nisaa’/4: 59 adalah untuk taat kepada Allah dan juga
kepada Rasul. Dalam terjemahan surat Q.S An-Nisaa’/4: 59 terdapat kalimat “Kembali
kepada Allah dan Rasul” yang menurut mayoritas mufassir adalah mengembalikan
segala urusan kepada tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Terlihat dari ayat
tersebut bahwa orang beriman juga wajib taat kepada ulil amri, namun dalam ayat
tersebut tidak disertai kata athi’u/taatlah seperti terhadap Allah SWT dan Rasul. Hal
ini mengandung arti Bahasa ketaatan kepada ulul amri (penguasa) adalah bersyarat,
yaitu sepanjang penguasa tersebut juga taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan pembinaan
akhlak manusia,
a. Berdasarkan surat Q.S An-Nahl/16: 125, ayat tersebut menjelaskan kepada kita agar kita
mengajak manusia kepada kebenaran itu dengan cara hikmah. Termasuk ke dalam makna
hikmah adalah cara penyampaian yang tidak menyakitkan orang yang didakwahinya
dengan cara bertahap disesuaikan dengan kemampuan objek dakwah dan dilakukan tidak
sekaligus. Ayat ini juga mengindikasikan keharusan memahami kondisi sosio-kultural
masyarakat termasuk tradisi yang diwarisinya. Selama adat itu tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syara maka ia bisa menjadi bagian yang harus kita laksanakan termasuk
perihal akhlak.
b. Berdasarkan surat Al-Ahzab/33: 21, tentang peranan agama sebagai sumber akhlak, ayat
ini jelas memerintahkan kepada kita agar mencontoh Rasulullah dalam segala hal karena
dalam diri Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik Hal yang juga mendukung Sunah
sebagai sumber akhlak adalah risalah kenabian Muhammad. Nabi Muhammad diutus oleh
Allah di muka bumi ini, tidak lain adalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.
Sebagaimana tersebut dalam hadits

3. Pergaulan sosial di era modern pada saat ini sangat berpengaruh pada akhlak, etika dan moral
manusia, agama yang merupakan sumber akhlak, etika dan moral mulai dijauhi oleh manusia
sehingga ajaran agama tidak lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut pandangan
saya, hal ini terjadi seiring dengan perkembangan teknologi dan juga informasi yang serba ada
dan canggih. Terlebih lagi dengan munculnya internet, dan media sosial yang sekarang ini
seringkali disalahgunakan.
Dengan adanya internet semua orang baik dari kalangan orang dewasa, remaja hingga kanak-
kanak dapat mendapatkan informasi dengan mudah hanya dengan mengetik lewat smartphone.
Namun, internet tidak mengenal Batasan dalam memberi informasi, dan konten-konten dewasa
yang bersifat positif maupun negatif bisa saja muncul Ketika ada anak-anak yang sedang
bermain internet juga. Inilah yang menurut saya dapat merusak dan mempengaruhi anak-anak
baik dalam segi mental dan juga sikap. Anak-anak akan mudah mencontoh apa yang dia lihat
di internet dan menerapkannya pada kehidupan nyata, dan akan membentuk suatu karakter
hingga ia dewasa. Dari sinilah muncul masalah mengenai akhlak, etika dan moral manusia di
zaman sekarang yang menyimpang dari agama. Seperti contohnya mendukung LGBT dan
menjadi salah satunya dengan alasan “open minded”, memakan makanan haram sambil
mengucap kalimat ”basmallah”, para pemimpin yang tidak amanah dan banyak korupsi,
menormalisasikan berzinah hingga hamil diluar nikah dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai