Anda di halaman 1dari 7

Nama: Nurrul Intan Aprilliani Setiawan

NIM: 043920023
UPBJJ: Bogor

TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam


Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada tempat
yang telah disediakan:

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-
’Ankabut/29:45!

PENGERTIAN HUKUM SYARI'AT

Yang dimaksud dengan hukum syari'at menurut para ulama adalah seperangkat aturan
yang berasal dari pembuat syari'at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan
manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu
larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.

Q.S. Al-'Ankabut/29: 45

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

Ayat tersebut berisi tuntutan dari Allah agar shalat itu dikerjakan, maka hal tersebut
kemudian disebut dengan hukum syariat.

b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!


1) Pertama, Wajib; yang disebut wajib adalah suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh
seseorang, maka orang yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila
perbuatan itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa.

Secara tegas mengandung kata-kata yang menunjukkan keharusan untuk dikerjakan.


Misalnya Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah/2: 183
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Kata yang menunjukkan perintah tegas dalam ayat tersebut adalah kata "kutiba"
(diwajibkan), maka puasa di bulan Ramadhan itu hukumnya wajib.

Ditinjau dari segi kepada siapa kewajiban tersebut dibebankan hukum wajib ada dua
macam:

a. Wajib 'ain yaitu kewajiban yang dibebankan oleh Allah SWT kepada setiap orang
yang sudah baligh (mukallaf). Artinya apabila dalam suatu masyarakat yang
mengerjakan hanya sebagian sementara yang lain tidak mengerjakan, maka yang
tidak mengerjakan harus tetap mempertanggung jawabkan perbuatannya yaitu
meninggalkan kewajiban. Misalnya kewajiban shalat, membayar zakat.
b. Wajib Kifa'i (kifayah): Kewajiban yang dibebankan dalam agama kepada
kelompok orang yang sudah baligh (mukallaf). Artinya: apabila ada salah seorang
dari sekelompok tersebut telah mengerjakan kewajiban yang dituntut itu, maka
orang lain dalam kelompok tersebut yang tidak mengerjakan tidak dinilai
berdosa. Akan tetapi, apabila tidak ada seorang pun yang mengerjakan maka
semua orang mukallaf dalam kelompok masyarakat tersebut berdosa, karena
terabaikannya kewajiban tersebut. Misalnya: mendirikan rumah sakit Islam,
membangun sekolah-sekolah yang mengajarkan agama Islam, mengurus jenazah
sesuai dengan syari'at Islam.
2) Kedua, Sunnah (mandub), yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang
mengerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan, maka orang yang
meninggalkan tersebut tidak mendapat siksa.

Lafal ayat atau hadits yang menunjukkan arti sunnah adakalanya berupa kalimat tegas
yang menunjukkan kesunnahannya. Dan ada kalanya berupa kalimat perintah dengan
diikuti suatu petunjuk (qarinah) yang menunjukkan arti sunnah. Seperti firman Allah
dalam surat Al-Baqarah/2: 282.

Artinya: wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Secara garis besar hukum sunnah dapat dibagi menjadi dua bagian:

a. Sunnah muakkad yaitu perbuatan yang amat sering dilakukan oleh Rasulullah
SAW, bahkan jarang sekali beliau tinggalkan, kecuali hanya beberapa kali saja.
Meskipun demikian tetap dinamai sunnah karena bagi yang tidak mengerjakan
tidak mendapat siksa. Sebagai contoh hukum sunnah dalam ibadah antara lain;
berkumur dalam wudhu, adzan dan iqamah dalam shalat berjamaah, membaca ayat
al-Qur'an setelah al Fatihah dalam shalat.
b. Sunnah ghoiru muakkad adalah suatu aktivitas atau perbuatan yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW tetapi tuntutannya tidak sekuat sunnah muakkad. Salah satu
alasannya adalah Nabi SAW pernah mengerjakan tetapi juga sering
meninggalkannya. Termasuk dalam hal ini adalah segala perbuatan Nabi SAW
yang berkaitan dengan beliau sebagai manusia, seperti jenis makanannya, warna
pakaiannya, meskipun tidak termasuk kewajiban tetapi apabila diniatkan untuk
mengikuti sunnah maka termasuk kelompok sunnah ghairu muakkad. Artinya bagi
yang tidak mengikuti tidak dapat dikatakan buruk karena hal tersebut bukanlah
bagian dari hukum syariat. Contoh lainnya shalat sunnah qobliyah isya'.
3) Ketiga, Haram adalah segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan
mendapat pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat
siksa. Contohnya adalah berzinah, memakan daging babi dan minum khamr.
4) Keempat, makruh; satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut
ditinggalkan maka orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan
maka orang tersebut tidak mendapat siksa. Suatu perbuatan diketahui makruh dilihat
dari beberapa hal, antara lain:
a. Ungkapan yang dipakai untuk melarang itu sudah menunjukkan kemakruhannya,
seperti dengan menggunakan perkataan karaha (memakruhkan) dengan segala
bentuk dan perubahannya.
b. Dengan lafadz yang melarang mengerjakan suatu perbuatan kemudian didapatkan
di dalam ayat lain suatu kata yang menjadi petunjuk bahwa larangan yang terdapat
pada ayat tersebut bukan menunjukkan keharamannya.

Larangan menanyakan suatu masalah secara berlebihan itu adalah makruh.

5) Kelima Mubah. Yang disebut mubah adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan
orang yang mengerjakan tidak mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak
berdosa. Suatu perbuatan dikatakan makruh dapat diketahui melalui beberapa cara,
antara lain:

Perbuatan tersebut ditetapkan secara tegas kebolehannya oleh agama, misalnya


dengan ungkapan ayat atau hadits: "tidak mengapa, tidak ada halangan, tidak
berdosa...." Misalnya firman Allah dalam surat Al-Baqarah/2: 235.

Artinya: Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran
atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu.
c. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!
1) Prinsip Pertama: Tauhid

Prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada di bawah ketetapan yang sama
sebagai hamba Allah. Beberapa ayat yang menjelaskan tentang prinsip ini di
antaranya adalah:

Surat Al-A'raaf/7: 172

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam


dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan
kami). Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

Dari ayat tersebut nampak jelas bahwa seluruh manusia pada awalnya yaitu ketika
belum terlahir ke dunia (alam ruh) telah mengakui ke-esaan Allah SWT. Maka dalam
pandangan Islam pada dasarnya semua manusia mempunyai potensi dan kualitas yang
sama yaitu potensi bertauhid di mana hal tersebut pernah dikukuhkan/diakui
sebelumnya.

2) Prinsip Kedua: Keadilan


Prinsip keadilan ini mengandung pengertian bahwa hukum Islam yang mengatur
persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepada prinsip keadilan
yang meliputi hubungan antara individu dengan dirinya sendiri, individu dengan
manusia dan masyarakatnya serta hubungan antara individu dengan lingkungannya.
3) Prinsip Ketiga: Amar Ma'ruf Nahi Munkar Prinsip ketiga merupakan konsekuensi dari
prinsip pertama dan kedua.
Amar ma'ruf ini mengandung arti bahwa Hukum Islam ditegakkan untuk menjadikan
umat manusia dapat melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana
dikehendaki oleh Allah SWT. Sedangkan nahi munkar mengandung arti hukum
tersebut ditegakkan untuk mencegah terjadinya hal hal yang buruk yang dapat
meruntuhkan kehidupan bermasyarakat.
4) Prinsip Keempat: Kemerdekaan dan Kebebasan Prinsip ini mengandung maksud
bahwa hukum Islam tidak diterapkan berdasarkan paksaan, akan tetapi berdasarkan
penjelasan yang baik dan argumentatif yang dapat meyakinkan. Apakah manusia pada
akhirnya menolak atau menerima sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing
individu.
5) Prinsip Kelima: Persamaan
Prinsip persamaan mengandung arti bahwa pada dasarnya semua manusia adalah
sama meskipun faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik warna kulit, bahasa suku
bangsa dan lain-lain. Kesamaan tersebut, terutama dalam hal nilai kemanusiaannya.
Hukum Islam memandang perbedaan secara lahiriyah tidak menjadikan manusia
berbeda dari segi nilai kemanusiaannya.
6) Prinsip Keenam: Tolong-menolong
Prinsip ini mengajarkan bahwa sesama warga masyarakat harus saling menolong demi
tercapainya kemaslahatan bersama. Di antara ayat yang menjadi landasan prinsip
tersebut adalah surat Al-Maai'dah/5: 2.

Artinya: "... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...."

7) Prinsip Ketujuh: Toleransi


Prinsip ini mengajarkan bahwa hukum Islam mengharuskan kepada umatnya untuk
hidup penuh dengan suasana damai dan toleran. Toleransi ini harus menjamin tidak
dilanggamnya hukum Islam dan hak umat Islam.

d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi
kandungan An-Nisaa’/4:59!

Kata athi'u dalam ayat tersebut adalah perintah untuk memerintahkan suatu pekerjaan
agar dikerjakan. Pada umumnya kalimat perintah dalam al-Qur'an menuntut untuk
dikerjakan sehingga wajib hukumnya, meskipun ada pengecualian-pengecualian
tertentu sesuai dengan konteks ayat.

Secara hierarkis, penetapan hukum yang perlu ditaati oleh umat muslim menurut
Surah An Nisa ayat 59 di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Perintah Allah dengan mengamalkan isi Al Quran, melaksanakan hukum-hukum


yang telah ditetapkan-Nya. Bahkan sekalipun ketetapan itu dirasa berat dan tidak
sesuai dengan keinginan pribadi. Sebenarnya segala yang diperintahkan Allah itu
mengandung maslahat dan apa yang dilarang-Nya mengandung mudarat;
2) Ajaran-ajaran yang dibawa Rasulullah SAW pembawa amanat dari Allah untuk
dilaksanakan oleh segenap hamba-Nya. Sebab, Rasul ditugaskan Allah untuk
menjelaskan isi Al Quran kepada manusia;
3) Ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan ulil amri. Ulil amri artinya orang-
orang yang memegang kekuasaan di antara mereka. Apabila mereka telah sepakat
dalam suatu hal, maka umat muslim berkewajiban melaksanakannya. Tentunya
dengan catatan bahwa keputusan mereka tidak bertentangan dengan Al Quran dan
hadist.
4) Bila terjadi perbedaan pendapat dan tidak tercapai kata sepakat, maka wajib
dikembalikan kepada Al Quran dan hadis. Bila masih belum menemukan titik
temu, sebaiknya disesuaikan dengan (dikiaskan kepada) hal-hal yang memiliki
kemiripan dengan Al Quran dan sunah Rasulullah SAW.

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri
tauladan pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka
pendidikan dan pembinaan akhlak manusia.
a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125!
Akhlak dalam Islam bersumber kepada Al-Qur'an dan Sunnah sementara etika moral,
dll. bersumber pada akal atau budaya setempat, tetap saja bahwa semuanya
mempunyai keterkaitan yang sangat erat.

QS. An-Nahl/16:125, Ayat tersebut menjelaskan kepada kita agar kita mengajak
manusia kepada kebenaran itu dengan cara hikmah. Termasuk ke dalam makna
hikmah adalah cara penyampaian yang tidak menyakitkan orang yang didakwahinya
dengan cara bertahap disesuaikan dengan kemampuan objek dakwah dan dilakukan
tidak sekaligus. Ayat ini juga mengindikasikan keharusan memahami kondisi sosio-
kultural masyarakat, termasuk tradisi yang diwarisinya. Selama adat itu tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syara', maka ia bisa menjadi bagian yang harus
kita laksanakan termasuk perihal akhlak.

b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21!

Sunnah adalah segala hal yang disandarkan kepada Rasulullah baik berupa ucapan,
perbuatan, maupun perilaku. Termasuk ke dalam Sunnah adalah hal yang berkaitan
dengan akhlak Rasulullah. Sunnah sebagai sumber akhlak setelah Al-Qur'an
ditegaskan oleh Al Qur'an sendiri sebagaimana terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat
21.

Ayat ini jelas memerintahkan kepada kita agar mencontoh Rasulullah dalam segala
hal karena dalam diri Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik. Hal yang juga
mendukung Sunah sebagai sumber akhlak adalah risalah kenabian Muhammad Nabi
Muhammad diutus oleh Allah di muka bumi ini, tidak lain adalah untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak.

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya,
dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkannya. QS. Al-Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya
diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.
a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45:13
‫ن‬ ‫ن‬

Artinya: Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.

b. Jelaskan potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13

“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”. (QS
Al-Jatsiyah: 13)

artinya dalam fenomena alam yang selalu dihadapi dan mengiringi perjalanan hidup
umat manusia untuk dipahami, diteliti, sehingga lahirlah pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, seperti diisyaratkan dalam ayat-ayat di atas, yang mengetahui hakikat
alam ini hanyalah orang-orang yang mengetahui, yakni mereka yang intens bergerak
untuk mencari dan mencari karena kuriositasnya yang tinggi dengan memaksimalkan
kerja pikiran.

Anda mungkin juga menyukai