Anda di halaman 1dari 6

TUGAS (2)

NIM : 051610486
NAMA : Tika Indriyani
MATA KULIAH : Pendidikan Agama Islam
Kepada Yth Bapak / Ibu Tutor
Jawaban :

051610486 – Tika Indriyani


1. Melalui ayat tersebut, Allah memerintahkan hamba-nya untuk membaca Al-Qur’an dan
mendirikan shalat. Disebut dalam buku risalah khotbah: wasiat taqwa sepanjang masa karya amin
farih, shalat dapat mencegah pebuatan keji dan munkar. Shalat juga merupakan tiang agama umat
muslim yang mendirika shalat akan diberikan ganjaran pahala dan derajat mulia di sisi Allah Swt.
Dalam sebuah hadits rasullah SAW bersabda: “inti (pokok) segala perkara adalah islam dan
tiangnya (penopangnya) adalah shalat.”(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Tidak hanya berupa amalan lahiriyah, shalat juga menjadi ibadah yang menyangkut perkara
batiniyah seseorang. Apabila dilakukan secara benar, shalat bisa menjauhkan seorang muslim dari
hal-hal yang dilarang dalam islam. Karena sejatinya, Allah Swt telah menjadikan shalat sebagai
obat dari segala penyakit hati. Umat muslim yang mendirikan akan mendapat ketenangan,
sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasullah SAW berikut: “Dijadikan kesenangan dari dunia
berupa wanita dan minyak wangi. Dan dijadikanlah penyejuk hatiku melalui ibadah
sholat.”(HR.Ahmad dan An-Nasa’I)
2. Macam-macam hukum syariat
a. Wajib , yaitu suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseoang, maka orang yang
mengerjakan akan mendapat pahala dan apabila peruatan itu ditiggalkan maka akan mendapat
siksa. Ditinjau dari kepada siapa kewajiban tersebut dibebankan hukum wajib ada 2 macam:
 Wajib ‘ain yaitu kewajiban yang dibebankn oleh Allah Swt kepada setiap orang yang sudah
baligh (mukallaf). Artinya apabila dalam suatu masyarakat yang mengerjakan hanya sebagian
sementara yag lain tidak mengerjakan, maka yang tidak mengerjakan harus mempertanggung
jawabkan perbuatannya yaitu meninggalkan kewajiban. Misalnya kewajiban shalat,
membayar zakat.
 Wajib kifa’i (kifayah): kewajiban yang dibebankan dalam agama kepada kelompok orang yag
sudah baligh (mukallaf). Artinya: apabila ada salah seorang dari sekelompok tersebut telah
mengerjakan kewajiban yang dituntut itu, maka orang lain dalam kelompok tersebut yang
tidak mengerjakan maka semua orang mukallaf dalam kelompok masyarakat tersebut
berdosa, karna terabaikannya kewajiban tersebut. Misalnya: mendirikan rumah sakit islam,
membangun sekolah-sekolah yang mengajarkan agama islam, mengurus jenazah sesuai
dengan syariat islam.
b. Sunnah, yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan mendapat
pahala dan apabila ditinggalkan, maka orang yang meninggal tersebut tidak mendapat siksa.
Secara garis besar sunnah dapat dibagi dua macam, yaitu :

 Sunah muakkad, yaitu perbuatan yang amat sering dilakukan oleh Rasullah SAW,
bahkan jarang sekali beliau tinggalkan, kecuali hanya beberapa kali saja. Meskipun
demikian tetap dinamain sunnah karena bagi yang tidak mengerjakan tidak mendapat
siksa.
 Sunnah ghoiru muakkad, adalah suatu aktivitas atau perbuatan yang dianjurkan oleh
Rasullah SAW tetapi tuntutannya tidak sekuat sunnah muakad. Salah satu alasannya
adalah Nabi SAW pernah mengerjakan tetapi juga sering meninggalkannya

Page1|6
c. Haram, adalah segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan mendapat
pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat siksa.
d. Makruh, satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut ditinggalkan maka orang
yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka orang itu tidak mendapat
siksa.
e. Mubah, adalah perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang mengerjakan tidak mendapat
pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
3. Prinsip-prinsip hukum islam
a. Tauhid, menjelaskan bahwa seluruh manusia ada dibawah ketetaapan yang sama sebagai
hamba allah. Berdasarkan prinsip tauhid tersebut, maka pelaksanaan dan pengamalan hukum
islam merupakan suatu ibadah, yaitu penghambaan manusia kepada Allah SWT. Diantaranya
terdapat pada surah Al-A’raf/7:12 dan surah Ali-Imron/3:64. Dari ayat tersebut nampak jelas
bahwa seluruh manusia pada awalnya yaittu ketika belum lahir ke dunia (alam ruh) tela
mengakui ke-Esaan Allah SWT. Dengan demikian adalah suatu pelanggaran yang dinilai
berat oleh islam apabila ada manusia yang menuhankan sesama makhluk. Dari prinsip uum
tersebut terdapat prinsip khusus, diantaranya :
 Prinsip yang berhubungan langsung dengan Allah SWT tana perantara. Terdapat pada
surat Al-Baqarah/2 : 186 yang menjelaskan hal tersebut.
 Beban hukum , yang diciptakan oleh Allah bertujuan untuk kemaslahatan hidup
manusia, bukan untuk kepentingan Allah SWT. Sehingga Alla SWT pasti tidak akan
membebani hamba-Nya diluar batas kemampuannya. Diantaranya yang menjelaskan
prinsip ini adalah surat Al-Israa’/17 : 7 dan surat Al-Baqarah/2 : 185.
b. Keadilan ,mengandung pengertian bahwa hukum islam yang mengatur persoalan manusia
dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepad prinsip keadilan yang meliputi hubungan
antara individu dengan dirinya sendiri. Ayat yang menjelaskan prinsip ini terdapat pada surat
Al-Maai’dah/5: 8 dan surat Al-An’nam/6:152. Dari prisnip keadilan ini maka lahirlah kaidah
dalam hukum islam yang menyatakan bahwa hukum islam dalam prakteknya dapat
beradaptasi sesuai ruang dan waktu. Ketika terjadi perubahan, mka yang sulit menjadi udah
dan kemudahan tersebut sebatas tepenuhinya kebutuhan pokok.
c. Amar Ma’Ruf Nahi Munkar , merupka konsekuensi dari prinsip pertama dan kedua. Ma’ruf
ini mengandung arti bahwa hukum islam ditegakkan untuk menjadikan manusia dapat
melaksanakan hal-hal yng baik dan benar sebagaimana dikehendaki oleh Allah SWT.
Sedangkan Nahi Munkar mengandung arti hukum tersebut ditegakkan untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang buruk yang dapat meruntuhkan kehidupan bermasyarakat. Diantara
paparan al-qur’an menjelakan pada surat Ali-Imron/3:110 dan surat Ali-Imran/3 : 104
d. Kemerdekaan dan Kebebasan, mengandung maksud bahwa hukum Islam tidak diterapkan
berdasarkan paksaan, tetapi berdasarkan pnjelasan yang baik dan argumentatif yang dapat
meyakinkan. Beberapa ayat Al-Qur’an menjelaskan tentang prisnip ini pada surat A-
Baqarah/2: 256 dan surat Al-Kaafiruun/109:6.
e. Persamaan, mengandung arti bahwa pada dasarnya semua manusia adalah sama meskipun
faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik warna kulit, bahasa, suku, angsa dan lain-lain. Al-
quran menjelaskan pada surat Al-Hujuraat/49:13 dan surat Al-Israa’/17:70. Dari ayat terlihat
bahwa yang membedakan nilai manusia dlam pandangan hukum islam ukan karena ras, suku,
warna kulit dan sisi lahiriyah lainnya tetapi faktor ketaqwaannya dan manusia adalah
makhluk yang paling dimuliakan dibanding jenis makhluk yang lain.
f. Tolong – Menolong , mengajarkan bahwa sesama warga masyarakat harus saling monolong
demi tercapainya kemashlahatan bersama. Seperti penjelasan pada surat Al-Maa’idah/5 : 2

Page2|6
g. Toleransi , mengajarkan bahwa huum Islam mengharskan kepada umatnya untuk hidu penuh
dengan suasana dami dan toleran. Toleransi ini harus menjamin tidak dilanggarnya hukum
islam dan hak umat ismla. Ayat yang menjelaskan prinsip ini adalah surat
Al-Mumtahanah/60:8.
4. Posisi dan Fungsi sunnah
a. Menguatkan (muakkad) hukum suatu peristiwa yang telah ditetapkan hukumnya didalam Al-
Qur’an, beberapa peristiwa telah ditetapkan hukumnya oleh Al-Qur’an kemudian sunnah
Nabi SAW menguatkannya sehngga amalan tersebut ditetapkan oleh dua sumber hukum yaitu
Al-Qur’an d sunnah Nabi SAW. Misalnya shalat dan zakat telah ditetapkan hukumnya di
dalam Al-Qur’an diantaranya dalam Q.S.Al-Baqarah/2:43. Demikian juga berpuasa eah di
tetapkan oleh Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah/2:183. Sementara ibadah haji ditetapkan
oleh Allh dalam surat Ali- Imron/3: 97. Kemudian perbuatan-perbuatan tersebut dikuatkan
oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya sebagaimana diriwayatkan oleh imam muslim yang
bersumber sahabat Umar Bin Khattab r.a . diantara contoh yang berupa larangan antara lain:
(1) Allah SWT melarang berbuat syirik diisyaratkan dalam surat An-Nisaa’/4:48 (2) Allah
mengharamkan berbuat durhaka kepada kedua orang tua dengan firman-Nya dala surat Al-
Israa’/17 : 23. Larangan tersebut kemudian dikuatkan oleh Nabi SAW dalam hadistnya,
sebagaimana diriwayatkan oleh Imm Bukhori dan Imam Muslim.
b. Memberikan penjelasan terhadap ayat – ayat Al-Qur’an, memberikan penjelasan terhadap
ayat-ayat al-qur’an diantara lain dengan jalan :
 Memebrikan perincian teradapa ayat-ayat yang masih global, misalnya perintah shalat
yang harus dikerjakan dalam wakt – waktu tertentu, sebagimana di isyaratkan dalm
suat An-Nisaa’/4: 103. Kandungan ayat tersebut jelas masih global, maka Nabi SAW
kemudian menjelaskan secara terperinci tentang waktu – waktu shalat , syarat dan
rukunnya dengan cara praktek langsung yang kemudian beliau tegaskan dalam
sabdanya sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhori “shalatlah sebagimana
kalian melihat aku shalat” demikian halnya dengan perinta – perintah yang lain
seperti Zakat, Haji dan lain-lain
 Membatasi kemutlakannya, yang dimaksud adalah ada ayat – ayat yang masih
bersifat mutlak, tetapi kemudian Rasulullah membatasi kemutlakan ayat tersebut.
Contohnya adalah ketika seseorang sudah merasa dekat dengan ajalnya kemudian
mmbuat wasiat terkait dengan hartanya, maka Al-Qur’an tidak memberikan batasan,
seperti berapapun boleh. Namun kemudian Nabi SAW membatasi bahwa wasiat
diperbolehkan masikmal 1/3 dari harta yang akan ditinggalkan.
 Mengkhususkan atas ayat yang masih bersifat umum, beberapa ketentuan dalam Al-
Qur’an masih bersifat uum, kemudian Nabi SAW mengkhususkan(menthakis) atas
ketentuan tersebut. Yang dijelaskan dalam ayat 3 Al-Maa’idah.
c. Menciptakan hukum baru yag tidak terdapat dalam Al-Qur’an , tentang point ini vukup anyak
yang dapat dikemukakan, diantaranya adalah Nabi SAW menetapkan keharaman binatang
buas yang bertaring dan juga burung yang berkuku kuat. Hukum –hukum yang ditetapkan
Rasululah SAW secara mandiri tersebut meskipun bersumber dari ijtihad belaiu namun harus
diyakini bahwa hal tersebut pasti kebenarannya. Karena Nabi SAW terpelihara dari berbuat
salah (ma’shum) yang mengandung arti apabila ada ketetapan – ketetapan hukum agama yang
menurut pandangan Allah salah maka akan turun ayat yang menegurnya. Karena semua pada
hakikatknya adalah bersumber dari Allah maka mustahil kalau apa yang beliau ampaikan ini
bertentangan dengan Al-Qur;an.

Page3|6
5. Perbedaan Moral , Susila , Budi Pekerti , Etika dan Akhlak.

 Moral: Moral merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang mengatur


perilaku manusia dalam masyarakat. Moral mencakup nilai-nilai yang dianggap
benar atau salah, baik atau buruk, dan membentuk dasar dari tindakan dan
keputusan seseorang. Moral bersifat subjektif dan dapat berbeda antara individu,
budaya, atau agama.
 Susila: Susila adalah istilah yang digunakan dalam budaya Indonesia untuk
merujuk pada perilaku yang baik, sopan, dan sesuai dengan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Susila mencakup nilai-nilai seperti kejujuran,
kesopanan, dan tanggung jawab.
 Budi Pekerti: Budi pekerti adalah istilah yang digunakan dalam budaya Indonesia
untuk merujuk pada sikap dan perilaku yang baik, terutama dalam hubungan
sosial. Budi pekerti mencakup nilai-nilai seperti keramahan, kesopanan, dan
kebaikan hati.
 Etika: Etika adalah studi tentang apa yang dianggap benar atau salah, baik atau
buruk, dalam konteks moral. Etika mencakup prinsip-prinsip dan teori-teori yang
digunakan untuk memahami dan mengevaluasi tindakan manusia. Etika berfokus
pada pertimbangan rasional dan refleksi moral.
 Akhlak: Akhlak adalah istilah yang digunakan dalam Islam untuk merujuk pada
perilaku yang baik dan moralitas yang tinggi. Akhlak mencakup nilai-nilai seperti
kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Akhlak juga mencakup aspek spiritual dan
hubungan manusia dengan Tuhan.

Kaitan antara semuanya.


Semua konsep tersebut berkaitan erat dan saling melengkapi dalam membentuk perilaku
manusia yang baik dan moral. Berikut adalah kaitan antara moral, susila, budi pekerti, etika,
dan akhlak:

 Moral, susila, dan budi pekerti adalah konsep yang berkaitan dengan perilaku yang
baik dan sesuai dengan norma-norma sosial dalam masyarakat. Ketiganya mencakup
nilai-nilai yang dianggap penting dalam membentuk karakter dan sikap yang baik.
 Etika adalah studi tentang moral dan memberikan kerangka kerja untuk memahami
dan mengevaluasi tindakan manusia. Etika membantu kita memahami prinsip-prinsip
moral yang mendasari perilaku dan memberikan pedoman dalam mengambil
keputusan moral.
 Akhlak adalah konsep yang berkaitan dengan perilaku yang baik dalam konteks
agama, terutama dalam Islam. Akhlak mencakup nilai-nilai moral dan spiritual yang
membentuk karakter dan hubungan manusia dengan Tuhan.

Secara keseluruhan, moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak adalah konsep-konsep yang
saling terkait dan membantu manusia dalam mengembangkan perilaku yang baik, moral, dan
sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap penting dalam masyarakat.

Page4|6
Daftar Pustaka / Sumber Referensi
1. BMP MKDU 4221 Modul hal . 4,3 – 4,34
2. https://kumparan.com/berita-hari-ini/memahami-hukum-syariat-menurut-surat-al-ankabut-
ayat-45-tentang-perintah-shalat-1xVfJD64SrG
3. https://readmore.id/perbedaan-moral-susila-budi-pekerti-etika-dan-akhlak/

Page5|6

Anda mungkin juga menyukai