Anda di halaman 1dari 5

Jasmine Nafila

050439728
Pendidikan Agama Islam 1213

1. Hukum syariat yang berisi hukum dan aturan dalam menjalani kehidupan di dunia ini,
merupakan panduan menyeluruh untuk mengatasi permasalahan yang ada harus
mengikuti kitab Al-Quran dan aturan Islam. Contohnya adalah membaca kitab Al-Quran
dan perintah melaksanakan sholat mencegah perbuatan yang tidak baik yang dilarang
oleh agama karena saat sholat berarti kita mengingat Allah dan diharapkam kita
memperhatikan yang kita lakukan karena Allah melihat kita.
2.
- Wajib merupakan suatu perintah Allah yang harus dilakukan, jika tidak maka ia akan
mendapatkan dosa. Hukum wajib terbagi menjadi empat jenis berdasarkan bentuk
kewajibannya, yakni kewajiban waktu pelaksanaannya, kewajiban bagi orang
melaksanakannya, kewajiban bagi ukuran atau kadar pelaksanaannya, dan kandungan
kewajiban perintahnya.
Waktu pelaksanaannya:
Wajib muthlaq, wajib yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya. Seperti, meng-
qadha puasa Ramadan yang tertinggal atau membayar kafarah sumpah.
Wajib muaqqad, wajib yang pelaksanaannya ditentukan dalam waktu tertentu dan
tidak sah dilakukan di luar waktu yang ditentukan.
Orang yang melaksanakannya:
Wajib aini, kewajiban secara pribadi yang tidak mungkin dilakukan atau diwakilkan
orang lain. Misalnya, puasa dan salat.
Wajib kafa'i atau kifayah, kewajiban bersifat kelompok apabila tidak seorang pun
melakukannya maka berdosa semuanya dan jika beberapa melakukannya maka gugur
kewajibannya. Contohnya, sholat jenazah.
Ukuran atau kadar pelaksanaannya:
Wajib muhaddad, kewajiban yang harus sesuai dengan kadar yang sesuai ketentuan,
contohnya zakat.
Wajib ghairu muhaddad, kewajiban yang tidak ditentukan kadarnya, misalnya
menafkahi kerabat
- Sunnah adalah Orang yang melaksanakan berhak mendapat ganjaran (pahala), namun
tidak akan dosa bila ditinggalkan. Pembagian hukum sunnah berdasarkan tuntutan
untuk melakukannya di antaranya,

Sunah muakkad adalah perbuatan yang selalu dilakukan oleh nabi, di samping ada
keterangan yang menunjukkan bahwa perbuatan itu bukanlah sesuatu yang fardhu.
Contohnya, sholat witir.
Sunah ghairu mu'akad adalah sunnah yang dilakukan oleh nabi, tetapi tidak tidak
dilazimkan untuk berbuat demikian. Contohnya, sunah 4 rakat sebelum dzuhur dan
sebelum ashar.

- Makruh secara bahasa artinya mubghadh (yang dibenci). Jumhur ulama


mendefinisikan makruh sebagai larangan terhadap suatu perbuatan. Namun, larangan
tidak bersifat pasti, lantaran tidak ada dalil yang menunjukkan haramnya perbuatan
tersebut.
Artinya, orang yang meninggalkan larangan tersebut akan mendapat ganjaran berupa
pahala. Sebaliknya, orang tersebut tidak akan mendapat apa-apa bila tidak
meninggalkannya.
Para ulama membagi makruh ke dalam dua bagian, yakni:
Makruh tahrim adalah sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti. Contohnya
larangan memakai perhiasan emas bagi laki-laki.
Makruh tanzih adalah sesuatu yang diajurkan oleh syariat untuk meninggalkannya,
tetapi larangan tidak bersifat pasti. Contohnya memakan daging kuda saat sangat
butuh waktu perang.
- Hukum mubah memberikan pilihan bagi seseorang untuk mengerjakan atau
meninggalkannya. Bila dikerjakan, orang tersebut tidak dijanjikan ganjaran pahala.
Tetapi, tidak pula dilarang dalam mengerjakannya.
Artinya jika sesuatu bersifat mubah, maka tidak ada pahala atau dosa jika dilakukan.
- Haram adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT dan rasulNya. Orang yang melanggar
mendapat dosa, sementara orang yang meninggalkannya dijanjikan pahala.
3. Tawhid: Prinsip ini mengacu pada keyakinan akan keesaan Allah. Hukum Islam
didasarkan pada prinsip ini, yang menekankan bahwa Allah adalah satu-satunya otoritas
tertinggi dalam menetapkan hukum dan aturan.
Adil: Prinsip ini menekankan pentingnya keadilan dalam hukum Islam. Hukum harus
diterapkan secara adil kepada semua individu tanpa memandang status sosial, ekonomi,
atau agama mereka.
Maqasid al-Shariah: Prinsip ini mengacu pada tujuan-tujuan utama hukum Islam, yaitu
menjaga dan melindungi lima aspek penting dalam kehidupan manusia, yaitu agama,
jiwa, akal, keturunan, dan harta benda.
Ijtihad: Prinsip ini mengacu pada upaya interpretasi dan penafsiran hukum Islam oleh
para ulama. Ijtihad memungkinkan hukum Islam untuk berkembang dan menyesuaikan
dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Maslahah: Prinsip ini menekankan pentingnya kemaslahatan atau kepentingan umum
dalam menetapkan hukum Islam. Hukum harus memperhatikan kepentingan umum dan
mempromosikan kesejahteraan masyarakat.
Istishab: Prinsip ini mengacu pada prinsip keberlanjutan atau asumsi bahwa sesuatu tetap
berlaku kecuali ada bukti yang menunjukkan sebaliknya. Dalam konteks hukum Islam,
prinsip ini digunakan untuk mempertahankan status quo kecuali ada alasan yang kuat
untuk mengubahnya.
Istislah: Prinsip ini mengacu pada prinsip kepentingan umum atau kemaslahatan. Jika
tidak ada hukum yang spesifik dalam Islam untuk suatu masalah, prinsip ini
memungkinkan penggunaan pertimbangan kepentingan umum untuk menetapkan hukum
yang sesuai.

4. Posisi Sunnah

Posisi sunnah dalam Islam sebagai sumber hukum. Para ulama juga telah berkonsensus
dasar hukum Islam adalah Al-Qur'an dan sunnah. Dari segi urutan tingkatan dasar Islam,
sunnah menjadi dasar hukum Islam (tasyri'iyyah) kedua setelah Al-Qur'an.
Fungsi Sunnah
Sunnah berfungsi sebagai penjelas atau tambahan terhadap Al-Qur'an. Tentunya pihak
penjelas diberikan peringkat kedua setelah pihak yang dijelaskan.
Teks Al-Qur'an sebagai pokok asal, sedangkan sunnah sebagai penjelas (tafsir) yang
dibangun karenannya. Dengan demikian, segala uraian dalam sunnah berasal dari Al-
Qur'an.
Al-Qur'an mengandung segala permasalahan secara paripurna dan lengkap, baik
menyangkut masalah duniawi maupun ukhrawi, tidak ada suatu masalah yang tertinggal.
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surat Al-An'am ayat 8:
‫َم ا َفَّر ۡط َنا ِفى اۡل ـِكٰت ِب ِم ۡن َش ۡى ٍء‌ ُثَّم ِاٰل ى َر ِّبِه ۡم ُيۡح َش ُر ۡو َن‬
maa farratnaa fil Kitaabi min shai'in summa ilaa Rabbihim yuhsharuun
Artinya: Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada
Tuhan mereka dikumpulkan.
Keterangan Al-Qur'an sangat sempurna tidak meninggalkan sesuatu. Namun untuk
penjelasan secara global, perlu diterangkan secara rinci dari sunnah.
5. - Moral merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang mengatur perilaku manusia
dalam masyarakat. Ini adalah seperangkat norma yang bersifat universal, yang berlaku
untuk semua individu tanpa terkecuali. Moral adalah pedoman yang membimbing
individu dalam membuat keputusan yang tepat, yang sesuai dengan nilai-nilai etika yang
diakui secara luas.
- Susila, di sisi lain, lebih berkaitan dengan nilai-nilai lokal dan budaya suatu
masyarakat. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti kejujuran, kesopanan, tanggung
jawab, dan norma-norma sosial yang menjadi pedoman dalam interaksi sehari-hari.
Susila bisa bervariasi dari satu kawasan ke kawasan lain, tergantung pada budaya,
adat istiadat, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut.
- Budi pekerti adalah istilah yang umumnya digunakan dalam konteks pendidikan
karakter. Ini mengacu pada perilaku yang baik, sopan santun, dan etika dalam
pergaulan sehari-hari. Budi pekerti mendorong individu untuk berperilaku dengan
baik, menjaga etika, dan menunjukkan sopan santun dalam berbagai situasi.
- Etika melibatkan pemikiran kritis tentang apa yang dianggap benar atau salah dalam
tindakan manusia. Ini mencakup pertimbangan moral dan prinsip-prinsip yang
mendasari tindakan individu. Etika seringkali digunakan dalam konteks budaya
tertentu, dan pemahaman tentang etika dapat bervariasi dari satu masyarakat ke
masyarakat lain.
- Akhlak merujuk pada perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama
manusia, dan lingkungan sekitarnya. Ini mencakup aspek-aspek moral yang berkaitan
dengan hubungan manusia dengan entitas ilahi, perilaku mereka terhadap sesama
manusia, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan alam.

Anda mungkin juga menyukai