Anda di halaman 1dari 4

Nama : ilham pribadi

Nim :050288056

1. Hukum syariat adalah aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah dalam agama Islam untuk
mengatur kehidupan umat Muslim. Ayat yang dimaksud dalam pertanyaan ini adalah QS. Al-
Ankabut/29: 45. Berikut adalah penjelasan mengenai isi kandungan ayat tersebut:

Ayat tersebut berbunyi: "Bacalah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran),
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan."

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan umat Muslim untuk membaca Al Quran yang
merupakan wahyu-Nya. Selain itu, umat Muslim juga diperintahkan untuk mendirikan shalat.
Shalat memiliki manfaat yang besar, yaitu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Shalat juga merupakan bentuk pengingat kepada Allah yang memiliki keutamaan yang lebih
besar dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. Allah juga mengetahui segala perbuatan yang
dilakukan oleh umat Muslim.

Dengan demikian, isi kandungan ayat ini menekankan pentingnya mempelajari Al Quran,
melaksanakan shalat, dan mengingat Allah dalam kehidupan sehari-hari. Hukum syariat
dalam konteks ini adalah mengikuti perintah Allah yang terdapat dalam Al Quran dan
menjalankan ibadah-ibadah yang ditetapkan-Nya.

2. Lima Macam Hukum Islam

-Hukum Wajib: Hukum wajib adalah hukum yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim.
Pelanggaran terhadap hukum wajib dapat berakibat dosa. Contoh hukum wajib adalah
shalat lima waktu, puasa Ramadan, dan membayar zakat.

-Hukum Sunnah: Hukum sunnah adalah hukum yang dianjurkan tetapi tidak wajib
dilaksanakan. Melaksanakan hukum sunnah akan mendapatkan pahala, tetapi tidak ada
dosa jika tidak dilakukan. Contoh hukum sunnah adalah shalat sunnah rawatib, puasa
sunnah Senin-Kamis, dan membaca Al-Quran setiap hari.

-Hukum Mustahabb: Hukum mustahabb adalah hukum yang dianjurkan dan diberi pahala
jika dilaksanakan, tetapi tidak ada dosa jika tidak dilakukan. Contoh hukum mustahabb
adalah berinfaq secara sukarela, berdoa sunnah setelah shalat, dan berpuasa pada hari
Arafah.

-Hukum Makruh: Hukum makruh adalah hukum yang dianjurkan untuk tidak dilakukan.
Melakukan hukum makruh tidak berdosa, tetapi akan mendapatkan pahala jika dihindari.
Contoh hukum makruh adalah makan sambil berdiri, berbicara saat adzan dikumandangkan,
dan tidur setelah shalat subuh.

-Hukum Haram: Hukum haram adalah hukum yang dilarang keras dan berdosa jika
dilakukan. Melanggar hukum haram dapat berakibat dosa besar. Contoh hukum haram
adalah mengonsumsi alkohol, berzina, dan mencuri.
3. Tujuh Macam Prinsip-Prinsip Umum Hukum Islam

-Tawhid: Prinsip ini mengacu pada keyakinan akan keesaan Allah. Hukum Islam didasarkan
pada prinsip ini, yang menekankan bahwa Allah adalah satu-satunya otoritas tertinggi dalam
menetapkan hukum dan aturan.

-Adil: Prinsip ini menekankan pentingnya keadilan dalam hukum Islam. Hukum harus
diterapkan secara adil kepada semua individu tanpa memandang status sosial, ekonomi,
atau agama mereka.

-Maqasid al-Shariah: Prinsip ini mengacu pada tujuan-tujuan utama hukum Islam, yaitu
menjaga dan melindungi lima aspek penting dalam kehidupan manusia, yaitu agama, jiwa,
akal, keturunan, dan harta benda.

-Ijtihad: Prinsip ini mengacu pada upaya interpretasi dan penafsiran hukum Islam oleh para
ulama. Ijtihad memungkinkan hukum Islam untuk berkembang dan menyesuaikan dengan
perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.

-Maslahah: Prinsip ini menekankan pentingnya kemaslahatan atau kepentingan umum


dalam menetapkan hukum Islam. Hukum harus memperhatikan kepentingan dan
kesejahteraan umat manusia.

-Istishab: Prinsip ini mengacu pada prinsip keberlanjutan atau asumsi bahwa keadaan yang
ada akan tetap berlaku kecuali ada bukti yang jelas untuk mengubahnya. Prinsip ini
digunakan dalam menetapkan hukum Islam ketika tidak ada nash (teks hukum) yang
spesifik.

-Istislah: Prinsip ini mengacu pada prinsip kepentingan umum atau kemaslahatan. Jika suatu
tindakan atau keputusan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, meskipun tidak ada
nash yang spesifik, maka tindakan atau keputusan tersebut dapat diterima dalam hukum
Islam.

Semua prinsip-prinsip ini berperan penting dalam membentuk hukum Islam dan memastikan
bahwa hukum tersebut adil, sesuai dengan tujuan-tujuan Islam, dan dapat mengakomodasi
kebutuhan masyarakat.

4. Posisi dan Fungsi Sunnah terhadap Al-Qur'an

Sunnah adalah sumber hukum kedua dalam agama Islam setelah Al-Qur'an. Posisi dan
fungsi Sunnah terhadap Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

-Penjelasan dan Tafsir: Sunnah memberikan penjelasan dan tafsir terhadap ayat-ayat Al-
Qur'an yang mungkin memerlukan konteks atau interpretasi lebih lanjut. Hadis-hadis Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬menjelaskan makna dan aplikasi praktis dari ajaran-ajaran Al-Qur'an.

-Pelengkap: Sunnah melengkapi ajaran-ajaran Al-Qur'an dengan memberikan petunjuk dan


contoh konkret tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al-
Qur'an. Sunnah memberikan panduan tentang ibadah, etika, hukum, dan tata cara
kehidupan sehari-hari.
-Pemahaman Kontekstual: Sunnah membantu memahami konteks historis dan sosial di
mana Al-Qur'an diturunkan. Sunnah memberikan wawasan tentang situasi dan kondisi saat
wahyu diturunkan, sehingga memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang maksud
dan tujuan ayat-ayat Al-Qur'an.

-Penjaga dan Pelindung: Sunnah berfungsi sebagai penjaga dan pelindung Al-Qur'an dari
penyelewengan dan penyalahgunaan. Sunnah memberikan pedoman tentang bagaimana
menjaga keaslian dan keotentikan Al-Qur'an serta mencegah penambahan atau
pengurangan dalam teks Al-Qur'an.

-Sumber Hukum: Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Qur'an.
Sunnah memberikan petunjuk hukum yang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur'an,
seperti hukum waris, pernikahan, dan perdagangan. Sunnah juga memberikan panduan
tentang tata cara ibadah, seperti shalat dan puasa.

Dengan demikian, Sunnah memiliki posisi yang penting dan fungsi yang sangat relevan
terhadap Al-Qur'an. Sunnah membantu memahami, menerapkan, dan menjaga ajaran-
ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.

5. Perbedaan Moral, Susila, Budi Pekerti, Etika, dan Akhlak

-Moral: Moral merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang mengatur perilaku
manusia dalam masyarakat. Moral mencakup nilai-nilai yang dianggap benar atau salah,
baik atau buruk, dan membentuk dasar dari tindakan dan keputusan seseorang. Moral
bersifat subjektif dan dapat berbeda antara individu, budaya, atau agama.

-Susila: Susila adalah istilah yang digunakan dalam budaya Indonesia untuk merujuk pada
perilaku yang baik, sopan, dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Susila mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, kesopanan, dan tanggung jawab.

-Budi Pekerti: Budi pekerti adalah istilah yang digunakan dalam budaya Indonesia untuk
merujuk pada sikap dan perilaku yang baik, terutama dalam hubungan sosial. Budi pekerti
mencakup nilai-nilai seperti keramahan, kesopanan, dan kebaikan hati.

-Etika: Etika adalah studi tentang apa yang dianggap benar atau salah, baik atau buruk,
dalam konteks moral. Etika mencakup prinsip-prinsip dan teori-teori yang digunakan untuk
memahami dan mengevaluasi tindakan manusia. Etika berfokus pada pertimbangan rasional
dan refleksi moral.

-Akhlak: Akhlak adalah istilah yang digunakan dalam Islam untuk merujuk pada perilaku
yang baik dan moralitas yang tinggi. Akhlak mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan,
dan kasih sayang. Akhlak juga mencakup aspek spiritual dan hubungan manusia dengan
Tuhan.

-Kaitan Antara Semuanya

Semua konsep tersebut berkaitan erat dan saling melengkapi dalam membentuk perilaku
manusia yang baik dan moral. Berikut adalah kaitan antara moral, susila, budi pekerti, etika,
dan akhlak:
Moral, susila, dan budi pekerti adalah konsep yang berkaitan dengan perilaku yang baik dan
sesuai dengan norma-norma sosial dalam masyarakat. Ketiganya mencakup nilai-nilai yang
dianggap penting dalam membentuk karakter dan sikap yang baik.

Etika adalah studi tentang moral dan memberikan kerangka kerja untuk memahami dan
mengevaluasi tindakan manusia. Etika membantu kita memahami prinsip-prinsip moral yang
mendasari perilaku dan memberikan pedoman dalam mengambil keputusan moral.

Akhlak adalah konsep yang berkaitan dengan perilaku yang baik dalam konteks agama,
terutama dalam Islam. Akhlak mencakup nilai-nilai moral dan spiritual yang membentuk
karakter dan hubungan manusia dengan Tuhan.

Secara keseluruhan, moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak adalah konsep-konsep
yang saling terkait dan membantu manusia dalam mengembangkan perilaku yang baik,
moral, dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap penting dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai