Anda di halaman 1dari 4

1.

‫ٱْتُل َم ٓا ُأوِح َى ِإَلْيَك ِم َن ٱْلِكَٰت ِب َو َأِقِم ٱلَّص َلٰو َة ۖ ِإَّن ٱلَّص َلٰو َة َتْنَهٰى َع ِن ٱْلَفْح َش ٓاِء َو ٱْلُم نَك ِر‬
‫َو َلِذ ْك ُر ٱِهَّلل َأْك َبُر ۗ َو ٱُهَّلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن‬
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Melalui ayat tersebut, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk membaca
Alquran dan mendirikan shalat. Disebutkan dalam buku Risalah Khotbah:
Wasiat Taqwa Sepanjang Masa karya Amin Farih, shalat dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar.
Shalat juga merupakan tiang agama. Umat Muslim yang mendirikan shalat akan
diberikan ganjaran pahala dan derajat mulia di sisi Allah Swt. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah
shalat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Tidak hanya berupa amalan lahiriyah, shalat juga menjadi ibadah yang
menyangkut perkara batiniyah seseorang. Apabila dilakukan secara benar, shalat
bisa menjauhkan seorang Muslim dari hal-hal yang dilarang dalam Islam. Umat
Muslim yang memahami hakikat kedudukan shalat seharusnya tidak melakukan
perbuatan keji dan mungkar lagi. Ia akan menghindari dosa zina, judi,
meminum khamr, dan lain sebagainya.

2.)

1. Wajib, yaitu petintah melakukan sesuatu secara pasti yang bila dilakukan
mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan mendapatkan sanksi.

2. Sunah, yakni anjuran untuk dilakukan. Bila dilakukan mendapatkan


pahala, tetapi bila ditinggalkan tidak mendapatkan sanksi.

3. Makruh, yakni anjuran untuk meninggalkan. Namun, bila dilakukan tidak


mendapatkan sanksi.

4. Mubah, yakni pilihan yang boleh dilakukan dan ditinggalkan.

5. Haram, yakni perintah untuk meninggalkan. Bila tidak meninggalkan


(melakukan yang dilarang) maka akan mendapatkan sanksi.

3.)
 Prinsip Tauhid; Prinsip ini menegaskan bahwa seluruh bangunan hukum
Islam adalah bermuara pada mengesakan Tuhan, yaitu Allah SWT.
Dengan prinsip tauhid, pelaksanaan suatu hukum akan bermakana
sebagai ibadah.
 Prinsip Keadilan; Prinsip keadilan memiliki makna bahwa hukum Islam
yang mengatur persoalan manusia dari berbagai aspek harus dilandaskan
pada keadilan yang meliputi hubungan antara dirinya sendiri, masyarakat,
maupun dengan Allah SWT.
 Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar; Amar makruf nahi munkar
memiliki arti hukum Islam yang ditegakkan untuk menjadikan manusia
dapat melaksanakan hal-hal secara baik dan benar sesuai yang
dikehendaki Allah SWT sehingga tidak terjadi keburukan dalam
kehidupan bermasyarakat.
 Prinsip al-Hurriyah (Kemerdekaan dan Kebebasan); Prinsip ini
mengandung makna bahwa hukum Islam tidak ada paksaan. Artinya,
manusia dapat menolak dan menerima hukum Islam namun tetap harus
bertanggung jawab akan keputusannya.
 Prinsip Musawah (Persamaan); Hukum dalam agama Islam tidak
membedakan derajat, suku, ataupun fisik dengan manusia lainnya. Semua
manusia di hadapan Allah SWT adalah sama. Adapun yang
membedakannya adalah ketakwaan.
 Prinsip Al-Ta’awun (Tolong Menolong) dan Al-Shura
(Musyawarah); Prisip ini menjelaskan dalam menjalani hidup ini,
sesama manusia hendaknya saling tolong-menolong, saling bahu-
membahu baik dalam ranah sosial, hukum, dan lainnya. Dalam
melakukan ijtihad (penggalian hukum Islam), sebaiknya dilakukan secara
jama'i (kolektif) dengan melibatkan setiap pihak yang kompeten dalam
bidangnya, serta bidang-bidang yang ada keterkaitan dengan permasalhan
yang akan dikaji status hukumnya.
 Prinsip Al-Tasamuh (Toleransi); Prinsip toleransi menegaskan bahwa
pebedaan pandangan dalam melihat sebuah hukum, karena perbedaan
teori, metode dan pendekatan yang dipakai dalam penggalian hukum
Islam hendaknya masing-masing berlapang dada menerimanya sebagai
keniscayaan dalam realitas kehidupan yang plural.

4.)

1. Penjelasan dan Tafsir Al-Qur'an

Sunnah memberikan penjelasan dan tafsir yang mendalam terhadap ayat-ayat Al-
Qur'an. Sunnah seringkali memberikan konteks historis dan kontekstual yang
diperlukan untuk memahami makna sebenarnya dari ayat-ayat Al-Qur'an. Contoh-
contoh dari kehidupan Nabi Muhammad SAW sering kali memberikan ilustrasi
langsung tentang bagaimana ajaran-ajaran Al-Qur'an harus diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Pelengkapan Hukum dan Praktik Keagamaan

Sunnah melengkapi ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam hal hukum dan praktik


keagamaan.Banyak aspek hukum Islam dan praktik ibadah yang tidak secara eksplisit
dijelaskan dalam Al-Qur'an, tetapi diterangkan melalui hadis-hadis dan contoh-contoh
dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. Sunnah memberikan landasan penting bagi
pengembangan fiqih (hukum Islam) dan tata cara ibadah yang diikuti oleh umat Islam.

3. Model Perilaku dan Etika

Sunnah menawarkan model perilaku dan etika yang dijadikan teladan bagi umat
Muslim. Kehidupan Nabi Muhammad SAW mencerminkan prinsip-prinsip etika,
moralitas, dan akhlak yang merupakan bagian penting dari ajaran Islam. Contoh-
contoh kesabaran, kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan keramahan yang ditunjukkan
oleh Nabi Muhammad SAW memberikan panduan konkret bagi umat Muslim dalam
mengembangkan karakter yang baik dan bertanggung jawab.

4. Pengklarifikasi dan Pembantahan Pemahaman Salah

Sunnah juga berfungsi sebagai alat untuk mengklarifikasi dan membantah


pemahaman yang salah atau keliru terhadap ajaran Al-Qur'an.Dalam beberapa kasus,
terdapat interpretasi atau pemahaman yang salah terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang
dapat diselesaikan melalui referensi kepada sunnah yang benar.

5.)

 Moral: Moral merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang


mengatur perilaku manusia dalam masyarakat. Moral mencakup nilai-
nilai yang dianggap benar atau salah, baik atau buruk, dan membentuk
dasar dari tindakan dan keputusan seseorang. Moral bersifat subjektif dan
dapat berbeda antara individu, budaya, atau agama.
 Susila: Susila adalah istilah yang digunakan dalam budaya Indonesia
untuk merujuk pada perilaku yang baik, sopan, dan sesuai dengan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat. Susila mencakup nilai-nilai
seperti kejujuran, kesopanan, dan tanggung jawab.
 Budi Pekerti: Budi pekerti adalah istilah yang digunakan dalam budaya
Indonesia untuk merujuk pada sikap dan perilaku yang baik, terutama
dalam hubungan sosial. Budi pekerti mencakup nilai-nilai seperti
keramahan, kesopanan, dan kebaikan hati.
 Etika: Etika adalah studi tentang apa yang dianggap benar atau salah,
baik atau buruk, dalam konteks moral. Etika mencakup prinsip-prinsip
dan teori-teori yang digunakan untuk memahami dan mengevaluasi
tindakan manusia. Etika berfokus pada pertimbangan rasional dan refleksi
moral.
 Akhlak: Akhlak adalah istilah yang digunakan dalam Islam untuk
merujuk pada perilaku yang baik dan moralitas yang tinggi. Akhlak
mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang.
Akhlak juga mencakup aspek spiritual dan hubungan manusia dengan
Tuhan.
 Kaitan Antara Semuanya
Semua konsep tersebut berkaitan erat dan saling melengkapi dalam membentuk perilaku
manusia yang baik dan moral. Berikut adalah kaitan antara moral, susila, budi pekerti,
etika, dan akhlak:
 Moral, susila, dan budi pekerti adalah konsep yang berkaitan dengan perilaku yang
baik dan sesuai dengan norma-norma sosial dalam masyarakat. Ketiganya mencakup
nilai-nilai yang dianggap penting dalam membentuk karakter dan sikap yang baik.
 Etika adalah studi tentang moral dan memberikan kerangka kerja untuk memahami
dan mengevaluasi tindakan manusia. Etika membantu kita memahami prinsip-prinsip
moral yang mendasari perilaku dan memberikan pedoman dalam mengambil
keputusan moral.
 Akhlak adalah konsep yang berkaitan dengan perilaku yang baik dalam konteks
agama, terutama dalam Islam. Akhlak mencakup nilai-nilai moral dan spiritual yang
membentuk karakter dan hubungan manusia dengan Tuhan.
Secara keseluruhan, moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak adalah konsep-konsep
yang saling terkait dan membantu manusia dalam mengembangkan perilaku yang baik,
moral, dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap penting dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai