Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS 2

Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Agama Islam MKWU4101
Dosen : Moh. Awang Nuryaddin, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Adhi Mulyanto
050171713

ILMU HUKUM S-1


JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Hukum syariat adalah aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah dalam
agama Islam untuk mengatur kehidupan umat Muslim. Ayat yang dimaksud
dalam pertanyaan ini adalah QS. Al-Ankabut/29: 45. Berikut adalah penjelasan
mengenai isi kandungan ayat tersebut:

Ayat tersebut berbunyi: "Bacalah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Al


Kitab (Al Quran), dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).
Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan umat Muslim untuk membaca Al


Quran yang merupakan wahyu-Nya. Selain itu, umat Muslim juga
diperintahkan untuk mendirikan shalat. Shalat memiliki manfaat yang besar,
yaitu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat juga merupakan
bentuk pengingat kepada Allah yang memiliki keutamaan yang lebih besar
dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. Allah juga mengetahui segala perbuatan
yang dilakukan oleh umat Muslim.

Dengan demikian, isi kandungan ayat ini menekankan pentingnya


mempelajari Al Quran, melaksanakan shalat, dan mengingat Allah dalam
kehidupan sehari-hari. Hukum syariat dalam konteks ini adalah mengikuti
perintah Allah yang terdapat dalam Al Quran dan menjalankan ibadah-ibadah
yang ditetapkan-Nya.
2. Berikut adalah lima macam hukum Islam beserta penjelasannya:
1) Hukum Wajib: Hukum wajib adalah hukum yang harus dilaksanakan
oleh setiap Muslim. Pelanggaran terhadap hukum wajib dapat berakibat
dosa. Contoh hukum wajib adalah shalat lima waktu, puasa Ramadan, dan
membayar zakat.
2) Hukum Mustahabb: Hukum mustahabb adalah hukum yang dianjurkan
untuk dilaksanakan, tetapi tidak wajib. Melakukan hukum mustahabb akan
mendapatkan pahala, tetapi tidak ada dosa jika tidak dilakukan. Contoh
hukum mustahabb adalah shalat sunnah rawatib, membaca Al-Qur'an
setiap hari, dan memberikan sedekah secara rutin.
3) Hukum Makruh: Hukum makruh adalah hukum yang sebaiknya
dihindari, tetapi tidak berdosa jika dilakukan. Melakukan hukum makruh
tidak akan mendapatkan pahala, tetapi juga tidak mendapatkan dosa.
Contoh hukum makruh adalah makan sambil berdiri, berbicara saat adzan
dikumandangkan, dan mengucapkan kata-kata kasar.
4) Hukum Mubah: Hukum mubah adalah hukum yang diperbolehkan untuk
dilakukan atau tidak dilakukan. Tidak ada pahala atau dosa yang diperoleh
dari melaksanakan hukum mubah. Contoh hukum mubah adalah makan,
minum, dan tidur.
5) Hukum Haram: Hukum haram adalah hukum yang dilarang keras untuk
dilakukan. Melanggar hukum haram akan mendapatkan dosa. Contoh
hukum haram adalah mengonsumsi alkohol, berzina, dan mencuri.
3. Tujuh Macam Prinsip-Prinsip Umum Hukum Islam:
1) Tawhid: Prinsip ini mengacu pada keyakinan akan keesaan Allah. Hukum
Islam didasarkan pada prinsip ini, yang menekankan bahwa Allah adalah
satu-satunya otoritas tertinggi dalam menetapkan hukum dan aturan.
2) Adil: Prinsip ini menekankan pentingnya keadilan dalam hukum Islam.
Hukum harus diterapkan secara adil kepada semua individu tanpa
memandang status sosial, ekonomi, atau agama mereka.
3) Maqasid al-Shariah: Prinsip ini mengacu pada tujuan-tujuan utama
hukum Islam, yaitu menjaga dan melindungi lima aspek penting dalam
kehidupan manusia, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda.
4) Ijtihad: Prinsip ini mengacu pada upaya interpretasi dan penafsiran
hukum Islam oleh para ulama. Ijtihad memungkinkan hukum Islam untuk
berkembang dan menyesuaikan dengan perubahan zaman dan kebutuhan
masyarakat.
5) Maslahah: Prinsip ini menekankan pentingnya kemaslahatan atau
kepentingan umum dalam menetapkan hukum Islam. Hukum harus
memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
6) Istishab: Prinsip ini mengacu pada prinsip keberlanjutan atau asumsi
bahwa keadaan yang ada akan tetap berlaku kecuali ada bukti yang jelas
untuk mengubahnya. Prinsip ini digunakan dalam menetapkan hukum
Islam ketika tidak ada nash (teks hukum) yang spesifik.
7) Istislah: Prinsip ini mengacu pada prinsip kepentingan umum atau
kemaslahatan. Jika suatu tindakan atau keputusan dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat, meskipun tidak ada nash yang spesifik, maka
tindakan atau keputusan tersebut dapat diterima dalam hukum Islam.

Semua prinsip-prinsip ini berperan penting dalam membentuk


hukum Islam dan memastikan bahwa hukum tersebut adil, sesuai dengan
tujuan-tujuan Islam, dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat.
4. Posisi dan Fungsi Sunnah terhadap Al-Qur'an:

Sunnah adalah segala perkataan, perbuatan, dan persetujuan yang


dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Posisi dan fungsi sunnah terhadap Al-
Qur'an adalah sebagai berikut:

1) Penjelasan dan Tafsir: Sunnah memberikan penjelasan dan tafsir


terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang mungkin memerlukan konteks atau
interpretasi lebih lanjut. Sunnah membantu memahami makna dan aplikasi
praktis dari ajaran Al-Qur'an.
2) Pengembangan Hukum Islam: Sunnah juga berperan dalam
mengembangkan hukum Islam. Al-Qur'an memberikan prinsip-prinsip
dasar, sedangkan sunnah memberikan contoh konkret dan petunjuk dalam
mengatur kehidupan sehari-hari umat Islam.
3) Pemeliharaan dan Penjagaan: Sunnah berperan dalam pemeliharaan dan
penjagaan Al-Qur'an. Sunnah membantu menjaga keaslian dan keotentikan
Al-Qur'an dengan memberikan contoh bagaimana Al-Qur'an diterapkan
dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam pada masa itu.
4) Pengembangan Ibadah: Sunnah juga memberikan petunjuk dalam
pengembangan ibadah. Contohnya, dalam menjalankan shalat, puasa,
zakat, dan haji, sunnah memberikan contoh dan tata cara yang diikuti oleh
umat Islam.
5. Perbedaan Moral, Susila, Budi Pekerti, Etika, dan Akhlak:

Perbedaan antara moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak adalah sebagai
berikut:

1) Moral: Moral merujuk pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mengatur


perilaku manusia dalam hubungannya dengan orang lain. Moral mencakup
apa yang dianggap benar dan salah, baik dan buruk, dan membentuk dasar
dari tindakan manusia.
2) Susila: Susila adalah konsep yang berkaitan dengan perilaku yang
dianggap baik dan benar dalam masyarakat. Susila mencakup norma-
norma dan aturan-aturan yang mengatur tindakan manusia agar sesuai
dengan nilai-nilai yang dihormati dalam masyarakat.
3) Budi Pekerti: Budi pekerti merujuk pada sikap dan perilaku yang
mencerminkan kesopanan, kebaikan hati, dan sikap yang baik terhadap
orang lain. Budi pekerti melibatkan sikap saling menghormati, sopan
santun, dan kepedulian terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
4) Etika: Etika adalah studi tentang prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang
mengatur perilaku manusia. Etika mencakup pemikiran kritis tentang apa
yang benar dan salah, serta bagaimana manusia seharusnya bertindak
dalam berbagai situasi.
5) Akhlak: Akhlak merujuk pada karakter dan moralitas individu. Akhlak
mencakup sikap, perilaku, dan kebiasaan yang mencerminkan nilai-nilai
moral yang dipegang oleh individu. Akhlak melibatkan kesadaran diri,
pengendalian diri, dan upaya untuk menjadi pribadi yang baik.

Kaitan antara moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak adalah
bahwa semuanya berhubungan dengan perilaku manusia dan nilai-nilai
yang mengatur tindakan tersebut. Moral dan susila adalah dasar dari budi
pekerti, yang kemudian menjadi landasan bagi etika. Akhlak adalah hasil
dari penerapan nilai-nilai moral, susila, budi pekerti, dan etika dalam
kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai