Anda di halaman 1dari 62

KEPUTUSAN PEMBELIAN MI SAMYANG DITINJAU

DARI LABELISASI HALAL, HALAL AWARENESS,


HARGA, DAN PROMOSI

( Studi Pada konsumen Mi Samyang Generasi Z di Kabupaten Kudus)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Penyelesaian Tugas Akhir

dalam Bidang Manajemen Bisnis Syariah (MBS)

Oleh:

Putri Indah Lestari


NIM : 1820310213

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN 2021/2022

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan industri halal yang berkembang pesat hingga saat ini dapat
menarik perhatian berbagai kalangan. Seiring berkembangnya zaman serta
teknologi banyak bermunculan aneka produk olahan makanan yang diragukan
kehalalannya. Bahan tidak halal tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan
baku, bahan tambahan ataupun bahan penolong di berbagai produk olahan,
sebab dianggap lebih ekonomis. Munculnya produk-produk baru di Indonesia
memberi tantangan tersendiri bagi para konsumen muslim untuk menentukan
produk makanan dan minuman halal, terlebih ketika produk makanan tersebut
berasal dari Negara yang penduduknya sebagian besar beragama non-
muslim.1
Tingginya pembelian makanan korea atau fenomena Korean wave di
indonesia membuat adanya tantangan unik di media sosial untuk menyantap
makanan instan ini (Samyang Noodle Challenge), hal tersebut membuat
masyarakat Indonesia khususnya anak muda berbondong-bondong untuk
membeli samyang. Meskipun sudah tersertifikasi halal, konsumen tetap harus
memperhatikan bungkus/kemasan saat membeli makanan tersebut, sebab
tidak semua produk Samyang halal meskipun memiliki varian rasa yang
sama. walaupun di produksi di satu Perusahan, namun terdapat perbedaan
kandungan dan kualitas di dalamnya,hal ini yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen.
Mengonsumsi produk halal merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat
muslim. Suatu negara perlu menjamin produk yang terdapat dinegaranya
mengeluarkan sertifikasi halal terutama untuk negara yang mayoritas
masyarakatnya muslim, Indonesia Sebagai negara mayoritas muslim,

1
LPPOM-MUI,”Prosedur Sertifikat/Ketetapan Halal MUI, 1 Desember 2021, diakses pada 4
Januari 2022, https://www.halalmui.org.

2
senantiasa harus selalu memperhatikan tentang suatu perdagangan apakah
telah memenuhi syarat-syarat Islam seperti kehalalan produk makanan
maupun minuman yang akan di jual di masyarakat. Tujuan dari Sertifikasi
Halal pada produk makanan dan minuman, obat-obatan, kosmetik serta
produk lainnya dilakukan guna memberikan kepastian status kehalalan,
sehingga dapat menentramkan batin konsumen dalam mengonsumsinya.2
Sertifikasi halal merupakan fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai syariat Islam melalui
pemeriksaan yang terperinci oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan
dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Setiap konsumen
mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi serta jaminan barang ataupun jasa, sehingga setiap
produsen perusahaan berkewajiban untuk membagikan informasi kepada
konsumennya bahwa produk makanan dan minuman tersebut halal atau
haram untuk dikonsumsi melalui logo halal yang dikeluarkan oleh LPPOM
MUI.3
Halal artinya produk yang memenuhi syariat kehalalan sesuai dengan
syariat islam, yaitu bahan tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan
(seperti bahan-bahan yang berasal dari organ manusia,serta kotor-kotoran),
semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih berdasarkan
syariat islam serta semua makanan dan minuman yang tidak mengandung
khamar.4 Hal yang perlu diperhatikan konsumen sebelum mengkonsumsi
suatu produk yaitu memahami bahasa/tulisan, nama produk, nomor
regristrasi, label halal, dan daftar bahan yang digunakannya.5
Kehalalan menjadi parameter pada proses pemilihan produk. Ketentuan
ini membuat keterbatasan pada setiap produk makanan yang akan memasuki
2
LPPOM-MUI,”Prosedur Sertifikat/Ketetapan Halal MUI, 1 Desember 2021, diakses pada 4
Januari 2022, https://www.halalmui.org.
3
Friska Ester dan I Ketut Sandi Sudarsana, Peranan Sertifikasi Halal Bagi Konsumen Dalam
Aspek Perlindungan Konsumen, Artikel Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Udayana, 5.
4
Girindra A, Pengukir Sejarah Sertifikat Halal: LPPOM MUI, Jakarta (2005),67.
5
Lupi Ayu Lestari dkk., “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food (studi di Kota Bengkulu)”, Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Syariah Dan Sosial 6, no.1 (2021):19.

3
pasar utama muslim. Peraturan pemerintah No. 69 tahun 1999 pada pasal 1
ayat 3 Label pangan yaitu setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar,tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, dimasukan kedalam, ditempelkan, atau bagian kemasan pangan, yang
selanjutnya dalam peraturan pemerintah ini disebut label.6
Labelisasi halal merupakan pencantuman ataupun persyaratan halal pada
kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk tersebut benar-benar
halal dan bahan-bahan yang dikandungnya tidak mengandung unsur-unsur
yang diharamkan. Adapun mengenai pelabelan halal, pelaku usaha pangan
wajib mencantumkan label halal di dalam atau pada kemasan pangan. Hal ini
berlaku baik untuk produsen domestik maupun produsen pangan impor yang
memasuki Indonesia. Pencantuman label terdapat di dalam atau pada
kemasan pangan yang ditampilkan dengan Bahasa Indonesia secara tegas dan
jelas sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat.7 Dengan begitu bagi
produk yang tidak mencantumkan label halal pada produknya, dianggap
belum mendapatkan persetujuan oleh lembaga yang berwenang (LPPOM
MUI) untuk diklasifikasikan dalam produk yang halal dan masih diragukan
kehalalannya.8
Penelitian yang dilakukan Lupi Ayu Lestari dkk pada tahun 2021 dengan
judul pengaruh harga, promosi, produk, label halal, terhadap keputusan
membeli Frozen Food di Kota Benkulu, menyatakan bahwa hasil dari
penelitian tersebut adalah harga, promosi, produk, dan label halal
berpengaruh signifikan terhadap minat membeli, serta secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap minat membeli froze food di Kota Bengkulu.
Penelitian yang dilakukan Anggalia dkk, pada tahun 2020 dengan judul
“Measurement Social Media Marketing dan Sertifikasi Halal Terhadap Minat
Beli Produk Makanan Pada Aplikasi Belanja Online Shopee” menyatakan

6
JDIH BPK RI, Peraturan Pemerintah (PP) Label dan Iklan Pangan, Nomor 69 Tahun 1999
7
May Lim Charity, “Jaminan Produk Halal di indonesia” Jurnal Legislasi Indonesia 14,
no.1, (2017): 101.
8
Alfian&Marpuang, “Analisis Pengaruh Label Halal, Brand dan Harga Terhadap Keputusan
pembelian di Kota Medan”, At-Tawassuth: jurnal ekonomi Islam 2 , no.1 (2017):126.

4
bahwa Sertifikasi halal berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk
makanan pada aplikasi belanja online Shopee. Penelitian lain yang dilakukan
Muhammad Munir dkk., pada tahun 2019 mengenai Pengaruh Pengetahuan
Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness) dan Label Halal Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura, menghasilkan penemuan bahwa
label halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
produk Jamu Madura. Sedangkan hasil uji F menunjukkan bahwa
pengetahuan halal, kesadaran halal dan label halal secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kaputusan pembelian produk
Jamu Madura.9
Mayoritas masyarakat muslim kurang memperhatikan pentingnya
mengetahui komposisi pembuatan produk, baik yang berupa makanan atau
minuman, hal ini mengakibatkan banyak oknum yang secara sengaja
melakukan pencampuran antara bahan yang halal dengan bahan yang tidak
halal. Masih banyak konsumen di Indonesia yang tetap membeli makanan di
toko atau warung makan tanpa ada label halal yang dicantumkan pada produk
tersebut. Halal Awareness ialah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen muslim guna mencari serta mengkonsumsi produk halal sesuai
dengan syariat Islam. Kesadaran seorang muslim ditandai dengan adanya
pengetahuan mengenai proses penyembelihan, komposisi/bahan makanan,
dan kebersihan makanan sesuai dengan hukum Islam.
Penelitian yang dilakukan Distya Riski Hapsari dkk., pada tahun 2019
dengan judul Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal terhadap Keputusan
Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor, menyatakan bahwa variabel logo
halal dan kesadaran halal berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.10 Penelitian mengenai The Effect of Halal Certification, Halal
Awareness and Product Knowledge on Purchase Decisions for Halal
Fashion Products yang di lakukan Arif Efendi pada tahun 2020, Halal
9
Muhammad Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness)
dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”, Agroindustrial
Technology Journal 3, no.2 (2019):95
10
Distya Riski Hapsari dkk., “Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal terhadap Keputusan
Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor”, Jurnal Agroindustri Halal 5, no.2 (2019):196.

5
Awareness memiliki dampak positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian, artinya semakin tinggi tingkat pemahaman seseorang tentang
produk halal, semakin tinggi keinginan mereka untuk membeli. perspektif
tentang pentingnya menggunakan produk halal di masyarakat.11
Penelitian mengenai pengaruh pengetahuan halal, kesadaran halal (halal
awareness), dan label halal terhadap keputusan pembelian produk jamu, yang
dilakukan M. Munir dkk., pada tahun 2019 dan hasil dari penelitian tersebut
ialah pengetahuan halal secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian produk jamu madura. Sedangkan
kesadaran halal secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian produk jamu Madura, dan label
halal secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk jamu Madura.12
Harga menjadi salah satu faktor konsumen untuk menentukan keputusan
pembelian pada produk Selain label halal dan kesadaran halal. Harga juga
digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen sebelum melakukan
transaksi. Konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan kualitas serta
harga yang akan mereka bayar. Banyak konsumen yang beranggapan bahwa
produk yang mahal akan sebanding dengan kualitas yang diberikan oleh
produk tersebut. tetapi, produsen juga harus memperhatikan kualitas yang
baik dengan harga yang cenderung lebih murah, hal ini dilakukan dengan
harapan supaya minat beli konsumen meningkat dan berlanjut pada
pengambilan keputusan pembelian yang akan dilakukan.13 Penetapan harga
yang salah dapat menyebabkan jumlah penjualan pada suatu produk tidak
dapat maksimal yang mengakibatkan jumlah penjualan menurun serta pangsa
11
Arif effendi, “The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge
on Purchase Decisions for Halal Fashion Products”, Journal of Digital Marketing and Halal
Industry 2, no.2 (2020):145.
12
M. Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness) dan
Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”, Agroindustrial Technology
Journal 3, no.2 (2019):95
13
Ellyza Safitri dkk.,“Pengaruh Kesadaran Halal, Harga, Keragaman, Produk dan Promosi
Penjualan Terhadap Perilaku Impulse Buying Produk Kosmetik di Kalangan Mahasiswi
Universitas Kuala”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Islam 3, no.1 (2021):3.

6
pasarnya berkurang. Oleh karena itu, dalam penetapan harga perusahaan
harus dapat menentukan harga penjualan sesuai dengan pangsa pasar yang
akan dituju agar penjualan produk dan pangsa pasar semakin meningkat.
Penelitian yang dilakukan Asrizal Efendy.N dan M. Taufik Lesmana
pada tahun 2018 dengan judul Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart di
Kota Medan) menyatakan hasil dari penelitian ini adalah Ada pengaruh
positif dan signifikan secara parsial harga dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian konsumen dan Ada pengaruh positif dan signifikan
secara simultan harga dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian
konsumen.14
Penelitian yang dilaukan Penelitian yang dilakukan Hernama dkk., pada
tahun 2021, dengan judul Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan
Mahasiswa. Hasil dari penelitian ini adalah variabel harga berpengaruh positif
dan segnifikan terhadap keputusan pembelian produk mi instan impor di
kalangan mahasiswa.15
Penelitian yang dilakukan Penelitian yang dilakukan Harun Al Rasyid
dan Agus Tri Indah dengan judul Pengaruh Inovasi Produk dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang
Selatan, menghasilkan penemuan bahwa variabel Harga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha di Tangerang
Selatan.16
Perusahaan memasarkan produknya dengan melakukan promosi.
Promosi merupakan alat yang bisa membantu produsen/pengecer untuk

14
Asrizal Efendy dkk., “Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart di Kota Medan)”, Prosiding Seminar Nasional
Vokasi Indonesi 1 (2018):83
15
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG Jurnal 15, no.2 (2021):53

16
Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah, “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan”, Jurnal Perspektif 16,
no.1 (2018):47.

7
mencapai tujuannya. promosi terdiri dari promosi penjualan moneter
(contohnya diskon harga, kupon, potongan, serta paket harga) dan non
moneter (contohnya undian, hadiah gratis, serta program loyalitas). Promosi
memancing dua reaksi antara lain, peningkatan konsumsi, yaitu lebih banyak
kuantitas produk yang didapat dan penyimpanan produk untuk masa depan,
yaitu tindakan konsumen mengantisipasi pembeliannya.
Penelitian yang dilakukan Charlie Bernando dan Arief Bowo pada tahun
2017 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Harga Dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C. hasil
dari penelitian ini adalah secara simultan (bersama-sama) kedua variabel
bebas yaitu (persepsi harga dan promosi) memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Enervon–C di Tip-Top
Ciputat.17
Hasil yang dikemukakan oleh Maria Agatha dkk., penelitian yang
dilakukan pada tahun 2020 dengan judul pengaruh promosi terhadap
keputusan pembelian (studi pada pemilihan tempat kos mahasiswa di
tulungagung) menyatakan hasil dari penelitian ini adalah promosi pengaruh
secara segnifikan dan persial terhadap keputusan pembelian tempat kos.
Penelitian yang dilakukan Aris Ariyanto dkk., pda tahun 2020 mengenai
pengaruh store atmosphere dan promosi terhadap keputusan pembelian pada
alfamart BSD Tangerang Selatan, menunjukan bahwa Store Atmosphere dan
promosi berpengaruh secara segnifikan terhadap keputusan pembelian.
Label Halal, Kesadaran Halal, Harga dan promosi sangat berdampak
terhadap keputusan pembelian. Sebagai contoh penelitian adalah mi samyang.
Kuliner yang berasal dari korea ini menjadi sangat popular di Indonesia.
Kepopuleran jenis mi instan ini dikarenakan maraknya fenomena Korean
Wave yang tengah melanda Indonesia, Selain itu lidah Indonesia yang
menggemari aneka makanan pedas juga mendukung berkembangnya tren mi
samyang. Jenis mi instan ala Korea ini memang berbeda dari mi instan pedas
17
Charlie Bernando dan Arief Bowo, “Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C” Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis 1,
no.3 (2017):13.

8
yang biasa ditemui di Indonesia, mi instan ini memang mempunyai rasa yang
super pedas dengan porsi jumbo serta lembaran mi yang lebih tebal dan besar.
Varian mi goreng ini juga dikenal sebagai fire noodles.18
Makanan instan yang berasal dari korea tersebut sebenarnya bernama
Buldalk Bokkeummyeon, sedangkan samyang adalah nama perusahaan yang
memproduksi mi instan ini yaitu Samyang Foods. Karena huruf yang ada
dalam kemasan yang bisa dibaca oleh orang Indonesia (huruf romanji) adalah
Samyang, jadi mi ini disebut sebagai mi samyang. Padahal samyang ialah
perusahaan pembuatnya. Dari latar belakang tersebut maka peneliti ingin
meneliti faktor apa saja yang bisa menjadi preferensi atau selera konsumen
dalam membeli produk mi Samyang.
Menganalisis penelitian yang dilakukan oleh Lupi Ayu Lestari dkk., pada
tahun 2021 terkait pengaruh harga, promosi, produk, label halal, terhadap
keputusan membeli Frozen Food di Kota Benkulu, menyatakan bahwa harga,
promosi, produk, dan label halal berpengaruh segnifikan terhadap minat
membeli, serta secara bersama-sama berpengaruh segnifikan terhadap minat
membeli froze food di Kota Bengkulu.
Penelitian ini berfokus pada keputusan pembelian mi samyang. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, disini peneliti ingin
menambah variabel kesadaran halal, serta dalam penelitian ini objek yang
akan di teliti adalah produk dari mi Samyang dan masyarakat Kabupaten
Kudus sebagai populasinya. Berdasarkan research gap yang dimaksud,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan tempat, variabel
dan metode yang berbeda dengan penelitian terdahulu,sehingga di harapkan
hasilnya dapat membuktikan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Keputusan Pembelian Mi Samyang Ditinjau dari

18
Tirto.id,”Bagaimana Samyag dan Rasa Pedas akan Menguasai Dunia,31 Desember, 2016,
diakses pada 10 Januari 2022, http://tirto.id/bagaimana-samyang-dan-rasa-pedas-akan-menguasai-
dunia-cdtf.

9
Labelisasi Halal, Halal Awareness, Harga dan Promosi (Studi pada
Konsumen Mi Samyang generasi Z di Kabupaten Kudus)”
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang permasalahan
penelitian diatas, maka dapat di buat suatu rumusan terkait masalah yang
akan diteliti adalah:
1. Bagaimana pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan pembelian
Konsumen Mi Samyang?
2. Bagaimana pengaruh Halal awareness Terhadap Keputusan Pembelian
Kosumen Mi samyang?
3. Bagaimana Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Mi samyang?
4. Bagaimana Pengaruh promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Mi Samyang?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas, maka tujuan


penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh labelisasi halal terhadap


keputusan pembelian pada konsumen mi Samyang di Kabupaten kudus.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh halal awareness terhadap
keputusan pembelian pada konsumen mi Samyang di Kabupaten Kudus.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
pada konsumen mi Samyang di Kabupaten Kudus.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi terhadap keputusan
pembelian pada konsumen mi Samyang di Kabupaten Kudus.

10
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi berbagai kalangan. Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui bagaimana
pengaruh labelisasi halal, halal awareness, harga, dan promosi terhadap
keputusan pembelian konsumen. Informasi ini sebagai bahan masukan
bagi pemimpin perusahaan untuk membuat label halal, halal awareness,
harga, dan promosi.
2. Bagi Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
semua pihak yang berminat terhadap bidang manajemen pemasaran
terutama yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan diharapkan dapat
menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang manajemen
pemasaran, yaitu yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan
komunikasi pemasaran, khusunya mengenai label halal, halal awareness,
harga, dan promosi terhadapa keputusan pembelian konsumen.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis mengenai
manajemen pemasaran. Selain itu penelitian ini juga berguna sebagai
syarat akademis untuk menyelesaikan stara 1 Jurusan Manajemen Bisnis
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kudus.

11
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan sebuah gambaran serta garis besar dari masing-masing bagian,
sehingga kedepanya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah,
Berikut merupakan sistematika penulisan yang akan penulis susun adalah
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang
permasalahan yang mendasari dilakukanya penelitian,
rumusan masalah dari penelitian, tujuan dan manfaat yang
ingin dicapai dalam penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teoritik dan Pengembangan Hipotesis

Bab ini menguraikan tentang deskripsi teori, penelitian


terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis yang
berhubungan dengan latar belakang apakah labelisasi halal,
halal awareness, harga, dan promosi mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen Mi Samyang.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian


yang terdiri dari gambaran umum konsumen mi Samyang
di Kabupaten Kudus, deskriptif data penelitian dan
responden, uji reabilitas dan validitas, deskroptif variabel
penelitian, hasil analisis data uji hipotesis, pembahasan dan
penilaian deskriptif responden terhadap masing-masing
variabel.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

12
Bab ini berisi dari gambaran objek penelitian karakteristik
responden, data deskriptif variabel penelitian, analisis data,
hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Penutup

Bab ini memuat tentang simpulan, keterbatasan, dan saran


yang didasarkan pada hasil pembahasan bab IV,
keterbatasan penelitian, serta saran bagi instasi/lembaga dan
penelitian yang akan datang.

13
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Manajemen Pemasara
Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari
pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan”. Ketika eBay menyadari bahwa orang tidak mampu
menemukan beberapa barang yang paling mereka inginkan, perusahaan
tersebut menciptakan lelang online. Begitu pula dengan ketika IKEA
menyadari bahwa orang menginginkan perabot yang bagus dengan harga
yang lebih murah, perusahaan tersebut menciptakan perabot murah.
Dua perusahaan ini menunjukan kecerdasan pemasaran dan mengubah
kebutuhan pribadi atau sosial menjadi peluang bisnis yang menguntungkan
pemasaran yaitu suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan
dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Manajemen
pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran
potensional berpikir tentang car-cara untuk mencapai respons yang
diinginkan pihak lain.19
Pemasar (Market) adalah seseorang yang mecari respons-perhatian,
pembelian,dukungan, sumbangan dari pihak lain yang disebut preospek
(Prospect), jika dua pihak tersebut pemasar. Pemasar bertanggung jawab
atas manajemen permintaan. Manajer pemasaran berusaha mempengaruhi
tingkat,waktu,dan komposisi permintaan untuk mencapai tujuan
organisasi.20 Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan
19
Philip Kolther an Kevin Lane Keller, MarketingPemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 1,
(Jakarta: erlangga, 2008):5.
20
Philip Kolther an Kevin Lane Keller, MarketingPemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 1, 8.

14
konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan
produknya dengan baik.
Pemasar juga harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen
mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar yang mengerti perilaku
konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan
konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga
pemasar dapat menyusun stategi pemasaran yang sesuai. Tidak dapat
diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan memiliki
kemampuan bersaing yang lebih baik.
2. Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen umumnya dikembangkan Engel et al yaitu
tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh,
mengonsumsi, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang
mendahului dan menyusul tindakan ini.. Studi ini bertujuan untuk
menemukan prinsip-prinsip perilaku konsumen untuk dapat memperoleh
implikasi praktis dan saran untuk memprediksi dan mempengaruhi
keputusan konsumen.
Memahami bagaimana perilaku konsumen akan memberi sumbangsih
bagi perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran yang nantinya akan
diimplementasikan dalam memperkenalkan dan mempromosikan produk
mereka ke pasar. Artinya ketika suatu produk hendak diproduksi, jauh
sebelumnya telah diketahui apa yang menjadi kebutuhan serta keinginan
konsumen. Menurut Mowen dan Minor peilaku konsumen adalah studiunit-
unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan,
penggunaandan pembelian,serta penentuan barang, jasa maupun ide.21

21
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai:
Himpunan Jurnal Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2003):7.

15
Faktor-faktor utama penentu keputusan pembelian konsumen. Ada
tiga utama yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan
yaitu:
1) Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap, dan
kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologis yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sikap mempengaruhi
kepercayaan dan kepercayaan mempengaruhi sikap. Kepribadian
merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Kepribadian merupakan pola individu untuk merespon stimulus yang
muncul dari lingkungannya. Setelah membeli dan mengkonsumsi produk,
konsumen akan merasa puas atau tidak puas. Jika puas konsumen akan
melakukan pembelian ulang di lain waktu. Sebaliknya, jika tidak puas,
konsumen tidak akan melakukan pembelian di lain waktu.
2) Faktor situasional
Faktor situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana tempat
belanja, waktu berbelanja, dan penggunaan produk, dan kondisi saat
pembelian. Keadaan sarana dan prasarana tempat belanja mencakup
tempat parkir, gedung, eksterior dan interior toko, tempat ibadah, dan
lain sebagainya. Kondisi saat pembelian produk adalah sehat, senang,
sedih, kecewa, atau sakit hati. Kondisi konsumen saat melakukan
pembelian akan mempengaruhi pembuatan keputusan konsumen.
3) Faktor social
Faktor sosial mencakup undang-undang/ peraturan, keluarga, kelompok
referensi, kelas sosial, dan budaya.
a. Sebelum memutuskan untuk membeli produk, konsumen akan
mempertimbangkan apakah produk tersebut diperolehkan atau tidak
oleh aturan/undang-undang yang berlaku.
b. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak. Anak yang baik tentu akan
melakukan pembelian produk jika ayah atau ibunya menyetujui.

16
c. Untuk kelompok referensi, contohnya kelompok referensi untuk ibu-
ibu (kelompok pengajian, PKK, dan arisan), remaja ( kelompok boy
band, girl band, tim basket idola, dan tim bola terkenal), dan bapak-
bapak (kelompok pengajian, kelompok penggemar motor besar,
kelompok penggila bola, dan kelompok pecinta ikan, burung).
d. Untuk kelas sosial yang ada di masyarakat, contohnya kelas atas,
menengah, dan bawah.
e. Untuk budaya dan subbudaya,contohnya suku Sunda, Jawa, Batak,
Madura. Tiap suku/etnis mempunyai budaya/ subbudaya yang
berada.22
3. Labelisasi Halal

Label merupakan bagian dari suatu produk yang memberikan


informasi tentang apa yang ada dalam penjual dan produk itu sendiri. Label
ialah merek, nama, istilah, tanda, lambang, atau desain yang di maksudkan
guna mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau kelompok penjual
dan mendiferensiasikan mereka dari pesaing. Pemberian label (labeling)
merupakan elemen produk yang sangat penting yang patut memperoleh
perhatian dengan tujuan untuk menarik para konsumen. Label harus berisi
nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi,
informasi gizi, tanggal kadaluarsa, isi produk, dan keterangan legalitas.23

Halal ialah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat untuk


dikonsumsi.Allah SWT memerintahkan kepada hambanya supaya memakan
makanan yang halal lagi baik, tidak hanya halal namun harus kedua-duanya.
Karena, makanan sangat berpengaruh kepada jiwa dan sikap hidup.24
Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang berbeda
namun mempunyai keterkaitan satu sama lain. Hasil dari kegiatan sertifikai

22
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai:
Himpunan Jurnal Praktis,:24.
23
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2013):124.
24
Muchamad Fauzi,“Fatwa dan Problematika Penetapan Hukum Halal di Indonesia”,
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 4, no.1, (2018):53.

17
halal adalah diterbitkanya sertifikasi halal, apabila produk yang dimaksud
telah memenuhi ketentuan sebagai produk halal.25

Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal


pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud
berstatus sebagai produk halal.26 Dalam perkembangan produk samyang
yang mengusung label halal menimbulkan pertanyaan sejauh manakah label
halal pada produk samyang dapat mempengaruhi keputusan pembelian
dengan melihat keadaan saat ini, label halal sering dikorelasikan dengan
ajaran agama tertentu, pada kenyataannya label halal yang disematkan pada
berbagai produk justru memiliki manfaat yang bisa dirasakan oleh semua
orang tanpa harus memandang agama. Disisi lain produk samyang juga
merupakan produk impor yang perlu mempertahankan citra mereknya
supaya tidak kalah dengan produk luar negeri lainnya yang sedang melejit.

Lembaga yang diberi wewenang oleh Pemerintah pada proses


sertifikasi halal ialah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sertifikat MUI
berbentuk fatwa yang tertulis Majelis Ulama Indonesia yang ditetapkan
berdasarkan dengan syariat Islam yang menetapkan kehalalan suatu produk,
Logo Sertifikasi Halal yang di sah kan oleh BPOM dan digunakan oleh
BPPOM MUI adalah logo berbentuk bundar/lingkaran dengan tulisan Halal
dalam aksara Arab di tengahnya.

25
Bambang sugeng Ariadi Subagyono dkk., Perlindungan Konsumen Muslim Atas Produk
halal,(Surabaya:CV.Jakad Media Publishing, 2019):22.
26
Dwi Edi Wiowo,“Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Oleh
Konsumen Muslim Terhadap Produk Makanan Di Kota Pekalongan”, Indonesian Journal Of
Halal 1, no.1 (2018):75.

18
Gambar 2.1

Sumber: www.halalmui.org

a. Tujuan dari Labelisasi Halal

Label halal pada sebuah produk dapat dicantumkan dalam kemasan


apabila produk tersebut telah mendapat sertifikat halal oleh LPPOM MUI.
Tujuan dari sertifikasi halal yaitu pengakuan secara sah/legal formal bahwa
produk yang dikeluarkan telah memenuhi ketentuan halal. Sedangkan
labelisasi halal bertujuan untuk memenuhi tuntutan pasar (konsumen) secara
universal, tujuan lain yang sangat mendasar adalah melindungi akidah para
konsumen terutama yang beragama Islam. Dengan adanya labelisasi, para
konsumen muslim tidak akan ragu dalam mengkonsumsi sesuatu yang
dibutuhkan. Tiga sasaran utama yang ingin dicapai adalah:27

a) Menguntungkan konsumen dengan memberikan perlindungan serta


kepastian hukum.
b) Menguntungkan produsen dengan meningkatnya daya saing serta omset
produksi dalam penjualan.
c) Menguntungkan pemerintah dengan mendapatkan tambahan pemasukan
terhadap kas Negara.

27
Burhanuddin, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat Halal, Jakarta,
(2011):56.

19
b.Prosedur sertifikasi Halal MUI

Berlakunya Undang-Undang Repubik Indonesia No.33 Tahun 2014


tentang jaminan produk halal, maka produk tertentu yang dipasarkan di
Indonesia harus mempunyai sertifikasi halal. Oleh sebab itu, LPPOM MUI
mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dengan menyediakan layanan
pemeriksaan kehalalan produk yang dipasarkan di Indonesia. Tahap
prosedur sertifikasi halal adalah sebagai berikut:28

Gambar 2.2

Sumber: www.halalmui.org

1. Permohonan STTD ke BPJPHP = Permohonan diajukan secara tertulis


kepada kepala BPJPH bersama dokumen pendaftaran.
2. Pendaftaran di sistem CEROL = Pendaftaran pemeriksaan ke LPPOM
MUI melalui sistem CEROL (www.e-lppommui.org).
3. Preaudit dan pembayaran akad = LPOOM MUI melakukan preaudit
sementara perusahaan melakukan pembayaran pemeriksaan kehalalan

28
LPPOM-MUI Halal,”Prosedur sertifikasi halal MUI untuk Produk yang beredar di
Indonesia,” Jakarta, 26 September 2021, diakses pada 20 Januari 2022, https://www.halalmui.org.

20
4. Penjadwalan audit = Perusahaan dan Auditor menyepakati jadwal
pelaksanaan audit.
5. Pelaksanaan audit = Auditor memeriksa penerapan sistem jaminan
halal yang mencakup 11 kriteria SJH.
6. Rapat auditor dan analisis Lab = Pembahasan hasil audit dalam rapat
auditor dan LPPOM MUI menguji sampel bahan/produk.
7. Keputusan status SJH = Penilaian kecukupan pemenuhan Kriteria SJH
untuk lanjut ke rapat komisi fatwa.
8. Rapat komisi fatwa = Penetapan kehalalan produk oleh komisi fatwa
MUI.
9. Penertiban ketetapan halal MUI dan status/sertifikat SJH = Perusahaan
memperoleh ketetapan halal MUI dan status/sertifikat SJH.
10. Penerbitan sertifikat halal = Perusahaan memperoleh sertifikat halal
dari BPJPH berdasarkan ketetapan halal MUI.

c. Dasar Hukum Halal dalam Al-Qur’an

Firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 168:

ِ ‫ض ح ٰلاًل طَيِّبا ۖ َّواَل َتتَّبِعوا خطُٰو‬


‫ت الشَّْي ٰط ۗ ِن‬ ‫مِم ىِف‬ ٓ‫ٰاي‬
ُ ُْ ً َ ِ ‫َّاس ُكلُ ْوا َّا ااْل َْر‬ ُ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫ي‬
َُّ
ِ
‫ٌ انَّهٗ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِنْي‬
Artinya: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu”.
(QS.Al-Baqarah: 168)29

29
QS. Al-Baqarah ayat 168, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)

21
Allah memerintahkan umat-Nya mengonsumsi makanan yang sehat dan
bergizi juga halal. Hal ini juga disebutkan dalam Alquran surat Al A’raf
ayat 157:

ِ ‫وحُيِ ُّل هَل م الطَّيِّب‬


َ ‫ات َوحُيَِّر ُم َعلَْي ِه ُم اخْلَبَاِئ‬
‫ث‬ َ ُُ َ
Artinya:“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Al A’raf:
157).30

Berikut hadist yang membahas tentang halal :

‫ت َر ُس ْو َل‬ ِ َ َ‫ان ب ِن ب ِش ٍ ر ِضي اهلل عْنهما ق‬ ِ ‫عن َأيِب عب ِد‬


ِ ‫اهلل النُّعم‬
ُ ‫ مَس ْع‬:‫ال‬ َ
َُ ُ َ َ َ ‫رْي‬ ْ َ ْ َْ ْ َ
ِ ِ
ٌ ‫ ِإ َّن احْلَالَ َل َبنِّي ٌ َوِإ َّن احْلَ َر َام َبنِّي‬: ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َي ُق ْو ُل‬
َ ‫اهلل‬
‫ فَ َم ِن َّات َقى‬،‫َّاس‬ ِ ‫ات الَ َي ْعلَ ُم ُه َّن َكثِْي ٌر ِم َن الن‬ ٌ ‫َو َبْيَن ُه َم ا ُُأم ْوٌر ُم ْش تَبِ َه‬
‫ات وقَ َع يِف‬ ِ ُّ ‫ ومن وقَ ع يِف‬،‫ات َف َق ْد اس تَبرَأ لِ ِدينِ ِه و ِعر ِض ِه‬ ِ ‫الش به‬
َ ‫الش ُب َه‬ َ َ ْ ََ ْ َ ْ َْ ْ َ ُ ُّ
‫ َأالَ َوِإ َّن‬،‫ك َأ ْن َي ْرتَ َع فِْي ِه‬ ُ ‫عى َح ْو َل احْلِ َمى يُ ْو ِش‬ ِ ‫الر‬
َ ْ َ َّ ‫ َك‬،‫احْلَ َرام‬
‫ر‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫اع‬ ِ
ِ ‫ك مِح ى َأالَ وِإ َّن مِح ى‬
ْ ‫اهلل حَمَا ِر ُمهُ َأالَ َوِإ َّن يِف اجْلَ َس ِد ُم‬ ِ ِ
‫ض غَةً ِإ َذا‬ َ َ ً ٍ ‫ل ُك ِّل َمل‬
‫ت فَ َس َد اجْلَ َس ُد ُكلُّهُ َأالَ َو ِه َي‬ ْ ‫ص لَ َح اجْلَ َس ُد ُكلُّهُ َوِإذَا فَ َس َد‬
َ ‫ت‬ ْ ‫ص لَ َح‬ َ
]‫ب [رواه البخاري ومسلم‬ ُ ‫الْ َق ْل‬
Artinya: Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia
berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas serta
yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-
perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui
oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat
berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan
kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara
syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang
diharamkan. Sebagaimana penggembala yang
menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang)
yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan
30
QS. Al A’raf ayat 157, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)

22
memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki
larangan dan larangan Allah adalah apa yang  Dia
haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat
segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini
dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah
bahwa dia adalah hati“.(Riwayat Bukhari dan Muslim)31

4. Halal awareness

Kesadaran atau Awareness diartikan sebagai kemampuan untuk


merasakan suatu kejadian serta objek, konsep tentang menyiratkan
pemahaman dan persepsi terhadap kejadian atau subjek. Halal awareness
yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen muslim untuk
mencari serta mengkonsumsi produk halal berdasarkan syariat Islam.
Kesadaran muslim ditandai dengan adanya pengetahuan mengenai proses
penyembelihan, kebersihan makanan, serta pengemasan makanan, sesuai
dengan syariat Islam. Berdasarkan pengertian diatas maka disimpulkan
bahwa halal awareness merupakan suatu pengetahuan muslim tentang
proses halal, konsep halal, dan menganggap bahwa mengkonsumsi makanan
halal adalah hal yang penting bagi dirinya. 32

Konsumen saat ini berbeda dengan konsumen zaman dahulu,


konsumen saat ini merupakan konsumen yang sangat kritis, mereka
menuntut adanya produk berkualitas tinggi dengan pelayanan prima dan
harga yang kompetitif. Sehingga konsumen berminat untuk memilih atau
membeli suatu produk. Adapun faktor yang mempengaruhi minat konsumen
diantaranya adalah halal awareness. Dengan demikian Penting untuk
memasukkan sertifikasi atau logo halal sebab pandangan konsumen non
muslim dengan umat Islam berbeda. Konsumen muslim mempersiapkan
produk yang tersertifikasi halal ini lebih enak, bersih, serta lebih aman.

31
Hadist 40:06 “ Sesungguhnya yang Halal itu Jelas dan yang Haram itu Jelas”
32
Nurul Fadillah dkk.,” Pengaruh Kesadaran Halal, Kualitas Pelayananan Promosi
Terhadap Minat Beli Konsumen Padan Martabak Buffet AhmadSalim Medan”, Aghniya Jurnal
Ekonomi Islam 3, no.2 (2021):206.

23
a. Kesadaran Konsumen dalam Menentukan Produk Halal

Kesadaran merupakan kemampuan untuk memahami, merasakan,


dan menjadi sadar akan suatu peristiwa atau benda-benda. Kesadaran
halal diketahui berdasarkan mengerti tidaknya seorang muslim tentang
apa itu halal, mengetahui dan memprioritaskan makanan halal untuk
mereka konsumsi. Kesadaran untuk membeli dan mengkonsumsi produk
halal sangatpenting bagi umat Islam. Hal ini dikarenakan produk yang
bersertifikasi halal bukan hanya diproduksi oleh produsen muslim
melainkan juga ditangani oleh sejumlah kelompok non-muslim. Berikut
merupakan kesadaran konsumen dalam menentukan produk halal:

a) Bahan baku halal menjadi salah satu faktor yang harus dipahami
konsumen. Seorang konsumen dalam menenukan produknya pasti tau
komposisi bahan baku yang digunakan untuk menjamin kehalalan
suatu produk.
b) Kehalalan sebuah produk menjadi prioritas dan komitmen untuk
konsumen muslim dalam menjalankan agamanya. Oleh sebab itu,
kewajiban mengkonsumsi produk halal merupakan salah satu tolok
ukur kesadaran halal konsumen Muslim.
c) Kebersihan produk merupakan salah satu tolok ukur kesadaran halal.
d) Kesadaran halal masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi suatu
produk terbatas, terutama produk yang beredar di pasar bukan hanya
produk dari dalam negeri saja, tetapi juga produk asing. Oleh karena
itu, pengetahuan tentang keberadaan produk yang berasal dari luar
negeri merupakan indikator dari kesadaran halal.33

33
Arif Efendi, “The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge
on Purchase Decisions for Halal Fashion Products”, Journal of Digital Marketing and Halal
Industri 2, no.2 (2020):148.

24
b. Konsep Halal Dalam Islam
Konsep halal dalam islam mempunyai makna yang sangat luas dan
komprehensif berlaku untuk semua aspek kehidupan masyarakat, mulai
dari pola makan hingga perilaku, dari penggunaan pakaian hingga
penggunaan kosmetik serta aspek keuangan hingga logistik. Kesadaran
halal menunjukkan pemahaman yang tinggi akan kewajiban, ketentuan,
aturan agama sehingga mereka memiliki kesadaran bahwa produk halal
yang mereka konsumsi adalah mutlak dan dalam sesuai dengan hukum
Syariah Islam.34
Aspek halal adalah bagian penting dari perilaku konsumsi karena
menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT. Masyarakat membutuhkan
informasi yang jelas mengenai produk halal serta haram dalam segala
aspek, seperti Produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan
berbagai jenis barang lainnya yang sering dikonsumsi oleh seorang
muslim.35
c. Landasan Hukum Halal Awareness

Firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 88:

‫َو ُكلُ ْوا مِم َّا َر َزقَ ُك ُم ال ٰلّهُ َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ َّو َّات ُقوا ال ٰلّهَ الَّ ِذ ْيٓ اَْنتُ ْم بِهٖ ُمْؤ ِمُن ْو َن‬
Artinya: “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu
sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepadaNya”. (Q.S Al- Maidah: 88)36

34
Tanti Handriana dkk.,”Purchase behavior of millennial female generation on Halal
cosmetic products”,Journal of Islamic Marketing Emerald Publishing Limited, DOI
10.1108/JIMA-11-2019-0235:5.
35
Tatiek Nurhayati dkk.,“Personal intrinsic religiosity and product knowledge on halal
product purchase intention Role of halal product awareness”, Journal of Islamic Marketing
Emerald Publishing Limited, DOI 10.1108/JIMA-11-2018-0220.
36
QS. Al- Maidah ayat 88, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)

25
Firman Allah dalam surat AL- Mu’minun 51:

‫صاحِلًاۗ اِيِّنْ مِب َا َت ْع َملُ ْو َن َعلِْي ٌم‬ ِ ِ


َ ‫الر ُس ُل ُكلُ ْوا م َن الطَّيِّٰبت َو ْاع َملُ ْوا‬
ُّ ‫ٰٓياَيُّ َها‬
Artinya : Allah berfirman,"Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan)
yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S AL-
Mu’minun 51)37
5. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang berfungsi sebagai alat tukar untuk
memperoleh barang atau jasa. Harga merupakan salah satu elemen bauran
pemasaran yang menciptakan pendapatan, selain itu bagian-bagian lainya
merupakan unsur biaya. Unsur harga memberikan pengaruh yang relative.
Ada bebrapa konsumen yang sensitif dengan harga, namun ada juga yang
tidak begitu mempertimbangkan harga dalam pengambilan keputusan
pembelian produk.38

Harga juga berhubungan dengan letak nilai yang sesuai dengan tujuan
perusahaan tentang produk dan merek dipasaran. Penetapan harga untuk
produk ataupun jasa ini dilakukan baik oleh perusahaan ataupun usaha kecil
Penetapan harga menjadi sangat penting unuk diperhatikan mengingat harga
merupakan salah satu penyebab laku atau tidaknya produk dan jasa yang di
tawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap
produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di
pasar.39

37
QS. AL- Mu’minun ayat 51, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)
38
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2013):330.
39
Muizzudin dkk,”Pengaruh sertifikasi Halal, Citra Merek, dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Minuman Teh Botol Sosro ( Studi Kasus pada Mahasiswa Pendidkan tinggi Islamic
villae)”,Journal of Islamic Economics, Business and Finance 10, no.2 (2020):140.

26
a. Strategi Harga

Penentuan harga yang akan di tetapkan harus disesuaikan dengan


tujuan perusahaan. Berikut beberapa tujuan penentuan harga oleh suatu
perusahaan secara umum:40

a) Untuk Bertahan Hidup


Apabila tujuan perusahaan dalam menentukan harga yaitu untuk
bertahan hidup, penentuan harga dilakukan semurah mungkin. Dengan
tujuan agar produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran dengan
harga murah, namun masih dalam kondisi yang menguntungkan.
b) Untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan penentuan harga yaitu supaya penjualan meningkat, sehingga
laba menjadi maksimal. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan
dengan harga murah atau tinggi.
c) Untuk Memperbesar Marke Share
Memperbesar marke share maksudnya adalah untuk memperluas dan
memperbesar jumlah pelanggan. Penentuan harga yang murah
diharapkan bisa meninggkatkan jumlah pelanggan dan pelanggan
pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
d) Mutu Produk
Tujuan penentuan harga dengan pertimbangan mutu produk yaitu
untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan
memiliki kualias yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing.
e) Karena Pesaing
Tujuan penentuan harga dengan melihat harga pesaing supaya harga
yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan harga yang
ditawarkan pesaing. Artinya dapat melebihi harga pesaing untuk harga
tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.

40
Kasmir, Kewirausahaan, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013:191.

27
Langkah selanjutnya setelah ditetapkan tujuan dari penentuan harga
adalah menentukan besarnya harga berdasarkan angka. Berikut beberapa
metode dalam penentuan suatu harga produk:41
1. Modifikasi Harga atau Diskriminasi Harga dapat dilakukan menurut hal-
hal berikut:
a. Menurut Pelanggan
Harga dibedakan berdasarkan pelanggan utama (primer) dan
pelanggan biasa (sekunder). Pelanggan utama yaitu kosumen yang
loyal serta memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan harga
untk konsumen utama biasanya relative lebih murah.
b. Menurut Bentuk Produk
Harga ditentukan berdasarkan bentuk atau ukuran produk atau
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk.
c. Menurut Tempat
Harga ditentukan berdasarkan lokasi atau wilayah dimana produk atau
jasa tersebut ditawarkan. Hal ini dikarenakan setiap wilayah atau
daerah memiliki daya beli dan kondisi persaingan tersendiri.
d. Menurut Waktu
Harga ditentukan berdasarkan periode atau masa tertentu. Harga
tersebut bisa saja berubah pada jam-jam tertentu (telepon), hari-hari
tertentu (sabtu dan minggu), dan minggu atau bulan-bulan tertentu
(musiman)
2. Penetapan Harga Untuk Produk Baru
a. Market Skimming Pricing
Yaitu harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan
tujuan produk atau jasa memiliki kualitas tinggi.
b. Market Penetration Pricing
Yaitu mentapkan harga serendah mungkin dengan tujuan untuk
menguasai pasar.
3. Metode Penetapan Harga

41
Kasmir, Kewirausahaan,:193.

28
Metode penetapan harga adalah sebagai berikut:42
a. Cost Plus Pricing
Yaitu penetapan harga dengan menambahkan sejumlah (persentase)
tertentu dari harga jual atau biaya sebagai keuntunganya.
Metode penentuan Cost plus pricing menggunakan rumus sebagai
berikut:
FC
Harga pokok = VC +
Total Sales
Di mana:
VC = Variabel Cost (biaya Variabel)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
TS = Total Sales ( total Penjualan)
b. Cost Plus Pricing Dengan Mark Up
Yaitu penetapan harga jual dengan menambahkan sejumlah
(persentase) tertentu dari harga jual atau harga perolehan barang
dagangannya.
c. Break Even Pricing (BEP) Atau Target Pricing, yaitu harga
ditentukan berdasarkan titik impas (pulang pokok)
Yaitu penetapan harga dengan mempertimbangkan tingkat kuantitas
penjualan perusahaan, yaitu penerimaan sama dengan pengeluaran
biaya ( biaya tetap dan variabel).
FC
FC
BEP = atau BEP = VC
P-VC 1-
P

42
Kasmir, Kewirausahaan :194.

29
b. Fungsi Harga

Secara umum harga dapat berungsi sebagai berikut:43

a. Sumber pendapatan atau keuntungan perusahaan untuk mencapai


tujuan produsen
b. Pengendali tingkat permintaan dan penawaran
c. Mempengaruhi program pemasaran dan fungsi bisnis lainnya bagi
perusahaan.
c. Penetapan Harga Menurut Pandangan Islam

Ajaran islam memberikan perhatian yang besar terhadap


kesempurnaan mekanisme pasar. Mekanisme pasar yang sempurna
merupakan resultan dari kekuatan yang bersifat massal, yaitu merupakan
fenomenal alamiyah. Pasar yang bersaing sempurna menghasilkan harga
yang adil bagi penjual maupun pembeli. Oleh karena itu, islam sangat
memperhatikan konsep harga yang adil dan mekanisme pasar yang
sempurna. Mekanisme penentuan harga dalam islam sesuai dengan
Maqashid al-syariah, yaitu merealisasikan kemaslahatan dan menghindari
kerusakan diantara manusia.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29 :44

ً‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن جِت َ َارة‬


ِ ‫ٰايَٓيُّها الَّ ِذين اٰمُنوا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ
‫اض ِّمْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْقُتلُ ْٓوا اَْن ُف َس ُك ْم ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن بِ ُك ْم َر ِحْي ًما‬
ٍ ‫َع ْن َتَر‬
Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu”.
43
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran,(Yogakarta: CAPS,2012):130.
44
QS. An-Nisa ayat 29, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013):65.

30
Ayat di atas dengan tegas melarang orang memakan harta orang lain
atau hartanya sendiri dengan jalan batil, artinya tidak ada haknya. Memakan
harta sendiri dengan jalan batil ialah membelanjakan hartanya pada jalan
maksiat. Memakan harta orang lain dengan jalan batil ada berbagai caranya,
seperti pendapat Suddi, memakannya dengan jalan riba, judi, menipu, dan
menganiaya. Menurut Hasan dan Ibnu Abbas, memakan harta orang lain
dengan tidak ada pergantian. Termasuk juga dalam jalan batil ini segala jual
beli yang dilarang syara’, yang tidak termasuk ialah jalan perniagaan yang
saling “berkeridhaan” (suka sama suka) diantaramu, yakni dari kedua pihak.
Sudah tentu perniagaan yang diperbolehkan oleh syara’.45

Menurut Ibnu Tamiyah bila seluruh transaksi sudah sesuai, kenaikan


harga yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT. Sebagaimana dalam
hadis Anas yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Artinya: “Orang-orang
mengatakan, “Wahai Rasulullah harga telah mahal, maka patoklah harga
untuk kami.” Bersabda Rasulullah Saw “sesungguhnya Allahlah yang
mematok harga, Dia yang menyempitkan rezki dan sesungguhnya
melapangkan rezki, dan sesungguhnya saya mengharapkan bertemu Allah
dalam kondisi tidak seorangpun dari kamu yang menuntu kepadaku karena
sesuatu tindak kedzaliman berkenaan dengan darah dan harta”.46

Asy-Syaukuni menyatakan, bahwa hadis diatas dijadikan dalil bagi


pengharaman pematokan harga dan bahwa ia (pematokan harga) merupakan
suatu kedzaliman (yaitu penguasa memerintahkan para penghuni pasar agar
tidak menjual barang-barang mereka kecuali dengan harga yang sekian,
kemudian melarang mereka untuk menambah ataupun mengurangi harga
tersebut. Alasannya bahwa manusia dikuasakan atas mereka sedangkan
pematokan harga adalah pemaksaan terhadap mereka. Padahal seorang iman
diperintahkan untuk memelihara kemaslahatan umat islam. Penentuan harga
haruslah adil, sebab keadilan merupakan salah satu prinsip dasar dalam
45
Abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir Al-Ahkam, Edisi 1 Cet 1 (Jakarta: Kencana,2006): 258.
46
Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Cetakan Keempat,
Hadis Nomor 1314, Bab Al-Buyuu’(Jakarta: Robbani Press,2004):316.

31
semua transaksi yang islami. Bahkan, keadilan sering kali dipandang
sebagai inti sari dari ajaran islam dan dinilai Allah sebagai perbuatan yang
lebih dekat dengan ketakwaan.47

6. Promosi

Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terkhir. Promosi


yaitu semua jenis kegiatan pemasaran yang ditunjukan untuk mendorong
permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan produsen atau penjual. 48
Kegiatan ini sama pentingnya dengan ketiga variabel diatas. Dalam kegiatan
ini setiap perusahaan berusaha mempromosikan seluruh produk jasa yang
dimilikinya, baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa promosi
pelanggan tidak dapat mengenal produk atau jasa yang ditawarkan.

Hasil penelitian Diah Ayu dan Farah Nisa menunjukan promosi dapat
memengaruhi dan memotivasi konsumen untuk membeli produk Halal. Oleh
karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik
dan mempertahankan konsumennya. Salah satu tujuan promosi adalah
menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha
menarik calon konsumen yang baru. 49

a. Pengelompokan Jenis Sarana Promosi Penjualan

Promosi penjualan digunakan untuk mempengaruhi perhatian


konsumen dengan memberi suatu informasi yang akan membawa konsumen
untuk membeli produk tersebut. Berikut beberapa jenis sarana promosi yang
dapat digunakan:

a) Periklanan (Advertising)
Iklan merupakan sarana promosi yang sering digunakan oleh
perusahaan untuk menginformasikan, menarik, dan mempengaruhi

47
Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam : 351.
48
Etta Mamang Sangaji dkk., Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian:18.
49
Kasmir, Kewirausahaan :198.

32
calon konsumennya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat
dilakukan dengan media, seperti:50
1) Pemasangan billboard di jalan, tempat, atau lokasi yang strategis.
2) Pencetakan brosur untuk ditempel atau disebarkan di setiap
cabang, pusat perbrlanjaan, atau di berbaga tempat yang dianggap
strategis.
3) Pemsangan spanduk atau umbul-umbul di jalan, tempat, atau
lokasi yang strategis.
4) Pemasangan iklan melalui media cetak sepert, Koran, majalah,
tabloid, buku, atau lainnya.
5) Pemasangan iklan melalui media elektronik, seperti televise,
radio, internet, film atau lainnya.
b) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan
atau meningkatkan jumlah pelanggan. Jenis-jenis promosi penjualan
yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Pemberian harga khusus (special price) atau potongan harga
(discount) untuk produk tertentu.
2) Pemberian undian kepada setiap pelanggan yang membeli dalam
jumlah tertentu.
3) Pemberian cindramata serta kenang-kenangan lainnya kepada
onsumen yang loyal.
c) Publisitas (Publicity)
Publisitas yaitu kegiatan promosi untuk memancing pelanggan
melalui kegiatan seperti, pameran, bakti sosial, serta kegiatan
lainnya.
d) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Dalam dunia bisnis penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh
salesman dan salesgirl dengan cara door to door. Jadi perusahaan

50
Kasmir, Kewirausahaan :200.

33
yang unggul adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan secara ekonomis, mudah dengan komunikasi yang efektif.
b. Tujuan Promosi
Tujun promosi hendaknya disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
yang dimiliki pelanggan, tujuan promosi adalah sebagai berikut:51
a. Menginformasikan produk kepada konsumen
b. Memodifikasi tingkah laku konsumen
c. Membujuk dan memotivasi konsumen agar mau membeli produk yang
ditawarkan.
d. Mengingatkan konsumen tentang produk supaya tidak beralih ke
produk lain.
7. Keputusan Konsumen

Schiffman dan Kanuk mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan


suatu tindakan dari dua pilihan alternative atau lebih. Pengambilan
keputusan konsumen merupakan proses pemecahan masalah yang diarahkan
pada sasaran. Pengambilan keputsan konsumen meliputi semua proses yang
dilalui konsumen untuk mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi
alternative, dan memilih di antara pilihan-pilihan. 52 Beberapa contoh
pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel berikut ini. 53

51
Etta Mamang Sangaji dkk., Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian :18.
52
Etta Mamang Sangaji dkk, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian :332.
53
Etta Mamang Sangaji dkk, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian :120.

34
Tabel 2.1
Contoh Beberapa Keputusan Yang Diambil Konsumen

Kategori Alternative A Alternatif B


Keputusan
Keputusan membeli Membeli rumah Menyewa
atau mengkonsumsi rumah
Keputusan Makan di Kentucky Makan di
pembelian/konsums Fried Chicken McDonald
i merek
Membeli tiket kelas Membeli tiket
Ekonomi Bisnis
Keptusan saluran Belnja di Hero Belanja di
Supermarket Marko
Keputusan cara Membayar tunai Membayar
pembayaran dengan kredit

Sumber: Sumarwan (2003)

Setiadi mendefinisikan bahwa inti dari pengambilan keputuan


konsumen adalah proses pengintergrasian yang mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternative atau lebih, dan
memilih salah satu diantaranya. Proses pengambilan keputusan pembelian
sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses tersebut sebenarnya
merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan
atau kebutuhan konsumen.

a. Model Keputusan Pembelian Konsumen


Tahapan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian, yaitu:
a) Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah, yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara
keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

35
b) Pencarian Informasi
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang
bahwa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk.
c) Evaluasi Alternatif
Proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya
sesuai dengan keinginan konsumen.
d) Keputusan Pembelian
Setelah tahap-tahap diatas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap
dalam pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak.
e) Hasil
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa
tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Gambar 2.3

Sumber : Boyd et al,(2000)

36
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembeli Konsumen

Pride dan Farrell membagi faktor yang mempengaruhi perilaku


konsumen ke dalam tiga kelompok, yaitu:54

1. Faktor Pribadi
Faktor pribadi merupakan faktor yan unik bagi seseorang, faktor
pribadi digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a) Faktor Demografi
Faktor ini meliputi ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia,
ras, suku bangsa, pendapatan, siklus, kehidupan, dan pekerjaan.
b) Faktor Situasional
Faktor ini merupakan keadaan atau kondisi eksternal yang ada
ketika konsumen membuat keputusan pembelian.
c) Faktor Tingkat Keterlibatan
Adanya faktor tingkat keterlibatan konsumen ditunjukan dengan
sejauh mana konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu
keputusanya sebelum membeli suatu produk.55
2. Faktor Psikologis
Faktor psikolgis yang mempengaruhi pilihan pembelian terdiri dari
lima faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi:
a) Motif
Motif nerupakan kekuatan energi internal yang mengarahkan
kegiatan seseorang kea rah pemenuhan kebutuhan atau pencapain
sasaran.
b) Persepsi
Persepsi merupakan proses pemilihan, pengorganisasian, dan
penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan makna

54
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen :335.
55
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen :336.

37
c) Kemampuan dan pengetahuan
Kemampuan adalah kesanggupan dan efiensi untuk melakukan
tugas-tugas tertentu.
d) Sikap
Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau
negative terhadap sebuah objek atau kegiatan tertentu.
e) Kepribadian
Kepribadian merupakan semua ciri internal dan perilaku yang
membuat seseorang itu unik.
3. Faktor Sosial
Manusia hidup di tegah-tengah masyarakat, Sudah tentu manusia akan
dipengaruhi oleh masyarakat di mana dia hidup. Faktor sosial tersebut
meliputi:56
a) Peran dan Pengaruh Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan
pembelian konsumen. Setiap anggota keluarga mempunyai
kebutuhan, keinginan, dan selera yang berbeda-beda.
b) Kelompok Referensi
Kelompok referensi dapat berfungsi sebagai perbandingan dan
sumber informasi bagi seseorang sehingga perilaku para anggota
kelompok referensi ketika membeli suatu produk bermerek tertentu
akan dapat dipengaruhi oleh kelompok referensi.
c) Kelompok Sosial
Dalam kelas sosial terjadi pembedaan masyarakat ke dalam kelas-
kelas secara bertingkat, ada kelas yang tinggi, ada yang rendah.
d) Budaya dan Subbudaya
Budaya mempengaruhi bagaimana seseorang membeli dan
menggunakan produk, serta kepuasan konsumen terhadap produk
tersebut sebab budaya juga menentukan produk-produk yang dibeli
dan digunakan.

56
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen :337.

38
c. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Kolter, ada lima tahap yang dilalui oleh konsumen dalam
pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk, meliputi:57

1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk
menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa
yang memunculkan mereka, dan bagaimana, dengan adanya masalah
tersebut, konsumen termotivasi untuk memilih produk tertentu.
2. Pencarian Informasi
Dalam tahap ini konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari
lebih banyak informasi. Apabila dorongan konsumen begitu kuat dan
produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen
kemungkinan besar akan membelinya. Sumber informasi digolongkan
kedalam empat kelompok, yaitu:
a) Sumber Pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan;
b) Sumber Komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan;
c) Sumber Publik: media massaa, organisasi penilai pelanggan;
d) Sumber Pengalaman: menangani, memeriksa, menggunakan
produk;
3. Evaluasi Berbagai Alternatif
Pemasar perlu mengetahui evaluasi berbagai alternative (alternative
evaluation), yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembelian di mana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merek-merek alternative dalam satu susunan pilihan.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaiman
mereka mengevaluasi alternative merek. Jika mereka tahu bahwa
proses evaluasi sedang berjalan, pemasar dapat mengambil langkah-
langkah untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
57
Kolter, G,Phhilip dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, ( Jakarta:
Erlangga,2004):225.

39
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli sampai konsumen benar-benar membeli produk.
Namun ada dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan
keputusan pembelian yang mungkin dapat mengubah niat tersebut.
Faktor pertama, yaitu sikap orang lain, dan faktor kedua, yaitu situasi
yang tidak diharapkan. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,
menunda atau menghindari suau keputusan pembelian sangat
dipengaruhi oleh resiko yang dipikirkan, besarnya resiko yang
dirasakan berbeda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan,
besarnya ketidakpastian atribut dan besarnya kepercayaan diri
konsumen.
5. Perilaku Pasca pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir ketika produknya sudah dibeli
konsumen. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level
puas atau tidak puas, pihak perusahaan harus memantau kepuasan
pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakain produk
atau jasa pasca pembelian.

Gambar 2.4

Sumber: (Kolter dan Amstrong)

40
B. Penelitian Tedahulu

Penelitian terdahulu sebagai acuan dan bahan perbandingan antara


kesamaan dan perbedaan yang terkait dengan penelitian tentang keputusan
pembelian Mi Samyang di tinjau dari labelisasi halal, halal awareness, harga
dan promosi, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Lupi Ayu Lestari dkk., (2021) dengan judul
Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal Terhadap Keputusan
Membeli Frozen Food (Studi di Kota Bengkulu) dengan variabel
X1=Harga, X2=Promosi, X3=, Produk, X4= Label Halal, Y= Keputusan
Pembelian Frozen Food. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode Analisis Program SPSS 16.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan
segnifikan antara variabel Harga, Promosi, Produk dan Label Halal
terhadap keputusan membeli Frozen Food.58 Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah Objek penelitian terdahulu berada
pada pembelian Frozen Food di Kota Bengkulu, sedangkan dalam
penelitian sekarang berada pada pembelian Mi Samyang Kabupaten
Kudus.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Freddy Pandapotan Simbolon (2019)
dengan judul The Impact Of Halal Label,price, and Brand On The
Purchase Decision Of Bakso Wagyu In Kota Wisata Cibubur. Dengan
variabel X1= Halal Label, X2= Price, X3= Brand, Y= The Purchase
Decision Of Bakso Wagyu In Kota Wisata Cibubur. Analisis data
menggunakan Analisis Program SPSS 22.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel halal label,
price dan brand mempengaruhi keputusan pembelian konsumen bakso
wagyu di kota Cibubur. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian
terdahulu adalah Variabel terdahulu tidak terdapat kesadaran halal dan
58
Lupi Ayu Lestari dkk, “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal, Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food di Kota Benkulu” ,J-ALIF Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Syariah dan Sosial Budaya Islam 6, no.1 (2021): 33

41
promosi, sedangkan dalam penelitian sekaran terdapat variabel kesadaran
halal dan promosi.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hernama dan Lies Handrijaningsih
(2021) dengan judul Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan
Mahasiswa. Dengan variabel X1=Labelisasi Halal, X2= Citra Merek, X3=
Harga, Y= keputusan Pembelian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Labelisasi Halal, Citra Merek, Harga memiliki pengaruh positif signifkan
terhadap Keputusan pembelian Produk mie instan Impor di kalangan
Mahasiswa.59
Perbedaan penelitian sekarang dengan peneliian terdahulu yaitu
Responden yang digunakan penelitian terdahulu yaitu mahasiswa
perguruan tinggi swasta di Jakarta sedangkan penelitian ini konsumen mi
Samyang generasi Z di Kabupaten Kudus.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Aris Ariyanto dkk., (2020) dengan judul
Pengaruh Store Atmosphere Dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Alfamart Bsd Tangerang Selatan. Dengan variabel X1=
Store Atmosphere, X2= Promosi, Y= Keputusan Pembelian. Metode yang
digunakan yaitu dengan menggunakan Analisis Program SPSS. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa Store Atmosphere dan promosi
berpengaruh secara segnifikan terhadap keputusan pembelian Pada
Alfamart Bsd Tangerang Selatan.60
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu
Objek penelitian terdahulu berada pada konsumen Alfamart Bsd
Tangerang Selatan sedangkan sedangkan objek penelitian sekarang
berada pada konsumenmi Samyang di Kabupaten Kudus, Variabel
penelituan terdahulu tidak terdapat labelisasi halal, Halal Awareness dan

59
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG Jurnal 15, no.2 (2021):54
60
Aris Ariyanto dkk.,“Pengaruh Store Atmosphere dan Promosi terhadap Keputusan
Pembelian pada Alfamart BSD Tangerang Selatan” Jurnal Ekonomi Efektif 3, no.1 ( 2020):30

42
harga, sedangkan dalam penelitian sekarang terdapat labelisasi halal,
Halal Awareness dan harga.
5. Penelitian yan dilakukan oleh Muhammad Munir dkk., (2019) dengan
judul Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness)
Dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura,
dengan variabel X1= Pengetahuan halal, X2= Kesadaran Halal (Halal
Awareness), X3 = Label Halal, Y= Keputusan Pembelian. Metode yang
digunakan adalah SPSS 25.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan halal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk
Jamu Madura, kesadaran halal berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian produk Jamu Madura dan label halal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk
Jamu Madura dan label halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk Jamu Madura. Sedangkan hasil ujiF
menunjukkan bahwa pengetahuan halal, kesadaran halal dan label halal
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kaputusan
pembelian produk Jamu Madura.61 Perbedaan penelitian sekarang dengan
penelitian terdahulu adalah Variabel penelituan terdahulu tidak terdapat
harga, dan promosi sedangkan dalam penelitian sekarang terdapat harga,
dan promosi.

61
Muhammad Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal
Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”,
Agroindustrial Technology Journal 3, no.2 (2019):95

43
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang membahas


tentang bagaimana terciptanya teori-teori yang berhubungan dengan
berbagai faktor yang sudah dulu di identifikasi sebagai suatu masalah yang
dianggap penting.62 Berdasarkan hasil kajian teori mengenai Kepetusan
Pembelian Mi Samyang ditinjau Dari Labelisasi Halal, Halal Awareness,
Harga, dan Promosi (Studi pada konsumen mi Samyang generasi Z di
Kabupaten Kudus) maka kerangka berpikir penelitian dibuat untuk
mempermudah menjelaskan persoalan berkenaan obyek yang akan diteliti.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka penulis memodifikasi dan
menggambarkan dalam bentuk kerangka pemikiran yang mudah dipahami
seperti berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Label Halal

H1
Halal Awareness
H2 Keputusan Pembelian

Harga
H3

Promosi H4

62
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2012): 88.

44
Keterangan:

Dari kerangka konseptual diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat


empat variabel bebas (independen Variabel) yaitu Labelisasi Halal, Halal
Awareness, Harga,dan Promosi, serta terdapat satu variabel terikat
(dependen variable) yaitu Keputusan Pembelian.

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan yang masih kurang sempurna atau


dugaan sementara. Menurut Sugiyono, hipotesis merupakan suatu
kesimpulan dalam penelitian yang bersifat sementara terhadap rumusan
masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan.63 Berdasarkan kerangka berpikir serta model penelitian
tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Mi


Samyang
Penelitian yang dilakukan Lupi Ayu Lestari dkk., pada tahun 2021
dengan judul pengaruh harga, promosi, produk, label halal, terhadap
keputusan membeli Frozen Food di Kota Benkulu, menyatakan bahwa hasil
dari penelitian tersebut adalah label halal berpengaruh signifikan terhadap
minat membeli, serta secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
minat membeli froze food di Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini yaitu
penelitian kuantitatif asosiatif. Dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh konsumen di Kota Bengkulu yang membeli makanan beku dalam
jumlah yang tidak diketahui. Metode pengambilan sampel menggunakan
teknik accidental sampling. sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak
115 sampel. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis
regresi linier berganda.64

63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Al-Fabeta, 2017):64.
64
Lupi Ayu Lestari dkk, “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal, Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food di Kota Benkulu” ,J-ALIF Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Syariah dan Sosial Budaya Islam 6, no.1 (2021): 31.

45
Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Munir dkk., pada tahun
2019 mengenai Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness)
dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura,
menghasilkan penemuan bahwa label halal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian produk Jamu Madura. Sedangkan
hasil uji F menunjukkan bahwa pengetahuan halal, kesadaran halal dan label
halal secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kaputusan
pembelian produk Jamu Madura. Penelitian ini dilakukan terhadap 50
responden yang berasal dari empat kabupaten di Pulau Madura.
Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dan selanjutnya
dilakukan uji-t dan uji-F menggunakan software SPSS Statistics versi 25. 65
penelitian yang dilakukan Anggalia, Tantri, dan Yanu pada tahun
2020 dengan judul “Measurement Social Media Marketing dan Sertifikasi
Halal Terhadap Minat Beli Produk Makanan Pada Aplikasi Belanja Online
Shopee” menyatakan bahwa Sertifikasi halal berpengaruh signifikan
terhadap minat beli produk makanan pada aplikasi belanja online Shopee.
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling
dengan jumlah sampel 180 responden. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan Regresi Linier Berganda. Berdasarkan pernyataan diatas,
maka ketertarikan calon konsumen terhadap minat membeli produk yang
berlogo halal menunjukkan bahwa berpengaruhi positif dan segnifikan.
Dengan demikian hipotesis pertama dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1: Labelisasi Halal berpengaruh signifikan terhadap keputusan Pembelian
Mi samyang

65
Muhammad Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal
Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”,
Agroindustrial Technology Journal 3, no.2 (2019):95.nal Penelitian Ipteks

46
2. Pengaruh Halal Awareness Terhadap Keputusan Pembelian
Mi Samyang
Halal Awareness merupakan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen muslim untuk mencari dan mengkonsumsi produk halal sesuai
syariat Islam. Distya Riski Hapsari dkk., pada tahun 2019 melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal terhadap
Keputusan Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor, menyatakan bahwa
variabel logo halal dan kesadaran halal berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian. Sampel diambil dengan metode purposive sampling.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda, Sampel
diambil sebanyak 100 orang/responden. Pengambilan sampel dilakukan di
kecamatan Ciawi yang terdiri dari 13 desa yaitu desa Banjar Sari, Banjar
Wangi, Banjar Waru, Bendungan, Bitung Sari, Bojong Murni, Ciawi,
Cibedug, Cileungsi, Citapen, Jambu Luwuk, Pandansari, Teluk Pinang.66
Penelitian yang dilakukan Arif Efendi pada tahun 2020, mengenai The
Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge on
Purchase Decisions for Halal Fashion Products, hasil dari penelitian ini
adalah Halal awareness memiliki dampak positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, sampel dari
penelitian ini berjumlah 100 responden yang menggunakan fashion halal
produk di Semarang. Data penelitian dianalisis menggunakan regresi linier
berganda.67
Penelitian mengenai pengaruh pengetahuan halal, kesadaran halal
(halal awareness), dan label halal terhadap keputusan pembelian produk
jamu yang dilakukan oleh Munir dkk., menyatakan pengetahuan halal secara
parsial mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian
produk jamu madura. Sedangkan kesadaran halal secara parsial mempunyai
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk jamu Madura, dan
66
Distya Riski Hapsari dkk., “Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal terhadap
Keputusan Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor”, Jurnal Agroindustri Halal 5, no.2 (2019):196.
67
Arif effendi, “The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge
on Purchase Decisions for Halal Fashion Products”, Journal of Digital Marketing and Halal
Industry 2, no.2 (2020):145.

47
label halal secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian produk jamu Madura.68 Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahawa, semakin tinggi tingkat
pemahaman seseorang tentang produk halal, semakin tinggi keinginan
mereka untuk membeli. Dengan demikian hipotesis kedua dapat dirumuskan
sebgai berikut:
H2: Halal Awareness berpengaruh signifikan terhadap keputusan Pembelian
Mi samyang
3. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Mi Samyang
Penelitian yang dilakukan Asrizal Efendy dkk, dengan judul Pengaruh
Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
(Studi Kasus pada Alfamart di Kota Medan) menyatakan hasil dari
penelitian ini adalah Ada pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan asosiatif yang mencari hubungan antara harga dan kualitas
pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen dengan objek penelitian
adalah pelanggan alfamart di Kota Medan. Pengujian ini dilakukan dengan
Regresi Berganda.69
Penelitian yang dilakukan Hernama dkk., pada tahun 2021, dengan
judul Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa.
Hasil dari penelitian ini adalah variabel harga berpengaruh positif dan
segnifikan terhadap keputusan pembelian produk mi instan impor di
kalangan mahasiswa. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden,
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana.70

68
M. Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness) dan
Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”, Agroindustrial Technology
Journal 3, no.2 (2019):95
69
Asrizal Efendy Nasution,”Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart di Kota Medan)”Prosiding Seminar Nasional
Vokasi Indonesi,1 (2018):83.
70
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG Jurnal 15, no.2 (2021):53

48
Penelitian yang dilakukan Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah
dengan judul Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan, menghasilkan
penemuan bahwa variabel Harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha di Tangerang Selatan,
Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode teknik
pengambilan sampel Random Sampling, Jumlah sampel ditetapkan adalah
sebesar 150 orang, jumlah sampel harus memenuhi sebanyak 4 sampai
dengan 10 kali jumlah indikator kuesioner yang ditetapkan.71 Berdasarkan
pernyataan yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
keterjangkuan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing
harga, dan kesesuian harga dengan manfaat sangat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Dengan demikian hipotesis ketiga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H3 : Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan Pembelian Mi
Samyang
4. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mi samyang
Promosi merupakan berbagai cara untuk menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak
langsung tentang suatu produk atau brand yang di jual. Charlie Bernando
dan Arief Bowo pada tahun 2017 melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Produk Enervon-C. hasil dari penelitian ini adalah secara
simultan (bersama-sama) kedua variabel bebas yaitu (persepsi harga dan
promosi) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen Enervon–C di Tip-Top Ciputat. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh pembeli Enervon-C di Supermarket Tip Top
Ciputat yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti sehingga pengambilan
sampel dengan menggunakan rumus teknik maximumlikehoodestimation,
71
Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah, “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan”, Jurnal Perspektif 16, no.1
(2018):47.

49
atau ukuran sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100
responden.72
Hasil yang dikemukakan oleh Maria Agatha dkk., pada tahun 2020,
penelitian yang berjudul pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
(studi pada pemilihan tempat kos mahasiswa di tulungagung) menyatakan
hasil dari penelitian ini adalah promosi pengaruh secara segnifikan dan
persial terhadap keputusan pembelian tempat kos. Penelitian yang dilakukan
Aris Ariyanto dkk., pada tahun 2020 mengenai pengaruh store atmosphere
dan promosi terhadap keputusan pembelian pada alfamart BSD Tangerang
Selatan, menunjukan bahwa Store Atmosphere dan promosi berpengaruh
secara segnifikan terhadap keputusan pembelian. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu explanatory research dan menggunakan analisis
statistic dengan pengujian regresi, korelasi, determinasi dan uji hipotesis.73
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya promosi
yang dilakukan oleh perusahaan dapat mengakibatkan kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan produk yang akan ditawarkan.
Dengan demikian hipotesis keempat dapat dirumuskan sebagai berikut:
H4: Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan Pembelian Mi
Samyang.

72
Charlie Bernando dan Arief Bowo, “Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C” Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis 1,
no.3 (2017):13.
73
Aris Ariyanto dkk.,“Pengaruh Store Atmosphere dan Promosi terhadap Keputusan
Pembelian pada Alfamart BSD Tangerang Selatan” Jurnal Ekonomi Efektif 3, no.1 ( 2020):29.

50
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang dipergunakan yakni penelitian lapangan, yaitu


jenis penelitian yang datanya diperoleh dengan terjun langsung ke lapangan
atau ke tempat objek yang akan diteliti.74 Metode yang akan dipakai dari
penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif, karena hasil olah datanya
dijelaskan dengan angka.75 Metode survei digunakan menjadi sumber data
utama atau primer. Dalam metode survei lebih menitik beratkan kepada
responden yang memiliki informasi tertentu, hingga pada akhirnya peneliti
dapat memecahkan masalah. Untuk mengumpulkan datanya di gunakan
angket atau instrument kuesioner.

1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari responden yang akan diteliti. Data primer diperoleh dengan
cara terjun langsung kelapangan atau tempat dilakukanya yang mampu
memberikan informasi secara langsung.76 Data primer dalam penelitian ini
yaitu dengan menyebar angket / kuesioner kepada konsumen mi Samyang
generasi Z di Kabupaten kudus.

74
Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali,Metode Penelitian Kuantitatif,(Bandung:
Pustaka Setia,2015):55.
75
Nanang Martno,Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data sekunder
(Jakarta: RajaGrafindo Persada,2016):20.
76
Sugino, Metode Penelitian Pendidikan,( Bandung: ALFABETA,2013):193.

51
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau tidak
langsung diperoleh dari subyek penelitiannya. 77 Data sekunder yang
didapat berdasarkan literatur ilmiah dan lainnya seperti, buku, maupun
informasi yang berada di media elektronik maupun media cetak. sumber
kedua dari penelitian ini menggunakan data yaitu literatur buku maupun
jurnal yang berkaitan dengan keputusan pembelian yang ditinjau dari label
halal, halal awareness,harga dan promosi.
B. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan objek penelitian, objek penelitian


tersebut akan dilaksanakan. Diperlukan penentuan lokasi penelitian agar
dapat mempermudah dan memperjelas objek yang menjadi sasaran dalam
penelitian, sehingga permasalahan yang dibahas dalam penelitian tidak
meluas. Setting penelitian ini lokasi yang dipilih adalah supermarket atau
minimarket di Kudus, dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu
semua masyarakat Kabupaten kudus yang berusia 11-25 tahun dan menjadi
konsumen mi Samyang.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok individu yang akan menjadi subjek
sasaran penelitian. Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.78 Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarakat
Kabupaten Kudus.

77
Anwar sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis,(Jakarta: Salemba Empat,2011):104.
78
Sugiono, Metode Penelitian Kuanitatif Kualitatif dan R&D,( Bandung:ALFABETA,
2014):80.

52
2. Sampel
Sampel diartikan sebagai bagian atau perwakilan dari seluruh objek
yang akan diteliti. Sampel penelitian yaitu sejumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. 79Untuk
memperoleh sampel digunakan teknik purpose sampling yaitu cara dalam
menentukan sampel melalui pertimbangan tertentu sehingga dapat
dikatakan layak menjadi sampel. Dikarenakan jumlah populasi tidak
diketahui atau tidak terhingga, sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan rumus Cochran, yaitu80:
Z2 pq
n= 2
e
Keterangan:
n : Jumlah sampel yang diperlukan
Z :Tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian (95%
= 1,96)
P : Peluang benar 50% = 0,5
q : Peluang salah 50% = 0,5
e : Margin of eror 10% = 0,10
Berdasarka rumus diatas, maka perhitungan sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Z2 pq
n= 2
e
2
( 1,96 (0,5 ) .( 0,5 )
n= 2
=96,04
( 0,10)
jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96,04
= 100 orang/respnden. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat
Kabupaten Kudus yang berusia 11-25 tahun dengan pertimbangan pernah
membeli produk mi Samyang.

79
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D :81.
80
Umi Narimawati dan Dadang Mundadar, Teknik Sampling: Teori dan Praktik dengan
menggunakan SPSS 15, (Yogyakarta:GAVA MEDIA,2008):27.

53
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu segala macam bentuk yang telah di tetapkan
oleh peneliti agar bisa dipahami hingga mendapat informasi.81dalam
penelitian ini di tetapkan dua kelompok variabel, yaitu:
a. Variabel Independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini
meliputi, labelisasi halal, halal awareness, harga, dan promosi.
b. Variabel Dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keputusan pembelian.
2. Definisi Operasional Variabel

Operasional Variabel merupakan tempat yang dipersiapkan unuk


mengartikan sebuah variabel dilengkapi dengan dimensi atau indikator
sebagai alat ukurnya. Tolok ukur yang dipakai dapat berupa sifat atau
karakterisrik, aspek, maupun perilaku. 82 Agar penelitian ini dapat
dilaksanakan dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai
unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat
dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, definisi
operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:

1. Labelisasi Halal merupakan pernyataan tertulis Majelis Ulama


Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk pangan
sesuai dengan syariat islam. Tujuan dari labelisasi yaitu untuk
memberikan kepastian hukum bagi yang mengkomsumsinnya.83
Pengukuran variabel Labelisasi Halal berdasarkan kuesioner
berlandasan indikator yang disusun oleh yang disususn oleh Tanti
Handriana(2020), yang terdiri dari Gambar, Tulisan, Kombinasi gambar
81
Sugiyono,statistika Untuk penelitian,(Bandung: Alfabeta,2015):2.
82
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skirpsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012):99.
83
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG Jurnal 15, no.2 (2021):54

54
dan tulisan, Menempel pada kemasan.84 Indikator tersebut
dikembangkan menjadi 5 item pertanyaan menggunakan skala linkert 1-
5, berdasarkan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju
dan sangat setuju.
2. Halal Awareness merupakan kesadaran atau tingkat pemahaman
seseorang untuk mengkonsumsi produk yang jelas status
kehalalannya.85 Pengukuran variabel Halal Awareness menggunakan
kuesioner berlandaskan indikator yang disusun oleh Tanti Handriana
(2020), yang terdiri dari menyadari dan mengetahui produk halal,
menyadari dan mengetahui komposisi dari bahan-bahan yang halal,
menyadari dan mengetahui bahwa produk yang dikomsumsi benar-
benar halal.86 Indikator tersebut dikembangkan menjadi 5 item
pertanyaan menggunakan skala linkert 1-5, berdasarkan kriteria sangat
tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.
3. Harga merupakan sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk
ataupun jasa, harga menjadi salah satu unsur campuran pemasaran yang
menciptakan pendapatan. Harga juga merupakan salah satu unsur
campuran pemasaran yang menciptakan pendapatan.87 Pengukuran
variabel Harga menggunakan kuesioner berlandaskan indikator yang
dikembangkan oleh Harun Al Rasyid (2018) terdiri dari keterjangkauan
harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga,
kesesuaian harga, dan kesesuaian harga dan manfaat. 88 Indikator
tersebut dikembangkan menjadi 5 item pertanyaan menggunakan skala

84
Tanti Handriana dkk., “Purchase Behavior Of Millennial Female Generation On Halal
Cosmetic Products”, Journal of Islamic Marketin (2019):21
85
Nurul Fadillah dkk.,” Pengaruh Kesadaran Halal, Kualitas Pelayananan Promosi
Terhadap Minat Beli Konsumen Padan Martabak Buffet AhmadSalim Medan”, Aghniya Jurnal
Ekonomi Islam 3, no.2 (2021):206.
86
Tanti Handriana dkk., “Purchase Behavior Of Millennial Female Generation On Halal
Cosmetic Products”, Journal of Islamic Marketin (2019):21.
87
Muizzudin dkk., “Pengaruh Sertifikasi Halal, Citra Merek, Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Minuman Teh Botol Sosro”, Journal of Islamic Economics, Business and
Finance 10, no.2 (2020):140.
88
Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah, “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan”, Jurnal Perspektif 16,
no.1 (2018):42.

55
linkert 1-5, berdasarkan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, netral,
setuju dan sangat setuju.
4. Promosi adalah cara untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung
tentang suatu produk ataupun brand yang akan di jual. Untuk itu
promosi merupakan sarana yang ampuh untuk menarik dan
mempertahankan konsumen.89 Pengukuran variabel promosi
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Charlie Barnando
pada tahun 2015, yang terdiri dari 5 item pertanyaan menggunakan
skala linkert 1-5, berdasarkan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju,
netral, setuju dan sangat setuju.
5. Keputusan pembelian adalah semua proses yang di lalui konsumen
untuk menggali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternative, dan
memilih di antara pilihan-pilihan.90 Pengukuran variabel promosi
menggunakan kuesioner berlandaskan indikator yang dikembangkan
oleh Akrim Ashal Lubis (2015) dan disusun kembali oleh Tantri
Hadriana (2020) terdiri dari Merek, Penyalur, Kuantitas, Waktu dan
Metode Pembayaran. Indikator tersebut dikembangkan menjadi 5 item
pertanyaan dengan menggunakan skala linkert 1-5, berdasarkan kriteria
sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data marupakan serangkaian proses yang


digunakan untuk memperoleh data primer maupun data sekunder pada suatu
penelitian. Pengumpulan data yaitu Cara untuk menganalisa data secara
sistematis dan terstandar agar dapat memperoleh data yang diperlukan.
Tujuan dari pengumpulan data yaitu untuk mendapatkan fakta yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan dari suatu penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitin ini adalah sebagai berikut:

89
Kasmir, Kewirausahaan ( Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2013): 198.
90
Etta Mamang Sangaji dkk., Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian:332.

56
1. Angket (kuesioner)
Angket adalah serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
secara sistematis, dikirim ke responden, dan setelah diisi angket tersebut
diberikan kembali kepada peneliti.91 Penggunaan angket atau kuesioner
tidak akan terlepas dari skala pengukuran yaitu penentuan besar kecilnya
jarak antara satu nilai dengan nilai yang lainnya dalam alat
ukur,selanjutnya alat ukur digunakan dan memperoleh data kuantitatif.
Skala ukur yang digunakan yaitu skala likert. skala likert digunakan untuk
mengetahui pendapat, cara pandang, dan sikap individu aau kelompok
terkait fenomena sosial. Agar dapat menjadi data kuanttatif, diperluka
pemberian skor terhadap responden, seperti:
a. Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju/selalu
b. Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju/sering
c. Skor 3 diberikan untuk jawaban Ragu-ragu/kadang-kadang/netral
d. Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju/hampir tidak pernah
e. Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju/tidak pernah
Skala likert yang digunakan sebagai alat ukurnya dapat membuat
checklist ataupu pilihan ganda.92
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk
menggali data secara lisan guna memperoleh informasi.93 Wawancara
dapat dilakukan dengan pihak yang berwenang dengan tujuan untuk
memberikan informasi atau keterangan yang dibutuhkan peneliti.
F. Metode Analisis Data
Metode Analisis Data yaitu cara untuk memperoses data yang sudah
ada kemudian dijabarkan. Dalam penelitian ini cara menganalisis data yang
dipakai yaitu metode analisis deskriptif kuantitatif dengan bantuan aplikasi

91
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmi-Ilmu Sosial Lainnya,(Jakarta: Kencana prenadamedia,2014):133.
92
Mashrukin, Metododologi Penelitian Kuantitatif,(Kudus: Buku Daros Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Kudus):163.
93
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi,(Yogyakarta:PT.
PUSTAKA BARU,2015):94

57
IBM SPSS statistics 23 dan Microsoft Exel 2010. Dalam proses analisisnya,
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ditempuh dengan
beberapa teknik analisis data, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif bertujuan untuk menjabarkan atau
memberitahu terkait nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan varian
jawaban responden.94 Informasi data responden seperti tingka pendidikan,
usia, jenis kelamin, maupun ga,baran yang berkaitan dengan variabel-
variabel penelitian.
2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas yaitu ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam
mengukur apa yang diukur. pengujian validitas dikerjakan terhadap
kuesioner untuk mengetahui pertanyaan tersebut kuat atau tidak, dari
pertanyaan tersebut akan memberikan jawaban terkait pengujian yang
dilakukan.95 Cara yang dipakai untuk menguji validitas dari penelitian
ini yaitu dengan menghubungkan masing-masing skor indikator dengan
seluruh total skor konstruk. Hal tersebut dilakukan karena sederhana
dan praktis serta telah ada dalam aplikasi SPSS.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat ukur kuesioner agar bisa dikatakan
terbukti atau teruji. Suatu kuesioer yang memiliki pertanyaan tetap dari
masa ke masa maka kuesioner tersebut dapat disebut handal.96 Dalam
mengatur koefisien keandalan (reliability) kuesioner yaitu
menggunakan rumus Alpa Croanbach. Kriteria dari suatu instrument
penelitian dapat dikatakan reliable apabila koefisien reliabilitas (r) >
0,6.97 Ketidak konsistenan bisa terjadi karena perbedaan persepsi

94
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi 8,
( Semarang: Badan Penerbit UNDIP,206):19.
95
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edii 8:52.
96
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi 8:47.
97
Syofian siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17 ( Jakarta: Rajawali Pers,2014):175.

58
responden atau kekurangan paham responden dalam menjawab
pertanyaan.
Tabel 3.2
Interpretasi Derajat Reliabilitas

Rentang Kalsifikasi
Nilai
0,000-0,200 Memiliki tingkat reliabilitas sangat rendah
0,201-0,400 Memiliki tingkat reliabilitas rendah
0,401-0,600 Memiliki tingkat reliabilitas cukup
0,601-0,800 Memiliki tingkat reliabilitas tinggi
0,801-1,000 Memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi

3. Uji Asumsi Klasik


Uji Asumsi Kalsik adalah pengujian yang dilakukan kepada model
regresi dan variabel apakah teradapat kesalahan atau tidak. Pengujian ini
diperluan supaya signifikannya model-model regresi yang ada. Pengujian
tersebut antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas, pengujian dilakukan dengan aplikasi SPSS Versi 23.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan pengujian yang bertujuan menguji apakah
dalam model regresi, variabel penggangu atau residual beredar secara
normal. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik
serta uji statistik.98
1) Analisis grafik
Analisis grafk dilakukan dengan membandingkan data yang
sedang dikaji dengan sebaran yang mendekati distribusi normal.
Cara lain yang lebih tepat yaitu membandingkan sebaran kumulatif
dari sebaran normal pada normal probability plot. Hasilnya data
yang memiliki sebaran normal akan membuat satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan diumpamakan dengan garis
diagonal. Apabila data berdistribusi normal, maka garis yang
memaparkan data sebenarnya akan megikuti garis diagonal.
2) Uji Statistik
98
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi 8:154.

59
Pengujian statistic yang mampu dipakai dalam pengujian
normalitas residual yaitu uji statistic non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov.99
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan keadaan dimana terjadi hubungan
linier yang sempurna atau mendektai sempurna antar variabel
independen dalam model regresi. Pengujian Multikolinearitas
dikerjakan untuk menemukan adanya hubungan antar variabel bebas
dalam model regresi. Model regresi yang bagus yaitu tidak ditemukan
kolerasi antar variabel independen.100
Pengujian Multikolinearitas dari penelitian ini menggunakan satu
model penemuan, yaitu dengan melihat niai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas
apabila memiliki nilai tolerance ≥0,10 atau nilai VIF ≤ 10.
c. Uji Heteroskedasitas
Heteroskedasitas yaitu keadaa dimana terjadi ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Pengujian
Heteroskedasitas dilakukan guna mengukur model regresi atas residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tidak terjadi kesamaan Variance.
Homoskedastisitas terjadi jika Variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lainnya konstan, apabila berubah disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu yang tidak ditemukan
heteroskedaktisitas atau homokedastisitas.101
Untuk mendekteksi terjadinya heteroskedaktisitas atau tidak dapat
menggunakan dasar analisis dibawah ini:
a) Apabila membentuk desain tertentu, seperti titik-titik yang
menyerupai desain tertentu yang rapid an teratur menandakan bahwa
telah terjadi heteroskedastisitas.
99
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi 8:154.
100
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:103.
101
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:134.

60
b) Apabila tidak terdapat desain yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
dikatakan tidak terjadi heteroskedaktisitas.102
4. Teknik Analisis Data
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam analisis ini menjelaskan hubungan antara dua atau lebih
variabel bebas dengan variabel terikat yang linier untuk memperkirakan
nilai variabel terikat, naik turunya variabel bebas, serta
dapat ,mengetahui seberapa kuat hubungan variabel bebas maupun
variabel terikat baik positif maupun negatif. Dalam penelitian ini
terdapat 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Persamaan regresi linier
berganda sebgai berikut: 103
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
a = Konstatnta
b1, b2, b3, b4 = Koeisien regresi
X1 = Penagruh Labelisasi Halal
X2 = Kesadaran Halal
X3 = Harga
X4 = Promosi
Y = Keputusan Pembelian
e = Faktor error atau faktor lain di luar penelitian
b. Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini dilakukan guna menghitung sejauh mana kemampuan
model dalam menjelaskan variasi dari variabel terikat. Nilai R 2 yang
kecil menunjukan keterbatasan dari variabel-variabel bebas mampu

102
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:134.
103
Duwi Priyatno, Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS, (Jakarta:
Mediakom,2010):67.

61
menerangkan sebgian besar informasi yang dibutuhkan untuk
mempertimbangkan variasi variabel terikat.104
c. Uji Signifikasi Keseluruhan dari Regresi Sample (Uji satistik F)
Pengujian simultan dilakukan guna mengetahui hubungan dari semua
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dapat
dikerjakan dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel. Apabila
dalam hal ini Fhitung lebih besar dari pada Ftabel. Hal ini menunjukan
bahwa keseluruhan variabel bebas memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel terkait.105
d. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik T)
Uji statistik t dikerjakan untuk menguji pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen
dapat dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05.106

104
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19,
( Semarang: Universitas Diponegoro,2011):97.
105
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi:171.
106
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:171.

62

Anda mungkin juga menyukai