احلمد هلل الذي انزل كتابه بعلم النحو والصرف وهبما يعرف مقاصد الكلمة واجلملة
ومواضعها
والصالة والسالم على النيب الكرمي حممد صلى اهلل عليه وسلم مقاالته تلهم اصحابه وعلماء
العصر بأن يزينوا كلماهتم ومجالهتم ببديعة قالئد االسنان وعلى اله واصحابه آليل سالسل
احلني
Ketika saya disodori buku ini, tentunya saya menyambut dengan baik
dan saya apresiasi atas terbitnya buku ini, yang notabene memuat dasar-
dasar dari ilmu alat (Nahwu dan Shorof) yang dikemas dengan metode
ii Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
rumusan, sehingga para pemula lebih terarah dalam mempelajarinya, lebih
mengetahui langkah-langkah yang hendaknya dipelajari dan dipahami dalam
mempelajari dasar-dasar Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof, sehingga bukan
hanya mudah dipahami tapi juga lebih efesien.
Akhirnya saya hanya bisa berdo’a semoga buku yang praktis ini
benar-benar bisa dimanfaatkan oleh siapa saja yang hendak mempelajari
dasar-dasar ilmu yang berhubungan dengan bahasa Arab, baik cara
membaca bahasa Arab (kitab kuning) atau menterjemahkannya.
iii Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
SEKAPUR SIRIH PENYUSUN
SAHRUL ANAM
Tutor Channel Ngaji Online
Buku “Rumus Pintar Baca Kitab Kuning dan Terjemah Bahasa Arab”
yang ada dihadapan para pembaca sekalian, adalah sebuah buku yang berisi
tentang dasar-dasar ilmu nahwu yang disisipi rumusan-rumusan singkat
seputar dasar ilmu nahwu dan shorof.
Maka dari itu saya berharap, semoga buku ini dapat menjadi buku pegangan
bagi sahabat-sahabat yang baru mempelajari dasar-dasar ilmu nahwu dan
shorof dan dapat menjadi bekal untuk praktik baca kitab kuning.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT. saya meminta tolong dan senantiasa
mengharap Ridho-Nya dan semoga kita semua selalu diberi kemudahan
dalam mempelajari Bahasa Arab yang tidak lain tujuannya adalah untuk
Likhidmatil Qur’an. Amin Ya Rabbal Alamin.
4) KHOBAR ................................................................................ 47
3) Dhorof / ظرف.............................................................................. 52
6) Hal/ حال...................................................................................... 54
7) Tamyiz/ متييز................................................................................ 54
9) Munada/ منادى............................................................................. 58
viii Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
)2 Mudhof Ilaih ........................................................................... 64
TAWABI’ ..................................................................................................................... 66
1) Na’at dan Macam-macamnya ................................................. 66
)2 Athof ....................................................................................... 67
3) Taukid ..................................................................................... 68
4) Badal ....................................................................................... 69
Pada bab ini pula kita mulai dikenalkan dengan beberapa Fi’il yang
akhirannya bersifat tetap (Mabni) yaitu Fi’il Madhi dan Fi’il Amar sekaligus
cara mengenali berbagai tanda akhir dari setiap kalimatnya. Karena
keduanya merupakan Fi’il yang akhirannya bersifat tetap (Mabni) sehingga
lebih mudah untuk dipelajari, maka kedua jenis Fi’il ini sengaja
didahulukan sebelum mempelajari kalimat lainnya seperti Fi’il Mudhori’
yaitu Fi’il yang akhirannya mengalami perubahan (Mu’rob), dan Kalimat
Isim.
Materi bab pertama ini berisi lima sesi (pertemuan) yang disusun secara
sistematis sehingga diharapkan kita akan memahami dasar-dasar Ilmu
Nahwu serta mengenal seluruh Kalimat Fi’il.
PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat : Ialah lafadz yang mufid dan mufrod.
Contoh : َْ( فَتَحmembuka) د
ٌ ْ( زَيZaid) َْ( الْبَابpintu)
Ketiga contoh tersebut dinamakan kalimat karena terdiri
dari :
Lafadz : Karena diambil dari rangkaian huruf hijaiyah.
Mufid : Karena dimengerti dan dipakai oleh orang Arab.
Mufrod : Karena belum disususun menjadi rangkaian
ucapan.
PERTEMUAN KE-2
Fi’il Madli:
2. Fi’il apa saja yang Mabni dan Fi’il apa saja yang Mu’rob.
3. Model harakat terakhir dari Fi’il Madhi. Adapun Fi’il Mudhori’ dan Fi’il
Amar akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
o Mabni Sukun, jika terdiri dari shohih akhir dan tidak bertemu dengan
Alif Tasniyah, Wawu Jamak dan Ya’ Mufrod Muannas Mukhotobah.
Contoh:ْْضرِب
ْ ِْا
o Mabni dengan membuang Huruf Illat, jika terdiri dari Mu’tal Akhir.
Contoh: َ اِخْش- ِ اِرْم- ُ ُادْعasalnya adalah اِخْشَى- ْ اِرْمِي- ُا ْدعُوا
o Mabni dengan membuang Huruf Nun, jika Fi’il Amar bertemu dengan
Alif Tatsniyah, Wawu Jama’ atau Ya’ Muannats Mukhatabah. Contoh:
ْضرِبِي
ْ ِا-ضرِبُوْا
ْ ِا-ضرِبَا
ْ ِ اasalnya adalah َضرِبِْين
ْ ِا-َضرِبُ ْون
ْ ِا-ِضرِبَان
ْ ِْا
PERTEMUAN KE-5
o I’rob Rofa’ : Apabila tidak dimasuki Amil Nawasib atau Amil Jawazim.
Contoh: ُيَ ْفتَح - ُضرِب
ْ َي
o I’rob Nashob: Apabila dimasuki Amil Nawasib.
Contoh: َيَ ْفتَح ْ اَن- َضرِب
ْ َاَنْ ي
o I’rob Jazam: Apabila dimasuki Amil Jawazim.
Contoh: ْيَ ْفتَح ْ لَم- ْضرِب
ْ َلَمْ ي
ْْAmil Nawasib. Yaitu Amil yang menashobkan Fi’il Mudhori’, ada 10 macam:
ْ فَاء،ُ وَاو،ْ اَو، حَتَّى،ْ الَمْ جُحُد،ْ الَ ْم كَي،ْ اِذَن،ْ كَي،ْ لَن،ْاَن
َي
ْ َن اِنْ صُدِّرَتْ وَلَامُْك
ْ كَذَا اِذ َي
ْ َن وَك
ْ شرٍ وَهْيَْاَن وَل
ْ َفَانْصِبْ بِع
وَالوَاوُْوَاْلفَا فِي جَوَابٍ قَدْ عَنَوْا َو
ْ وَ َال ْمُ جُحدٍ وَكَذَا حَتَّى وَأ
Amil Jawazim. Yaitu Amil yang menjazamkan Fi’il Mudhori’, ada 16 macam:
، كَيْفَمَا، حَْيثُمَا، مَهْمَا،َ اَْين،َ اَيَّان، مَتَى،ٌّ اَي، إِذْمَا، مَا،ْ مَن،ْ اِن،ْ لَامْ اَمَر،ْ لَا نَهِي، لَمَّا،ْلَم
اَنَّى
ب
ْ َالطل
َّ وَلَا وَلَامٍ دََّلتَا عَلَى ْ َوَجَزْمُهُ بِلَمْ وَلَمَّا قَدْ وَج
ب
اَيٌّ مَتَى اَيَّــانَ اَْينَ مَ ْهمَا كَذَاكَ اِنْ وَمَنْ وَمَـا وَاِذْمَا
كَإِنْ يَقُمْ زَيْدٌ وَعَ ْمرٌو قُ ْمنَا وَحَْيثُمَا وَكَيْفَمَا وَاَنَّى
Fi’il Mudhori’ Sohih Akhir (akhirnya tidak terdiri dari Huruf Illat: ، الف،واو
ْ)ياء
Af’alul Khomsah. Adalah setiap Fi’il Mudhori’ yang bertemu dengan Alif
Tasniyah, Wawu Jamak atau Ya’ Mufrod Muannats Mukhotobah.
Contoh: َتَفْعَلِْين ،َ تَفْعَلُ ْون،َ يَفْعَلُ ْون،ِ تَفْعَلَان،ِيَفْعَلَان
I’rob Tanda I’rob Contoh
Rofa’ Menetapkan Nun ِيَفْعَلَان
Nashob Membuang Nun اَنْ يَفْعَلَا
Jazam Membuang Nun لَمْ يَفْعَلَا
Selain itu, pada pertemuan terakhir di bab ini kita jug akan
mempelajari Kalimat Isim ditinjau dari segi keumuman dan kekhususannya
atau yang dikenal dengan Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Dengan demikian
pada BAB II ini kita akan bahas tuntas hal-hal yang berhubungan dengan
Kalimat Isim.
Pada pertemuan ke-1 ini, kita mulai menegenal akhir Kalimat Isim secara
umum yaitu ada yang mu’rob (berubah) dan ada yang mabni (tidak
berubah). Kemudian melanjutkan mempelajari model-model kalimat isim
dilihat dari lafadz dan maknanya sekaligus menentukan tanda i’robnya.
• Ada berapakah model akhir dari Kalimat Isim ditinjau dari segi
berubah dan tidaknya?
• Apa saja i’rob yang masuk pada Kalimat Isim?
• Apa saja macam-macam Kalimat Isim?
• Apa yang dinamakan Isim Mufrod dan apa saja tanda i’robnya?
• Apa yang dinamakan Isim Tasniyah dan apa saja tanda i’robnya?
• Apa yang dimanakan Jamak Taksir dan apa saja tanda i’robnya?
• Apa yang dinamakan Jamak Muannats Salim dan seperti apa saja tanda
i’robnya?
• Apa yang dinamakan jamak Mudzakkar Salim dan apa saja tanda
i’robnya?
• Apa yang dinamakan Asma’ul Khomsah dan apa saja tanda i’robnya?
• Apa yang dinamakan Isim Maqsur dan apa saja tanda i’robnya?
• Apa yang dinamakan Isim Manqus dan apa saja tanda i’robnya?
Catatan : Dari ketiga contoh di atas, maka jelas bahwa kalimat isim tidak
bisa dibaca jazam (ْ)الْ ُوضُوْء
Isim Maqsur: Isim yang diakhiri dengan Alif Lazimah. (sebelum akhir
fathah)
Isim Manqus: Isim yang diakhiri dengan Ya’ Lazimah (Sebelum akhir
kasroh)
Pada dasarnya semua kalimat isim yang mu’rob harus ditanwinkan karena
sebagaimana yang telah disebut di depan, bahwa salah satu ciri dari
kalimat isim adalah tanwin. Namun ada beberapa isim yang tidak boleh
ditanwinkan antara lain:
ْ زِيَادَة اَلِف،ْ تَرْكِيبْ مَ ْزجِي،ْعَلَمِي/ْ مَ ْعرِفَة،ْ تَ ْأنِيْث،ْ عُ ُدل،ْ وَزَنْ فِعِل،ْصِيْغَةْ ُمْنتَهَى الْجُمُوع
صِفَة،ْ عَجَمِي،ْنُون
Untuk mempermudah maka bisa dihafal melalui bait berikut:
Contoh:
Udul : Adalah setiap kalimat isim yang keluar dari bentuk aslinya tanpa
merubah maknanya. Udul bisa dikatakan Isim Ghairu Munshorif apabila
maknanya berupa alami atau sifat.
31 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
Contoh Udul berupa nama : زُفَ ُر،ُ ُزحَل،عُمَ ُر
Contoh Udul berupa sifat : ُ مَْثلَث،ُ ثُالَث، ُثنَاء مَْثنَى،ُ مَ ْوحَد،ُُاحَاد
Kesimpulan :
Yang Dua Illat ada: Harus melihat lafadz dan maknanya (apakah alami
atau sifat)
34 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
اخري
حذف حرف فعل مضارع معتل
- فتحة مقدر ضمة مقدر
العلة الف
حذف حرف فعل مضارع معتل
- فتحة ظاهر ضمة مقدر
العلة ياء ،واو
حذف النون - حذف النون ثبوت النون افعال اخلمسة
35 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
PERTEMUAN KE-3
BABNI
❖ Isim Isyaroh : Isim yang menunjukan pada Musyar Ilaih (اليه )مشار
Isim Isyaroh meliputi:
1. Tunggal pria :ْْهَذَا 4. Tunggal wanita : ِهِذِه
Adapun yang menjadi fokus dari kedua isim ini sebenarnya bukanlah
lafdznya melainkan makna yang dikandung. Dan Adapun yang akan kita
pelajari antara lain :
Isim Nakiroh : Isim yang menunjukkan arti umum. Tandanya ialah setiap
isim yang bisa menerima ْ( اَلyang dapat mema’rifatkannya)
Isim Ma’rifat : Isim yang menunjukkan arti khusus.
Jumlah Isim Ma’rifat ada 6 : yaitu Isim Dhomir, Isim Alam, Isim Isyaroh,
Isim Maushul, Isim yang dimasuki (ْ )اَلdan isim yang dimudhofkan pada
salah satu isim ma’rifat.
Dan perlu kita ketahui bahwa isim yang dibaca rofa’ hanya ada 7 macam.
Dari 7 macam tersebut akan kita pelajari secara terpisah sebagai berikut:
Adapun isim yang dibaca rofa’ yang terakhir yaitu tawabi’ dan tidak akan
dibahas pada bab ini, melainkan akan dibahas pada bab tersendiri yaitu
pada bab VI. Hal itu dikarenakan isim yang dibaca rofa’ yang terakhir
(tawabi’) rofa’nya berupa aridhi (bukan asli). Sehingga tawabi’ bukan
hanya ditemukan pada isim yang dibaca rofa’ saja melainkan juga akan
ditemukan pada isim yang dibaca nashob dan yang dibaca jar.
Maka pada pertemuan yang ke-1 ini, pertama kita akan mengenal apa saja
7 macam isim yang dibaca rofa’ dan mampu menghafal nama-namanya.
Kemudian kita akan mempelajari dua macam isim yang dibaca rofa’ yaitu
fa’il dan naibul fa’il. Kedua isim yang dibaca rofa’ ini sangat penting untuk
dipelajari karena rangkaian kalimat yang terdiri dari keduanya sangatlah
banyak ditemukan ketika membaca kalimat yang bertuliskan bahasa arab
khususnya kitab kuning. Selain itu pada pertemuan pertama ini kita juga
akan mengenal istilah fi’il mabni ma’lum dan mabni majhul karena istilah
keduanya merupakan sesuatu yang sangat erat dengan fa’il dan na’ibul fa’il.
1. Fa’il
2. Naibul fai’il
3. Mubtada’
4. Khobar
5. Isimnya َ كَانdan saudaranya
6. Khobarnya َّ ِإنdan saudaranya
7. Tabi’ Lil Marfu’ (Kalimat yang ikut pada kalimat yang Rofa’)
1) FA’IL
Pengertian Fa’il : Isim yang dibaca rofa’ yang terletak setelah fi’ilnya.
(Menjadi Pelaku Pekerjaan)
1. Fa’il Isim Dzohir : Fa’il yang maknanya bukan berupa kata ganti
melainkan berupa orangnyaْlangsung. Contoh: ٌزَيْد َ( جَاءZaid Datang)
Catatan: Fa’il Isim Domir yang terdapat pada fi’il madhi dan fi’il mudhori’
terdapat pada 14 tempat sebagaimana dalam bab isim dhomir. Adapun
yang terdapat pada f’il amar hanya 6 tempat.
2) NAIBUL FA’IL
Pada pertemuan ke-2 ini kita akan melanjutkan mempelajari isim yang
dibaca rofa’ yang ke 3 dan ke 4 yaitu mubtada’ dan khobar.
Sebagaimana fa’il dan na’ibul fa’il, mubtada’ dan khobar juga sangat banyak
ditemukan dalam rangkaian kalimat berbahasa arab. Maka tentunya
diharap pada pertemuan ini kita meperhatikan contoh-contoh yang ada
dan memperbanyak latihan menebak kalimat baik yang ada harokatmya
maupun kitab yang kosongan (gundul).
Dalam pembahasan ini poin penting yang perlu dikuasai antara lain :
3) MUBTADA’
Mubtada’ : Isim yang dibaca rofa’ yang sepi dari amil lafdzi
Amil ada 2 :
1) Amil Lafdzi : Amil yang dapat dilihat oleh mata, bisa diucapkan oleh
lisan dan bisa dirasa oleh hati.
2) Amil Maknawi : Amil yang tidak dapat dilihat oleh mata, diucapkan
oleh lisan akan tetapi dirasa oleh hati.
4) KHOBAR
Khobar : Isim yang dibaca rofa’ yang menjadi penyempurna mubtada’.
Khobar dibagi 2 :
1) Khobar Mufrod : Khobar yang tidak terdiri dari jumlah atau Syibhul
Jumlah (menyerupai jumlah). Contoh : ٌعَالِم ٌزَيْد
2) Khobar Gairu Mufrod : Khobar yang terdiri dari jumlah atau yang
menyerupai jumlah. Contoh : َقَام ٌ زَيْد،ٌ زَيْدٌ اَخُ ْوهُ قَائِم،ِ زَيْدٌ فِي الدَّار،َزَيْدٌ عِنْدَك
Jumlah ada 2 :
1) Jumlah Ismiyah : Jumlah yang terdiri dari susunan Mubtada’ dan
Khobar. Contoh : ٌقَائِم ُزَيْدٌ اَخُ ْوه
2) Jumlah Fi’liyah :ْJumlah yang terdiri dari susunan Fi’il dan Fa’il.
Contoh : ُقَامَ اَبُ ْوه ٌزَيْد
Setelah mengenal isim yang dibaca rofa’ yang berupa mubtada’ dan khobar,
maka selanjutnya kita akan mempelajari isim yang dibaca rofa’ bagian ke-5
dan ke-6 yaitu isimnya َ كَانdan khobar َّاِن
Namun tentunya sebelum mengenal lebih lanjut kedua isim ini, maka
tentunya kita harus mengenal apa itu َكَان dan َّ اِنyang mana keduanya
dikenal dengan istilah amil nawasikh.
Amil nawasikh adalah amil yang masuk pada rangkaian mubtada’ dan
khobar dan merusak hukum keduanya, maka dari itu sangatlah penting
untuk memahami mubtada’ dan khobar terlebih dahulu sebelum
mempelajari amil nawasikh. Untuk mengetahui apa itu amil nawasikh
sebenarnya cukuplah mudah, karena bentuk-bentuknya sudah tentu,
tinggal dihafalkan.
• َ كَانdan saudaranya
• َّ اِنdan saudaraya
• َّ ظَنdan saudaranya
Adapun poin-poin yang akan diurai pada pembahasan ini antara lain :
• Apa yang dinamakan amil nawasikh ?
• Apa saja saudaranya َ?كَان
• Bagaimana amalmya kana dan saudara-saudaranya?
• Apa saja saudara َّ? اِن
1. كَانَْوَاَخَوَاتُهَْا
Amalnya merofa’kan Mubtada’ dijadikan isimnya, dan menashobkan
Khobar dijadikan Khobarnya. Contoh : عَلِيْمًا وَكَانَ اهلل
2. ِإنَّْوَاَخَوَاتُهَا
Amalnya menashobkan Mubtada’ dijadikan isimnya, dan merofa’kan
Khobar dijadikan Khobarnya . Contoh : ٌإِنَّ اهللَ عَلِيْم
Saudaranya َّ إِنada 5 : َّ لَعَل،َّ لَكِن،َّ كَأَن،َ لَيْت،َّأَن
3. ظَنَّْوَاَخَوَاتُهَا
Amalnya menashobkan pada Mubtada’ dan Khobar dan keduanya
dijadikan Maf’ulnya. Contoh : ظَنَنْتُ زَيْدًا عَالِمًا
Adapun jumlah dari isim yang dibaca nashob ini lebih banyak daripada isim
yang dibaca rofa’ yaitu sebanyak 13 macam. Sehingga penting sekali untuk
bisa mengenali dan membedakan dari masing-masing isim yang dibaca
nashob tersebut dengan cara memperbanyak latihan-latihan dan praktik.
PERTEMUAN KE-1
Pada petemuan ke-1 ini kita akan mulai mengenal macam-macam isim yang
dibaca nashob yaitu sebanyak 13 macam, hanya saja pada pertemuan ini
kita hanya akan mempelajari sebanyak 3 macam saja, yaitu mulai dari
maf’ul bihi, maf’ul mutlaqh dan terakhir maf’ul fihi atau yang lebih dikenal
dengan dzorof. Adapun hal-hal yang harus kita kuasai di pertemuan ini
sebagai berikut :
3) Dhorof /ف
ْ ظر
Ialah nama waktu/tempat yang dibaca nashob yang menyimpan makna ْفِي
Dzorof ada 2 :
1. Dzorof Zaman : Dzorof yang menunjukkan waktu.
Contoh : الْخَمِيْس َتَعَلَّمْتُ يَوْم
Contoh Lafadz Dzorof Zaman :
أَوْ مُدَّةً أَوْ جُمْعَةً أَوْ حِْينَا أَوْ لَْيلَةً أَوْ يَوْمًا أَوْ سِنِْينَا
ْأَوْ غُدْوَةً أَوْ بُ ْكرَةً إِلَى السَّفَر ْأَوْ قُمْ صَبَاحًا أَوْ مَسَاء أَوْ سَحَر
ْأَوْ صُمْ غَدًا أَوْ سَرْمَدًا أَوِ اْلأَبَد ْأَوْلَْيلَةَ الْاِْثنَْينِ أَوْ يَوْمَ الْاَحَــد
Pada pertemuan ke-2 ini kita akan melanjutkan mempelajari isim yang
dibaca nashob bagian ke-2, yaitu maf’ul liajlih dan maf’ul ma’ah. Dan untuk
mengenali keduanya tentunya kita harus memperhatikan definisi dan
tujuan dari masing-masing isim tersebut, sekaligus mampu menebak
contohnya masing-masing. Dan yang perlu dikuasai dalam pembahasan ini
diantaranya :
4) Maf’ul Lahu/مفعولْلْه
5) Maf’ul Ma’ah/مفعولْمعْه
Ialah isim yang dibaca nashob yang terletak setelah Wawu Ma’iyah untuk
menunjukkan kebersamaan. Contoh : َوَالنَّْيل ُسِرْت
PERTEMUAN KE-3
Di pertemuan ini kita akan melanjutkan lagi isim yang dibaca nashab bagian
ke-3, yaitu ada 2 macam, yaitu hal, dan tamyiz. Isim yang dibaca nashob
pada bagian ini juga sangat penting untuk dipelajari dan dipahami mulai
dari pengertian, syarat-syarat, serta ciri-ciri termasuk contoh-contohnya,
6) Hal/ل
ْ حا
Ialah isim yang dibaca nashob yang menjelaskan keadaan yang samar.
Contoh : رَاكِبًا ٌجَاءَ زَيْد
Ciri-ciri Hal
▪ Hal harus terdiri dari isim nakiroh dan berupa isim musytaq.
▪ Shohibul Hal harus terdiri dari isim ma’rifat.
7) Tamyiz/متييز
Ialah isim yang dibaca nashob yang mengandung makna min yang
menjelaskan Dzat atau Nisbat yang samar.
Contoh : كِتَابًا َاِ ْشتَرَيْتُ اَ ْربَعِْين-تَصَبَّبَ زَيْدٌ عَرَقًا
PERTEMUAN KE-4
Pada pertemuan kali ini kita akan belajar tentang istitsna’ (pengecualian).
Rangakain kalimat yang terdiri dari ististna’ sangat banyak kita temui
dalam kitab-kitab kuning atau susunan Bahasa Arab, sehingga sangatlah
penting untuk mengenal istilah-istilah yang terdapat dalam pembahasan
ististna’ ini, mulai dari alat-alat yang digunakan untuk mengecualikan (الة
)االستثناءkalimat yang dikeculaikan dan lain sebagainya. Namun sebenarnya
cukup sedikit mudah dalam mepelajari tentang ististna’ ini, sebab fokus
pembahasan pada ististna’ ini hanyalah tentang bagimana cara baca ()مستثىن
(isim yang dikecualikan). Adapun mengenai alat-alat yang digunakan untuk
mengecualikan, lafadz-lafadznya sudah ditentukan sehinga cukup
dihafalkan saja. Maka yang akan kita pelajari pada pertemuan ini antara
lain sebagai berikut :
Catatan : Cara baca lafadz غري sama dengan cara baca mustastna
PERTEMUAN KE-5
Pada pertemuan ke-5 ini kita akan melanjutkan pembahasan isim yang
dibaca nashob yang ke sembilan yaitu munada. Munada sendiri secara
Bahasa adalah yang dipanggil dan adapun yang dimaksud disini adalah isim
yang dibaca nashob yang terletak setelah alat-alat nida’ (alat -alat yang
digunakan untuk memanggil). Maka tentunya dalam menentukan munada,
cukuplah mudah tinggal menghapal lafadz-lafadz yang digunakan untuk
memanggil, hanya saja tidak semua munada harus dibaca nashob
melainkan ada beberapa munada yang hukumnya mabni, maka di sini kita
dituntut untuk mengenal macam-macam munada, sebab lain munada, lain
pula hukum bacaannya.
9) Munada/ى
ْ مناد
Ialah isim yang dibaca nashob yang terletak setelah Alat-alat Nida’.
Contoh : اهلله َيَا رَسُ ْول
Mufrod Alam : Berupa Isim Alam yang tidak terdiri dari Mudhof atau
Syibhul Mudhof. Contoh : ُزَيْد َيا
Nashob : Apabila terdiri dari selain Munada Mufrod Alam atau Nakiroh
Maksudah. Contoh : ً يَا طَالِعًا جَبَال، ياَ عبدَ اهلله،ًيَا رَجُال
PERTEMUAN KE-6
Isim yang dibaca nashob bagian yang kesepuluh adalah isimnya ْالnafi jinis,
mu’rob. Namun yang termasuk isim yang dibaca adalah isim الyang mu’rob
saja. Maka yang akan kita pelajari di pertemuan ini antara lain:
PERTEMUAN KE-7
Pertemuan ke-7 ini kita ketemu lagi dengan istilah amil nawasikh, yaitu َّظَن.
Sebenarnya pada bab III kita sudah mengenal tentang apa itu amil
nawasikh dan apa saja macam-macam amil nawasikh, bahkan pada bab
tersebut kita sudah mengenal tentang bagaimana amalnya َّ ظَنdan saudara-
saudaranya. Hanya saja pada pertemuan ini kita sedikit mengulang tentang
Amalnya وَاَخَوَاتُهَا
َّ ظَنmenashobkan pada Mubtada’ dan Khobar dan keduanya
dijadikan Maf’ulnya. Contoh : ظَنَنْتُ زَيْدًا عَالِمًا
PERTEMUAN KE-1
Pada bab ini kita hanya ada dua pertemuan saja, pada pertemuan ke-1 kita
akan mempelajari tentang jar majrur, dan pada pertemuan ke-2 kita akan
mempelajari idhofah.
Untuk memberi gambaran, pada bab V ini, garis besar yang akan dibahas
adalah :
1) Jar Majrur
Susunan Jar Majrur : Susunan yang terdiri dari huruf Jar dan
Majrurnya.
حَتَّى خَلَا حَاشَا عَدَا فِي عَنْ عَلَى هَاكَ ُحرُ ْوفَ اجلَرِِّ وَهْيَ مِنْ إِلَى
وَالْـكَافُ وَاْلبَا وَلَعَلَّ وَمَتَى مُذْ ُمنْذُ رُبَّ الالّمُ كَيْ وَاوٌ وَتَـا
1. Huruf jar Asli : Huruf jar yang mempunyai makna dan ta’alluq.
Contoh : ٍبِزَيْد ُمَرَرْت
2. Huruf Jar Zaidah: Huruf jar yang tidak punya makna dan ta’alluq.
Contoh : ٍبِمُسَافِر ٌلَيْسَ زَيْد
3. Huruf Jar menyerupai Zaidah : Huruf jar yang punya makna tapi tidak
punya taalluq. Contoh : ُكَرِيْمٍ لَقِْيتُه ٍرُبَّ رَ ُجل
Catatan : Ketiga huruf jar yang sudah disebutkan di atas, secara i’rob
fungsinya sama yaitu sama-sama menjarkan kalimat setelahnya.
PERTEMUAN KE-2
Pada pertemuan ke-2 ini, kita akan mempelajari bagian isim yang dibaca
jar yang yang kedua, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan susunan
idhofah. Antara lain sebagai beikut :
PERTEMUAN KE-1
Untuk pertemuan ke-1 ini kita akan mempembelajari tentang apa saja isim
yang ikut pada kalimat sebelumnya, kemudian dilanjutkan mengenal na’at
atau yang sering juga disebut dengan sifat. Hal ini penting untuk kita
ketahui sebab susunan na’at man’ut sering kita temui dalam tarkib Bahasa
arab. Maka dari itu, yang akan kita pelajari pada pertemuan ini antara lain
adalah :
TAWABI’
Tabi’ : (Kalimat yang ikut pada kalimat lain). ada 4:
Na’at : Ialah lafadz yang ikut pada man’ut untuk menjelaskan sifatnya.
Contoh : ُم
ْ ِالعْال ٌجَاءَ زَيْد
Man’ut : ialah lafadz yang diikuti na’at (yang dijelaskan sifatnya). Contoh :
ُجَاءَ زَيد الْعَالِم
NA’AT ADA 2 MACAM :
PERTEMUAN KE-2
2) Athof
❖ Athof : Ialah lafad yang i’robnya ikut pada Ma’thuf’ Alaih.
Athof ada 2:
PERTEMUAN KE-3
Pada pertemuan ke-3 ini, kita akan mempelajari tentang taukid, ini adalah
bagian ketiga dari kalimat yang ikut pada kalimat sebelumnya. Untuk
mengenali taukid ini juga mudah sebab lafadz-lafadz yang digunakan sudah
tentu. Maka langsung saja kita akan mengenal taukid mulai dari :
3) Taukid
❖ Taukid : Ialah lafadz yang ikut pada Muakkad untuk memperkuat
perkataan.
PERTEMUAN KE-4
Badal adalah isim yang ikut pada kalimat sebelumnya. Adapun yang diikuti
dinamakan mubdal minhu. Perbedaan badal dari pada tawabi’ yang sudah
dipelajari sebelumnya ialah terletak pada pembagiannya, badal lebih
banyak macam-macamnya, maka dari itu kita dituntut untuk lebih teliti
dalam memahami masing-masing definisi dari macam-macam badal, sebab
dari beberapa badal, ada sedikit kemiripan. Maka kita langsung saja
pertama mengenal :
4) Badal
❖ Badal : Ialah lafadz yang ikut pada Mubdal Minhu untuk menjelaskan
Hukukmnya tanpa menggunakan huruf athaf.
Badal ada 5:
Badal Kulli Minal Kulli : Badal yang sesuai dengan Mubdal Minhu.
Contoh : َزَيْدٌ اَخُوْك َجَاء
Badal Ba’dhi Minal Kulli : Badal yang sebagian dari Mubdal
Minhunya. Contoh : ُنِصْفَه َْْ اَكَلْتُ الرَّغِْيف
حروف االستقبال[ :السني وسوف] حروف النصب[ :أنْ ،لنْ ،إذنْ ،كي]
حروف اجلزم[ :ملَ ،لمَّا ،الم األمر ،ال الناهية] حرف الردع[ :كال]
حروف املصدر[ :أن ،ما ،كي ،لو] حروف الشرط[ :إن ،لو ،إذا]
حروف النفي[ :لن ،مل ،ملا]وتَختصُّ بالفعل حروف التحضيض[ :أال ،أما ،هال ،لوال،
املضارع لوما]
حرف التوقع[ :قد](،حتقيق قبل املاضي ،وتقليل قبل املضارع)
حروف االستثناء[ :إال ،خال ،عدا ،حاشا] .حروف النداء[ :اهلمزة ،يا ،آ ،أي ،أيا ،هيا ،وَ].
حرفا التفصيل[ :أما ،إما]. حرفا املفاجأة[ :إذا ،إذ].
حرفا النفي[ :الت ،إن]. حروف التنبيه[ :ها ،أما ،أال].
احلروف املشبَّهة بالفعل[ :إنَّ ،أنَّ ،كأنَّ ،لكنَّ ،ليت ،لعل].
حروف اجلر[ :من ،إىل ،عن ،على ،يف ،الباء ،الالم ،عدا ،خال ،حاشا ،رُبَّ ،مذ ،منذ،
حىت ،الكاف ،واو القسم ،باء القسم ،تاء القسم ،كي (تَختصُّ بالدخول على االسم
الظاهر) ،لوال (ختتص بالدخول على الضمري)]
71 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
Huruf yang bisa masuk pada kalimat fi’il dan kalimat isim :
72 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
RUMUS PASTI
Mengenal kalimat-kalimat yang i’robnya sudah pasti
Setelah enam bab kita lalui, maka berikutnya akan diperkenalkan rumus-
rumus untuk kalimat-kalimat yang sudah pasti i’robnya.
1. Isim ma’rifat sebab alif lam (ْْ)ال: ketika terletak setelah lafadz ايهاatau
ايتهاmaka hukumnya rofa’ dii’rob menjadi na’at. Contoh : ايها الطالب اجتهد
2. Isim ma’rifat sebab alif lam : ketika terletak setelah isim isyaroh, maka
kedudukannya ikut pada mahal isim isyaroh, menjadi athof bayan atau
badal ketika berupa isim jamid. Contoh : الرجل جاء هذا
Dan menjadi na’at jika berupa isim musytaq. Contoh : العامل جاء هذا
3. Jika terdapat dua isim ma’rifat yang menunjukan pada satu orang, maka
yang kedua dii’rob menjadi badal. Contoh : حممد على سيدنا
4. Isim maushul yang terletak setelah isim ma’rifat, maka dii’rob menjadi
na’at atau badal. Contoh : ابوه جاء الطالب الذي مات
5. Isim maushul yang terletak setelah isim nakiroh, maka dii’rob menjadi
mudhof ilaih. Contoh : سقط
اخذت كتاب الذي
6. Isim yang terletak setelah لوالmaka dii’rob menjadi mubtada’ dan
الحول والقوة
10. Kalimat yang terletak setelah كلتا، كال، سوى، غري، مجيع، بعض، كلdan
semua isim dzorof, dii’rob menjadi mudhof ilaih. Contohْ: صليت كل يوم
14. Kalimatْْ مجيعا – معا – وحيدا – وحدها – وحده – أوال – ثانيا – دائما – قاطبة
dii’rob menjadi hal. Contohْ:ْْال اله اال اهلل وحده ال شريك له
15. Jumlah atau yang menyerupainya jika terletak setelah isim ma’rifat maka
berfungsi sebagai hal. Contohْ: جاء الطالب يذاكر درسه
16. Jumlah atau yang menyerupainya yang terletak setelah isim nakiroh,
maka berfungsi sebagai sifat. Contohْ: درسه جاء رجل يذاكر
Macam-macam bina’
Bina’ ada 7 macam:
1. Bina’ Shohih : Kalimat yang fa’ fi’il, ‘ain fi’il dan lam fi’ilnya tidak terdiri
dari huruf illat atau huruf hamzah atau tasydid. Contoh : َضَرَب َنَصَر
2. Bina’ Mitsal : Kalimat yang fa’ fi’ilnya terdiri dari huruf illat.
Catatan : Apabila terdiri dari huruf illat wawu dinamakan mitsal
wawi, apabila terdiri dari huruf illat ya’ dinamakan mitsal ya’i. Contoh
: َيَسَر َْوَعَد
3. Bina’ Mudlo’af : Kalimat yang ‘ain fi’il dan lam fi’ilnya terdiri dari huruf
yang sama. Contoh : َّعَضَّ مَد
4. Bina’ Lafif : Kalimat yang terdapat 2 huruf illat.
Catatan : Apabila huruf illatnya terdapat pada fa’ fi’il dan dan lam
fi’il, maka dinamakan lafif mafruq. Apabila huruf illatnya terdapat
pada ‘ain fi’il dan lam fi’il, maka dinamakan lafif maqrun. Contoh :
وَقَى شَوَى
5. Bina’ Naqis : Kalimat yang lam fi’ilnya terdiri dari huruf illat.
Catatan : Apabila terdiri dari huruf illat wawu dinamakan naqis
wawi, apabila terdiri dari huruf illat ya’ dinamakan naqis ya’i. Contoh:
6. Bina’ Mahmuz : Kalimat yang fa’ fi’il, ‘ain atau lam fi’ilnya terdiri dari
hurufْhamzah.
Catatan : Apabila huruf hamzahnya terdapat pada fa’ fi’il, maka
dinamakan mahmuz fa’. Apabila terdapat pada ‘ain fi’il, maka
dinamakan mahmuz ‘ain. Apabila terdapat pada lam fi’il, maka
dinamakan mahmuz lam. Contoh : َ نَشَأ،َ وَأَد،َأَمَل
Tsulasi mujarrod : Kalimat yang terdiri dari 3 huruf dan tidak ada huruf
tambahannya. Contoh : َضَرَب
77 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
Ruba’i Mujarrod : Kalimat yang terdiri dari 4 huruf dan tidak ada huruf
tambahannya Contoh : َدَحْرَج
Tsulasi Mazid Ruba’i : Fi’il yang aslinya 3 huruf namun ditambah 1 huruf.
Contoh : َقاَتَل ،َ فَرَّح،َاَ ْكرَم
Tsulasi Mazid Khumasi : fi’il yang aslinya 3 huruf namun ditambah 2
huruf. Contoh : ََ تَقَاتَل، تَكَسَّر،َّ اِحْمَر،ََ اِ ْجتَمَع،اِنْكَسَر
Tsulasi Mazid Sudasi : fi’il yang aslinya 3 huruf namun ditambah 3 huruf.
Contoh : َ اِقْعَنْسَس،َ اِعْشَوْشَب،َخرَج
ْ َاِ ْست
Ruba’i Mazid Khumasi : Fi’il yang aslinya 4 huruf namun ditambah 1
huruf. Contoh : َحرَج
ْ َتَد
Ruba’i Mazid Sudasi : Fi’il yang aslinya 4 huruf namun ditambah 2 huruf.
Contoh : َ اِ ْحرَنْجَم،َّاِقْشَعَر
o Sudasi : َ اِفْعَْنلَل،َّاِفْعَلَل
FI’IL MUDLORI’
Fi’il Mudlori’ : Fi’il yang diawali huruf Mudloro’ah dan mempunyai arti
akan atau sedang.
81 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
مع الغري او
Kami متكلم حنن ُنَفْ ُعل
املعظم نفسه
o Tsulasi Mazid Sudasiْ : ُّ يَفْعَال،ُ يَفْعَْنلِل، يَفْعَْنلِى،ُ يَفْعَوِّل،ُ يَفْعَ ْوعِل،ُستَفْعِل
ْ َي
FI’IL AMAR
Catatan : Cara membuat fi’il amar dari fi’il tsulasi mujarrad ialah
dengan mengambil fi’il mudlori’nya, kemudian ya’ mudloro’ahnya
dibuang dan harakat yang terakhir disukunkan. Apabila huruf yang
pertama berharakat sukun, maka harus mendatangkan hamzah
washol yang diharakati sesuai ‘ain fi’il mudlori’nya, kecuali apabila
‘ain fi’ilnya fathah, maka hamzah washolnya diharakati kasroh.
Contoh :
Mendatangkan Mensukunkan Membuang huruf
Fi’il Mudhori’
Hamzah washol huruf terakhir mudhoro’ah
ْصر
ُ ُْان ْصر
ُ ْن ُصر
ُ ْن ُصر
ُ ْيَن
ْضرِب
ْ ِا ْضرِب
ْ ُضرِب
ْ ُضرِب
ْ َي
ْاِ ْفتَح ْْفتَح ُْفتَح ُيَ ْفتَح
ْصن
ُ ْصُ ْون ُصُ ْون ُيَصُ ْون
ْفَرِّح ُيُفَرِّح
ْقَاتِل ُيُقَاتِل
ْدَ ْحرِج ُيُدَ ْحرِج
ْتَكَرَّر ُيَتَكَرَّر
ْاِستَفْعِل ُستَفْعِل
ْ َي
menjadi ُاَلْكَاتِب (orang yang menulis), ُاَلْمَ ْكتُوْب (yang ditulis), ُاَلْمَ ْكتَب
(tempat menulis) dan seterusnya.
Catatan:
Kalimat Isim yang berupa masdar, isim fa’il dan isim maf’ul kadang
bisa amal seperti amalnya fi’il (mempunyai fai’ dan maf’ul), contoh:
Masdar : َالنَاس وَلَوْالَ دَفْعُ اهلله
Isim Fa’il : ِمتَغَيِّرُ اَحَدُ اَ ْوصَافِه
ُ ْاَملْاَء ال
Isim Maf’ul : ُستِعْمَالُه
ْ ِطَاهِرٌ مُطَهِّرٌ مَ ْكرُ ْوهٌ ا
Sifat muyabbihah : ُستَانًا جَمِيلًا مَْنظَ ُره ْ ُدَخَلْتُ ب
ISIM DZAT
Isim dzat yaitu isim yang menunjukkan pada benda konkret yang tidak ada
kata kerja yang berasal darinya yang mempunyai arti sama dengannya.
Isim dzat ini juga dikenal dengan isim jenis. Contoh : ٌحَجَر ،ٌ شَجَر،ٌمَاء
Adapun bentuknya tidak ada ketentuan wazan sebab isim dzat adalah isim
jamid yang tidak bisa ditasrif.
MASDAR
Masdar : Isim yang dibentuk untuk menunjukkan arti pekerjaan dan tidak
bersamaan dengan zaman.
Macam-macam masdar :
1. Masdar ghoiru Mim : Masdar yang tidak ada mimnya.
2. Masdar Mim : Masdar yang ada mimnya.
Catatan: Isim masdsar adalah masdar yang hurufnya tidak cocok dengan
huruf fi’ilnya. Contoh: ُوضُوْء ,ً صَالَةdiambil dari kata صَلَّىdan َتَوَضَّأ
➢ Tsulasi mazidْruba’i :
No. Wazan Masdar Ghoiru Mim
1 ُاَفْعَلَ – يُفْعِل ًاِفْعَاال
2 ُفَعَّلَ – يُفَعِّل ً تِفْعَاال،ً تَفْعَاال،ً تَفْعِلَة،ًتَفْعِيْال
3 ُفَاعَلَ – يُفَاعِل ً فِيْعَاال,ًفِعَاال
ISIM FA’IL
Isim Fa’il : Isim yang dibentuk untuk menunjukkan arti pelaku pekerjaan.
Catatan :
Jika isim fa’il ditujukan untuk bermakna ْ( ُمبَالَغَةsangat/banyak) maka
harus diikutkan wazan shigot mubalaghah yaitu : ،ٌ مِفْعَال،ٌ فَعِل،ٌ فَعُ ْول،ٌفَعَّال
ISIM MAF’UL
Isim Maf’ul : Isim yang dibentuk untuk menunjukkan arti sasaran
pekerjaan.
ISIM ALAT
SIFAT MUSYABAHAH
Sifat Muyababah : Isim yang maknanya menyerupai isim fa’il akan tetapi
mempunyai makna sifat yang tetap. Contoh : ُ( عَطْشَانyang haus) ٌ( حَسَنyang
tampan)
FAIDAH WAZAN
Wazan Faidah Contoh Arti
Menjadi
َاِفتَعَ ْل Muthowa’ah اجتمع berkumpul
ََّل
ْ اِفع Adanya sifat امحر Merah
Menjadi
اِفعَنَل ْى Muthowa’ah اسلنقى terlentang
Menjadi
َاِفعَنلَ ْل Muthowa’ah اقعنسس terlambat
Mubalaghoh yang masuk pada
ََّال
ْ اِفع sifat
امحار Sangat merah
ََّل
ْ اِفعَل Mubalaghoh اطمأن Sangat tenang
KAIDAH KE-1
َصلُهُ صَوَن
ْ َإذَا تَحَرَِّكَتِ الْوَاوُ وَاْليَاء بَعْدَ فَتْحَةٍ ُمتَِّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا ُأبْدِلَتَا آلِفًا مِْثلُ صَانَ أ
.َصلُهُ بَيَع
ْ َوَبَاعَ أ
“Apabilah ada Wawu atau Ya’ berharkah, jatuh sesudah harkah Fathah
dalam satu kalimah, maka Wawu atau Ya’ tersebut harus diganti dengan Alif
seperti contoh َْ صَانasalnya َ صَوَنdan َ بَاعasalnya َْ“بَيَع
Catatan:
Kaidah ini berlaku pada Wawu atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila
harkah keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubah.
Contohْ:ْ َ دَعَوُاالْقَوْم.
Apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka
diklarifikasikan sbb:
Jika Wawu atau Ya’ tersebut bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak
boleh di-i’lal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih. Contoh : ٌبَيَان,
ٌ خَوَ ْرنَق,ٌطَوِْيل.
Jika Wawu dan Ya’ tersebut berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap
berlaku Kaidah I’lal ini. Contoh َيَخْشَ ْون asalnya َيَخْشَيُ ْون . Namun
disyaratkan huruf yang mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tersebut
bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak
boleh di-i’lal. Contoh : غَزَوَا ،ِّي
ٌ ِ عَلَو،رَمَيَا.
ْإِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَاْليَاء عَْينًا ُمتَحَرِِّكَةً مِنْ أَجْوَفٍ وَكَانَ مَا قَْبلَهُمَا سَاكِنًا صَحِيْحًا نُقِلَت
ُصلُهُ يَْبيِع
ْ َ يَبِيْعُ أ,ُصلُهُ يَقْوُم
ْ َ نَحْوُ يَقُوْمُ أ,حَرْكَتُهُمَا إىلَ مَا قَْبلَهَا
Apabila wawu atau ya’ berharokat berada pada ‘ain fi’il Bina’ Ajwaf dan
huruf sebelumnya terdiri dari huruf Shahih yang mati/sukun, maka harakat
wawu atau ya’ tsb harus dipindah pada huruf sebelumnya. Contoh : ُيَقُوْم
asalnya ُ يَقْوُمdan ُ يَبِيْعasalnya ُيَْبيِع.
Catatan:
Perpindahan Syakal/Harakat baca Wawu atau Ya’ dalam Kaidah ini, tidak
berlaku apabila setelah Wawu atau Ya’ terdapat Huruf yang di-tasydid-kan.
Contoh : ُِّيَسْوَد
KAIDAH KE-3
ِإِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ وَاْليَاء بَعْدَ آلِفٍ زَائِدَةٍ ُأبْدِلَتَا هَ ْمزَةً بِشَ ْرطِ أَنْ تَكُ ْونَا عَْينًا فِيْ اسْمِ الْفَاعِل
ي
ٌ صلُهُ لِقَا
ْ َ لِقَاءٌ أ،ٌصلُهُ سَايِر
ْ َ سَائِرٌ أ،ٌصلُهُ صَاوِن ْ َ نَحْوُ صَائِنٌ أ,ٍوَطَرَفًا فِيْ مَصْدَر
Apabila ada wawu atau ya’ jatuh sesudah alif zaidah, maka harus diganti
hamzah, dengan syarat wawu atau ya’ tersebut berada pada ‘Ain Fi’il
kalimah bentuk Isim Fail, atau berada pada akhir kalimah bentuk masdar.
Contoh: ٌ صَائِنasalnya ٌ صَاوِنdan ٌ سَائِرasalnya ٌ سَايِرdan ٌ لِقَاءasalnya ي
ٌ لِقَا
إِذَا ا ْجتَمَعَتِ الْوَاوُ وَاْليَاء فِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ وَسَبَقَتْ اِحْدَاهُمَا بِالسُِّكُ ْونِ ُابْدِلَتِ الْوَاوُ يَاء
ي
ٌ ْصلُهُ مَرْمُوْ َصلُهُ مَيْوِتٌ وَمَرْمِيٌِّ أ
ْ َوَُا ْدغِمَتِ اْليَاء اْألوْلَى فِي الثَِّانِيَِّةِ نَحْوُ مَيِِّتٌ أ
Apabila wawu dan ya’ berkumpul dalam satu kalimah dan salah satunya
didahului dengan sukun, maka wawu diganti ya’. Kemudian ya’ yang
pertama di-idgham-kan pada ya’ yang kedua. Contoh lafadz ٌ مَيِِّتasalnya
adalah ٌْ مَيْوِتdan ٌِّ مَرْمِيasalanya adalah ي
ٌ ْمَرْمُو
KAIDAH KE-5
ُصلُهُ يَرْمِي
ْ َصلُهُ يَ ْغزُوُ وَيَرْمِيْ أ
ْ َإِذَا تَطَرَِّفَتِ الْوَاوُ وَاْليَاء وَكَانَتَا مَضْمُوْمَةً اُسْكِنَتَا نَحْوُ يَ ْغزُوْا أ
Apabila Wawu atau Ya’ menempati ujung akhir kalimah, dan ber-harakah
dhammah, maka disukunkan. Contoh : يَ ْغزُوْاasalnya ُيَ ْغزُو dan ْ يَرْمِيasalnya
ُيَرْمِي
KAIDAH KE-6
ُاِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ رَابِعَةً فَصَاعِدًا فِي الطَِّ ْرفِ وَلَمْ يَ ُكنْ مَا قَْبلَهَا مَضْمُوْمًا ُأبْدِلَتِ الْوَاوُ يَاء نَحْو
ُصلُهُ يُعَاطِو
ْ َصلُهُ ُيزَكِِّوُ وَ يُعَاطِيْ أ
ْ َُيزَكِِّيْ أ
Apabila wawu menempati ujung akhir kalimah empat huruf atau lebih, dan
sebelum wawu tidak ada huruf yang didhammahkan, maka wawu teresbut
Catatan:
Huruf Mudhara’ah : ت –ا–ن–ي
KAIDAH KE-8
ُصلُه
ْ َصلُهُ ُيزَكِِّوُ وَ غَازٍ أ
ْ َسرَة فِيْ اسْمٍ أوْ فِ ْعلٍ أُبْدِلَتْ يَاء نَحْوُ ُيزَكِِّيْ أ
ْ َإذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ بَعْدَ ك
ٌغَازِو
Jika ada Wawu jatuh setelah harkah Kasrah dalam Kalimah Isim atau
Kalimah Fi’il, maka Wawu tersebut harus diganti Ya’. Contoh : ْ ُيزَكِِّيasalnya
ُ ُيزَكِِّوdan ٍ غَازasalnya ٌغَازِو
KAIDAH KE-9
إذَا لَقِيَتِ الْوَاوُ وَاْليَاء السَِّاكِنَتَانِ حبَ ْرفٍ سَاكِنٍ آخَرَ حُذِفَتَا بَعْدَ اَنْ نُقِلَتْ حَرْكَتُهُمَا اِلَى مَا
99 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
ْصلُهُ اِ ْسيِر
ْ َصلُهُ ُأصْ ُونْ وَ سِرْ أ
ْ َصنْ أ
ُ ُقَْبلَهُمَا نَحْو
Jika ada Wawu atau Ya’ sukun, bertemu dengan husuf sukun lainnya, maka
Wawu tau Ya’ tersebut dibuang, ini setelah memindahkan harakah keduanya
(Wawu atau Ya’) kepada huruf sebelumnya (lihat kaidah I’lal ke 2). Contoh:
ْْصن
ُ asalnya ْ ُأصْ ُونdan ْ سِرasalnya ْاِ ْسيِر
KAIDAH KE-10
خرَجِ يُ ْدغِم اْألَوَِّلُ فِي الثَِّانِ ْيْ َاِذَا اجْتَمَعَ فِيْ كَلِمَةٍ حَرْفَانِ مِنْ جِنْسٍ وَاحِدٍ أَوْ ُمتَقَارِبَانِ فِي الْم
َصلُهُ اُمْ ُددْ وَ اتَِّصَل ْ َصلُهُ مَدَدَ وَ مُدِِّ أ
ْ بَعْدَ جَ ْعلِ الْ ُمتَقَارِبَيْن مِْثلَ الثَِّانِيْ لِثَ ْقلِ الْمُكَرَِّرِ نَحْوُ مَدَِّ أ
َصلُهُ اِ ْوتَصَل
ْ َأ
Jika ada dua huruf sejenis atau hampir sama makhrajnya berkumpul dalam
satu kalimah, maka huruf yang pertama harus di-idghamkan pada huruf
yang kedua,–ini setelah menjadikan huruf yang hampir sama makhrajnya
serupa dengan huruf yg kedua (lihat kaidah i’lal ke 18 insyaallah), karena
beratnya pengulangan/memilah-milahnya. contoh َِّ مَدasalnya َ مَدَدdan َّمُد
asalnya ْاُمْدُد, dan َ اتَِّصَلasalnya َاِ ْوتَصَل.
KAIDAH KE-11
الْهَ ْمزَتَانِ اِذَا اْلتَقَتَا فِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ ثَانِيَتُهُمَا سَاكِنَةٌ وَجَبَ اِبْدَالُ الثّانِيَةِ بِحَ ْرفٍ نَاسَبَ اِلَى
ْصلُهُ إِئْدِم
ْ َصلُهُ أُؤْ ُملْ وَ اِيْدِمْ ا
ْ َصلُهُ أَأْمَنَ وَ أُوْ ُملْ ا
ْ َحَرْكَةِ اْألوْلَىْ نَحْوُ آمَنَ ا
Jika terdapat dua huruf Hamzah berkumpul sejajar dalam satu kalimah,
yang nomor dua sukun, maka huruf hamzah ini harus diganti dengan huruf
yang sesuai dengan harakah Hamzah yang pertama. Contoh : آمن asalnya
100 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
أأمنdan أوملasalnya أؤمل.
Catatan:
pada lafazh أُوْمُل cukup tanpa membuang wawu, karena menjaga dari
KAIDAH KE-12
KAIDAH KE-13
ًسرَة
ْ َصلِ ُأبْدِلَتْ يَاء فَ ُقلِبَتِ الضَِّمَِّةُ ك ْ َإِذَا وَقَعَتِ الْوَاوُ طَرْفًا بَعْدَ ضَمٍِّ فِيْ اسْمٍ ُمتَمَكِِّنٍ فِي اْأل
صلُهُ تَعَدُِّوًا
ْ َصلُهُ تَعَاطُوًا وَ تَعَدِِّيًا أ
ْ َبَعْدَ تَبْدِْيلِ الْوَاوِ يَاء نَحْوُ تَعَاطِيًا أ
Jika ada wawu berada di akhir kalimah jatuh sesudah harkah dhammah
didalam asal kalimah Isim yang Mutamakkin (bisa menerima tanwin), maka
wawu tsb diganti ya’, kemudian setelah itu harkah dhammah diganti kasrah.
101 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
Contoh : تَعَاطِيًاasalnya تَعَاطُوًاdan تَعَدِِّيًا asalnya تَعَدُِّوًا.
KAIDAH KE-14
KAIDAH KE-15
ُإِنَِّ اسْمَ الْمَفْعُ ْولِ إذَا كَانَ مِنْ مُ ْعتَلِِّ الْعَْينِ وَجَبَ حَ ْذفُ وَاوٍ الْمَفْعُ ْولِ مِنْهُ عِنْدَ سِْيبَوَيْهِ نَحْو
ٌسيُوْر
ْ َصلُهُ مْ َصلُهُ مَصْوُ ْونٌ وَ مَسهْيرٌ أْ َمَصُ ْونٌ أ
Sesungguhnya Isim Maf’ul Jika ia terbuat dari Fi’il Mu’tal ‘Ain (Bina’ Ajwaf)
maka wajib membuang wawu maf’ulnya menurut Imam Syibawaihi
(menurut Imam lain yg dibuang adalah Ain Fi’ilnya). Contoh : ْ ٌْمَصُ ْون
KAIDAH KE-16
ِإِذَا كَانَ الْفَاء اِفْتَعَلَ صَادًا أَوْ ضَادًا أَوْ طَاء أَوْ ظَاء ُقلِبَتْ تَا ُؤهُ طَاء لِتَعَسُِّرِ النَِّ ْطقِ بِهَا بَعْدَ هَذِه
َضطَرَبْ ِصتَلَحَ وَ ا ْ ِصلُهُ ا ْ َصطَلَحَ أْ ِخرَجًا نَحْوُ ا ْ َحرُ ْوفِ وَإِنَِّمَا تُ ْقلَبُ التَِّاء بِالطَِّاءه لِ ُق ْربِهِمَا م ُ ْال
َضتَرَب ْ ِصلُهُ ا
ْ َأ
102 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
Jika Fa’ Fi’il kalimah wazan َ اِ ْفتَعَلberupa huruf Shad, atau Dhad, atau Tha’,
atau Zha’ (huruf Ithbaq), maka huruf Ta’ yg jatuh sesudah huruf Ithbaq
tersebut harus diganti Tha’, demi mudahnya mengucapkannya. Digantinya
Ta’ dengan Tha’ karena dekatnya makhraj keduanya. Contoh : ْ َْصطَلَح
ْ ِا
asalnya َصتَلَح
ْ ِ اdan َضطَرَب
ْ ِ اasalnya َضتَرَب
ْ ِا
KAIDAH KE-17
ِسرِالنُِّ ْطقِ بِهَا بَعْدَ هَذِهِ الْحُرُ ْوف ْ ُإِذَا كَانَ فَاء اِ ْفتَعَلَ دَاالً أوْ ذَاالً أوْ زَايًا ُقلِبَتْ تَا ُؤهُ دَاالً لِع
َصلُهُ اِ ْذتَكَرَ وَ اِ ْزدَجَر
ْ َصلُهُ اِ ْدتَرَأَ وَ اِذَِّكَرَ أ
ْ َخرَجًا نَحْوُ اِدَِّرَأَ أ
ْ َوَإنَِّمَا تُ ْقلَبُ التَِّاء بِالدَِّالِ لِ ُق ْربِهِمَا م
َصلُهُ اِ ْزتَجَر
ْ َأ
Jika Fa’ Fi’il wazan berupa huruf Dal, atau Dzal, atau Zay, maka huruf Ta’
(Ta’ zaidah wazan َ ) اِ ْفتَعَلyang jatuh sesudah huruf-huruf tersebut harus
diganti Dal, demi mudahnya mengucapkannya. Adapun digantinya Ta’
dengan Dal karena dekatnya makhraj keduanya. Contoh
: َ اِدَِّرَأasalnya َ اِ ْدتَرَأdan َ اِذَِّكَرasalnya َْ اِ ْذتَكَرdan َْ اِ ْزدَجَرasalnya َاِ ْزتَجَر.
KAIDAH KE-18
سرِالنُِّ ْطقِ بِحَ ْرفِ اللَِّيْنِ السَِّاكِنِ لِمَاْ ُإِذَا كَانَ فَاء اِ ْفتَعَلَ وَاوًا أوْ يَاء أوْ ثَاء ُقلِبَتْ فَا ُؤهُ تَاء لِع
ُصفِ هألَنَِّ حَ ْرفَ اللَِّْينِ مَجْهُوْرَةٌ وَالتَِّاء مَهْمُوْسَةٌ نَحْو ْ َخرَجِ وَ ُمنَافَاةِ الْوْ َبَْينَهُمَا مِنْ مُقَارَبَةِ الْم
ُ (مُهِمَةٌ) وَإنْ كَانَتْ ثَاء يَجُوْز.َصلُهُ اِْثتَغَر ْ َصلُهُ اِ ْوتَصَلَ وَ اِتَِّسَرَ أَصْلُهُ اِ ْوتَسَرَ وَ اِتَِّغَرَ أْ َاِتَِّصَلَ أ
.َصلُهُ اِْثتَغَر
ْ َُقلْبُ تَاءه اِ ْفتَعَلَ ثَاء هالتِِّحَادِهِمَا فِي الْمَهْمُوْسِيَِّةِ نَحْوُ اِثَِّغَرَ أ
103 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
Jika Fa’ Fi’il wazan َ اِ ْفتَعَلberupa huruf wawu, atau Ya’, atau Tsa’, maka huruf
Fa’ Fi’ilnya tersebut harus diganti Ta’ karena sulitnya mengucapkah huruf
“Layin” ()لني sukun dengan huruf yang diantara keduanya termasuk
berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf “layin”
(و/ )يbersifat Jahr sedangkan huruf Ta’ bersifat Hams. Contoh
(penting) dan apabila Fa’ Fi’il-nya tsb berupa huruf Tsa’, boleh mengganti
Ta’nya wazan َ اِ ْفتَعَلdengan Tsa’, karena keduanya sama-sama bersifat
Catatan:
menjadi َاِتَِّخَذ.
KAIDAH KE-19
إذَا كَانَ فَاء تَفَعَِّلَ وَتَفَاعَلَ تَاء أَوْ ثَاء أوْ دَاالً أوْ ذَاالَ أَوْ زَايًا أوْ سِْينًا أَوْ شِْينًا أَوْ صَادًا أَوْ ضَادًا
َخرَجِ ثُمَِّ أُ ْدغِمَتِ اْالُوْلَى فِي الثَِّانِيَِّةِ بَعْد ْ َأَوْ طَاء أَوْ ظَاء يَجُوْزُ قَلْبُ تَائِهِمَا بِمَا يُقَارِبُهُ فِي الْم
صلِ لِيُمْكِنَ اْالِْبتِدَاء ْ َجَ ْعلِ أَوَِّلِ الْ ُمتَقَارِبَْينِ مِْثلَ الثَِّانِيْ لِلْمُجَانَسَةِ مَعَ ا ْجتِالَبِ هَ ْمزَةِ الْو
َصلُهُ تَذَكَِّر ْ ّصلُهُ تَدَثَِّرَ واِذَِّكَِّرَ أ
ْ ّصلُهُ تَثَاقَلَ وَاِدَِّثَِّرَ أ
ْ ّصلُهُ تَتَرَِّسَ وَاِثَِّاقَلَ أ
ْ ّبِالسَِّاكِنِ نَحْوُ اِتَِّرَسِ أ
104 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
َصلُهُ تَصَدَِّقَ وَاِضَِّرَِّع
ْ ّصلُهُ تَسَمَِّعَ وَاِشَِّقَِّقَ أصله تَشَقَِّقَ وَ اِصَِّدَِّقَ أْ ّصلُهُ تَزَجَِّرَ وَاِسَِّمَِّعَ أْ ّوَاِزَِّجَِّرَ أ
.َصلُهُ تَطَاهَر
ْ ّصلُهُ تَظَهَِّرَ وَاِطَِّاهَرَ أ
ْ ّصلُهُ تَضَرَِّعَ وَاِظَِّهَِّرَ أْ ّأ
Jika Fa’ Fi’il wazan َ تَفَعَِّلdan َ تَفَاعَلberupa huruf ، ص, ش, س، ز، ذ، د، ث،ت
، ظ, ط,ض maka boleh Ta’ dari kedua wazan tersebut diganti dengan
huruf yang mendekati dalam Makhrajnya, kemudian huruf yang pertama
di-idghamkan pada huruf yang kedua, demikian ini setelah huruf yang
pertama dari kedua huruf yang berdekatan makhrajnya tersebut, dijadikan
serupa dengan huruf yang kedua. berikut memasang Hamzah Washal agar
memungkinkan permulaan dengan huruf mati. Contoh : ِ اِتَِّرَسasalnya ْ َتَتَرَِّس
Catatan:
I’lal dalam Kaidah ke-19 ini cuma bersifat boleh, bukan suatu ketentuan
mesti. Sebagai pengalaman bagi kita, karena ini jarang ditemukan. dan yang
banyak digunakan adalah berupa bentuk asalnya.
105 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
Wazan-Wazan Tasrif dan Contohya :
ْ
اسم زمان/مكَان
فعل مضارع
اسم مفعول
فعل ماضي
مصدر ميم
اسم فاعل
فعل ناهي
فعل امر
اسم الة
ْ Waktu/tempat
ْ Dengan
ْ Dengan
ْ Yang di
ْ Jangan
Sudah
ْ ….lah
ْ Akan
ْ Alat
الَتَفْعُلْ مَفْعَلٌ ٢مِفْعَلٌ اُفْعُلْ فَاعِلٌ مَفْعُوْلٌ مَفْعَالً فَعْالً يَفْعُلُ فَعَلَ
مِفْعَلٌ مَفْعِلٌ٢ الَتَفْعِلْ اِفْعِلْ مَفْعُوْلٌ - فَاعِلٌ فَهُوَ وَمَفْعَالً فَعْالً يَفْعِلُ فَعَلَ
مِضْرَبٌ مَضْرِبٌ٢ الَتَضْرِبْ اِضْرِبْ مَضْرُوْبٌ - ضَارِبٌ فَهُوَ وَمَضْرَبًا ضَرْبًا يَضْرِبُ ضَرَبَ
ِمفْعَالٌ َمفْعَلٌ٢ َالَتفْعَلْ ِافْعَلْ َمفْعُوْلٌ - فَاعِلٌ َفهُوَ َو َمفْعَالً َفعْالً َيفْعَلُ َفعَلَ
ِمفْتَاحٌ َمفْتَحٌ٢ َالَتفْتَحْ اِفْتَحْ َمفْتُوْحٌ - فاَتِحٌ فَهُوَ َو َمفْتَحًا فَتْحًا َيفْتَحُ فَتَحَ
َمفْعَلٌ٢ َالَتفْعُلْ اُفْعُلْ َمفْعُوْلٌ - فَاعِلٌ فَهُوَ َو َمفْعَالً فُعْالً َيفْعُلُ َفعُ َل
مَحْسَنٌ٢ َالتَحْسُنْ اُحْسُنْ - - حَسَنٌ فَهُوَ َومَحْسَنًا حُسْنًا يَحْسُنُ حَسُنَ
106 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
َمفْعَلٌ٢ َالَتفْعَلْ ِافْعَلْ َمفْعُوْلٌ وَذَاكَ فَاعِلٌ فَهُوَ َو َمفْعَالً ِفعْالً َيفْعَلُ َفعِ َل
َمعْلَمٌ٢ َالَتعْلَمْ اِعْلَمْ َمعْلُوْمٌ وَذَاكَ عَالِمٌ فَهُوَ َو َمعْلَمًا عِلْمًا َيعْلَمُ عَلِمَ
مَفْعِلٌ٢ الَتَفْعِلْ اِفْعِلْ مَفْعُوْلٌ وَذَاكَ فَاعِلٌ فَهُوَ وَمَفْعَالً فُعْالَنًا يَفْعِلُ فَعِلَ
حسهبٌ٢
مَ ْ حسهبْ
الَتَ ْ اِحْسهبْ حسُوْبٌ
مَ ْ وَذَاكَ حَاسِبٌ فَهُوَ حسَبًا
وَمَ ْ حُسْبَانًا حسهبُ
يَ ْ حَسهبَ
ُمفَ َّعلٌ٢ الَتُفَ ِّعِ ْل فَعِِّ ْل ُمفَ ِّعَلٌ وَذَاكَ ُمفَ ِّعِلٌ فَهُوَ ُمفَعَّالً تِ ْفعَاالً تَ ْفعَاالً تَ ْفعِلَةً تَ ْفعِيْاالَ ُيفَعِِّ ُل فَ َّعلَ
َرحٌ٢
ُمف َّ الَُتفَ ِّرِحْ َرحْ
ف ِّ َرحٌ
ُمف َّ وَذَاكَ ُمفَ ِّرِحٌ فَهُوَ ُمفَرَّحًا تِفْرَاحًا تَفْرَاحًا تَفْرِْيحَةً تَفْرْحيًا ُيفَ ِّرِحُ َرحَ
ف َّ
مُ َفا َعلٌ٢ َالتُ َفا ِعلْ َفا ِعلْ وَذَاكَ مُ َفا َعلٌ مُفَاعِلٌ فَهُوَ وَفِيْعَا ًال وَِفعَا ًال مُفَاعَلَةً َفا َع َل يُ َفا ِعلُ
مُقَاتَلٌ٢ َالتُقَاتِلْ قَاتِلْ مُقَاتَلٌ وَذَاكَ مُقَاتِلٌ فَهُوَ وَقِيْتَا ًال وَقِتَا ًال مُقَاتَلَةً يُقَاتِلُ قَاتَلَ
مُنْفَعَلٌ٢ الَتَنْفَعِلْ اَنْفَعِلْ مُنْفَعَوْلٌ وَذَاكَ مُنْفَعِلٌ فَهُوَ وَمُنْفَعَالً اِنْفِعَاالَ يَنْفَعِلُ اِنْفَعَلَ
مُنْكَسَرٌ٢ الَتَنْكَسهرْ اِنْكَسهرْ مُنْكَسَرٌ وَذَاكَ مُنْكَسهرٌ فَهُوَ وَمُنْكَسَرًا اِنْكِسَارًا يَنْكَسهرُ اِنْكَسَرَ
مُفْتَعَلٌ٢ الَتَفْتَعِلْ اِفْتَعِلْ مُفْتَعَلٌ وَذَاكَ مُفْتَعِلٌ فَهُوَ وَمُفْتَعَالً اِفْتِعَاالً يَفْتَعِلُ اِفْتَعَلَ
جتَمَعٌ٢
مُ ْ جتَمِعْ
الَتَ ْ اِجْتَمِعْ جتَمَعٌ
مُ ْ وَذَاكَ جتَمِعٌ
مُ ْ فَهُوَ جتَمَعًا
وَمُ ْ اِجْتِمَاعًا جتَمِعُ
يَ ْ اِجْتَمَعَ
مُفْعَلٌّ٢ َالَتفْ َعلَّ اِفْعَلَّ مُفْعَلٌِّ وَذَاكَ مُفْعِلٌِّ فَهُوَ َومُفْعَالًِّ اِفْعِالَ ًال َيفْ َعلُِّ اِفْ َعلَِّ
107 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
مُحْمَرٌّ٢ َالتَحْمَرَّ اِحْمَرَّ َر
مُحْم ٌّ وَذَاكَ َر
مُحْم ٌّ فَهُوَ اِحْمِرَارًا َومُحْمَرًّا يَحْمَرُّ اِحْمَرَّ
مَُت َفعَّلٌ٢ لَاتََت َفعَّلْ َت َفعَّلْ مَُت َفعَّلٌ وَذاكَ مَُت َفعِّلٌ فَهُوَ َومَُت َفعَّالً َت َفعُّالً يََت َفعَّلُ َت َفعَّلَ
مَُتكَسَّرٌ٢ َالتََتكَسَّرْ مَُتكَسَّرٌ َتكَسَّرْ وَذَاكَ مَُتكَسهِّرٌ فَهُوَ َتكَسُّرًا َومَُتكَسَّرًا يََتكَسَّرُ َتكَسَّرَ
مَُت َفا َعلٌ٢ َالَتَت َفا َعلْ َت َفا َعلْ وَذَاكَ مَُت َفا َعلٌ مَُتفَاعلٌ فَهُوَ َومَُتفَاعَالً َتفَاعُالً َيَت َفا َعلُ َت َفا َعلَ
مُتَبَاعَدٌ٢ َالتَتَبَاعَدْ تَبَاعَدْ مُتَبَاعَدٌ وَذَاكَ مُتَبَاعِدٌ فَهُوَ َومُتَبَاعَدًا تَبَاعُدًا يَتَبَاعَدُ تَبَاعَدَ
ُم ْفعَوْعَلٌ٢ الَتَ ْفعَوْعِلْ اِ ْفعَوْعِلْ ُم ْفعَوْعَلُ وَذَاكَ ُم ْفعَوْعِلٌ فَهُوَ ُومَ ْفعَوْعَالً اِ ْفعِْيعَاالً يَ ْفعَوْعِلُ اِ ْفعَوْعَلَ
حلَوْلًى٢
ُم ْ حلَ ْولِ
الَتَ ْ اِ ْحلَ ْولِ حلَوْلًى
ُم ْ وَذَاكَ حلَوْلٍ
ُم ْ فَهُوَ حلَوْلًى
وَ ُم ْ اِ ْحلِيْالَء حلَوْلِى
يَ ْ اِ ْحلَوْلَى
مُفْعَوَّلٌ٢ الَتَفْعَوِِّلْ اِفْعَوِِّلْ مُفْعَوَّلٌ وَذَاكَ مُفْعَوِِّلٌ فهو وَمُفْعَوَّالً اِفْعِوَّاالً يَفْعَوِِّلُ اِفْعَوَّلَ
مُعْلَوَّطٌ٢ الَتَعْلَ ِّوِطْ اِعْلَوِِّطْ مُعْلَوَّطٌ وَذَاكَ مُعْلَوِِّطٌ فَهُوَ وَمُعْلَوَّطًا اِعْلِوَّاطًا يَعْلَ ِّوِطُ اِعْلَوَّطَ
مُفْعَنْلًى٢ َلاتَفْعَنْلِ اِفْعَنْلِ مُفْعَنْلًى َوذَاكَ مُفْعَنْلٍ فَهُوَ وَمُفْعَنْلًى اِفْعِنْالَء يَفْعَنْلِى اِفْعَنْلَى
مُسْلَنْقًى٢ الَتَسْلَنْقِ ِاسْلَنْقِ مُسْلَنْقًى َوذَاكَ مُسْلَنْقٍ فَهُوَ وَمُسْلَنْقًى ِاسْلِنْقَاء يَسْلَنْقِى ِاسْلَنْقَى
مُفْعَنْلَلٌ٢ الَتَفْعَنْلِلْ اِفْعَنْلِلْ مُفْعَنْلَلٌ َوذَاكَ مُفْعَنْلِلٌ فَهُوَ وَمُفْعَنْلَالً اِفْعِنْالَالً يَفْعَنْلِلُ اِفْعَنْلَلَ
مُقْعَنْسَسٌ الَتَقْعَنْسهسْ اِقْعَنْسهسْ مُقْعَنْسَسٌ َوذَاكَ مُقْعَنْسهسٌ فَهُوَ وَمُقْعَنْسَسًا اِقْعِنْسَاسًا يَقْعَنْسهسُ اِقْعَنْسَسَ
مُفْعَالٌّ٢ الَتَفْعَالَّ اِفْعَالَّ مُفْعَالٌّ وَذَاكَ مُفْعَالٌّ فَهُوَ وَمُفْعَاالا اِفْعِيْالَالً يَفْعَالُّ اِفْعَالَّ
حمَارٌّ٢
مُ ْ حمَارَّ
الَتَ ْ اِ ْحمَارَّ حمَارٌّ
مُ ْ وَذَاكَ حمَارٌّ
مُ ْ فَهُوَ حمَارًّا
وَمُ ْ اِ ْحمِيْرَارًا حمَارُّ
يَ ْ اِ ْحمَارَّ
108 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
مُدَحْرَجٌ٢ الَتُدَحْرِجْ دَحْرِجْ مُدَحْرَجٌ َوذَاكَ مُدَحْرِجٌ فَهُوَ وَمُدَحْرَجًا َودِحْرَاجًا دَحْرَجَةً يُدَحْرِجُ دَحْرَجَ
ُم ْفعَْنلَلٌ٢ الَتَ ْفعَْنلِلْ اِ ْفعَْنلِلْ ُم ْفعَْنلَلٌ وَذَاكَ ُم ْفعَْنلِلٌ فَهُوَ وَ ُم ْفعَْنلَالً اِ ْفعِنْالَالً يَ ْفعَْنلِلُ اِ ْفعَْنلَلَ
مُحْرَنْجَ ٌم٢ الَتَحْرَْنجِمْ اِحْرَْنجِمْ ُمحْرَْنجَمٌ وَذَاكَ ُمحْرَْنجِمٌ فَهُوَ وَ ُمحْرَْنجَمًا اِحْرِْنجَامًا يَحْرَْنجِمُ اِحْرَْنجَمَ
109 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
Saatnya Latihan Mentasrif Selain Bina’ Shohih
موعَدٌ موعدٌ٢ لَاَتعِدْ عِدْ مَوْعُوْدٌ وَذَاكَ وَاعِدٌ فَهُوَ َومَوْعِدًا عِدَةً َيعِدُ وَعَدَ
مِيْضَاعٌ مَوْضِعٌ٢ َالتَضَعْ ضعْ
َ مَوْضُوْ وَذَاكَ وَاضِعٌ فَهُوَ ضعًا
َومَوْ ِ َوضْعًا يَضَعُ َوضَعَ
عٌ
- َالتَوْجَلْ مَوْجِلٌ٢ اِ َجيلْ مَوْجُوْلٌ وَذَاكَ وَجِلٌ فَهُوَ َومَوْجِلًا وَجَالً يَوْجَلُ وَجِلَ
- مَوْجِهٌ٢ لَاتَوْجُهْ اُوْجُهْ - - وَجِيْهٌ فَهُوَ َومَوْجِهًا وَجَاهَةً يَوْجُهُ وَجُهَ
صوَنٌ
مِ ْ مَصَانٌ٢ لَاتَصُنْ صُنْ مَصُوْنٌ وَذَاكَ صَائِنٌ فَهُوَ وَمَصَانًا صَوْنًا يَصُوْنُ صَانَ
مِسْيَرٌ مَسهْيرٌ٢ لَاتَسهرْ سِرْ مَسهْيرٌ وَذَاكَ سَائِرٌ فَهُوَ وَمَسهْيرَةً سَْيرًا يَسهْيرُ سَارَ
- مَخَافٌ٢ الَتَخَفْ خَفْ مَخُوْفٌ وَذَاكَ خَائِفٌ فَهُوَ وَمَخاَفَةً خَوْفًا يَخَافُ خَافُ
- مَطَالٌ٢ الَتَطُلْ طُلْ - - طَوِيْلٌ فَهُوَ وَ مَطَالًا طُوْالً يَطُوْلُ طَالَ
ِمغْزًى َمغْزًى٢ الَتغْزُ اُغْزُ َمغْزُوٌّ وَذَاكَ غَازٍ فَهُوَ وَمَ ْغزًى غَ ْزوًا يَ ْغزُوْ غَزَا
مِسْرًى مَسْرًى٢ التَسْرِ ِاسْرِ ِي
مَسْر ٌّ وَذَاكَ سَارٍ فَهُوَ سرًى
وَمَ ْ سِرَايَةً سرِيْ
يَ ْ سَرَى
مِرْآةٌ مَرْأًى٢ لَاتَرَ رَ مَرْئِيٌّ وَذَاكَ رَآء فَهُوَ وَمَرْأًى رُأيَةً يَرَى رَأَى
- َمرْضًى٢ لَاتَرْضَ اِرْضَ ِى
مَرْض ٌّ وَذَاكَ رَاض فَهُوَ وَمَرْضًا رِضًا يَرْضَى رَضِيَ
- مَسْرًى٢ لَاتَسْرُ اُسْرُ - - سَرِيٌّ فَهُوَ سرًى
وَمَ ْ سُرُوَّةً سرُوْ
يَ ْ سَرُوَ
110 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab
3 Huruf Bina’ Lafif Maqrun :
مِمَدٌّ مَمَدٌّ٢ لَاتَمُدَّ مُدَّ مَمْدُوْدٌ وَذَاكَ مَادٌّ فَهُوَ َومَمَدًّا مُدًّا يَمُدُّ مَدَّ
ِمفَرٌِّ َمفِرٌِّ٢ لَاَتفِرَِّ فِرَِّ َمفْرُوْرٌ وَذَاكَ َار
ف ٌّ فَهُوَ َو َمفَرًّا فَرًّا َيفِرُِّ فَرَّ
- َمعَضٌ٢ َالَتعَضِّ عَضِّ َمعْضُوْضٌ وَذَاكَ َآض
ع ٌّ فَهُوَ َو َمعَضًّا عَضًِّا َيعَضُِّ عَضَّ
مِئْمَلٌ َمأْمَلٌ٢ لَاَتأْمُلْ أُوْمُلْ َمأْمُوْلٌ وَذَاكَ آمِلٌ فَهُوَ َو َمأْمَلًا َأمَلًا َيأْمُلُ َأمَلَ
مِئْ َدمٌ َمأْ ِدمٌ٢ لَاَتأْ ِدمْ اِيْ ِدمْ َمأْدُوْمٌ وَذَاكَ آ ِدمٌ َفهُوَ َو َمأْ َدمًا أَ َدمًا َيأْ ِدمُ أَ َدمَ
ِمفَآءٌ َمفِيْئٌ٢ لَاَت ِفئْ ِفئْ َمفِيْئٌ وَذَاكَ فَآء فَهُوَ َو َمفِيْئًا فَيْئَةً َي ِفئُ فَاءَ
مِنْآءٌ مَنْأًى٢ لَاتَنْأَ اِنْأَ ِي
مَنْئ ٌّ وَذَاكَ نَآء فَهُوَ َومَنْأًى َنأْيًا يَنْأَى َنأَى
- َمأْثَمٌ٢ لَاَتأْثَمْ اِيْثَمْ َمأْثُوْمٌ وَذَاكَ آثِمٌ فَهُوَ َو َمأْثَمًا اِثْمًا َيأْثَمُ أَثِمَ
- َمأْدَبٌ٢ لَاَتأْدُبْ اُوْدُبْ - - أَدِيْبٌ فَهُوَ َو َمأْدَبًا أَدَبًا َيأْدُبُ أَدُبَ
CATATAN:
Untuk Tasrif Fi’il Stulasi Mazid (fi’il yang lebih dari 3 huruf) sifatnya adalah
sama’i, maka cara mentasrifnya sama persis dengan wazan-wazan yang
sudah disebut diْْatas, adapun perbedaannya hanya terletak pada bentuk
bina’nya saja, maka untuk mengetahui model tasrif yang lebih lengkap
berdasarkan masing-masing bina’, hendaknya memiliki kitab Al-Amtsilatut
| Tashrifiyah.
111 Rumus Pintar Baca Kitab Kuning & Terjemah Bahasa Arab