Nama kelompok :
Era Susanti ( 10121001023)
Fitrianna Sari ( 10121001090)
Deni Susanti ( 10121001012)
Yunis Adilah ( 10121001024)
Kusantri ( 10121001089)
1. Overview
1.1 Definisi
Perkembangan dunia konstruksi pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat
bila ditinjau dari segi manajemen dan teknologi konstruksi bangunan. Dengan semakin
rumitnya konstruksi banguan, maka perlu adanya pengendalian dalam manajemen konstruksi
khususnya manajemen risiko bidang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Adanya
kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah satu
penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Oleh karena itu, pada
saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi diwajibkan untuk menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi kerja dimana masalah keselamatan dan
kesehatan kerja ini juga merupakan bagian dari perencanaan dan pengendalian proyek.
Kewajiban untuk menyelenggarakaan Sistem Manajemen K3 pada perusahaan perusahaan
besar melalui Undang-undang Ketenagakerjaan, baru menghasilkan 2,1% saja dari 15.000
lebih perusahaan berskala besar di Indonesia yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3.
Minimnya jumlah itu sebagian besar disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa
program K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan. Padahal jika
diperhitungkan besarnya dana kompensasi/santunan untuk korban kecelakaan kerja sebagai
akibat diabaikannya Sistem Manajemen K3, yang besarnya mencapai lebih dari 190 milyar
rupiah di tahun 2003, jelaslah bahwa masalah K3 tidak selayaknya diabaikan. Masalah umum
mengenai K3 ini juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi.
Tenaga kerja di sektor jasa konstruksi mencakup sekitar 7-8% dari jumlah tenaga
kerja di seluruh sektor, dan menyumbang 6.45% dari PDB (Produk Domestik Bruto) di
Indonesia. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang paling berisiko terhadap
kecelakaan kerja, disamping sektor utama lainnya yaitu pertanian, perikanan, perkayuan, dan
pertambangan. Jumlah tenaga kerja di sektor konstruksi yang mencapai sekitar 4.5 juta orang,
53% di antaranya hanya mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Dasar,
bahkan sekitar 1.5% dari tenaga kerja ini belum pernah mendapatkan pendidikan Proyek
konstruksi adalah subyek yang dipengaruhi oleh banyak variabel dan faktor-faktor yang tidak
terduga. Pembangunan proyek konstruksi memerlukan banyak keahlian, material, alat, dan
sumber daya yang berbeda. formal apapun. Sebagian besar dari mereka juga berstatus tenaga
kerja harian lepas atau borongan yang tidak memiliki ikatan kerja yang formal dengan
perusahaan. Kenyataan ini tentunya mempersulit penanganan masalah K3 yang biasanya
dilakukan dengan metoda pelatihan dan penjelasan-penjelasan mengenai Sistem Manajemen
K3 yang diterapkan pada perusahaan konstruksi. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan.
Proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
bangunan atau infrastruktur. Proses yang terjadi pada suatu proyek tidak akan berulang pada
proyek lainnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi yang mempengaruhi proses suatu proyek
konstruksi berbeda satu sama lain Risiko konstruksi secara umum adalah peristiwa yang
mempengaruhi tujuan proyek biaya, waktu dan kualitas. Pada setiap tahapan proyek tidak
terlepas dari berbagai risiko dan ketidak pastian yang mempengaruhi baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Permasalahan sering dihadapi pengelola proyek adalah terjadinya halhal
yang tidak direncanakan/tak terduga dalam sebuah aktifitas proyek dan menimbulkan risiko
kerugian sebagai salah satu analisis risiko manajemen proyek.
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat terjadi pada
kegiatan proyek pembangunan kostan di PT. Usaha Bersama.
2. Memberikan penilaian atas risiko-risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang
terjadi pada proyek pembangunan kostan di PT. Usaha Bersama.
3. Memberikan tindakan pengendalian risiko terhadap risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) pada kegiatan proyek pembangunan kostan di PT. Usaha Bersama.
1.3 Procedures
2.Risk Roles
Setiap anggota yang bekerja di lingkungan kerja, dari ahli K3 hingga pekerja di
lapangan wajib melaporkan kejadian-kejadian yang menyangkut tentang hazard di
lingkungan kerja. Dari kejadian insiden, nyermis hingga accident di wilayah-wilayah kerja
wajib dilaporkan kepada ahli K3 dan P2K3 yang bekerja pada proyek tersebut. Sehingga
ketika didapatkan data kejadian kecelakaan kerja, P2K3 dan ahli K3 dapat dengan segera
melaksanakan kebijakan yang diberlakukan pada proyek tersebut dan memberikan
kompensasi pada pekerja yang mengalami kejadian kecelakaan. Untuk peminimalisiran
hazard di lingkungan kerja dapat dilakukan pengendalian dengan metode hierarchy of
control. Untuk dilingkungan kerja pada proyek pembangunan kostan di PT. Usaha Bersama
dapat diberlakukan adanya penambahan alat-alat bantu untuk lingkungan dengan kategori
4
high risk, serta penambahan fasilitas lampu, tangga, katrol, dll untuk penunjang proses
pembangunan kostan di PT. Usaha Bersama, selain itu penggunaan helm, safety jacket dan
safety boot pada pekerja proyek dimalam hari dan juga pemasangan portal dilingkungan
kerja.
2.1.Risk Originator
Tanggung Jawab Risiko
Tanggung jawab untuk mengelola risiko dibagi di antara semua pemangku kepentingan
proyek. Namun, otoritas keputusan untuk memilih apakah akan melanjutkan dengan strategi
mitigasi dan melaksanakan tindakan kontingensi, terutama mereka yang memiliki biaya atau
sumber daya dan kebutuhan lain yang terkait dengan manajer proyek yang bertanggung
jawab untuk menginformasikan lembaga pendanaan untuk menentukan persyaratan untuk
modifikasi kontrak. Tabel berikut detail tanggung jawab khusus untuk aspek yang berbeda
dari manajemen risiko.
Risiko Identifikasi
Registri risiko
:Manajer proyek
Penilaian Risiko
:Manajer Proyek
Pelaporan Risiko
: Manajer Proyek
2.2.Project Manager
Manajer Proyek menerima setiap Form Risiko dan catatan dan memantau kemajuan semua
risiko dalam proyek. Project Manager bertanggung jawab untuk:
1. Manager proyek pembangunan kostan memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk
mengelola risiko di proyek terebut. Anggota tim proyek dapat ditugaskan di daerah
tertentu untuk diberi tanggung jawab untuk melaporkan risiko kepada manajer proyek.
2. Manajer proyek pembangunan kostan ini bertanggung jawab untuk membantu tim proyek
dan
pemangku
kepentingan
lainnya
yang
mengidentifikasi
risiko,
dan
untuk
4. Manajer proyek bertanggung jawab untuk peminimalisiran risiko dengan Risk Register.
2.3.Project Review Group
Setelah kegiatan proyek dilakukan dan selesai, faktor risiko dan kejadiannya akan
dipantau untuk menentukan apakah sebenarnya peristiwa tersebut memicu kejadian yang
berisiko. Berdasarkan peristiwa pemicu yang telah didokumentasikan selama analisis risiko
dan mitigasi proses, tim proyek atau manajer proyek akan memiliki wewenang untuk
memberlakukan rencana darurat yang dianggap sesuai. Hari pelaksanaan untuk kegiatan
mitigasi risiko akan diberlakukan dan diarahkan oleh manajer proyek. Rencana kontingensi
yang pernah disetujui dan mulai dilaksanakan akan ditambahkan ke rencana kerja proyek dan
akan dilacak dan dilaporkan bersama dengan semua kegiatan proyek lainnya.
Manajemen risiko merupakan kegiatan yang terus-menerus sepanjang proyek
berjalan. Proses ini meliputi kegiatan lanjutan dari identifikasi risiko, penilaian risiko,
perencanaan untuk risiko yang baru diidentifikasi, pemantauan kondisi pemicu dan rencana
kontingensi, dan pelaporan risiko secara teratur. Pelaporan status proyek berisi bagian dari
manajemen risiko, di mana risiko baru disajikan bersama dengan perubahan status risiko
yang ada. Beberapa atribut risiko, seperti probabilitas dan dampak, bisa berubah selama
proyek berjalan dan hal ini harus dilaporkan juga sebagaimana kejadian risiko baru yang
diidentifikasi.
2.4.Project Team
Resiko akan diidentifikasi selama proyek berjalan oleh ahli K3 di proyek, dan atau
risiko dapat diidentifikasi oleh siapa pun yang terkait dengan proyek. Beberapa risiko akan
hanya ada pada proyek itu sendiri (terspesifikasi), sementara yang lain akan menjadi hasil
dari pengaruh eksternal yang benar-benar di luar kendali tim proyek. Anggota tim proyek
dapat ditugaskan di daerah tertentu untuk diberi tanggung jawab untuk melaporkan risiko
kepada manajer proyek. Selama semua tahapan proyek berjalan, daerah yang memiliki resiko
akan didiskusikan dan diidentifikasi risikonya secara mendalam. Tujuannya adalah untuk
menginstruksikan tim proyek dalam kebutuhan risk awareness, identifikasi, dokumentasi dan
komunikasi.
Kesadaran terhadap risiko mengharuskan setiap anggota tim proyek menyadari apa
yang merupakan risiko terhadap proyek, dan menjadi lebih sensitif terhadap peristiwa tertentu
atau faktor-faktor yang berpotensi dapat mempengaruhi proyek dengan cara yang positif atau
negatif. Identifikasi risiko terdiri dari menentukan risiko yang mungkin mempengaruhi
6
A1
Resiko
Probabilitas
Dampak
Tingkat
Kategori
Ranking
Resiko
Tingkat
Resiko
Resiko
Moderat
mandor/
bertanggung jawab
Kenaikan harga satuan besi 3
15
tinggi
B1
pondasi
Denda
15
tinggi
keterlambatan 3
pembangunan kostan
hari,
tidak
ada
per
batas
B2
maksimal
Tertahannya dana akibat 1
tidak
ada
Rendah
tanggal
pengembalian jaminan
pemeliharaan,
masa
B3
pemeliharaan 3 tahun
Jaminan
pelaksanaan 1
Rendah
10
C1
C2
diperpanjang
Pekerjaan terlambat
Turun
hujan
5
3
15
9
Tinggi
Moderat
1
4
2
1
6
5
Moderat
Moderat
5
7
Rendah
3
saat 3
konsultan
untuk meneruskan
Jalan kerja runtuh
3
Pencurian yang mungkin 5
terjadi
pada
lokasi
pembangunan kostan
C5
Over
material
redymix 2
kelas B2
Berdasarkan kategori resiko pada tabel di atas, dapat ditentukan tindakan atau respon
terhadap resiko. Penentuan respon ini dibagi menjadi tiga, yaitu diterima dengan monitor dan
review, mitigasi, atau dihindari. Respon terhadap resiko dari persepsi kontraktor dapat dilihat
pada table di bawah.
Table 3.2 Respon Resiko Dari Persepsi Kontraktor
Kode Resiko
A1
Kategori
Tingkat Resiko
Kehilangan biaya akibat Moderat
Respon
Resiko
Mitigasi
ditinggalkan
scope
mandor/
planning
yang
baik
kepada
A2
bertanggung jawab
Kenaikan harga satuan besi tinggi
Hindari
calon mitra
Mengupayakan kontrak payung
B1
pondasi
Denda
Hindari
dengan supplier
Meminta pasal mengenai batas
keterlambatan tinggi
pembangunan kostan
hari,
B2
tidak
batas
dalam kontrak
maksimal
Tertahannya dana akibat Rendah
tidak
B3
ada
per
ada
tanggal
pengembalian jaminan
pemeliharaan,masa
pemeliharaan
pemeliharaan 3 tahun
Jaminan
pelaksanaan Rendah
diperpanjang
C1
Pekerjaan terlambat
Tinggi
Hindari
pelaksanaan
Tracking
Schedule,
Turun
hujan
saat Moderat
Mitigasi
semua
peluang claim
Menuangkan di kontrak sebagai
Force Majeur
konsultan
untuk meneruskan
Jalan kerja runtuh
Moderat
mencatat
pada
Mitigasi
Mitigasi
lokasi
pembangunan kostan
C5
Over
material
redymix Rendah
kelas B2
Dapat dilihat bahwa resiko terbesar kontraktor adalah apabila pekerjaan terlambat.
Selain itu, resiko kenaikan harga satuan besi pondasi dan denda keterlambatan juga
merupakan resiko yang berdampak besar bagi kontraktor. Resiko ini sebaiknya dihindari
dengan menerapkan berbagai strategi untuk mengurangi kemungkinan resiko ini terjadi.
Sebagai contoh, untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan pekerjaan maka dilakukan
beberapa strategi, antara lain Tracking Schedule, korespondensi yang baik dan lengkap, dan
mencatat semua peluang claim.
9
Resiko rendah dari persepsi kontraktor adalah resiko over material redymix kelas B2,
tertahannya dana akibat tidak ada tanggal pengembalian jaminan pemeliharaan, dan jaminan
pelaksanaan diperpanjang. Resiko tersebut berada pada urutan kedelapan, kesembilan dan
kesepuluh. Beberapa resiko ini termasuk resiko yang kemungkinan kecil terjadi, dan
dampaknya tidak menimbulkan kerugian yang besar bagi proyek. Manajemen resiko ini
merupakan langkah yang harus ditempuh kontraktor untuk mengurangi terjadinya resiko yang
mengakibatkan tidak tepatnya waktu pelaksanaan proyek, pembengkakan biaya proyek, dan
tidak tercapainya mutu proyek.
3.1.1 Kategori Resiko
Dari resiko yang telah diidentifikasi, resiko tersebut dapat dikategorikan diantaranya:
kategori resiko ekonomi, resiko kontrak dan hukum serta resiko konstruksi seperti pada tabel
di bawah.
Table 3.1.1. Kategori Resiko pada Konstruksi
Kode Kategori Resiko
A
Resiko Ekonomi
Resiko
A1
Kehilangan biaya akibat perbaikan pekerjaan yang
ditinggalkan mandor/ subkontraktor yang tidak
A2
B1
bertanggung jawab
Kenaikan harga satuan besi beton
Denda keterlambatan 1 per mil per hari, tidak ada batas
B2
maksimal
Tertahannya
dana
akibat
tidak
ada
tanggal
pengembalian jaminan
Resiko Konstruksi
B3
C1
C2
C3
C4
C5
ramai
Over material redymix kelas B2
3.1.2.Risks ID
10
Mengidentifikasi risiko kemungkinan untuk setiap kategori yang diberikan di atas dengan
mengisi tabel. Setiap risiko yang diidentifikasi harus dialokasikan dengan menggunaka tanda
pengenal (id).
4. Risk Register
Manajer proyek pembangunan kostan akan mengidentifikasi dan mendokumentasikan
hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko selama pembuatan Risk Register. Manajer proyek
pembangunan kostan ini bertanggung jawab untuk membantu tim proyek dan pemangku
kepentingan lainnya yang mengidentifikasi risiko, dan untuk mendokumentasikan risiko yang
terlihat dan potensi di Risk Register. Pembaharuan ke daftar risiko akan menjadi salah-satu
acuan berubahnya faktor risiko. Manajemen risiko akan menjadi topik diskusi selama
pertemuan proyek yang dijadwalkan secara rutin. Tim proyek pembangunan kostan akan
membahas faktor-faktor risiko baru atau kejadian, dan hasil pembahasan ini akan ditinjau
oleh manajer proyek pembangunan kostan. Manajer proyek akan menentukan apakah salah
satu faktor risiko yang baru diidentifikasi atau peristiwa yang baru terjadi tersebut menjamin
evaluasi lebih lanjut.
Tim proyek identifikasi resiko (ahli K3 dan P2K3) akan melakukan pengukuran
kuantifikasi risiko dan pengembangan respons risiko yang sesuai, dan setelah itu tindakan
atas resiko akan diambil. Pada setiap saat selama proyek, faktor risiko atau peristiwa harus
dilaporkan ke manajer proyek pembangunan kostan menggunakan Email atau bentuk lain
dari komunikasi tertulis untuk mendokumentasikan item. Manajer proyek bertanggung jawab
untuk peminimalisiran risiko dengan Risk Register. Pemberitahuan risiko baru harus
mencakup unsur-unsur Risk Register berikut:
Deskripsi faktor risiko atau peristiwa, misalnya proyek bertentangan atau operasional
inisiatif yang dituntut di tempat sumber daya proyek, hasil studi tak terduga, penundaan, dll
Probabilitas terjadinya kecelakaan.
Jadwal Dampak. Jumlah jam, hari, minggu, atau bulan yang merupakan faktor risiko dapat
mempengaruhi jadwal.
Dampak Lingkup. Dampak risiko akan berdampak pada prestasi perkembangan proyek.
Kualitas Dampak. Sebuah kejadian yang berisiko dapat mengakibatkan penurunan kualitas
pekerjaan atau produk yang dikembangkan.
Dampak Biaya. Dampak peristiwa risiko, jika terjadi kemungkinan kepememilikan
anggaran pada proyek tersebut.
11
Descriptor
Almost Certain
Likely
Possible
Unlikely
Rare
Uraian
Dapat terjadi stiap saat
Sering
Dapat terjadi sekali-sekali
Jarang
Hampir tidak pernah sangat jarang terjadi
Sumber : AS/NZS 4360, 3rd Edition The Australian And New Zealand Standart on Risk
Management, Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia
4.1.2.Consequences/Impact
Ukuran Kualitatif dari consequency Menurut Standart As/NZS 4360
Level
Descriptor
Insignificant
12
Minor
Moderate
Major
Catastrophic
Sumber : AS/NZS 4360, 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard on
Risk Management, Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia
Dampak Risiko
1
2
H
M
L
L
L
E
H
H
M
M
E
E
E
H
H
E
E
E
E
H
H
H
M
L
L
4.1.3.Priority
Selanjutnya penilaian resiko pada proses konstruksi pembanguanan kos-kosan dengan
menggunakan Metode Matriks atau Kualitatif.
Penilaian resiko yang mungkin terjadi pada pekerja bangunan
No.
Kegiatan
Bahaya
1.
Persiapan
Tertusuk
(Pembersihan
kaca
Tertusuk duri
Lahan)
2.
4.
5.
6.
Concequence
Nilai
Tertusuk
paku/benda tajam
Tergores Celurit
batu 3
untuk pondasi
Tertusuk pecahan 2
batu pondasi
Tersandung
kayu 3
Tersandung
batu 4
bata
Terhirup
debu 4
12
pecahan 3
3.
Likelihood
Pemasangan
Tertimpa
batu 4
pondasi
kayu Terjatuh dari atas
penyangga
Tertimpa
Pembuatan Dinding
penyangga
Tertimpa batu bata
Memasang Atap
Memasang Plafon
semen
Terhirup debu pasir
12
Tertimpa atap
Terbentur
Terjatuh
14
Tertimpa Plafon
7.
Memasang
Terkena paku
Terjepit
debu 4
12
pintu, jendela
8.
9.
semen
Terhirup debu pasir
12
Tertimpa keramik
12
pelarut
Terhirup zat aditif 4
12
cat
Tersengat listrik
12
pagar Tertimpa
Tergores
Terjepit
Pengecatan
10.
Pemasangan listrik
11.
Pembuatan
depan
Kegiatan
Bahaya
Penggolongan
1.
Persiapan (Pembersihan
Matriks
L
Lahan)
Tertusuk duri
Tergores Celurit
Pondasi (penggalian,
Terkena cangkul
pembuatan pondasi)
2.
3.
4.
Pembuatan Dinding
15
5.
6.
7.
Memasang Atap
Memasang Plafon
Memasang
kusen,
9.
Tertimpa atap
Terbentur
Terjatuh
Tertimpa Plafon
Terkena paku
Terjepit
Memasang Penutup
Lantai/Keramik
Tertimpa keramik
jendela
8.
Pengecatan
10.
Pemasangan listrik
Tersengat listrik
11.
Tertimpa
Tergores
Terjepit
Elimiasi
Hirarki teratas yaitu eliminasi/ menghilangkan. Menghilangkan bahaya dilakukan pada saat
desain yang bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam
menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain. Eliminasi bahaya yang
dapat dilakukan seperti menghilangkan bahaya jatuh dari atas atau menghilangkan
bahan/tahapan proses berbahaya. Menghilangkan batu yang dapat membuat pekerja terjatuh,
terpeleset, tertimpa.
Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi ataupun peralatan
dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Mengganti atap asbes dengan atap dari
genteng/tanah liat. Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui
disain sistem ataupun desain ulang.
Engineering control
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk
mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem
mesin atau peralatan. Mesin penggilingan semen terletak agak jauh dari pekerja.
Administratif
Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan,
dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki kemampuan
dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman. Pada pengendalian ini bisa
sebaiknya mandor memberikan pengetahuan tentang bahaya yang akan timbul, dan
pembagian jadwal kerja, jadwal istirahat.
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) hanya berfungsi untuk mengurangi
seriko dari dampak bahaya. Misalnya penggunaan masker pada pekerja yang mengaduk
semen dan pasir, dan pengecetan. Menggunakan sepatu boots saat perbersihan lahan agar
tidak tertusuk duri. Menggunakan tangga atau alat bantu untuk memasang atap.
17
6.1.Schedule
Untuk setiap risiko diidentifikasi
dengan
mempertimbangkan :
Tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan risiko yang terjadi
Tindakan kontingen untuk mengurangi dampak risiko yang terjadi
Untuk setiap resiko yang diidentifikasi, ditetapkan sumber daya yang bertanggung jawab
untuk melakukan tindakan dan tanggal di mana tindakan harus diselesaikan.
Peringkat
Tinggi
ID
3.1
Tindakan
Sumber
Tanggal
Contingent
Sumber
Tanggal
pencegahan
tindakan
tindaka
Actions
tindaka
tindakan
Menyediakan Manager
n
210315
Membuat
n
Tim
16 Juni
jadwal yang
proyek
2015
Mengatur
Tim
16 Juni
proyek
2015
Membuat
Quality
16 Juni
persyaratan
Manage
2015
kualitas
konstruksi agar
konstruksi
sesuai dengan
dengan
pelanggan
jadwal waktu
proyek
yang jelas
sebenarnya agar
dan cukup
bisa dicapai
untuk
oleh proyek
menyelesaika
n kerja
Tinggi
Tinggi
7.1
1.3
proyek
Menyesuaika
Project
n jumlah
review
jumlah pekerja
pekerja yang
group
agar pekerjaan
210315
dialokasikan
proyek
dengan
maksimal
proyek
Menyesuaika
Quality
n persyaratan
Manager
190315
pelanggan
18
Tinggi
Tinggi
4.1
4.2
Anggaran
Manajer
disesuaikan
proyek
Membuat
Project
16 Juni
anggaran yang
review
2015
agar tidak
sesuai agar
group
melebihi
tidak melebihi
alokasi
alokasi
Menghindari
Project
pengeluaran
review
yang
230315
230315
tidak group
Membuat
Project
16
Juni
perhitungan
review
2015
terhitung
menghindari
dalam proyek
pengeluaran
yang
tidak
terhitung
Tinggi
6.3
Memberikan
Project
270315
Memberi
Project
intruksi
yang tim
jelas
jelas
terhadap
pekerja
agar
pekerja untuk
terhindar
dari
menghindari
miskomunikasi
16
Juni
2015
terhadap
miskomunika
Tinggi
7.2
si
Melakukan
Project
penyeleksian
tim
210315
Menyediakan
pekerja
terhadap
Project
yang tim
16
Juni
2015
terampil
pekerja
Tinggi
7.3
Meningkatka
n
Project
kesadaran tim
280315
Memberikan
Project
pekerja
pekerja tentang
dalam
pentingnya
menggunaka
memakai APD
16
Juni
2015
n APD
19
Tinggi
7.4
Meningkatka
n
Project
280315
fokus tim
Menyediakan
Project
pekerja agar
tertentu
tidak terjatuh
mengingatkan
dalam
pekerja
16
Juni
2015
untuk
bekerja
Medium
1.1
Menyediakan Manajer
surat
170315
izin proyek
Melakukan
Manajer 16
pengecekan
proyek
2015
Mengukur
Project
16
persyaratan
review
2015
konstruksi
group
Mendaftarkan
Project
konstruksi
ulang terhadap
yang lengkap
surat
Juni
izin
konstruksi
sebelum proyek
dimulai
Medium
1.2
Jelas
Quality
menyediakan
manajer
170315
pesyaratan
Juni
konstruksi
yang
bisa
terukur
Medium
3.2
Jelas
Project
mendaftarka
review
semua group
190315
kegiatan
tugas
dan review
Juni
2015
yang group
kegiatan dan
diperlukan
tugas
dalam proyek
yang
16
diperlukan
proyek
20
Medium
4.3
Terdapat
Manajer
sumber
proyek
190315
belanja proyek
tunggal yang
yang
bertanggung
dianggarkan
Juni
2015
jawab dalam
belanja yang
dianggarkan
Medium
4.4
Jelas
Manajer
menyediakan
proyek
190315
Membuat
Manajer 12
ketentuan
yang disebakan
denda
kelalaian
yang
disebabkan
pekerja
kelalaian
pemutusan dan
pekerja
Juni
2015
pembayaran
pemutusan
kontrak
dan
pembayaran
Medium
6.1
kontrak
Mengendalik
Project
an
komunikasi
agar
280315
Mengendalikan
Project
21
review
komunikasi
tim
2015
manajer
agar
Project
25
tidak
Juni
tidak
menimbulkan
menimbulka
masalah
proyek
masalah
pada
pada proyek
Medium
7.5
Menyediakan Project
peralatan
review
250315
Menyediakan
peralatan
yang tim
memeadi untuk
untuk proyek
proyek
Juni
2015
21
Medium
2.1
Jelas
Manajer
mengidentifi
proyek
190315
Mengidentifikas Manajer 12
i
kasi manfaat
manfaat proyek
Juni
2015
proyek
proyek
Medium
2.2
Jelas
Quality
mengukur
manajer
190315
Mengukur
Quality
12
Juni
manfaat proyek
manajer
2015
Mengeliminasi
Project
14
manfaat
proyek
Medium
5.3
Jelas
Manajer
mengidentifi
proyek
200315
kasi
yang
perubahan
berdampak pada
negatif yang
proyek
Juni
2015
group
akan
berdampak
Medium
6.2
pada proyek
Jelas
Manajer
melibatkan
proyek
stakeholder
210315
Melibatkan
Manajer 14
stakeholder
proyek
Juni
2015
utama proyek
utama proyek
22
Low
5.1
Jelas
Project
210315
Menguraikan
Project
menguraikan
review
ruang
ruang
group
proyek
group
Melakukan
Project
lingkup review
22
Juni
2015
lingkup
proyek
Low
5.2
Jelas
Project
melakukan
tim
210315
proyek
dalam tim
proyek dalam
ruang
ruang
yang
lingkup yang
disepakati
22
Juni
2015
lingkup
telah
telah
disepakati
Low
7.6
Jelas
Project
menyediakan
review
bahan
yang group
diperlukan
210315
Menyediakan
bahan
Project
yang tim
22
Juni
2015
diperlukan
dalam proyek
selama
proyek
23
Risk Documents
Risk Form
'Form Risiko' digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan risiko untuk proyek
dengan memasukkan template untuk Form Risiko yang diisi untuk menunjukkan bagaimana
risiko akan ditentukan pada proyek .
Risk Form
PROJECT DETAILS
Project Name:
Project Manager:
RISK DETAILS
Risk ID:
Raised By:
Date Raised:
Risk Description:
Add a brief description of the risk identified and its likely impact on the project (e.g. scope,
resources, deliverables, timescales and/or budgets)
Risk Likelihood:
Risk Impact:
Describe and rate the likelihood of the risk Describe and rate the impact on the project if
eventuating (i.e. Low, Medium or High)
RISK MITIGATION
24
Signature:
Date:
_______________________
___/___/____
25
Risk Register
The Risk Register is the log / database where all risks are registered and tracked through to closure.
Insert a template for the Risk Register here to show how risks will be recorded and monitored on the project
RISK REGISTER
Project Name:
Project Manajer:
26
Summary
Description
Date
Raised Received Description Description Likelihood Impact
ID
Raised By
By
of Risk
of Impact
Rating
Rating
Preventive Actions
Priority Preventative Action
Rating
Actions
Action
Resource Date
Resource
: Pembangunan Kosan
Tanggal Pekerjaan
Alamat Kerja
Tahap Pekerjaan
1. Persiapan
(Perbersihan lahan)
2. Membuat pondasi
(galian pondasi,
pengecoran)
Bahaya
Debu,
Bakteri, jamur
Debu Semen
Mengangkat Batu
(bahan pondasi)
Resiko
Gangguan saluran Pernafasan
Gatal-gatal
Dermatitis, gangguan
pernafasan
-
Tertimpa batu
Pengendalian
Memakai penutup hidung/mulut,
3. Pemasangan kayu
penyangga,
pembetonan
4. Pekerjaan dinding
5. Memasang atap
Mengangkat
Berat
Tertimpa
terjatuh
bata
Terhirup debu
semen
Terhirup debu pasir
tubuh
Luka Memar pada bagian
penyangga
Menggunakan alat bantu naik seperti
yang
-
terkena
timpaan
kayu
Luka memar/ luka gores pada
bagian yang terkena batu
bata, misalnya tertimpa
dibagian kepala
Luka gores pada bagian kaki
pekerja
Gangguan pernafasan, bersin-
bersin, dermatitis
Gangguan pernafasan, bersin-
bersin, asma
Bisa menyebabkan luka
asbes
tangga
-
debu asbes
6. Memasang plafon
7. Memasang kusen,
pintu, dan jendela
8. Memasang penutup
Terkena palu
Terkena paku
Terjepit
tubuh
Luka memar sampai luka
sedang
Luka tusuk
Luka memar dan luka gores
Terhirup debu
semen
Terhirup debu pasir
Tertimpa keramik
dermatitis
Gangguan pernafasan, asma
Luka gores pada kaki
Iritasi
pelarut
Terhirup zat aditif
tenggorokan, mata,
Pusing, mengantuk, sakit
lantai
9. Pengecatan
Terjatuh
Tertimpa Plafon
kepala,
cat
pada
iritasi
hidung,
semen, pasir
Menggunakan alat troli
-
pada
kulit
10. Pemasangan listrik
Tersengat listrik
Tertimpa
Tergores
Terjepit
meninggal
- Luka gores atau luka
-
memar
Luka gores
Luka memar
30
Document Control
Document Information
Document Information
Document Id
Document Owner
Issue Date
Last Saved Date
File Name
Document
Version
[1.0]
History
Issue Date
[Date]
Changes
[Section, Page(s) and Text Revised]
Document
Role
Project Sponsor
Approvals
Name
Signature
Date
31
Appendix
Referensi
Soeharto Imam, 1997, Manajemen Proyek. Erlangga, Jakarta.
Ervianto,A.U dan Joshua, M. (2001). Manajemen Proyek Konstruksi.Yogyakarta: Andi,
Yogyakarta
Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek, Perencanaan, Penjadwalan, Pengendalian Proyek.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta
32
33