DISUSUN OLEH:
M.Renaldy (201710160311208)
MANAJEMEN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Karena rahmat dan hidayahnya sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
dengan tepat waktu meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun dalam isi yang
terkandung didalamnya dan masih banyak lagi yang lain.
Tidak lupa kami ucapkan shalawat beserta salam kami sanjungkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Nabi yang membawa rahmatul lil’alamin bagi seluruh umatnya di dunia.
Dimana kelak nanti di hari akhir semoga kita semua mendapatkan pertolongan serta inayahnya.
Aamiin.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah ilmu serta wawasan kita
khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja. Penulis sangat menyadari bahwa baik
dalam penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
2.1. Program K3 Berjalan Baik Di Indonesia ..................................................................... 2
2.2. Besar Pengaruhnya K3 Dan Tujuan Dibentuknya ..................................................... 4
2.3. Penghambat Penerapan Berjalannya Program 3K .................................................... 6
2.4. Pengaruh Terbesar Dalam Masalah K3 .................................................................... 11
2.5. Contoh Penerapan K3 dalam Perusahaan ................................................................. 12
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
3.2. Saran.............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui seberapa berhasilnya penerapan K3 dalam perusahaan
2. Mengetahui penghambat dalam pelaksanaan K3.
3. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam penerapan program K3.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itu, dibuatlah berbagai ketentuan yang mengatur tentang
kesehatan dan keselamatan kerja. Berawal dari adanya Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1969 tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam Pasal 9 bahwa “setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan dan
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia,
moral dan agama”. Undang-Undang tersebut kemudian diperbaharui dengan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang diatur antara lain:
Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada dalam wilayah hukum
kekuasaan RI. (Pasal 2).
Dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 86 ayat 1 UU Nomor 13 Tahun 2003 diatur pula
bahwa sep pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
2
1. Keselamatan kerja
2. Moral dan kesusilaan
3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
4. Selain diwujudkan dalam bentuk undang-undang, kesehatan dan keselamatan kerja juga
diatur dalam berbagai Peraturan Menteri. Diantaranya Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor Per-01/MEN/1979 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Tujuan pelayanan
kesehatan kerja adalah:
5. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaanya.
6. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
7. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemapuan fisik tenaga kerja.
8. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.
Arti penting dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi perusahaan adalah tujuan dan
efisiensi perusahaan sendiri juga akan tercapai apabila semua pihak melakukan pekerjaannya
masing-masing dengan tenang dan tentram, tidak khawatir akan ancaman yang mungkin
menimpa mereka. Selain itu akan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi nantinya juga akan membawa kerugian bagi semua
pihak. Kerugian tersebut diantaranya menurut Slamet Saksono (1988: 102) adalah hilangnya
jam kerja selama terjadi kecelakaan, pengeluaran biaya perbaikan atau penggantian mesin
dan alat kerja serta pengeluaran biaya pengobatan bagi korban kecelakaan kerja.
Menurut Mangkunegara tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai
berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif
mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi
kerja.
3
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Melihat urgensi mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja, maka di setiap
tempat kerja perlu adanya pihak-pihak yang melakukan kesehatan dan keselamatan kerja.
Pelaksananya dapat terdiri atas pimpinan atau pengurus perusahaan secara bersama-sama
dengan seluruh tenaga kerja serta petugas kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja
yang bersangkutan. Petugas tersebut adalah karyawan yang memang mempunyai keahlian
di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dan ditunjuk oleh pimpinan atau pengurus
tempat kerja/perusahaan .
Para pekerja sendiri berhak meminta kepada pimpinan perusahaan untuk dilaksanakan
semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja, menyatakan keberatan bila melakukan
pekerjaan yang alat pelindung keselamatan dan kesehatan kerjanya tidak layak. Tetapi
pekerja juga memiliki kewajiban untuk memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan dan
menaati persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. Setelah mengetahui
urgensi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, koordinasi dari pihak-pihak yang ada di
tempat kerja guna mewujudkan keadaan yang aman saat bekerja akan lebih mudah terwujud.
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik,sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisikerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
4
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit
kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),
tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah :
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan.
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan.
3. Menghemat biaya premi asuransi.
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada
karyawannya.
5
2.3. Penghambat Penerapan Berjalannya Program 3K
Keselamatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatn kerja dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3)
Jadi, keselamatan dan kesehetan kerja harus diselenggarakan dalam setiap perusahaan.
Karena kecelakaan dan penyakit datang secara tidak terduga dan tanpa diharapkan.
6
2.3.1. Faktor Penyebab Perusahaan Masih Belum Memberikan Pelayanan K3 Yang
Baik
7
2.3.2. Hambatan dalam Pelaksanaan K3 di Perusahaan
1. Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :
Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar .
Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih rendah.
2. Hambatan dari sisi perusahaan:
Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau
operasional dan meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan
yang sebesar-besarnya.
Walaupun K3 sudah dianggap penting dalam aspek kegiatan operasi namun didalam
pelaksanaannya masih saja ditemui hambatan serta kendala-kendala. Hambatan tersebut ada
yang bersifat makro (di tingkat nasional) dan ada pula yang bersifat mikro (dalam
perusahaan).
1. Hambatan Makro
a. Pemerintah
b. Teknologi
8
c. Sosial budaya
2. Hambatan mikro
Masalah yang bersifat mikro yang terjadi di perusahaan antara lain terdiri dari :
9
c. Standard, code of practice
10
2.4. Pengaruh Terbesar Dalam Masalah K3
2.4.1. Dampak Bila Suatu Perusahaan Tidak Melakukan K3 Terhadap Karyawannya.
11
2.5. Contoh Penerapan K3 dalam Perusahaan
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan
mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses
produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
3.2. Saran
Dalam pelaksanaan K3 perlu memperhatikan 2(dua) hal penting yakni indoor dan
outdoor. Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan
operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap
jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, display
unit (tata ruang dan alat), hygiene dan sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain
mengenai penggunaan komputer. Hal diatas tidak hanya meningkatkan dari sisi kesehatan
maupun sisi keselamatan karyawan/pekerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerjanya.
Harapannya rekomendasi ini dapat dijadikan sebagai acuan ataupun perbandingan dalam
rangka meningkatkan pelaksanaan K3 khususnya di perkantoran.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-definisi-k3-
keselamatan.html
http://bbs.binus.ac.id/management/2017/10/591/
http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
https://id.scribd.com/doc/159884080/Makalah-Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-K3-docx
http://ikhaputri97.blogspot.com/2016/11/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
14