Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Dosen Pengampu : Aniek Rumijati. Dra.M,M

DISUSUN OLEH:

Muhammad Ramadhany (201710160311125)

Indah Puspita Sari (201710160311186)

Wisnu pradana (201710160311192)

M.Renaldy (201710160311208)

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Karena rahmat dan hidayahnya sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
dengan tepat waktu meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun dalam isi yang
terkandung didalamnya dan masih banyak lagi yang lain.

Tidak lupa kami ucapkan shalawat beserta salam kami sanjungkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Nabi yang membawa rahmatul lil’alamin bagi seluruh umatnya di dunia.
Dimana kelak nanti di hari akhir semoga kita semua mendapatkan pertolongan serta inayahnya.
Aamiin.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah ilmu serta wawasan kita
khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja. Penulis sangat menyadari bahwa baik
dalam penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Malang, 27 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
2.1. Program K3 Berjalan Baik Di Indonesia ..................................................................... 2
2.2. Besar Pengaruhnya K3 Dan Tujuan Dibentuknya ..................................................... 4
2.3. Penghambat Penerapan Berjalannya Program 3K .................................................... 6
2.4. Pengaruh Terbesar Dalam Masalah K3 .................................................................... 11
2.5. Contoh Penerapan K3 dalam Perusahaan ................................................................. 12
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
3.2. Saran.............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat juga merupakan suatu program pencegahan
kecelakan yang timbul dari akibat kerja dan penyakit kerja. Keselamatan dan Kesehatan
kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat secara fisik
maupun non-fisik, sehingga mampu menekan angka risiko kecelakaan kerja dan penyakit
kerja serendah mungkin dan kepuasan kerja karyawan. Perusahaan menyadari betapa
pentingnya tenaga kerja sebagai asset utama dari perusahaan. Sehingga, perusahaan harus
menaruh perhatian pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja dengan maksud untuk
mengurangi angka kecelakaan yang ditimbulkan akibat bekerja dan kepuasan kerja
karyawan.
Kepuasan kerja karyawan sangat ditunjang oleh beberapa hal yaitu lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja dan budaya organisasi karena dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan perusahaan yang berdampak dalam proses kegiatan perusahaan.
Karyawan yang berada dibagian produksi atau lapangan senantiasa berinteraksi dengan alat-
alat penunjang (mesin, bahan kimia, peralatan) oleh karena itu keselamatan dan kesehatan
kerja memerlukan manajemen yang baik. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor
terhadap kepuasan kerja yaitu ketidakamanan lingkungan kerja yang biasanya banyak
terdapat mesin- mesin dan alat penunjang lainnya, tetapi dari banyaknya kecelakaan kerja
yang dialami faktor manusia juga yang paling banyak berperan dalam kecelakaan kerja.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah program K3 berjalan baik di Indonesia ?
2. Apa tujuan dibentuknya K3 dan seberapa besar pengaruhnya ?
3. Apa saja yang menghabat berjalannya program K3 ?
4. Apa saja pengaruh terbesar masalah kesehatan dan keselamatan kerja karyawan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui seberapa berhasilnya penerapan K3 dalam perusahaan
2. Mengetahui penghambat dalam pelaksanaan K3.
3. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam penerapan program K3.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Program K3 Berjalan Baik Di Indonesia

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itu, dibuatlah berbagai ketentuan yang mengatur tentang
kesehatan dan keselamatan kerja. Berawal dari adanya Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1969 tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam Pasal 9 bahwa “setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan dan
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia,
moral dan agama”. Undang-Undang tersebut kemudian diperbaharui dengan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang diatur antara lain:

Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada dalam wilayah hukum
kekuasaan RI. (Pasal 2).

a. Syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:


1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi peledaka
4. Memberi pertolongan pada kecelakaan
5. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja
6. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
7. Memelihara kesehatan dan ketertiban
b. Pengawasan Undang-Undang Keselamatan Kerja, “direktur melakukan pelaksanaan
umum terhadap undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya
undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya. (Pasal 5).
c. Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembinaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi yang efektif dari pengusaha atau pengurus tenaga kerja untuk melaksanakan
tugas bersama dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja untuk melancarkan
produksi. (Pasal 10).
d. Setiap kecelakan kerja juga harus dilaporkan pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja di dinas yang terkait. (Pasal 11 ayat 1). (Suma’mur. 1981: 29-34).

Dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 86 ayat 1 UU Nomor 13 Tahun 2003 diatur pula
bahwa sep pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

2
1. Keselamatan kerja
2. Moral dan kesusilaan
3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
4. Selain diwujudkan dalam bentuk undang-undang, kesehatan dan keselamatan kerja juga
diatur dalam berbagai Peraturan Menteri. Diantaranya Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor Per-01/MEN/1979 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Tujuan pelayanan
kesehatan kerja adalah:
5. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaanya.
6. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
7. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemapuan fisik tenaga kerja.
8. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.

Selanjutnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-02/MEN/1979 tentang


Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja meliputi:
pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan
kesehatan khusus. Aturan yang lain diantaranya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981
tentang Wajib Lapor Ketenagaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/MEN/1984
tentang Mekanisme Pengawasan Ketenagakerjaan.

Arti penting dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi perusahaan adalah tujuan dan
efisiensi perusahaan sendiri juga akan tercapai apabila semua pihak melakukan pekerjaannya
masing-masing dengan tenang dan tentram, tidak khawatir akan ancaman yang mungkin
menimpa mereka. Selain itu akan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi nantinya juga akan membawa kerugian bagi semua
pihak. Kerugian tersebut diantaranya menurut Slamet Saksono (1988: 102) adalah hilangnya
jam kerja selama terjadi kecelakaan, pengeluaran biaya perbaikan atau penggantian mesin
dan alat kerja serta pengeluaran biaya pengobatan bagi korban kecelakaan kerja.

Menurut Mangkunegara tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai
berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif
mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi
kerja.

3
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Melihat urgensi mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja, maka di setiap
tempat kerja perlu adanya pihak-pihak yang melakukan kesehatan dan keselamatan kerja.
Pelaksananya dapat terdiri atas pimpinan atau pengurus perusahaan secara bersama-sama
dengan seluruh tenaga kerja serta petugas kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja
yang bersangkutan. Petugas tersebut adalah karyawan yang memang mempunyai keahlian
di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dan ditunjuk oleh pimpinan atau pengurus
tempat kerja/perusahaan .

Pengusaha sendiri juga memiliki kewajiban dalam melaksanakan kesehatan dan


keselamatan kerja. Misalnya terhadap tenaga kerja yang baru, ia berkewajiban menjelaskan
tentang kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja, semua alat pengaman diri
yang harus dipakai saat bekerja, dan cara melakukan pekerjaannya. Sedangkan untuk pekerja
yang telah dipekerjakan, pengusaha wajib memeriksa kesehatan fisik dan mental secara
berkala, menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung diri, memasang gambar-gambar
tanda bahaya di tempat kerja dan melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi kepada
Depnaker setempat.

Para pekerja sendiri berhak meminta kepada pimpinan perusahaan untuk dilaksanakan
semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja, menyatakan keberatan bila melakukan
pekerjaan yang alat pelindung keselamatan dan kesehatan kerjanya tidak layak. Tetapi
pekerja juga memiliki kewajiban untuk memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan dan
menaati persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. Setelah mengetahui
urgensi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, koordinasi dari pihak-pihak yang ada di
tempat kerja guna mewujudkan keadaan yang aman saat bekerja akan lebih mudah terwujud.

2.2. Besar Pengaruhnya K3 Dan Tujuan Dibentuknya

Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik,sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisikerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

4
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit
kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),
tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah :

1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan.
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan.
3. Menghemat biaya premi asuransi.
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada
karyawannya.

5
2.3. Penghambat Penerapan Berjalannya Program 3K

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya perlindungan terhadap


keselamatan serta kesehatan para tenaga kerja selama mereka bekerja di perusahaan tempat
mereka bekerja. K3 memiliki 2 aspek penting, yaitu mengenai keselamatan kerja para
karyawannya dan kesehatan para karyawannya. Keselamatan kerja ini sangat berhubungan
erat dengan proses produksi suatu perusahaan. Terutama di Indonesia yang semakin
berkembang negaranya, semakin berkembang pula tingkat kecelakaan kerja yang terjadi.

Keselamatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatn kerja dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3)

Sedangkan mengenai Kesehatan Kerja telah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan


No. 23 Tahun 1992 Bagian 6 tentang Kesehatan Kerja, Pada pasal 23 yang berisi:

1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.


2. Kesehatan kerja meliputi perlindungan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja, dan syarat kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

Jadi, keselamatan dan kesehetan kerja harus diselenggarakan dalam setiap perusahaan.
Karena kecelakaan dan penyakit datang secara tidak terduga dan tanpa diharapkan.

6
2.3.1. Faktor Penyebab Perusahaan Masih Belum Memberikan Pelayanan K3 Yang
Baik

Tidak sedikit dari perusahaan yang masih belum memberikan pelayanan K3


yang baik dan benar terhadap karyawannya. Padahal hal tersebut sangat penting untuk
masa depan perusahaan juga. Hal ini dapat disebabkan karena faktor berikut:

1. Manajemen perusahaan memberikan prioritas rendah pada program K3


dalam program perusahaan.
Hampir di banyak perusahaan yang ada, program K3 tidak pernah dibahas
dalam rapat-rapat yang diselenggarakan perusahaan tersebut. Perusahaan hanya
terlalu fokus pada produksi perusahaan sedangkan program K3 tersebut sangat
dibelakangkan. Jika sudah terjadi kecelakaan, barulah perusahaan akan
mengingat mengenai K3 tersebut.
2. Kurangnya pengetahuan mengenai K3 baik dari perusahaan maupun
karyawannya
Pengetahuan mengenai K3 oleh karyawan ataupun pihak perusahaan
terkadang masih rendah. Baik pengetahuan mengenai cara penerapan K3 yang
benar, dampak apabila perusahaan tidak menerapkan K3 tersebut, dan
sebagainya.
3. Keterbatasan modal dalam memberikan pelayanan K3
Untuk memberikan pelayanan K3 yang benar tentu diperlukan berbagai
modal untuk melaksanakannya terhadap para karyawan. Terkadang kondisi
keuangan perusahaan tersebut tidak mendukung karena kurangnya modal untuk
meningkatkan kualitas pelayanan K3 sehingga penerapan K3 pun tidak
maksimal.
4. Pengawasan pemerintah yang lemah mengenai penerapan K3
Peraturan K3 memang sudah memiliki undang-undang yang sah dimata
hukum. Namun, pemerintah sendiri masih kurang dalam hal mengawasi
berjalannya peraturan hukum tersebut. Pemerintah hanya menganggap
semuanya akan berjalan lancer bila sudah memiliki hukum yang kuat. Padahal
dalam kenyataannya, penerapan K3 masih sangat kurang meskipun telah
memiliki Undang-Undang yang kuat.

7
2.3.2. Hambatan dalam Pelaksanaan K3 di Perusahaan
1. Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :
 Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar .
 Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih rendah.
2. Hambatan dari sisi perusahaan:
Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau
operasional dan meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan
yang sebesar-besarnya.
Walaupun K3 sudah dianggap penting dalam aspek kegiatan operasi namun didalam
pelaksanaannya masih saja ditemui hambatan serta kendala-kendala. Hambatan tersebut ada
yang bersifat makro (di tingkat nasional) dan ada pula yang bersifat mikro (dalam
perusahaan).

1. Hambatan Makro

Di tingkat nasional (makro) ditemui banyak faktor yang merupakan kendala


yang menyebabkan kurang berhasilnya program keselamatan kerja antara lain :

a. Pemerintah

Masih dirasakan adanya kekurangan dalam masalah pembinaan (formal &


non formal), bimbingan (pelayanan informasi, standar, code of pratice),
pengawasan (peraturan, pemantauan / monitoring serta sangsi terhadap
pelanggaran), serta bidang-bidang pengendalian bahaya.

b. Teknologi

Perkembangan teknologi perlu diantisipasi agar bahaya yang


ditimbulkannya dapat diminimalisasi atau dihilangkan sama sekali dengan
pemanfaatan ketrampilan di bidang pengendalian bahaya.

8
c. Sosial budaya

Adanya kesenjangan sosial budaya dalam bentuk rendahnya disiplin dan


kesadaran masyarakat terhadap masalah keselamatan kerja, kebijakan asuransi
yang tidak berorientasi pada pengendalian bahaya, perilaku masyarakat yang
belum sepenuhnya mengerti terhadap bahaya-bahaya yang terdapat pada industri
dengan teknologi canggih serta adanya budaya “santai” dan “tidak peduli” dari
masyarakat atau dengan kata lain belum ada “budaya” mengutamakan
keselamatan di dalam masyarakat / pekerja.

2. Hambatan mikro

Masalah yang bersifat mikro yang terjadi di perusahaan antara lain terdiri dari :

a. Kesadaran, dukungan dan keterlibatan

Kesadaran, dukungan dan keterlibatan manajemen operasi terhadap


usaha pengendalian bahaya dirasakan masih sangat kurang. Keadaan ini akan
membudaya mulai dari lapis bawah sehingga banyak para karyawan memilki
kesadaran keselamatan yang rendah, disamping itu pengetahuan mereka
terhadap bidang rekayasa dan manajemen keselamatan kerja juga sangat
terbatas. Ditambah lagi anggapan bahwa K3 adalah cost center yang padahal
sebenarnya justru sebaliknya.

b. Kemampuan yang terbatas dari petugas keselamatan kerja

Kemampuan petugas keselamatan kerja dibidang rekayasa operasi,


rekayasa keselamatan kerja, manajemen pengendalian bahaya dirasakan sangat
kurang sehingga merupakan kendala diperolehnya kinerja keselamatan kerja
yang baik. Akibat daripada kekurangan ini terdapatnya kesenjangan antara
makin majunya teknologi terapan dengan dampak negatif yang makin tinggi
dengan kemampuan para petugas keselamatan kerja dalam mengantisipasi
keadaan yang makin berbahaya. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya
pengembangan SDM di bidang K3 atau kurang dikembangkannya
perkembangan dunia pendidikan di bidang ini.

9
c. Standard, code of practice

Masih kurangnya standard-standard dan code practice di bidang


keselamatan kerja serta penyebaran informasi di bidang pengendalian bahaya
industri yang masih terbatas akan menambah memperbesar resiko yang
dihadapi.

10
2.4. Pengaruh Terbesar Dalam Masalah K3
2.4.1. Dampak Bila Suatu Perusahaan Tidak Melakukan K3 Terhadap Karyawannya.

Dikarenakan program K3 yang sangat penting untuk menjamin keselamatan


dan kesehatan para karyawan perusahaan, tentu perusahaan akan mendapat dampak
yang buruk apabila perusahaan tidak memberikan pelayanan K3 terhadap
karyawannya, seperti:

1. Terjadinya cidera bahkan bisa menyebabkan kematian pada tenaga kerja


Hal ini disebabkan perusahaan tidak melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan
berkala terhadap peralatan-peralatan yang ada di perusahaan tersebut. Karena
bisa saja peralatan tersebut rusak. Jika tidak diterapkan K3, tentu karyawanlah
yang menjadi korbannya hingga mengalami cidera, bahkan yang terparah bisa
mengakibatkan kematian.
2. Menimbulkan penyakit
Kurangnya kebersihan lingkungan perusahaan karena tidak terawatnya
lingkungan tersebut, bisa menjadi sarang penyakit. Sehingga kesehatan
karyawan pun terancam.
3. Memberikan kerugian
Apabila banyak tenaga kerja yang mengalami kecelakaan, tentu perusahaan akan
mengalami kerugian karena perusahaan harus menanggung biaya kecelakaan
dari karyawan tersebut. Ditambah dengan berkurangnya karyawan yang ada
diperusahaan tersebut.
4. Proses kerja di perusahaan terhambat
Karena K3 yang tidak diterapkan hingga menimbulkan kecelakaan, tentu proses
kerja di perusahaan tersebut akan terganggu dan terhambat. Karena
berkurangnya karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sehingga proses
kerja menjadi lebih lambat dari biasanya.

11
2.5. Contoh Penerapan K3 dalam Perusahaan

Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik memiliki Bagian PMK yang


berkewajiban untuk mengidentifikasi dan mitigasi potensi risiko kebakaran, menyediakan
dan melakukan pemeriksaan berkala terhadap peralatan pemadam kebakaran di seluruh area
perusahaan , menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang penanggulangan
kebakaran kepada semua karyawan dan mitra kerja PT Petrokimia Gresik. Bagian PMK juga
merupakan pusat Rescue and Response Team PT Petrokimia Gresik.
Kelengkapan rescue and response equipment, antara lain :
1. 2 Fire truck dengan media pemadam air kapasitas 2000 liter dan 9500 liter.
2. 4 Fire truck dengan media pemadam kombinasi air dan foam kapasitas masing-masing
4000 liter air dilengkapi 1000 liter foam, 3000 liter air dilengkapi 300 liter foam, 4500
liter air dilengkapi 250 liter foam, dan 4500 liter air dilengkapi 1000 liter foam.
3. 1 Back up Fire truck dengan media pemadam air.
4. 1 Rescue truck yang dilengkapi dengan peralatan rescue untuk semua jenis kejadian
darurat.
5. 2 Mobil ambulance
6. 3 Rubber boat untuk area pelabuhan dan laut.
Sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dan wujud
kepedulian terhadap warga sekitar perusahaan, Tim Pemadam Kebakaran, serta Resque and
Response Team PT Petrokimia Gresik siap memberikan bantuan pertolongan apabila terjadi
kebakaran di lokasi warga dengan radius sekitar 5 km dari wilayah perusahaan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan
mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses
produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
3.2. Saran

Dalam pelaksanaan K3 perlu memperhatikan 2(dua) hal penting yakni indoor dan
outdoor. Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan
operasionalisasinya terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap
jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, display
unit (tata ruang dan alat), hygiene dan sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain
mengenai penggunaan komputer. Hal diatas tidak hanya meningkatkan dari sisi kesehatan
maupun sisi keselamatan karyawan/pekerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerjanya.
Harapannya rekomendasi ini dapat dijadikan sebagai acuan ataupun perbandingan dalam
rangka meningkatkan pelaksanaan K3 khususnya di perkantoran.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-definisi-k3-
keselamatan.html

http://bbs.binus.ac.id/management/2017/10/591/

http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html

https://id.scribd.com/doc/159884080/Makalah-Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-K3-docx

http://ikhaputri97.blogspot.com/2016/11/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html

14

Anda mungkin juga menyukai