Anda di halaman 1dari 4

a) Jurnal Pertama

Jurnal yang pertama menganalisis tentang pemahaman K3 pekerjaan konsruksi


bagi tukang bangunan dimana Pekerja bangunan, khususnya tukang batu umumnya
belum mengerti secara teori tentang pentingnya melengkapi diri dengan alat
pelindung diri dalam bekerja, khususnya pada K3 pekerjaan konstruksi meliputi
pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran, dan pembongkaran. Berikut resume dari
jurnal pertama:

1) Judul : Peningkatan Pemahaman K3 Bagi Tukang Bangunan di


Kecamatan Muara Gembong di kabupaten Bekasi.

2) Terbitan Tahun : 2019

3) Permasalahan : Kecelakaan kerja pada industri konstruksi sebenarnya tidak bisa


dihindari namun sangat mungkin untuk diminimalkan. Oleh
karena itu K3 sangat berpengaruh terhadap kinerja dari sebuah
pekerjaan konstruksi. Tetapi Pekerja bangunan, khususnya
tukang batu umumnya belum mengerti secara teori tentang
pentingnya melengkapi diri dengan alat pelindung diri dalam
bekerja, khususnya pada K3 pekerjaan konstruksi meliputi
pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran, dan pembongkaran.

4) Tujuan : Melalui pelatihan K3 ini pekerja bangunan ini diharapkan dapat


menyempurnakan pengalaman (skill) dengan memadukan
pengetahuan (knowledge) tentang K3 sehingga dapat
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, khususnya di
Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa
Barat.

5) Metode : Metode kegiatan terdiri dari tahap persiapan dan pelaksanaan.


Tahap persiapan yaitu berupa observasi wilayah dan menjalin
komunikasi dengan mitra. Kemudian, tahap pelaksanaan berupa
pembekalan mengenai K3 pekerjaan konstruksi.

6) Hasil : 1) Peningkatan pemahaman k3 pekerjaan konstruksi bagi tukang


bangunan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
bertujuan untuk mengedukasi dan memotivasi masyarakat
tentang pentingnya pelaksanaan K3 pekerjaan konstruksi. 2)
Masyarakat telah mendapatkan pengetahuan dan termotivasi
dalam menerapkan K3 pekerjaan konstruksi setelah mengikuti
kegiatan ini. 3) Masyarakat merasa sadar pentingnya penggunaan
APD saat bekerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan
kerja.

b) Jurnal Kedua
Pada jurnal kedua ini berisi tentang analisa K3 pada kinerja sebuah proyek
konstruksi yang dilakukan dimedan beresiko tinggi adanya kecelakaan kerja contoh
kasus yang diambil adalah proyek offshore diprovinsi Banten. Pada jurnal ini, juga
dilakukan studi mengenai pengembangan dan menguji model yang menginvestigasi
pengaruh dari Sumber Daya Manusia (SDM) dan alat konstruksi pada K3 dan
pengaruhnya terhadap kinerja. Berikut resume dari jurnal kedua:

1) Judul : Pengembangan dan Uji Model Sumber Daya Proyek Kontruksi


Terhadap K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan Kinerja
Perusahaan (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Kontruksi
Offshore Provinsi Banten)

2) Tahun Terbitan : 2017

3) Permasalahan : Kontruksi Offshore memiliki potensi bahaya ketidakpastian


kondisi yang disebabkan oleh badai, ombak, arus dan pasang
surut telah mengakibatkan sejumlah dari kecelakaan dan
kematian besar dalam beberapa tahun terakhir. Dalam setiap
aspek konstruksi dan penggunaan fasilitas lepas pantai ada
persyaratan keamanan yang ketat yang harus dipenuhi.

4) Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk melaporkan sebuah kajian


tentang sumber daya manusia, peralatan proyek, kesehatan dan
keselamatan kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja.
Mengembangkan dan menguji model yang dibuat berdasarkan
literatur dan penelitian sebelumnya.

5) Metode : Pemilihan ini dilihat dari rumusan masalah dan data yang
diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Saya telah
membuat kerangka pemikiran yang didasari oleh literature dan
dikembangkan menjadi sebuah hipotesis.
6) Hasil : Pengaruh peralatan kontruksi terhadap K3 (Kesehatan dan
Kecelakaan Kerja) pada industry kontruksi offshore di wilayah
Banten sebesar 32.6%
Pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan kontruksi
secara bersama- sama berpengaruh terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) pada kontruksi offshore diwilayah
Banten sebesar 56.5% Pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM)
terhadap kinerja perusahaan pada kontruksi offshore di wilayah
Banten sebesar 43.1%.

c) Jurnal Ketiga
Keselamatan di tempat kerja adalah pertimbangan utama untuk semua jenis
organisasi yang bertanggung jawab untuk melindungi dan mengoptimalkan fungsi
sumber daya manusia. Terkait dengan konstruksi, memastikan keselamatan di tempat
kerja bukanlah tugas yang mudah. Dalam pekerjaan industri diseluruh dunia,
pekerjaan konstruksi memiliki tingkat kecelakaan tertinggi, termasuk kematian dan
cedera yang dapat melumpuhkan pekerja. Dalam jurnal ini mengambil kasus di Sri
Lanka yang terdapat enam kecelakaan yang mengakibatkan 25-40 korban meninggal
dunia di lokasi konstruksi karena kelalaian dan kecerobohan pekerja. Berikut
resumenya:

1) Judul : Kerangka Kerja Penilaian Keselamatan Konstruksi untuk Negara


Berkembang: Studi Kasus Sri Lanka (Construction Safety
Assessment Framework for Developing Countries: A Case Study
of Sri Lanka)

2) Tahun Terbitan : 2013

3) Permasalahan : Faktor-faktor kunci yang memengaruhi manajemen keselamatan


belum pernah menjadi fokus penelitian, dan hingga saat ini,
belum ada kerangka kerja manajemen keselamatan yang
dirumuskan sebagai tolak ukur untuk manajemen keselamatan
konstruksi di negara-negara berkembang.

4) Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode


untuk mengukur manajemen keselamatan di lokasi konstruksi
dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keselamatan konstruksi. Setelah itu menyediakan
kerangka kerja untuk manajemen keselamatan yang dapat
digunakan sebagai alat yang efektif untuk meningkatkan
manajemen keselamatan di lokasi konstruksi.

5) Metode : Metodenya dilaksanakan secara statistik yaitu dengan


pengumpulan data-data kemudian menganalisa data yang sudah
dikumpulkan selanjutnya ditemukanlah kerangka penilaian
manajemen keselamatan dari data-data yang sudah dianalisa.

6) Hasil : Hasil menunjukkan bahwa tolak ukur keselamatan konstruksi


harus dipertimbangkan di enam kelompok faktor dominan:
komitmen manajemen, tindakan manajemen, implementasi, sifat
proyek, keterlibatan individu dan investasi ekonomi. Manajemen
komitmen adalah faktor paling dominan yang memengaruhi
keselamatan konstruksi dan terdiri dari penerapan kebijakan
keselamatan organisasi, penugasan tanggung jawab keselamatan
di semua tingkatan, dll.

Anda mungkin juga menyukai