BAB I
PENDAHULUAN
Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia
memberikan peluang dalam pembangunan. Berdasarkan sifatnya
sumber daya alam dibedakan menjadi dua, yaitu simber daya alam
yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat di
perbaharui. Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas
maka perlu adanya suatu pembangunan. (Kosiah)
Pembangunan
merupakan
kegiatan
untuk
mengelola
dan
terpadu,
melibatkan
semua
dinas
yang
terkait
dalam
yang
berwawasan
lingkungan
telah
diterima
dan
mendukung
hidrogen.
kehidupan
Udara
dikatakan
manusia,
apabila
normal
dan
komposisinya
dapat
seperti
akan
pemenuhan
kebutuhan
manusia.
Dalam
bidang
kendaraan
bermotor
dan
dalam
bidang
industry
illegal
contohnya
penambangan
batu
kapur.
dengan
peruntukannya.
Berdasarkan
asal
dan
kelanjutan
jumlah
kecil
adalah
Siderit
(FeCO3),
ankarerit
SO2
yaitu
atrisi
(attrition),
penguapan
(vaporization)
dan
merupakan
proses
yang
sangat
dominan
dalam
partikel/
debu
termasuk
dalam
kelompok
yang
perlu
dapat
terhirup
melalui
saluran
pernapasan.
Partikel yang berukuran lebih besar dari 0.6 akan tertahan pada
saluran nafas bagian atas, sedangkan yang dibawah 0.3 akan
mengikuti gerakan brown, yaitu keluar masuk, dan hanya yang
memiliki ukuran antara 0.3 s/d 0.6 akan sampai pada bagian
alveoli paru. (Prayudi dan Susanto,2001)
Efek
yang
terusmenerus
dapat
adalah
ditimbulkan
gangguan
bila
paparan
penglihatan,
debu
alergi,
terjadi
gangguan
saluran napas (asma dan rinitis), serta iritasi kulit.6 Debu yang
terhirup melalui hidung akan disaring oleh silia yang ada dalam
mukosa hidung.7 Sistem mukosa hidung dapat mengalami kerusakan
dari zat-zat yang merusak, seperti paparan debu, tembakau, asap,
polusi udara, perubahan temperatur yang ekstrim, kekeringan atau
kelembapan
yang
tinggi,
serta
infeksi
bakteri
maupun
virus.
(Darmawan dkk,2008)
Selain berbahaya untuk manusia debu hasil pembakaran batu
kapur ini juga mengancam secara tidak langsung ekosistem hutan
bukit kapur,Debu-debu dari kegiatan pertambangan yang terjadi pada
saat peledakan, berpotensi menutupi permukaan daun, sehingga
menggangu proses fotosintesis (terutama dimusim kemarau, karena
tidak ada pencucian oleh air hujan). ( Prawitosari,2004)
Pencemaran udara yang berasal dari batu kapur terjadi pada
daerah-daerah yang merupakan daerah produksi kapur, salah satu
daerah di Lombok yang memperoduksi kapur adalah dusun Open
Desa Mangkung Praya Barat. Pertambangan kapur adalah suatu
tempat pertambangan dengan kadar pencemaran udara yang dapat
mengganggu kesehatan terutama pada pekerjanya. Di Indonesia,
resiko gangguan kesehatan pada pekerja di pertambangan kapur
lebih
besar
karena
system
penambangan
kapur
yang
masih
BAB II
Open
Desa
mangkung,
dapat
dideskripsikan
kegiatan
penambangan batu kapur dilakukan hampir setiap hari mulai dari pagi
sekitar pukul 09.00 sampai sore hari sekitar pukul 15.00, kegiatan
penambangan tidak hanya dilakukan pada musim kemarau, tetapi
pada musim hujanpun kegiatan penambangan tetap berlangsung.
Sebagian besar (51,8%) penambang melakukan penambangan setiap
hari. Hal tersebut dijumpai hampir di semua titik penambangan,
sementara
sebagian
penambangan
dan
lagi
pembakaran
kali
dalam
batu
kapur
seminggu.
Proses
semuanya
masih
menggunakan
bahan
bakar
kayu.
Tetapi
hal
itu
tidak
tersebut
menyebabkan
mereka
menjadi
terbiasa.
banyak
masyarakat
yang
berada
disekitar
terbakar.
Bahan
bakar
yang
digunakan
pada
proses
tidak
sempurna
dari
bahan
bakar
kayu
dapat
menggantikan
posisi
oksigen
dalam
berikatan
dengan
CO
di
dalam
darah,
maka
akan
menghambat
pertama
mengeluh
factor
yang
terbiasa
kedua
dapat
sehingga
mereka
memberikan
tidak
pernah
keuntungan
berupa
kapur
dengan
adalah
kadar
salah
satu
pencemaran
tempat
udara
kegiatan
yang
dapat
berupa
pemeriksaan
dan
pengobatan
secara
rutin
dengan
alat
tinggi
Menggunakan bahan bakar yang sedikit menimbulkan dampak
batu
kapur
beserta
Lingkungan
(UKL)
dan
Upaya
Pemantauan
tungku pembakaran.
c. Pendekatan Sosial Ekonomi
Pendekatan sosial ekonomi adalah pendekatan yang dilakukan
dengan mengadakan penyuluhan dan mengajak peran serta aktif
masyarakat
dalam
menangani
dampak
tidak
hanya
pekerja
hidup
bersih
dan
sehat
(PHBS)
dengan
cara
Desa
Mangkung
melalui
pertemuan,
kapur.
Para pemilik tungku mensyaratkan adanya surat keterangan
sehat bagi para pekerja sebelum diterima sebagai tenaga kerja
dan setiap enam bulan dilakukan pemeriksaan kesehatan
(deteksi dini) bagi para pekerja dengan biaya dibebankan
pelayanan
kesehatan
adalah
pendekatan
yang
kondisi
lingkungan
hidupnya
dan
sebaliknya
Pembuatan
bak
penampungan
sementara
abu
hasil
biayanya murah.
Untuk merubah perilaku masyarakat kearah yang lebih baik
Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian
secara
aktif
mengadakan
penyuluhan
tentang
program
pelindung kepala.
Membuat Perda khusus tentang pengolahan batu kapur di Desa
Mangkung Dusun Open yang mencakup tentang :
1) Perencanaan pengelolaan lingkungan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
2) Persyaratan pembuatan Upaya
Pengelolaan
Lingkungan
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
Terhadap Lingkungan.Bogor.2011