Anda di halaman 1dari 80

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Oleh :
IIM IBRAHIM

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
1
MENGAPA AIR LIMBAH PERLU
DIKELOLA?
Air limbah
kakus
(black
water)

75% sungai di Potensi kerugian dapat 50 dari 1000 bayi


Indonesia sudah mencapai 56 triliun rupiah meninggal karena
tercemar per diare
tahun
Air limbah
domestik

Air limbah
non kakus
(grey 70% air tanah di Masyarakat membayar
water) Indonesia tercemar 14.000 ton per hari tinja 25% lebih mahal untuk air
mencemari badan air minum perpipaan
• Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
• Peraturan Menteri LH nomor 01 tahun 2010 tentang
Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
• Permen LH No 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air
Limbah
• Permen LHK No 68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik
• Perda Provinsi tentang Pengendalian Pencemaran Air
dan Baku Mutu Air Limbah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pasal 69 ayat 1 huruf a :


Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 20 ayat 3 :

Setiap orang diperbolehkan membuang limbah ke


media lingkungan hidup dengan persyaratan :
 Memenuhi baku mutu lingkungan hidup
 Mendapat izin
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001

• Pasal 37
“Setiap penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang
membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mencegah
dan menanggulangi terjadinya pencemaran air.”

• Pasal 40 ayat 1
“Setiap usaha dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke
air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari
Bupati/Walikota”
BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK
PERMEN LHK NOMOR 68 TAHUN 2016

Memberikan acuan mengenai Baku Mutu Air Limbah


domestik kepada :
a. Pemerintah Daerah provinsi dalam menetapkan
bakumutu air limbah domestik yang lebih ketat;
b. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dalam
menerbitkan izin lingkungan, SPPL dan/atau izin
pembuangan air limbah; dan
c. penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan
pengolahan air limbah domestik dalam menyusun
perencanaan pengolahan air limbah domestik, dan
penyusunan dokumen lingkungan hidup.
 Air limbah adalah air sisa dari suatu hasil usaha
dan/atau kegiatan.
 Air Limbah Domestik adalah air limbah yang
berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia
yang berhubungan dengan pemakaian air.
 Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas/kadar
unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah
yanng akan dibuang/dilepas kedalam sumber air
dari suatu usaha dan atau kegiatan.
 Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air
limbah domestik wajib melakukan pengolahan air limbah
domestik yang dihasilkannya (Pasal 3 ayat (1) )
 Dalam hal setiap usaha dan/atau kegiatan yang
menghasilkan air limbah domestik, tidak mampu
mengolah air limbah domestik yang dihasilkannya,
pengolahan air limbah domestik wajib diserahkan
kepada pihak lain yang usaha dan/atau kegiatannya
mengolah air limbah domestik (pasal 6)
Pengolahan air limbah domestik dilakukan secara :

 Tersendiri
Tanpa menggabungkan air limbah domestik dengan air
limbah dari kegiatan lain.

 Terintegrasi
Menggabungkan air limbah domestik dengan air limbah
dari kegiatan lainnya kedalam satu sistem pengolahan
air limbah.
 Pengolahan air limbah secara tersendiri wajib memenuhi BMAL
Lampiran I

 Pengolahan air limbah secara terintegrasi wajib memenuhi


BMAL Lampiran II
LAMPIRAN I
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016
Tanggal : 9 Agustus 2016

Parameter Satuan Kadar maksimum*


pH – 6–9

BOD mg/L 30

COD mg/L 100


TSS mg/L 30

Minyak & lemak mg/L 5

Amoniak mg/L 10

Total Coliform jumlah/100mL 3000

Debit L/orang/hari 100

Keterangan:
Rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, lembaga pendidikan, perkantoran,
perniagaan, pasar, rumah makan, balai pertemuan, arena rekreasi, permukiman, industri, IPAL
kawasan, IPAL permukiman, IPAL perkotaan, pelabuhan, bandara, stasiun kereta api,terminal dan
lembaga pemasyarakatan .
LAMPIRAN II
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016
Tanggal : 9 Agustus 2016

PENGHITUNGAN BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK TERINTEGRASI


1. Debit Air Limbah Paling Tinggi
Debit air limbah paling tinggi adalah jumlah debit tertinggi air limbah domestik
senyatanya (bila ada) atau berdasarkan prakiraan dari masing-masing kegiatan dan air
limbah dari kegiatan lainnya, seperti yang dinyatakan dalam persamaan berikut:

Qmax = Σ n
i (Qi+…+Qn) + Qm
Keterangan
Qmax : Debit air limbah paling tinggi, dalam satuan
m3/waktu.
Qi-n : Debit air limbah domestik paling tinggi dari
kegiatan i-n, dalam satuan m3/waktu.
Qm : Debit air limbah paling tinggi dari kegiatan m,
dalam satuan m3/waktu.
CONTOH PENGHITUNGAN

Industri Tekstil menghasilkan air limbah yang berasal dari :

1. Limbah domestik dihasilkan dari kegiatan :


- Perkantoran 25m3 / hari
- Kantin 25m3 / hari

2. Limbah dari kegiatan industri 100m3 / hari

Debit air limbah maksimum (Qmax) adalah :

Qmax = (25 + 25) + 100

= 150m3 / hari
PENGHITUNGAN BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK TERINTEGRASI

2. Kadar Air Limbah Gabungan Paling Tinggi


Penentuan kadar paling tinggi pada parameter yang sama dapat ditentukan dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggunakan metoda neraca massa dengan perhitungan
sebagai berikut:

Σ
n CiQi + CnQn
Cmax =
i
Qi + Qn
Keterangan

Cmax : Kadar paling tinggi setiap parameter, dalam satuan mg/l


Ci : Kadar paling tinggi setiap parameter dalam baku mutu
air limbah domestik untuk kegiatan i, dalam satuan
mg/l
Qi : Debit paling tinggi air limbah domestik kegiatan i, dalam
satuan m3/waktu
Cn : Kadar paling tinggi setiap parameter dalam baku mutu
air limbah untuk kegiatan n, dalam satuan mg/l
Qn : Debit paling tinggi air limbah kegiatan n, dalam satuan
m3/waktu
Contoh Penghitungan
Penetapan Baku Mutu Konsentrasi Parameter COD

Industri Tekstil menghasilkan air limbah yang berasal dari :

1. Limbah domestik dihasilkan dari kegiatan :


- Perkantoran 25m3 / hari Jumlah
- Kantin 25m3 / hari 50m3 / hari

2. Limbah dari kegiatan industri 100m3 / hari

Baku Mutu Air Limbah Domestik untuk Parameter COD = 100mg/ltr


(Permen LHK No.68 Tahun 2016)

Baku Mutu Air Limbah Industri Tekstil untuk Parameter COD = 150mg/ltr
(Permen LH No.5 Tahun 2014)
Σ
n CiQi + CnQn
Cmax =
i
Qi + Qn

100.50 + 150.100
C max
=
50 + 100
5000 + 15000
=
150

= 133,33 mg/ltr

Jadi baku mutu konsentrasi air limbah campuran untuk parameter COD
adalah 133,33 mg/ltr.
PENGHITUNGAN BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK TERINTEGRASI

Untuk Kadar Parameter Yang Berbeda:

1. Parameter dari salah satu kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku
mutu air limbah domestik dalam lampiran I Peraturan Menteri ini maka
parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang
ditetapkan dalam izin;

2. Dalam hal terdapat Parameter yang sama dari beberapa kegiatan lain
yang tidak diatur di dalam baku mutu air limbah domestik dalam
lampiran I Peraturan Menteri ini maka parameter tersebut wajib
ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izin
dengan kadar yang paling ketat .
 Setiap usaha dan/atau kegiatan dalam Pasal 3
ayat (1) yang tidak mampu mengolah air
limbah domestiknya  WAJIB diserahkan
kepada Pihak Lain yang usaha dan/atau
kegiatannya mengolah air limbah domestik.
 Pihak lain (pasal 6) WAJIB memiliki Izin
Lingkungan dan Izin Pembuangan Air Limbah
 Perizinan Lingkungan sesuai ketentuan
peraturan perundang2an.
PERMEN LHK No.68 Tahun 2016

PEMANTAUAN & PELAPORAN


Pasal 4

 Pemantauan kualitas air limbah domestik dilakukan


paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

 Pelaporan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali


dalam 3 (tiga) bulan kepada Bupati/Walikota dengan
tembusan Gubernur, Menteri dan instansi terkait
sesuai dengan ketentuan peraturan PUU
Pemantauan dilakukan untuk memenuhi
ketentuan persyaratan teknis antara lain:
• air limbah domestik yang dihasilkan masuk ke IPAL Domestik;
• IPAL domestik dan saluran air limbah domestik kedap air sehingga
tidak terjadi perembesan air limbah domestik;
• memisahkan saluran pengumpulan air limbah domestik dengan
saluran air hujan;
• melakukan pengolahan air limbah domestik, shg mutu air limbah
domestik tidak melampaui BMAL domestik;
• tidak melakukan pengenceran air limbah domestik ke dalam aliran
buangan air limbah domestik;
• menetapkan titik penaatan dan koordinat titik penaatan; dan
• memasang alat ukur debit atau laju alir air limbah domestik di titik
penaatan.
PENCABUTAN KEPUTUSAN DAN
PERATURAN MENLH

1. Keputusan Menteri LH Nomor 112 Tahun 2003


tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik;
2. Peraturan Menteri LH Nomor 05 Tahun 2014
tentang Baku Mutu Air Limbah :
 Lampiran XLIII Usaha dan/atau kegiatan perhotelan
 Lampiran XIV huruf A bagi kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan
 Lampiran XLVI tentang baku mutu air limbah bagi
usaha dan/atau kegiatan Domestik (Berita Negara RI
thn 2014 Nomor 1815
SUMBER AIR LIMBAH PELESTARIAN LINGKUNGAN
(Industri dan Domestik) (Proses Pengolahan)

Limbah tidak Pengendalian Pencemaran Air


dilakukan
Proses Pengendalian Pencemaran Udara
pengolahan
Pengendalian Pencemaran Tanah

MEDIA LINGKUNGAN/BADAN AIR Pengelolaan B3 dan Limbah B3


(Daya dukung lingkungan kualitasnya
menurun) Pengendalian Kerusakan Lingkungan
(lahan, Biodiversity, dll)
POLUTAN LIMBAH CAIR
1. Organik terlarut
2. Padatan tersuspensi
3. Trace organik (phenol dsb)
4. Logam berat
5. Warna dan kekeruhan
6. Nitrogen
7. Subtansi yang susah terdegradasi
8. Minyak dan floating material
9. Volatile material (H2S dan volatile lain yang
menyebabkan polusi udara)
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH METODE DAN
PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

 Jenis limbah/Debit limbah


 Jenis pencemar yang ada dalam limbah (organik,
anorganik)
 Spesifikasi peralatan pengolahan limbah yang
akan dipilih (Fisik, Kimia, Biologi)
 Perlakuan terhadap limbah yang belum diolah dan
sesudah diolah
Penyebaran Penyakit Melalui
Limbah Cair Domestik dan Tinja
No Jenis Bakteri Penyebab Penyakit Penyebaran

1 Virus Polio myelitis dan Hepatitis Terdapat pada hasil pengelolaan air
limbah
2 Vibrio Kolera Kolera asiatika Air limbah yang telah tercemar oleh
kotoran manusia
3 Salmonella Typhosa Tiphus abdominalis dan Air dan makanan yang telah tercemar
(a&b) parathipus oleh kotoran manusia yang berpenyakit
tiphus
4 Salmonella Spp Keracunan makanan Makanan / Minuman

5 Shigella Spp Disentri bacsillair Kontak langsung dengan kotoran


manusia maupun melalui perantara
dengan makanan, lalat dan tanah
6 Basillus Anthraksis Anthrak Terdapat pada air limbah dan sporanya
tahan terhadap pengolahan
7 Brusella Spp Brusellosis Demam malta

8 Mikobakterium Tuberkolosis
Tuberkulosa
9 Leptospira Weil Tikus selokan

10 Entamuba Amuba disentri Lumpur yang mengandung kiste


histolitika
11 Skhistosoma Spp Skhistosomiasis Melalui Skhistosoma yang hidup di air

12 Taenia Spp Cacing pita Tanah yang terkontaminasi

13 Askatis Spp dan Cacingan Air hasil olahan dan lumpur serta
Enterobius Spp sangat berbahaya terhadap kesehatan
manusia
Sumber Limbah Cair Domestik dan Tinja
 Kegiatan-kegiatan dapur
 Kamar mandi dan lain-lain
Menghasilkan air bekas cucian, air kencing
dan kotoran manusia (tinja), yang
mengandung bahan kimia dan sulit
terdegradasi secara alami (biologis) serta
bersifat berbahaya.
SISTEM PENANGANAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

1. Setempat (On site) :


Septik tank individual dan septik tank
komunal  IPLT

2. Terpusat (Off site) Sewer :


Pengolahan dengan IPAL
PERSYARATAN MEMBUAT SALURAN AIR KOTOR (SEPTIC TANK)
DAN BAK PERESAPAN

 Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah


sekitarnya, baik air permukaan maupun air tanah
 Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan
tanah
 Mencegah berkembangbiaknya lalat dan serangga lain
 Tidak menimbulkan bau yang mengganggu
 Kontruksi dibuat secara sederhana dengan bahan yang
mudah didapat dan murah
 Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 11 m
LOKASI JAMBAN YANG BENAR
15 m

10 m
JALAN
15 m

10 m

Ket : Jamban
Lokasi Sumber Air (SGL, SPT, Pompa air)
Jarak jamban dan sumber air lebih dari 11 meter
LOKASI JAMBAN YANG SALAH
10 m

9m
JALAN
10 m

9m

Ket : Jamban
Lokasi Sumber Air (SGL, SPT, Pompa air)
Jarak jamban dan sumber air kurang dari 11 meter
CARA PENANGGULANGAN DENGAN
SEPTIC TANK KOMUNAL
15 m

BAK KONTROL
S
SEPTIK TANK U
10 m N
JALAN G
A
15 m

10 m

KETERANGAN : LOKASI SUMBER AIR


WC
SALURAN TINJA
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

Efisiensi
Pengolahan Unsur Bentuk Metode
Pengolahan
Padatan
SS 40-60%
Terlarut 1. Unit Saringan
Fisik Bahan 2. Unit Pengendapan Pertama (Benda Kasar)
SS Organik 20-40% 3. Unit Pengendapan Pasir (Pengendapan Partikel Padatan)
Terlarut
1.a. Unit Aerasi
- Bantuan Mikroorganisme dengan Kondisi Aerob (dengan O2)
- Prosesnya Lebih Cepat
b. Unit Pengendapan Kedua
- Mengendapkan Lumpur
- Lumpur tidak dapat dibuang begitu saja
Biologis BOD5 80-90%
2.a. Unit Aerasi
- Bantuan Mikroorganisme dengan Kondisi An Aerob (tanpa O2)
- Prosesnya Tidak Cepat
b. Unit Pengendapan Kedua
- Mengendapkan Lumpur
- Lumpur tidak dapat dibuang begitu saja
Menstabilkan
Lumpur Endapan kandungan 1. Unit Pematangan (Digester)
Lumpur bahan 2. Unit Pengeringan
pencemar
Desain Septik Tank Komunal
• Volume dimensi lebih besar dari desain septik
tank pribadi
• Berada di lokasi yang mudah untuk dijangkau
dalam pengoperasian dan pemeliharaannya
• Dapat dibuat dengan dasar tangki datar atau
miring
Contoh Desain Dasar Septik Tank Datar

Pipa Ventilasi
Lubang Pemeriksaan Lubang Pemeriksaan

Inlet Ruang Bebas Air


Outlet

2/3 P 1/3 P
P
CONTOH DESAIN DASAR SEPTIK TANK MIRING

Pipa Ventilasi
Lubang Pemeriksaan Lubang Pemeriksaan

Inlet Outlet

Ruang Pencernaan 0,75


Ruang Lumpur 1,25

1,2 0,72
1,74
Septik Tank Komunal
CONTOH DESAIN TSK
SISTIM DEWATS-PROLH/GTZ

IN OUT
UKURAN SEPTIK TANK BERDASARKAN JUMLAH PEMAKAI
DAN PERIODE PENGGUNAANNYA

Ukuran
Keb.Ruang Keb. VolumeTotal
Jumlah Lumpur (m3) Ruang (m3)
N Ruang
Pemakai BebasAir 2 tahun 3 tahun
o (jiwa)
Basah
(m3)
(m3)
2 2 3
3thn P L T P L T
thn thn thn

1,30
1 5 0,4 0,6 1 0,25 1,65 1,85 1,60 0,80 1,30 1,70 0,85
1,40
2 10 0,8 1,2 2 0,50 3,30 3,70 2,20 1,10 1,40 2,30 1,15
1,50
3 15 1,2 1,8 3 0,75 4,95 5,55 2,60 1,30 1,50 2,75 1,35
4 1,50
20 1,6 2,4 4 1,00 6,60 7,40 3,00 1,50 1,50 3,20 1,55
5 1,60
25 2,0 3,0 5 1,25 8,25 9,25 3,25 1,60 1,60 3,40 1,77

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum


Keterangan : P = Panjang
L = Lebar
T = Tinggi
WASTE WATER GARDEN
WASTE WATER GARDENS adalah salah satu proses pengolahan
air limbah domestik yang menggunakan prinsip-prinsip
rancangan yang berwawasan lingkungan yang sangat efektif.
Tahap pengolahan awal dengan cara memisahkan benda-
benda padat, terjadi di dalam tangki kotoran (septic tank) yang
kedap yang bersifat konvensional atau kolam pengendapan.

Kemudian dilakukan penyaluran langsung ke tempat peluruhan


(leachfield) dimana pada proses ini air limbah yang kaya akan
zat hara masuk ke dalam bagian ruangan yang kedap air baik
yang terdiri dari sel tunggal atau multi sel tergantung ukuran
system, dimana air limbah ditahan di bawah permukaan dan
ditanami dengan berbagai jenis tanaman khusus lahan basah.
Tumbuhan-tumbuhan dipilih yang akarnya masuk ke seluruh
kerikil dasar yang diisi oleh air limbah dan dipilih yang bisa
tumbuh dengan subur sesuai dengan lingkungan dan iklim di
wilayah setempat.
TEKNOLOGI IPAL BIOGAS
SISTEM YANG DIPAKAI
• INLET
• BAK EQUALISASI
• DIGESTER
• BAK PELUAPAN
• BAFFLE REAKTOR
• ANAEROBIC FILTER
• BAK PENGURASAN
• OUTLET
620 845

15 225 15

OutLet
2-2'
3-3'
10
120
10
120
10
80
10
80
10
80
10
80
PVC D Ø 4"
1-1'
10

225 R145
R220
A
200 D 400

E
603

B 25
15 15
24 24 85
10
C
115

PVC D Ø 4"

KETERANGAN :
A Bak Inlet
B Digester
C Bak Pelimpahan F
80 110
D Baffle Reactor
DENAH IPAL TAHU 400 kg/hari
E Anaerobic Filter 15
F Bak Pengurasan 0 40 80 120 160 15 15
100

130
Filter Material AF Man Hole 40 x 60 cm
Shaft Pengurasan Ø 40cm Plat Penutup 12 cm
Plat Penyaring 5 cm 125
Lubang Gas Ø 2"
Balok 15/25 E D Pas batu bata 1:4
Ø 10 - 12,5
Pipa PVC D Ø 4" Ø 10 - 12,5
12 12 A
C 5
40 4 Ø 10
20 PVC D Ø 4"
85
40 70
40
24
15 110
10 R220 180
10 150
279 95 Ø 10 - 12,5
Ø 10 - 15 Ø 10 - 15 B
200

5
25
25 10
35 PVC D Ø 4" 12
364 Ø 10 - 12,5
Ø 10 - 12,5
15 15 85 15
5 115
7
Plat Lantai 15 cm
Lantai kerja 5 cm

24 160
Pasir urug 7 cm
120 120 80 80 80 80 225 15
10 10 10 10 10 10 10
20
10
Pas Batu kali 20 cm
Pasir Urug 7 cm

630 835

KETERANGAN : DETAIL POTONGAN 1 - 1'


A Bak Inlet
B Digester 0 40 80 120 160
C Bak Pelimpahan
D Baffle Reactor
E Anaerobic Filter
Man Hole 40 x 60 cm Man Hole 40 x 60 cm
E Plat Penutup 12 cm Plat Penutup 12 cm
Ø 10 - 12,5 Ø 10 - 12,5 F
12 12 Shaft Pengurasan Ø 40cm
Pipa PVC D Ø 4" Ø 10 - 15 20 Ø 10 - 15 Pipa PVC D Ø 4"
40 4 Ø 10 40
20
5
Filter material AF
20 20 Dinding Bata 1:4
40 40
Plat Penyaring 5 cm
25 50 50 50 25
Balok Penyangga 15/25

279 95 Ø 10 - 15 279 95
Ø 10 - 15

5 Plat Lantai 15 cm 5 Plat Lantai 15 cm


2 Ø 10
Lantai Kerja 5 cm Lantai Kerja 5 cm
60 Pasir Urug 7 cm 60 3 Ø 10 Pasir Urug 7 cm
35
Ø 10 - 12,5 Ø 10 - 12,5 20

15 15
5 5
7 7
200
200 10 10
10 10
220
220

POTONGAN 2 - 2' POTONGAN 3 - 3'

0 30 60 90 120

KETERANGAN :
A Bak Inlet
B Digester
C Bak Pelimpahan
D Baffle Reactor
E Anaerobic Filter
BIO DIGESTER

Sebuah tabung tertutup tempat limbah


organik difermentasikan, sehingga
meningkatkan kandungan bahan
penyubur dari limbah organik tsb.,
sekaligus menghasilkan gas-bio untuk
keperluan rumah tangga.
BIO DIGESTER

•Desain kedap udara


•Menghasilkan gas Bio sebagai sumber energi
•Mengolah limbah berkandungan air rendah
BASIC SEPTIC TANK

•Bak sedimentasi
•Stabilisasi endapan
BAFFLED UP-FLOW REACTOR

•Air limbah langsung dialirkan melewati


endapan bakteri aktif di setiap reaktor
•Sistem terintegrasi sehingga tidak ada zat padat
ukuran besar bisa masuk ke reaktor
ANAEROBIC FILTER REACTOR

•Air limbah langsung difiltrasi dengan endapan bakteri aktif yang


terdapat pada material penyaring
•Menurunkan COD/BOD hingga 90 %
BIO GAS

Bio-Gas (Gas-Bio) : campuran gas


CH4 (54-70) %, CO2 (27-45) %,
O2 (1-4) %, N2 (0,5-3) %, CO 1 %,
H2S <<<<< melalui fermentasi /
degradasi limbah organik oleh
bakteri aceton & metanogen
PERSYARATAN AIR LIMBAH
UNTUK BIO GAS
• Semua limbah organik, dgn kandungan:
(protein, lemak, karbohidrat) seperti :
Limbah Peternakan, Industri Tahu-Tempe,
Rumah Potong Hewan, dan limbah
Domestik.
• Suhu : 15 ° - 35 ° Celcius
• Waktu pembusukan 25 - 30 hari
• C/N ratio 1:20 - 1:40
• Kondisi tempat anaerob
PRODUKSI GAS-BIO

 UNTUK PRODUK TAHU KAPASITAS 700 KG, DIHASILKAN ±


10.500 LITER GAS-BIO/HARI
 KONSUMS GAS-BIO PER RUMAH TANGGA DENGAN 5
ORANG ANGGOTA, ± 2.000 LITER GAS-BIO/HARI
 1 KG KEDELAI ~ 15 LITER BIOGAS / HARI
 1 KG KOTORAN SAPI/BABI ~ 40 LITER BIOGAS/HARI
 1 KG COD ~ 200 LT BIOGAS
KESETARAAN BIOGAS DENGAN
ENERGI LAINNYA
1 m3 biogas setara dengan ~
5 Kg kayu bakar
0.6 liter solar
1.64 kg arang
0.55 liter minyak tanah
0.79 m3 LPG
MANFAAT BIOGAS
 BAHAN BAKAR MEMASAK
 PENERANGAN
 PENGHANGAT
RUANGAN/GASOLE
 SUPPLY BAHAN BAKAR
DIESEL
 MEMOTONG BESI, DLL
KUALITAS AIR LIMBAH TAHU

Hasil analisa
Kadar
No Parameter Satuan maksimal Sebelum Setelah
diolah diolah
1 pH 6-9 4,5 7,0
2 BOD5 mg/l 100 4200 98
3 COD mg/l 200 7000 189
4 TSS mg/l 75 501 88,0

Catatan:
Lokasi : DEWATS –TAHU, Simo Boyolali
Volume air limbah max/hari : 8 m3
Standar Baku Mutu : SK. Gub.DIY. No. 281/KPTS/1998
TERIMAKASIH

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN


Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Jakarta 13410

Anda mungkin juga menyukai