UPAYA PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA KEGIATAN USAHA

PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Kasubdit Perlindungan Lingkungan Mineral dan Batubara

pada:
Webinar Hari Lingkungan Hidup – PT Arutmin Indonesia

2 Juli 2020

1
UPAYA PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA KEGIATAN
USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
Disampiaikan oleh:
Ahmad Syauqi, S.T, M.Si
Kasubdit Perlindungan Lingkungan MInerba
pada:
Webinar Hari Lingkungan Hidup – PT Arutmin
Indonesia

Jakarta, 2 Juni 2020

 DAFTAR ISI
1. PRINSIP DAN PENGATURAN

2. KONSEP PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

3. REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

4. BEST PRACTICE

3
1. PRINSIP DAN PENGATURAN

4
PRINSIP PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA (UU No.4 Tahun 2009 sebagaimana telah
diubah dengan UU No.3 Tahun 2020)

Kegiatan pertambangan mineral dan batubara harus

dikelola sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan serta
berwawasan lingkungan

Mendukung Asas partisipasi,

kepentingan transparan dan
nasional akuntabilitas
02 03

01
04

Prinsip manfaat Berkelanjutan dan

keadilan dan berwawasan
keseimbangan lingkungan
5
PRINSIP PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

6
PENGATURAN SAAT INI

7
2. KONSEP PENGELOLAAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI

8
KONSEP PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA
KEGIATAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Studi
Eksplorasi Operasi Produksi Pascatambang
Kelayakan

• membatasi pembukaan • membatasi pembukaan lahan • Penanaman kembali

lahan • meminimalisasi land clearing menggunakan tumbuhan
• meminimalkan gangguan di area yang memiliki lokal.
terhadap habitat tumbuhan pepohonan dengan diamater • Pengembangan lahan
dan satwa liar besar pascatambang
• membatasi penebangan • Melarang kegiatan berburu mempertimbangkan perbaikan
pohon dengan diameter hewan liar di Kawasan keanekaragaman hayati
besar tambang • Merehabilitasi spesies
• menutup dan mereklamasi • Melaksanakan Reklamasi tanaman kunci seperti
jalan dan lintasan yang progresif tanaman yang dilindungi atau
tidak lagi diperlukan langka
• menggunakan vegetasi asli • Rehabilitasi area yang
untuk penanaman memiliki konservasi tinggi
termasuk koridor untuk satwa

Rencana Reklamasi Tahap Rencana Reklamasi Tahap Rencana

Eksplorasi; Operasi Produksi; Pascatambang;
Jaminan Reklamasi Tahap Jaminan Reklamasi Tahap Jaminan Pascatambang;
Eksplorasi; Operasi Produksi; Pelaksanaan
Pelaksanaan Reklamasi Pelaksanaan Reklamasi Pascatambang
Tahap Eksplorasi Operasi Produksi
3. REKLAMASI LAHAN BEKAS
TAMBANG

10
 KETENTUAN UMUM

1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi

Produksi, IUPK Eksplorasi, dan IUPK
Operasi Produksi wajib melaksanakan
REKLAMASI Reklamasi sesuai dengan rencana
Reklamasi yang telah disetujui.
2) Pemegang IUP Operasi Produksi dan
IUPK Operasi Produksi wajib
melaksanakan Pascatambang sesuai
dengan rencana Pascatambang yang
telah disetujui.
3) Pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang dipimpin oleh Kepala
Teknik Tambang yang dibantu oleh
tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten dalam perencanaan
dan pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang.
 TAHAPAN REKLAMASI - REVEGETASI
Cover Crop
• Sebagai sarana kendali erosi
vegetative
• Perbaikan unsur hara
(pengikat nitrogen)
• Penentuan jenis cover crop
sesuai karakteristik lokal dan
kualitas tanah
• Mengutamakan penaburan
pada musim hujan
• Contoh jenis LCC: CM, CP,
PJ, Orok-orok dll
• Contoh jenis rumput-
rumputan: vetiver, sereh
wangi, rumput gajah, dlll
Tanaman Cepat Tumbuh
• Sebagai naungan untuk
penanaman jenis lokal berdaur
panjang
• Jarak tanam sesuai dokumen
rencana Reklamasi – umumnya
4x4 m
• Umumnya arah larikan tanaman
sejajar kontur
• Dimensi lubang tanam
disesuaikan kuantitas media
tanam, kompos
• Contoh tanaman cepat tumbuh:
sengon, jabon angsana,
trembesi, cemara dll
12
Tanaman Jenis Lokal
berdaur panjang
• Ditanam setelah kondisi
naungan mencukupi
• Untuk membentuk ekosistem
hutan alami/sesuai
peruntukkannya
• Penanaman pohon buah lokal
untuk mengembalikan interaksi
flora dan fauna
• Apabila tidak terdapat
naungan/tajuk yang cukup dapat
ditanam jenis intoleran berdaur
panjang: Jati, mahoni, sungkai,
matoa, dll
• Contoh jenis toleran berdaur
panjang: Ulin, Gaharu, Meranti,
Nyatoh dll
4. BEST PRACTICE

13
PEMULIHAN KONDISI KEANEKARAGAMAN HAYATI
DI AREA REKLAMASI

Sumber: PT Newmont Minahasa Raya

14
JEJERAN MAHONI DI AREA REKLAMASI

Sumber: PT Newmont Minahasa Raya

15
DESAIN ZONASI LAHAN PASCATAMBANG UNTUK
PEMULIHAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Studi oleh :
tim peneliti dari Pusat
Litbang Hutan dan
Konservasi Alam
Departemen Kehutanan
(2008-2011)

Tujuan :
mendesain tata ruang
kawasan pasca tambang
PT KPC yang telah
bervegetasi dalam bentuk
zonasi, dan mendesain
restorasi vegetasi di
masing-masing zonasi
untuk meningkatkan fungsi
dan manfaat ekosistem

Sumber: PT Kaltim Prima Coal

PERANAN FASILITAS PEMBIBITAN (NURSERY)DALAM
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Nursery PT Vale juga memproduksi berbagai jenis tanaman asli setempat (native species)
dan tanaman endemik yang merupakan bagian dari konservasi keanekaragaman hayati.
Tanaman lokal antara lain betao, bitti, nyatoh, dan manggis hutan.

Sebelum kegiatan penambangan dilakukan, PT Vale memastikan tidak ada spesies fauna
maupun flora dilindungi yang ditemukan di lokasi penambangan.

Dalam upaya konservasi biodiversitas, PT Vale telah memiliki rencana pascatambang dan
manajemen kaenekaragaman hayati untuk 100% wilayah operasi penambangan di blok
Sorowako
Sumber: PT Vale Indonesia

17
PEMANTAUAN FLORA & FAUNA DI AREA REKLAMASI

• SURVEY FAKULTAS PERTANIAN UNSRAT

MENUNJUKKAN 155.814 POHON
TUMBUH BAIK DI LOKASI REKLAMASI
(145 SPESIS DARI 59 FAMILI
PEPOHONAN)

• 109 JENIS BURUNG MENETAP DAN

MIGRASI HIDUP DI HUTAN HASIL
REKLAMASI SEPERTI RANGKONG
SULAWESI, FLOWERPECKER DAN
KADALAN SULAWESI.

• DITEMUKAN JUGA TARSIUS SP (MONYET

KERDIL SULAWESI)

Sumber: PT Kaltim Prima Coal

18
PEMANTAUAN SATWA LIAR DI AREA REKLAMASI
MENGGUNAKAN CAMERA TRAP

Mamalia dari kelompok Herbivora, Karnivora, dan Omnivora telah hadir di

area reklamasi

Pemasangan
Kamera
 Sumber: PT Kaltim Prima Coal
Perlindungan Satwa di Tanjung Bara
Sumber: PT Kaltim Prima Coal
Terima Kasih
&
Follow Kami

22