Anda di halaman 1dari 54

Materi Diklat

Evaluasi Dokumen AMDAL Pertambangan

AMDAL Pertambangan Minerba

Oleh : Agus Hendratno / 081328401771 / tidak ada WA


Departemen Teknik Geologi – FT UGM
Yogyakarta
PENAPISAN
PENAPISAN

dan seterusnya ....


TATA LAKSANA

AMDAL Kegiatan Pertambangan Minerba

 Eksplorasi.
Hasil Kegiatan
 Studi Kelayakan/ Studi Tekno-ekonomi.

EKSPLORASI >> Tahapan kegiatan usaha pertambangan melalui untuk memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti, tentang :
>> Lokasi
>> Bentuk
>> Dimensi
>> Sebaran
>> Kualitas – mineral, batubara & material penutup atau mineral penyerta
>> Sumber daya terukur dari bahan galian, serta
>> Informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
TATA LAKSANA

STUDI KELAYAKAN >> Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi rinci
seluruh aspek terkait, untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan
termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.
 Jumlah sumber daya yang dapat ditambang (mineable).
 Rencana nisbah kupasan (striping ratio).
 Umur tambang.
 Sarana prasarana tambang.
 Peralatan dan kendaraan.
 Metoda dan tata cara penambangan.
 Rencana produksi, pemanfaatan air bersih
 Rencana pengolahan.
 Rencana pengangkutan.
 Rencana penimbunan bahan galian.
 Rencana reklamasi – areal bekas tambang, areal bekas penimbunan, sarana prasarana.

AMDAL atau UKL & UPL ???


PENAPISAN >> PELINGKUPAN
TATA LAKSANA

Umum >> :
1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.05 Tahun 2012
Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
4. Peraturan Men.LHK no.38 tahun 2019

 Form Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL)


 Analisa Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).
 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
KEGIATAN & DAMPAK

Tahap Persiapan Tahap Operasi


1. Sosialisasi Rencana Kegiatan 1. Pengupasan dan Pemindahan Tanah Pucuk
2. Pembebasan Lahan 2. Penggalian dan PenimbunanTanah Penutup
3. Penerimaan Tenaga Kerja 3. Penambangan
4. Pembuatan Jalan 4. Pemuatan dan Pengangkutan
5. Pembangunan Sarana dan Prasarana 5. Pengolahan
6. Penerowongan 6. Penimbunan
7. Pembersihan Lahan 7. Pembangunan pelabuhan – dermaga
8. Limbah yang dihasilkan
9. Reklamasi.

Tahap Pasca Operasi


1. Reklamasi
2. Pemutusan Hubungan Kerja
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN
SOSIALISASI RENCANA KEGIATAN
Forum pemberitahuan dan pemberian pemahaman rencana kegiatan kepada masyarakat. Lingkup
kegiatan meliputi penjelasan rencana tambang dan menampung berbagai aspirasi yang diperlukan
untuk perumusan berbagai kesepakatan lebih lanjut sebelum usaha pertambangan dimulai.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Muncul persepsi – tanggapan masyarakat.
 Muncul keresahan atau harapan masyarakat.
 Dukungan masyarakat.
 Penolakan masyarakat.
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN
PEMBEBASAN LAHAN
Pelepasan hak usaha atau hak pemanfaatan terhadap lahan untuk kegiatan pertambangan.
>> Sewa lahan.
>> Ganti rugi tanaman.
>> Ganti rugi lahan dan tanaman.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Muncul keresahan masyarakat.
 Perubahan pola perekonomian masyarakat.
 Konflik sosial.
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN
PENERIMAAN TENAGA KERJA
Proses kelibatan angkatan kerja setempat atau angkatan kerja dari daerah lain untuk kegiatan
pertambangan.
>> Proses seleksi.
>> Penetapan gaji – upah.
>> Penerapan hubungan kerja – tenaga kerja harian, PKWT (kontrak), PKWTT (tetap).

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Kesempatan kerja – mata pencaharian.
 Kecemburuan sosial – konflik sosial.
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN
PEMBUATAN JALAN
Kegiatan pembersihan trase jalan, penggalian dan penimbunan badan jalan untuk pelaksanaan
usaha – kegiatan pertambangan.
>> Jalan masuk tambang (access road).
>> Jalan kerja tambang (mine haul).

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Gangguan habitat fauna darat.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut.
 Gangguan habitat biota aquatis (ikan, plankton – periphyton dan benthos).
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN
PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA
Kegiatan pembersihan lahan, penggalian dan penimbunan untuk pembangunan sarana prasarana
tambang
>> Sarana pendukung.
>> Sarana pengolahan.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN

 Gangguan habitat fauna darat.


 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut.
 Gangguan habitat biota aquatis (ikan, plankton – periphyton dan benthos).
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN
PEMBERSIHAN LAHAN
Kegiatan pembersihan lahan rencana lokasi penambangan
>> Topsoil storage.
>> Pit area.
>> Disposal area.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Gangguan habitat fauna darat.
 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut.
 Gangguan habitat biota aquatis (ikan, plankton – periphyton dan benthos).
 Penurunan kualitas tanah pucuk (topsoil).
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN
PENEROWONGAN
>> Pembuatan lubang masuk.
>> Pembuatan uphill connection (UC) – lubang bukaan yang menghubungkan auxiliary shaft (AxS)
dengan level rencana tambang bagi prasarana transportasi orang, peralatan dan material.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Pengaliran gas metan (CH4) dari lingkungan kerja tambang dalam.
 Perubahan bentang alam berupa penurunan muka lahan (subsidence) akibat runtuhan
terowongan atau panel tambang bawah tanah yang telah selesai.
 Gangguan pengaliran air bawah tanah (akifer).
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI
PENGUPASAN DAN PEMINDAHAN TANAH PUCUK
Kegiatan pengupasan tanah pucuk hingga kedalaman tertentu – sesuai hasil eksplorasi (bor atau
pengamatan melalui sumur uji) – sekaligus pemindahan untuk penyimpanan sementara pada
lokasi tertentu (topsoil storage)
>> Topsoil storage khusus.
>> Disposal area final.
>> Areal penimbunan bekas tambang final.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Penurunan kualitas udara.
 Penurunan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut.
 Penurunan kualitas tanah pucuk (topsoil).
 Gangguan habitat biota aquatis (ikan, plankton – periphyton dan benthos).
Kegiatan penebaran tanah pucuk pada disposal area final
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI
PENGGALIAN DAN PENIMBUNAN TANAH PENUTUP
Kegiatan penggalian penutup hingga kedalaman tertentu – kedalaman sesuai hasil eksplorasi (bor
atau pengamatan melalui sumur uji) – sekaligus penimbunan
>> Batuan lunak – dozing atau riping.
>> Batuan keras – blasting.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN

 Penurunan kualitas udara.


 Perubahan bentang alam – disposal area.
 Timbulnya getaran.
 Penurunan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut.
 Gangguan habitat biota aquatis (ikan, plankton – periphyton dan benthos).
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI
PENAMBANGAN
Kegiatan pengambilan bahan galian mineral atau batubara
>> Tambang terbuka (open pit mining).
>> Tambang bawah tanah (underground mining).
>> Penirisan air kerja (dewatering)

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN

 Penurunan kualitas udara.


 Perubahan bentang alam – pit area.
 Penurunan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut.
 Gangguan habitat biota aquatis (ikan, plankton – periphyton dan benthos).
Perubahan bentang alam – dampak kegiatan
penambangan secara terbuka (open pit)
Genangan air – dampak kegiatan
penambangan secara terbuka (open pit)
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI
PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN
Kegiatan pemuatan bahan galian (run of mine – ROM) di areal kerja tambang dan pengangkutan
menuju ROM area menggunakan kendaraan angkut.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Penurunan kualitas udara.
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI
PENGOLAHAN
Pemurnian dan pengolahan bahan galian mineral dan batubara agar diperoleh nilai tambah (added
value) produk pertambangan termasuk diantaranya jaminan kertersediaan bahan baku bagi
industri, penyerapan tenaga kerja serta terjadinya peningkatan penerimaan negara.

MANAJEMEN TSF (Tailing Storage Fasility)


Perlu pemantauan dan pemodelan kemungkinan terjadi rembesan dari TSF ke badan air (air tanah
atau air permukaan); pengelolaan drainase sekitar TSF.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN

 Penurunan kualitas udara.


 Penurunan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut.
 Gangguan habitat biota aquatis (ikan, plankton – periphyton dan benthos).
Model transport kontaminan logam berat pada disain TSF
rencana tambang emas (uji aspek hidrogeologi)
Kegiatan pengolahan
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI
PENIMBUNAN
>> Penimbunan di areal kerja tambang.
>> Penimbunan di pelabuhan.

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN

 Penurunan kualitas udara.


 Penurunan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut.
 Gangguan habitat biota aquatis (ikan, plankton – periphyton dan benthos).
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI
REKLAMASI
Adalah kegiatan untuk rnemperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan
usaha pertambangan agar dapat berfungsi kembali dan berdaya guna sesuai dengan peruntukan.
>> Penimbunan areal bekas tambang.
>> Penghijauan (revegetasi).

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN

 Perbaikan bentang alam – geomorfologi di lokasi kegiatan seiring in-pit back filling.
 Perbaikan kualitas udara lingkungan kerja.
 Perbaikan iklim mikro – penurunan suhu udara dan peningkatan kelembaban udara.
 Perbaikan kualitas Fisika-Kimia tanah setempat.
 Perbaikan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut yang akan diikuti
peningkatan kehadiran ikan serta perbaikan struktur komunitas plankton dan benthos.
 Peningkatan skala kehadiran fauna darat – terutama beberapa jenis burung (aves) dan
juga mamalia yang hidup di atas pohon (arboreal).
Des 2008 Jan 2009

Nop 2009 Agustus 2009

Kegiatan reklamasi – penimbunan kembali areal bekas tambang


METODA POTISASI

Tanaman Penghijauan

Tumbuhan Pioneer

Top Soil Top Soil

Kebutuhan Alat dan Bahan


- Excavator (PC 200 atau sekelas)
- Tanah (Top Soil)
- Bibit Tanaman Penghijauan
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PASCA OPERASI


REKLAMASI
>> Penataan areal bekas tambang dan penghijauan (revegetasi).
>> Pembongkaran fasilitas pengolahan dan penghijauan.
>> Pembongkaran fasilitas pendukung dan penghijauan

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Perbaikan bentang alam – geomorfologi di lokasi kegiatan seiring in-pit back filling.
 Perbaikan kualitas udara lingkungan kerja.
 Perbaikan iklim mikro – penurunan suhu udara dan peningkatan kelembaban udara.
 Perbaikan kualitas Fisika-Kimia tanah setempat.
 Perbaikan kualitas air permukaan (sungai – danau) atau air laut yang akan diikuti
peningkatan kehadiran ikan serta perbaikan struktur komunitas plankton dan benthos.
 Peningkatan skala kehadiran fauna darat – terutama beberapa jenis burung (aves) dan
juga mamalia yang hidup di atas pohon (arboreal) pada lokasi kegiatan reklamasi seiring
dengan pelaksanaan kegiatan penghijauan (revegetasi).
KEGIATAN DAN DAMPAK

KEGIATAN PERTAMBANGAN >< DAMPAK LINGKUNGAN

TAHAP PASCA OPERASI


PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
>> Pelepasan tenaga kerja.
>> Penugasan tenaga kerja secara terbatas untuk kegiatan reklamasi pascatambang

PELUANG DAMPAK LINGKUNGAN


 Keresahan tenaga kerja.
 Perubahan usaha masyarakat.
METODA STUDI
PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER
PELINGKUPAN LINGKUNGAN
HIDUP TERKENA
( Dampak Penting Hipotetik )
DAMPAK DATA SEKUNDER

DATA PRIMER >> seluruh data yang diperoleh dari observasi, pengambilan sampel atau data,
analisa laboratorium, wawancara.
 Komponen Geo-Fisik-Kimia – iklim mikro, kualitas udara, kualitas tanah, kualitas air tanah,
kuantitas air tanah, kualitas air permukaan (sungai – danau) atau kualitas air laut.
 Komponen Biologi – flora, fauna dan biota aquatis atau terumbu karang.
 Komponen Sosial Masyarakat – pendapatan masyarakat, persepsi masyarakat (aspirasi,
tanggapan, kekhawatiran, harapan).

DATA SEKUNDER >> seluruh data yang diperoleh dari literatur, hasil penelitian, sumber lain yang
resmi atau bersifat ilmiah.
METODA STUDI

LOKASI PENGUMPULAN DATA


BATAS RUANG LINGKUP STUDI ANDAL >> kombinasi atau resultan Batas Kegiatan, Batas
Ekologis, Batas Sosial serta Batas Administratif >> ruang dimana akan berlangsung rencana usaha
atau kegiatan dan peluang persebaran dari dampak lingkungan (intensitas dan sebaran dampak
sesuai hasil pelingkupan).

Penetapan BATAS RUANG LINGKUP STUDI ANDAL juga mempertimbangkan beberapa hal,
sebagai berikut :
>> Ketersediaan sumberdaya seperti lokasi, dana, waktu, teknologi dan biaya.
>> Aspek non-teknis lainnya.

Secara teknis, BATAS RUANG LINGKUP STUDI ANDAL juga dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk penetapan lokasi pengambilan sampel primer.
METODA STUDI

PERKIRAAN DAMPAK PENTING


PRAKIRAAN DAMPAK
 Metoda formal (matematis).
 Peningkatan laju erosi lahan.
 Penurunan kualitas udara – peningkatan kandungan debu, konsentrasi gas SO2,
NO2, CO dan kebisingan.
 Getaran.
 Penurunan kualitas air permukaan – peningkatan nilai konsentrasi sedimen layang
(zat padat tersuspensi).
 Kesempatan kerja – Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

 Metoda informal (analogi dan proffesional judgement – kesepakatan tim penyusun).


 Dampak dari kegiatan sejenis di daerah lain.
 Diskusi, brainstorming.
METODA STUDI

PEMBOBOTAN DAMPAK

BOBOT DAMPAK ADALAH SELISIH KONDISI LINGKUNGAN DENGAN


ADANYA KEGIATAN DAN KONDISI LINGKUNGAN TANPA KEGIATAN

( Tdp – Ttp )
 Dampak Sangat Besar (-5/+5) – kegiatan berpeluang atau cendrung merubah kondisi atau
kualitas aspek atau komponen lingkungan sebesar 81,0 – 100,0 %.
 Dampak Besar (-4/+4) – kegiatan berpeluang atau cendrung merubah kondisi atau kualitas
aspek atau komponen lingkungan sebesar 61,0 – 80,0 %.
 Dampak Sedang (-3/+3) – kegiatan berpeluang atau cendrung merubah kondisi atau kualitas
aspek – komponen lingkungan sebesar 41,0 – 60,0 %.
 Dampak Kecil (-2/+2) – kegiatan berpeluang atau cendrung hanya merubah kualitas aspek
atau komponen lingkungan sebesar 21,0 – 40,0 %.
 Dampak Sangat Kecil (-1/+1) – kecendrungan perubahan kualitas lingkungan hanya sebesar
0,0 – 20,0 %.

SKALA KUALITAS LINGKUNGAN


METODA STUDI

PENILAIAN KEPENTINGAN DAMPAK


 Penilaian derajat kepentingan suatu dampak mengacu Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting
 Kriteria kepentingan dampak
 Sangat Penting (skala 5).
 Lebih Penting (skala 4).
 Penting (skala 3).
 Cukup Penting (skala 2)
 Kurang Penting (skala 1)

EVALUASI DAMPAK PENTING


 Untuk mengetahui kuantifikasi perubahan kualitas lingkungan hidup dapat pula diaplikasikan
metoda EQAM, Leopold yang dimodifikasi atau Fisher & Davis.
 Telaahan sebagai dasar pengelolaan.
 Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan – penilaian kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup rencana kegiatan sesuai hasil evaluasi dampak serta arahan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN / Dokumen RKL RPL

TAHAP PERSIAPAN

Keresahan Masyarakat
Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Melakukan sosialisasi rencana kegiatan  Mengetahui tanggapan atau keresahan
usaha pertambangan secara terbuka kepada masyarakat.
masyarakat.  Mengetahui hubungan sosial yang tumbuh di
 Memperhatikan pranata sosial yang tumbuh lingkungan setempat.
dilingkungan sosial setempat.
 Memperhatikan aspirasi masyarakat setempat
– pertimbangan bagi strategi atau kebijakan
yang akan diterapkan di lingkungan sosial.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN

Perubahan Pola Perekonomian Masyarakat


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Musyawarah untuk mufakat terkait  Mengetahui nilai pendapatan anggota
pembebasan lahan. masyarakat yang menerima dampak.
 Pengukuran – pemetaan lahan masyarakat  Mengetahui intensitas keresahan masyarakat
agar batas-batas penguasaan lahan (saat ini terkait batas lahan ulayat sebelum dan
sebagian besar mungkin masih berupa batas setelah pembebasan.
alam) tidak mengalami perubahan di  Mengetahui program community
kemudian hari. Pemetaan dilakukan development/ CSR/ PPM yang langsung
menggunakan alat ukur Total Station dan dilaksanakan oleh perusahaan.
pengukuran lapangan dilaksanakan bersama
masyarakat terkait.
 Mengadakan program community
development. / CSR./ PPM.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN

Kesempatan Kerja
Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Melakukan sosialisasi kebutuhan tenaga kerja  Mengetahui kelibatan angkatan kerja
pada lingkungan sosial masyarakat secara setempat dalam usaha pertambangan.
terbuka melalui Kantor Wali Nagari dan  Mengetahui keresahan sosial pada
Kantor Kepala Jorong./ pemerintah lokal. lingkungansetempat terkait dengan kelibatan
 Memberi prioritas lebih besar bagi angkatan angkatan kerja setempat dan kehadiran
kerja setempat – terutama anggota tenaga kerja dari daerah lain.
masyarakat penguasa atau pengolah lahan
sebelumnya sebagai tenaga. Agar dapat
memenuhi kebutuhan keterampilan dan
perubahan etos kerja lebih baik, maka seluruh
calon tenaga kerja tersebut terlebih dahulu
dibekali pelatihan (training). Pelatihan dapat
dilakukan melalui kerjasama dengan instansi
terkait seperti Dinas Sosial Tenaga Kerja,
Balai DIKLAT atau lembaga pendidikan lain
yang relevan.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN

Peluang Berusaha
Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Memberikan kesempatan seluas-luasnya  Mengetahui usaha ekonomi masyarakat
kepada anggota masyarakat setempat untuk setempat yang tumbuh dan berkembang,
mengadakan akomodasi harian tenaga kerja yang berkaitan dengan usaha pertambangan.
seperti makan dan minuman.
 Mendorong tumbuh dan berkembangnya
usaha produktif yang dapat dilakukan anggota
masyarakat setempat (seperti perbengkelan)
melalui bimbingan teknis bersama instansi
terkait di Kabupaten sekaligus mengadakan
dana – hibah atau bergulir – agar usaha
produktif yang dimaksud dapat berjalan.
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
TAHAP PERSIAPAN

Penurunan Kualitas Udara


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Penyiraman jalan kerja secara berkala  Untuk mengetahui keresahan tenaga kerja
terutama musim kemarau, agar imbasan debu akibat penurunan kualitas udara.
permukaan jalan dapat dikurangi.
 Menetapkan kecepatan kendaraan pada
lingkungan tambang tidak lebih 25,0 Km per-
jam, agar imbasan debu yang berasal dari
permukaan jalan kerja dapat dikurangi.
 Peralatan dan kendaraan angkut yang
dioperasikan dilengkapi knalpot memadai
untuk menanggulangi emisi dan kebisingan.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN

Gangguan Habitat Fauna Darat


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Pembersihan lahan dilakukan secara  Mengetahui skala kehadiran berbagai jenis
terencana atau bertahap sesuai dengan fauna darat – satwa liar di lokasi kegiatan dan
kebutuhan, agar gangguan habitat satwa liar lingkungan binaan masyarakat.
atau fauna darat tidak terjadi pada ruang  Mengetahui intensitas dan sebaran dampak
lahan yang luas dalam waktu bersamaan berupa penurunan produksi tanaman di
(mengurangi intensitas dampak). lingkungan binaan masyarakat (kebun
 Mempertahankan kawasan lindung sempadan campuran atau sawah).
sungai sekaligus tegakan (vegetasi) yang
terdapat di bantaran sungai – ruang lahan
yang dimaksud dapat menjadi habitat satwa
liar atau fauna darat.
 Melakukan penghijauan di sekitar lokasi
sarana prasarana tambang, disposal area
atau areal bekas tambang lainnya, agar skala
kehadiran dari beberapa jenis satwa liar atau
fauna darat dapat meningkat.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN

Penurunan Kualitas Air Permukaan


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Pembersihan lahan dilakukan secara  Mengetahui fluktuasi kualitas air permukaan
terencana atau bertahap sesuai kebutuhan lingkungan parit alam atau anak sungai di
usaha pertambangan, agar intensitas sekitar lokasi sarana prasarana tambang.
penirisan (leaching) material tanah tidak  Mengetahui intensitas dampak terhadap
terjadi pada ruang lahan yang luas. komunitas biota aquatis (ikan, plankton dan
 Pengadaan oli sump pada lokasi workshop. benthos) pada lingkungan perairan sungai.
Seluruh limbah cair oli bekas dan minyak
kotor dari aktifitas pemeliharaan peralatan dan
kendaraan dikumpulkan dan disimpan
sementara menggunakan drum, lalu
diserahkan ke Pihak Pengumpul resmi.
 Memberitahu seluruh tenaga kerja workshop
agar tidak membuang minyak pelumas bekas
dan minyak kotor secara sembarangan di atas
tanah atau ke badan perairan.
 Melakukan penghijauan pada areal terbuka di
sekitar lokasi sarana prasarana tambang.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PERSIAPAN

Perubahan Iklim Mikro


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Pembersihan lahan dilaksanakan secara  Mengetahui keresahan tenaga kerja akibat
terencana (bertahap) atau sesuai kebutuhan, perubahan iklim mikro pada lingkungan kerja
agar iklim mikro tidak banyak mengalami (peningkatan suhu udara dan penurunan
perubahan dalam ruang yang luas. kelembaban udara).
 Melakukan penghijauan pada areal terbuka di
sekitar lokasi sarana prasarana tambang.
 Melakukan penghijauan di sekitar lokasi
sarana prasarana tambang, disposal area
atau areal bekas tambang lainnya, agar skala
kehadiran dari beberapa jenis satwa liar atau
fauna darat dapat meningkat.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI

Penurunan Kualitas Udara Lingkungan Kerja


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Penyiraman jalan kerja secara berkala  Mengetahui intensitas peningkatan
terutama musim kemarau, agar imbasan debu kandungan debu, konsentrasi gas SO2, NO2,
permukaan jalan dapat dikurangi. CO dan kebisingan pada lingkungan kerja.
 Menetapkan kecepatan kendaraan tidak lebih  Mengetahui kasus penyakit tenaga kerja
25,00 Km per-jam, agar imbasan debu dari terkait dengan penurunan kualitas udara di
permukaan jalan kerja dapat dikurangi. lingkungan kerja – seperti Infeksi Saluran
 Peralatan dan kendaraan angkut yang Pernafasan Atas (ISPA).
dioperasikan dilengkapi knalpot memadai
untuk menanggulangi emisi dan kebisingan.
 Mengadakan secara cuma-cuma Alat
Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja seperti
helm, sarung tangan, ear plug atau ear muff
dan sebagainya.
 Melakukan kerja sama dengan unit kerja
Kesehatan setempat untuk penanggulangan
gangguan kesehatan tenaga kerja.
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
TAHAP OPERASI

Penurunan Kualitas Udara Lingkungan Pemukiman


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Melakukan penyiraman ruas jalan lingkungan  Mengetahui intensitas peningkatan
yang dimanfaatkan secara berkala terutama kandungan debu, konsentrasi gas SO2, NO2,
musim kemarau, agar imbasan debu yang CO dan kebisingan pada lingkungan
berasal dari permukaan jalan dapat dikurangi. pemukiman di sempadan ruas jalan yang
 Menetapkan kecepatan kendaraan tidak lebih dimanfaatkan bagi pengangkutan batubara.
25,00 Km per-jam, agar imbasan debu yang  Mengetahui keresahan masyarakat di
berasal dari permukaan jalan kerja dapat lingkungan pemukiman sehubungan dengan
dikurangi. peningkatan kandungan debu, konsentrasi
 Seluruh kendaraan angkut yang dioperasikan gas SO2, NO2, CO dan kebisingan.
untuk pengangkutan batubara dilengkapi
knalpot memadai untuk menanggulangi emisi
dan kebisingan.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI

Penurunan Kualitas Tanah


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Menyimpan tanah pucuk (topsoil) pada topsoil  Mengetahui intensitas penirisan dan
storage, karena akan dimanfaatkan kembali translokasi material pada topsoil storage.
untuk kegiatan penghijauan (revegetasi) –  Mengetahui keberhasilan tumbuh tanaman
tinggi timbunan tidak lebih 1,00 m. penghijauan.
 Timbunan tanah pucuk ditutup media mulsa
(seperti jerami ataupun tanaman crop) agar
kemungkinan penirisan (leaching) dan
translokasi – erosi oleh air hujan dapat
dikendalikan, sehingga intensitas penurunan
kesuburan dapat diperkecil.
 Melakukan penataan drainase di sekitar
topsoil storage dan mengarahkan menuju
kolam penetrasi (setting ponds) yang dapat
ditempatkan pada bagian kaki topsoil storage.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI

Penurunan Kualitas Air Permukaan


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Mengadakan kolam penjernih (setting ponds)  Mengetahui fluktuasi kualitas air kerja serta
bagi aliran permukaan dari topsoil storage, kualitas badan air di sekitar areal kerja
waste dump area, ROM area, stock pile area tambang.
serta pemompaan air kerja (dewatering).  Mengetahui intensitas dampak terhadap
Aliran permukaan diarahkan menuju setling komunitas biota aquatis (ikan, plankton dan
ponds dengan cara pengaturan kemiringan benthos) pada lingkungan perairan sungai.
dan pembuatan drainase. Arah aliran pada
unit setting ponds dibuat zig-zag, agar proses
pengendapan dan penjernihan optimal.
 Menambahkan kapur secara berkala pada
unit setting ponds agar derajat keasaman
(pH) air kerja menjadi normal. Agar efektifitas
setting ponds optimal, dilakukan pengerukan
lumpur secara berkala.
 Melakukan penghijauan disposal area yang
telah final, areal bekas tambang yang telah
ditimbun kembali (in-pit back filling area) dan
areal terbuka lainnya.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI

Perubahan Bentang Alam


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Melakukan penataan material timbunan pada  Mengetahui faktor kestabilan timbunan pada
disposal area – tinggi timbunan, sudut lereng disposal area melalui pengamatan gerakan
dan jumlah lapisan timbunan (layer). material timbunan.
 Penimbunan kembali (in-pit back filling) areal  Mengetahui intensitas cekungan (aspek
bekas tambang. elevasi dan kemiringan lereng pit area).

Timbulnya Getaran
Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Pembatasan jumlah penggunaan bahan  Mengetahui intensitas keresahan masyarakat
peledak. akibat getaran.
 Penyalaan ledakan menggunakan DRC atau  Mengetahui intensitas kerusakan bangunan
non-electric (NONEL). masyarakat.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP OPERASI

Perbaikan Kualitas Lingkungan


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Melakukan penimbunan kembali areal bekas  Mengetahui kemajuan revegetasi atau
tambang (in-pit back filling). penghijauan waste dump area yang telah
 Merumuskan Rencana Penutupan Tambang final, areal bekas tambang yang telah
sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ditimbun kembali (in-pit back filling area) dan
serta diterima masyarakat dan disetujui oleh areal terbuka lainnya.
Pemerintah setempat.
 Melakukan penghijauan waste dump area, in-
pit back filling area dan areal terbuka lainnya.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PASCA OPERASI

Pemulihan Kualitas Lingkungan


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Melakukan pemeliharaan – perawatan  Mengetahui kemajuan revegetasi –
tumbuhan pada areal penghijauan penghijauan areal bekas tambang yang telah
sebelumnya yang meliputi pemupukan, ditimbun kembali dan areal terbuka lainnya.
penyiangan ataupun penggantian tanaman
yang tidak tumbuh dengan baik atau
mengalami kematian.
 Melakukan penataan keberadaan cekungan
pada areal bekas tambang, sarana prasarana
pengolahan dan sarana prasarana penunjang
sekaligus penghijauan.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PASCA OPERASI

Keresahan Tenaga Kerja


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Memberikan pesangon untuk seluruh tenaga  Mengetahui usaha ekonomi dan nilai
kerja sesuai peraturan perundang-undangan pendapatan sebagian dari anggota
yang berlaku serta mempertimbangkan status masyarakat setempat yang sebelumnya
tenaga kerja dimaksud selama Tahap Operasi adalah tenaga kerja pada usaha tambang.
sebelumnya.
 Menerbitkan Surat Pengalaman Kerja bagi
seluruh tenaga kerja yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk bekerja di
tempat lain.
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

TAHAP PASCA OPERASI

Perubahan Usaha Masyarakat


Teknik Pengelolaan Lingkungan Teknik Pemantauan Lingkungan
 Memberitahu seluruh anggota masyarakat  Mengetahui usaha ekonomi yang berlangsung
pelaku usaha – kegiatan ekonomi yang terkait dan nilai pendapatan sebagian anggota
bahwa pada Tahap Pasca Operasi akan masyarakat setempat setelah usaha
terjadi pemutusan hubungan kerja dengan pertambangan berakhir.
tenaga kerja yang terlibat dalam usaha
pertambangan. Pemberitahuan dilakukan
melalui Kantor Camat, Kantor Wali Nagari
atau forum yang relevan.
 Pemerintah mengarahkan masyarakat pelaku
usaha ekonomi yang sebelumnya terkait
usaha pertambangan agar dapat melakukan
diversifikasi usaha sesuai keberadaan
kegiatan yang masih ada di lingkungan
setempat atau pemanfaatan ruang lahan lain
sesuai dengan potensi sumberdaya alam.
Rencana Perluasan TSF pada area
tambang emas oleh PT Nusa
Halmahera Minerals, Halmahera,
Maluku Utara.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai