Anda di halaman 1dari 61

Selamat Datang

Peserta

DASAR LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

1
PENGATURAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
 UU No 11 Th 2020 ttg Cipta Kerja (mengubah UU 32) *
 UU 32 Th 2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Diubah UU 11)*
 PP 27 th 2012 ttg Izin Lingkungan (Dicabut PP 22)*
 PP No 22 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Perlindungan
Lingkungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (P3LH)
(mencabut PP 27)
 UU 4 Th 2009 ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
 UU 3 Th 2020 ttg Perubahan UU 4 Th 2009
 PP 55 Tahun 2010 ttg Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
 PP 78 Tahun 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
 Permen No 26 Tahun 2018 ttg Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerba
 Kepmen No 1827.K/30/MEM/2018 ttg Kaidah Teknis
Pertambangan Yang Baik

2
3
Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan:

- Terjadi perubahan bentang alam (tamka)


- Gangguan terhadap keseimbangan alam
- Perubahan komunitas alami
- Perubahan iklim mikro
- Perubahan fungsi lahan/tata guna lahan
- Terganggunya siklus alami yang telah berlangsung
sebelumnya
- Mempengaruhi kualitas air permukaan dan air tanah
- Potensi terjadinya pencemaran

4
KARAKTERISTIK KEGIATAN PERTAMBANGAN

 Melalui beberapa Tahapan :


• Penyelidikan Umum - Penambangan
• Eksplorasi - Pengolahan dan Pemurnian
• Studi Kelayakan - Pengangkutan dan Penjualan
• Konstruksi - Pascatambang

 Sumberdaya tak terbarukan (non renewable)

5
6
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERBA

A. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Kegiatan Eksplorasi;


B. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Kegiatan Konstruksi;
C. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Kegiatan Penambangan;
D. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Kegiatan Pengangkutan;
E. Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Pengolahan Dan/Atau Pemurnian;
F. Pemantauan Lingkungan Hidup;
G. Penanggulangan Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup;
H. Sistem Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup Pertambangan; Dan
I. Penghargaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan

Ruang lingkup pengelolaan lingkungan hidup pertambangan minerba :


a. pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
dokumen lingkungan hidup;
b. penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup apabila terjadi pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup;
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA
KEGIATAN EKSPLORASI
1. Pembukaan lahan kegiatan eksplorasi :
- Rencana pembukaan lahan dicantumkan dalam rencana kerja tahunan
- Menyiapkan sarana pengelolaan lingkungan dalam pengendalian erosi dan sedimentasi
- Pembukaan lahan sesuai rencana kerja tahunan yang disetujui
2. Pembuatan jalan akses eksplorasi :
- Diupayakan menggunakan jalan yang sudah ada
- Hanya dapat dilakukan bila belum terdapat jalan akses
- Pembukaan lahan untuk pembuatan jalan seoptimal mungkin
3. Pembuatan sumur uji dan parit uji :
- Menyiapkan fasilitas pengelolaan lingkungan dalam pengendalian erosi dan sedimentasi
- Tanah dan/atau batuan penutup ditempatkan pada lokasi aman untuk menghindari erosi
4. Pengeboran :
- Menyiapkan fasilitas pengelolaan lingkungan untuk pengendalian erosi dan sedimentasi, kualitas air
permukaan, kontaminasi B3 dan limbahnya ke media lingkungan hidup
- Fasilitas : saluran drainase, kolam pengendap, wadah penampung limbah B3 dan bukan B3
5. Kajian Geokimia :
- Jika terdapat potensi air asam tambang & pelindian logam harus ada kajian geokimia
- identifikasi potensi pembentukan AAT, pencegahan pembentukannya, penanggulangannya
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA
KEGIATAN KONSTRUKSI
1. Pembukaan Lahan Untuk Kegiatan Konstruksi : - Rencana pembukaan lahan ; -
Menyiapkan sarana pengelolaan lingkungan dalam pengendalian erosi dan
sedimentasi; - Pembukaan lahan sesuai rencana kerja tahunan yang disetujui; -
Melakukan pemisahan dan pengelolaan tanah zona pengakaran
2. Pembangunan Sarana dan Prasarana : - Melengkapi sarana pengelolaan lingkungan;
- Perumahan dan/atau perkantoran - Fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian; -
Jalan tambang; - Jalan angkut; - Pelabuhan; - Bengkel; - Fasilitas pencucian
kendaraan; - Tempat penimbunan dan stasiun pengisian BBC; - Tempat
penyimpanan sementara limbah B3; - Gudang umum; - Sarana pembibitan; -
Fasilitas kesehatan; - Fasilitas lainnya.
3. Fasilitas pengelolaan lingkungan : - drainase; - kolam pengendap; - kolam
perangkap limbah cair terkontaminasi hidrokarbon; - instalasi pengolahan air
limbah; - tempat sampah organik, anorganik, sampah terkontaminasi limbah
B3; - wadah penampung limbah B3; - Melakukan pemeliharaan secara berkala
terhadap fasilitas pengelolaan lingkungan agar berfungsi baik
Lanjutan .....
5. Pembuatan Jalan Akses : - Pembuatan saluran drainase disisi kiri dan/atau kanan
jalan akses; - saluran drainase tersebut dialirkan ke kolam pengendap; -
pemeliharaan jalan akses, drainase, dan kolam pengendap; - pembuatan jalan
akses disesuaikan rencana kerja tahunan yang telah disetujui
6. Pada bengkel : - Dasar lantai kedap fluida mencegah pencemaran tanah oleh
hidrokarbon atau bahan kimia lainnya; - melengkapi kolam perangkap limbah cair
terkontaminasi hidrokarbon; - lengkapi talang air untuk mengarahkan air hujan
langsung ke drainase; - fasilitas pencucian kendaraan dilengkapi kolam pengendap
dan kolam perangkap limbah cair terkontaminasi hidrokarbon
7. Pada Fasilitas Pengisian BBC : - stasiun pengisian BBC dilengkapi atap penahan air
hujan, lantai kedap fluida, tanggul pengaman, drainase, fasilitas perangkap
hidrokarbon; - untuk pengisian tangki BBC bergerak dilengkapi peralatan mencegah
terjadinya tumpahan / ceceran BBC ke media
8. Generator Listrik yang menggunakan BBC dilengkapi : - saluran drainase; - sarana
perangkap hidrokarbon; - sarana penampungan limbah B3
Lanjutan .....

9. Kolam Pengendap : - Dibangun di lokasi stabil melalui : penebasan


vegetasi, pengupasan dan pengelolaan tanah zona pengakaran,
pemdatan dasar kolam sampai sesuai kriteria desain dan kaidah
teknis; - Desain teknis sesuai karakteristik kegiatannya; - Jarak
aman dengan badan sungai, lokasi bangunan perumahan, fasilitas
umum, lahan pertanian dan lahan perkebunan sesuai peraturan; -
Dilengkapi : akses pemeliharaan dan pemantauan, alat yang berfungsi
menghentikan aliran air dititik keluar menuju badan perairan umum,
sarana pengukur debit air pada titik keluar kolam pengendap, papan
informasi hasil pemantauan kualitas air limbah; - Dipelihara secara
berkala supaya berfungsi dengan baik
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
Studi kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha
Pemberdayaan masyarakat adalah usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat,
menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha
baik secara individual maupun kolektif, agar pertambangan, termasuk analisis mengenai
menjadi lebih baik tingkat kehidupannya. dampak lingkungan serta perencanaan
pascatambang.

UNDANG – UNDANG No. 4 Tahun 2009


“Pertambangan Mineral dan Batubara”

Pascatambang adalah kegiatan


terencana, sistematis, dan berlanjut Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan
setelah akhir sebagian atau seluruh sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
kegiatan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
memulihkan fungsi lingkungan alam dan lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi
fungsi sosial menurut kondisi lokal di kembali sesuai peruntukannya.
seluruh wilayah penambangan.
Peraturan Tentang Baku Mutu Lingkungan
dan Kualitas Limbah

PERMEN LH Nomor 113/2003 PERMEN LH Nomor 202/2004


tentang Baku Mutu Air Limbah tentang Baku Mutu Air Limbah
Pertambangan dan Pengolahan/ Pertambangan dan Pengolahan
Pencucian Batubara Emas/Tembaga

PERMEN LH Nomor 04/2006 PERMEN LH Nomor 09/2006


tentang Baku Mutu Air Limbah tentang Baku Mutu Air Limbah
bagi Usaha dan/atau Kegiatan Bagi Usaha dan/atauKegiatan
Pertambangan Bijih Timah. Pertambangan Bijih Nikel
14
PERENCANAAN

“PERLINDUNGAN PEMANFAATAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP”
UNDANG-UNDANG
PENGENDALIAN
No. 32 Tahun 2009

PENGAWASAN

PENEGAKKAN
HUKUM
16
17
18
19
20
21
22
AMDAL

23
AMDAL

24
AMDAL

25
26
NOMENKLATUR
 11. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang
selanjutnya disebut Amdal adalah Kajian mengenai dampak penting
pada lingkungan hidup dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan, untuk digunakan sebagai prasyarat pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan serta
termuat dalam Perizinan Berusaha, atau persetujuan Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah.
 12. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
lingkungan hidup yang selanjutnya disebut UKL-UPL adalah
rangkaian proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
dituangkan dalam bentuk standar untuk digunakan sebagai prasyarat
pengambilan keputusan serta termuat dalam Perizinan Berusaha, atau
persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

27
NOMENKLATUR
35. Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup atau pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah.

28
29
30
Peraturan yang DICABUT DAN TIDAK
BERLAKU akibat terbitnya PP 22
 PP Nomor 19 Tahun 1999 tentang PengendaLian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut
 PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
 PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Mutu Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
 PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
 PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
 Ketentuan Pasal 21 sampai dengan Pasal 25 terkait dengan dana
jaminan pemulihan lingkungan hidup dalam PP Nomor 46 Tahun 2017
tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup

31
SANKSI-SANKSI
Pasal 109 Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa
memiliki:
 a. Perizinan Berusaha atau persetujuan Pemerintah Pusat, atau
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (5),
Pasal 34 ayat (3), Pasal 59 ayat (1), atau Pasal 59 ayat (4);
 b. persetujuan dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf b; atau
 c. persetujuan dari Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 61 ayat (1);
yang mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan terhadap kesehatan,
keselamatan, dan/atau lingkungan, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
32
PP No. 55 Tahun 2010, PASAL 28 :
“Pembinaan dan Pengawasan”

1. Pengawasan pengelolaan LÏNGKUNGAN HIDUP,


reklamasi dan pascatambang, paling sedikit meliputi:
• Pengelolaan dan pemantauan LH sesuai dokumen LH atau izin LH;
• Penataan, pemulihan, dan perbaikan lahan sesuai dengan peruntukannya;
• Penetapan dan pencairan jaminan reklamasi;
• Pengelolaan pascatambang;
• Pemenuhan baku mutu LH

2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan oleh IT dan BERKOORDINASI dengan pejabat
pengawas di bidang LH dan reklamasi.
TATA LAKSANA REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

1. Perusahaan pemegang IUP


atau IUPK Eksplorasi wajib
2. Rencana reklamasi disusun
menyusun dan menyampaikan
untuk jangka waktu
Rencana Reklamasi dan
pelaksanaan 5 tahun dengan
Rencana Pascatambang
rincian tahunan.
sebelum memulai kegiatan
eksplorasi

4. Dalam hal reklamasi berada


dalam kawasan hutan, pesisir
3. Rencana reklamasi dan dan pulau-pulau kecil,
Rencana penutupan Tambang penilaian keberhasilan
disusun berdasarkan AMDAL reklamasi dilakukan sesuai
atau UKL dan UPL Yang telah ketentuan peraturan
disetujui perundang-undangan
TATA LAKSANA REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

5. Pemegang IUP atau IUPK


yang telah menyelesaikan studi
kelayakan harus mengajukan
persetujuan rencana reklamasi
LANJUTAN disampaikan kepada menteri,
gubernur, bupati/walikota
sesuai kewenangan masing-
masing.

7. Penyusunan rencana
6. Permohonan persetujuan pacatambang harus
rencana reklamasi dan berkonsultasi dengan instansi
pascatambang diajukan pemerintah serta instansi di
bersamaan dengan pengajuan daerah (yang membidangi
permohonan IUP atau IUPK pertambangan) instansi terkait
Operasi Produksi. lainnya serta masyarakat
setempat.
STUDI
LAYAK LAYAK LAYAK
TEKNIS EKONOMI LINGKUNGAN KELAYAKA
N (FS)
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan

Perencanaan
 Perencanaan teknis pertambangan yang komprehensif
dan mengikuti standar
 Penetapan cadangan melalui Studi Eksplorasi
 Studi Kelayakan
 Perlindungan Lingkungan Pertambangan (dokumen
Amdal (Andal/RKL/RPL)/UKL-UPL dan RKTTL)
 Identifikasi potensi Air Asam Tambang
 Rencana Reklamasi
 Rencana Penutupan Tambang

37
Pelaksanaan/Operasional
 Pengelolaan batuan penutup/tanah penutup/waste rock/OB
 Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
 Pengelolaan air tambang (limbah cair) dan tailing
 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
 Pengelolaan kualitas udara
 Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT)
 Reklamasi lahan bekas tambang
− Pemulihan fungsi lahan
− Mencegah terjadinya bencana (longsor, banjir, amblesan, dll)
 Pengelolaan Lingkungan sekitar tambang

38
39
41
42
AIR ASAM TAMBANG
45
48
REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

• Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang


tahapan usaha pertambangan untuk menata,
memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya

• Pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis,


dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh
kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal
di seluruh wilayah penambangan.

49
UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN DI BIDANG PERTAMBANGAN

Pollution Prevention Principle

Penerapan Pollution Prevention Principle, yaitu

INTERNALISASI UPAYA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN


KE DALAM KEGIATAN PERTAMBANGAN !!!

Artinya :

Mengutamakan pendekatan teknis pengelolaan kegiatan


pertambangan agar berdampak minimal terhadap
lingkungan dan masih dapat dikendalikan

53
Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

55
Pengelolaan air tambang (limbah cair)
dan tailing
Penutup

 Pelaksanaan kegiatan pertambangan berpotensi


menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.
 Pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan
pertambangan wajib dilakukan dalam rangka melindungi
lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran.
 Pengelolaan lingkungan pertambangan harus dilakukan
sesuai dengan kaidah peraturan perundangan yang
berlaku.

60
61

Anda mungkin juga menyukai