Anda di halaman 1dari 68

POM&POU

LINGKUNGAN
PERMASALAHAN
DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN

Terjadi perubahan bentang alam


Erosi dan sedimentasi
Terjadinya air asam tambang
Penurunan kualitas udara
Getaran di permukaan dan air blast
Penurunan kualitas air permukaan dan air tanah
Perubahan fungsi lahan/tata guna lahan
Penurunan produktivitas lahan
Perubahan pada aspek sosial, ekonomi, &budaya
Menghasilkan limbah B3
Peraturan Kaidah Pertambangan yang Baik
Permen ESDM No 26 Tahun2018

Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik


dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan
Batubara

Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018


Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik

4
KONSEP PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN (LHP)

PERMEN ESDM NO 26/2018


wajib melaksanakan pengelolaan LHP, Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi

LAMPIRAN V KEPMEN ESDM NO 1827/2018


SISTEM PENGELOLAAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PENANGGULANGAN,
eksplorasi, konstruksi, penambangan,
pengangkutan,pengolahan/pemurnian PEMULIHAN TERHADAP
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PENCEMARAN/ PERUSAKAN

PENGHARGAAN PENGELOLAAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUPPERTAMBANGAN

LAMPIRAN VI KEPMEN ESDM NO 1827/2018


REKLAMASI RENCANAREKLAMASI JAMINAN REKLAMASI
&
PASCATAMBANG RENCANAPASCATAMBANG JAMINAN PASCATAMBANG

PASCAOPERASI RENCANAPASCAOPERASI

5
POKOK-POKOK PENGATURAN
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan (1)

No Kegiatan Substansi
Pengelolaan LingkunganHidup
1 Eksplorasi ▪ Efisiensi pembukaan lahan
▪ Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungansebelum
pengeboran, pembuatan sumur/paritan uji
▪ Kajian geokimia dalam rangka studi kelayakan
2 Konstruksi ▪ Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan
▪ Pengamanan, pengelolaan tanah zona pengakaran
▪ Sarana dan prasarana pertambangan dilengkapi fasilitas
pengelolaan lingkungan (drainase, kolam pengendap, oiltrap)
3 Penambangan ▪ Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan
▪ Pengamanan, pengelolaan tanah zonapengakaran
▪ Jarak aman penambangan/penimbunan terhadap fasilitas
umum
▪ Pengutamaan backfilling
▪ Pengelolaan air larian permukaan, air tambang
▪ Integrasi pencegahan dan penanggulangan AAT dalam
penambangan

10
POKOK-POKOK PENGATURAN
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan (2)

No Kegiatan Substansi
3 Penambangan ▪ T. Bawah Tanah: kajian, identifikasi, dan pemantauan subsidence
▪ T. Semprot, Kapal Keruk Darat: air kerja sirkulasitertutup
▪ T. Kapal Keruk Laut: pencegahan dan penanggulangan
tumpahan hidrokarbon dan bahankimia
▪ T. Ekstraksi Cair: daur ulang air kerja, pemantauan subsidence
4 Pengangkutan Pengendalian debu, pencegahan kebocoran, pencegahan dan
penanggulangan tumpahan hidrokarbon dan bahan kimia
5 Pengolahan/ ▪ Air kerja sirkulasi tertutup atau air keluaranyang memenuhi
pemurnian baku mutu
▪ Larangan penggunaan merkuri
▪ Sirkulasi air kerja tertutup dan fasilitas minimumuntuk
pelindian timbunan bijih
Pemantauan LingkunganHidup
1 Peralatan Pealatan pantau yang standar
2 Tenaga kerja Tenaga kerja pertambangan yang berkompeten

11
PENGELOLAANLINGKUNGANHIDUPPERTAMBANGANMINERALDANBATUBARA

1) Rencana pembukaan lahan dicantumkan dalam rencana kerja


tahunan.
2) Pemegang IUP dan IUPK menyiapkan sarana pengelolaan lingkungan
dalam rangka pengendalian erosi dan sedimentasi sebelum
PEMBUKAAN LAHAN melakukan pembukaan lahan.
3) Pembukaan lahan dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja
KEGIATAN
tahunan yang disetujui.
1. EKSPLORASI
2. KONSTRUKSI
3. PENAMBANGAN
Dalam melakukan pembukaan lahan untuk kegiatan
penambangan, Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK
Operasi Produksi melakukan tahapan kegiatan yang meliputi:
1) identifikasi jenis–jenis tanaman;
2) pembersihan vegetasi; dan
3) pengupasan dan pengelolaan lapisan tanah
zona pengakaran.
PEDOMANPELAKSANAANPENGELOLAANLINGKUNGANHIDUPPERTAMBANGANMINERAL
DANBATUBARA

Dalam melakukan
pembukaan lahan untuk
kegiatan penambangan,
PemeganG IUP Operasi
Produksi dan IUPK
PENGELOLAAN
Operasi Produksi
LINGKUNGAN menyiapkan fasilitas
HIDUP PADA
KEGIATAN
pengelolaan lingkungan
PENAMBANGAN terdiri atas:
1) saluran drainase;
2) kolam pengendap;
dan/atau
3) sarana kendali erosi
lainnya.
KOLAM PENGENDAPAN

1) Kolam pengendap dibangun di lokasi yang stabil dan dibuat dengan memenuhi:
a) desain teknis yang sesuai karakteristik kegiatannya;
b) jarak aman dengan badan sungai, lokasi bangunan perumahan penduduk, fasilitas
umum, lahan pertanian dan lahan perkebunan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2) Pembuatan kolam pengendap dilakukan dengan:


a) penebasan vegetasi/tanaman;
b) pengupasan dan pengelolaan tanah zona pengakaran; dan
c) pemadatan dasar kolam sampai memenuhi kriteria desain sesuai kaidah teknis.

3) Kolam pengendap dilengkapi:


a) akses pemeliharaan dan pemantauan yang terpelihara dengan baik;
b) alat yang berfungsi menghentikan aliran air di titik keluar menuju badan perairan
umum jika terjadi pelampauan baku mutu lingkungan hidup pada titik keluar (outlet)
kolam pengendap;
c) sarana pengukur debit air pada titik keluar kolam pengendap; dan
d) papan informasi hasil pemantauan kualitas air limbah pertambangan.

4) Kolam pengendap dipelihara secara berkala supaya berfungsi dengan baik.


Bentuk Kendali
Erosi

Sistem Drainase Kolam Sedimen Drop Structure Cover Croping

Guludan Terasiring Rip Rap Gabion

Check Dam
16
PEMBUATANDROP
STRUCTURE
PENGELOLAANTANAHZONAPENGAKARAN

✓ Pemegang IUP Operasi Produksi atau


IUPK Operasi Produksi
mempertimbangkan kecukupan volume
tanah zona pengakaran untuk
perencanaan kegiatan reklamasi hingga
akhir umur tambang.

✓ Tanah zona pengakaran sedapat


mungkin langsung digunakan untuk
revegetasi.
PENGELOLAAN
TANAH ZONA
✓ Dalam hal tanah zona pengakaran tidak
PENGAKARAN
dapat langsung digunakan, maka
dilakukan penyimpanan pada lokasi yang
dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan
lingkungan untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, erosi dan genangan, serta
dilakukan upaya untuk menjaga kualitas
tanah zona pengakaran yang disimpan.
PENGELOLAAN Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi dalam
LINGKUNGAN HIDUP melakukan kegiatan penambangan mempertimbangkan jarak aman
PADAKEGIATAN terhadap bangunan perumahan penduduk, fasilitas umum, situs sejarah,
PENAMBANGAN cagar budaya, badan perairan umum, lahan pertanian dan perkebunan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kegiatan penambangan mempertimbangkan kajian hidrologi dan


hidrogeologi sehingga air permukaan dan air tanah terhindar dari
pencemaran dan/atau perusakan.

Penambangan yang menggunakan kegiatan peledakan tidak boleh


menimbulkan gangguan dan/atau kerusakan terhadap rumah,
bangunan penting lainnya, dan lingkungan di sekitarnya.
PEDOMAN PELAKSANAANPENGELOLAANLINGKUNGANHIDUP
PERTAMBANGANMINERALDANBATUBARA

PENGELOLAAN • Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK


LINGKUNGAN Operasi Produksi dalam melakukan penimbunan
HIDUP PADA
KEGIATAN
batuan penutup mengutamakan pengisian kembali
PENAMBANGAN lubang bekas tambang dengan mempertimbangkan
aspek konservasi mineral dan batubara.

• Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK


Operasi Produksi melakukan penimbunan batuan
penutup berdasarkan kajian:
a) geoteknik;
b) geokimia batuan penutup; dan
c) hidrologi yang termasuk didalamnya
pengendalian erosi dan sedimentasi.
“Stage Design Plan Year 01”
“Stage Design Plan Year 02”
“Stage Design Plan Year 03”
“Stage Design Plan Year 04”
“Stage Design Plan Year 05”
“Stage Design Plan Year 10”
“Stage Design Plan Year 15”
“Stage Design Plan Year 20”
“Stage Design Plan Year 25 (Final)"
PENGELOLAAN AIR TAMBANG

Pengelolaan Air Larian Permukaan, Air Tambang, dan Air Asam


Tambang :
• Air larian permukaan, air tambang, dan air asam tambang dikelola
dengan baik sebagai upaya pencegahan atas potensi
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Pengelolaan Air Larian Permukaan dan Air Tambang :


PENGELOLAAN • Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi
LINGKUNGAN dalam melakukan kegiatan penambangan melakukan
HIDUP PADA pengelolaan yang meliputi:
KEGIATAN 1) mengalirkan air tambang melalui saluran drainase yang
PENAMBANGAN berfungsi dengan baik menuju kolam pengendap
sebelum dilepaskan ke badan perairan umum;
2) air tambang sebelum dilepas ke badan perairan umum
wajib memenuhi baku mutu lingkungan hidup sesuai
ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
3) mengalirkan air larian permukaan yang mengarah ke lokasi
tambang dari lahan sekitar tambang yang tidak terganggu
melalui saluran pengalih/pengelak.
AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Pengertian: air yang bersifat asam akibat
terjadinya oksidasi mineral sulfida pada
kegiatan pertambangan (lindian, rembesan,
atau aliran)

Prinsip pencegahan dan penanggulangan:


hilangkan salah satu atau lebih unsur
pembentuk AAT, yaitu mineral sulfida,
oksigen atau air
PIRIT
Arsenopirit

Molibdenit Markasit

Kalkopirit
Kapsulasi material yang mengandung pembangkit asam dengan
material alkallin/kapur
PENGENDALIANAATPADA
TIMBUNAN
PENGENDALIANAATPADA
TIMBUNAN
MINIMALISASI
OKSIGEN
Pelapisan dengan lapisan pengkonsumsi oksigen
(tanah pucuk yang mengandung mikroorganisme
aktif) adalah strategi yang baik untuk
mengurangi O2 (segera).
Pemadatan lahan untuk fasilitas penunjang pada
saat konstruksi
Pemadatan pada permukaan dan lereng bagian
luar untuk mengurangi difusi O2 dan konveksi
udara ke dalam timbunan.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAANLINGKUNGAN HIDUPPERTAMBANGAN
MINERALDANBATUBARA

❑ Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang terdiri atas:


a) cara aktif; dan/atau
b) cara pasif.

❑ Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang dengan cara


PENGELOLAAN aktif terdiri atas:
AIR ASAM a) penggunaan bahan kimia penetral asam seperti kapur, soda kaustik;
TAMBANG dan/atau
b) penggunaan metode lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

❑ Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang dengan cara


pasif terdiri atas:
a) lahan basah;
b) open limestone channel; dan/atau
c) penggunaan metode lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
PENANGGULANGANAAT
CARAAKTIF

Penetralan dengan kapur atau bahan lain


Penstabilan/pengendapan logam-logam dan sulfida terlarut
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAANLINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN
MINERALDANBATUBARA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
HIDUP PADA a. Pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian dalam melaksanakan
KEGIATAN kegiatan pengangkutan wajib melakukan pengelolaan lingkungan hidup
PENGANGKUTAN pertambangan sesuai dengan dokumen lingkungan hidup.
b. Pengelolaan lingkungan hidup dalam kegiatan pengangkutan untuk meminimalkan
konsentrasi debu hingga memenuhi baku mutu udara ambien yang dilakukan
dengan:
1) penyiraman jalan secara rutin;
2) penghijauan;
3) pembatasan kecepatan kendaraan;
4) penyemprotan debu di ban berjalan; dan/atau
5) ban berjalan dilengkapi dengan atap penutup dan sistem pembersihan return
belts.

c. Kegiatan pengangkutan hasil pengolahan komoditas dengan menggunakan


pipa dilakukan pemeriksaan berkala pada instalasi pemipaan untuk mencegah
potensi kebocoran dan/atau kerusakan.

d. Kegiatan pembongkaran barang dan peralatan serta pemuatan komoditas di


pelabuhan dilakukan dengan mengupayakan pencegahan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup.

e. Dalam hal terjadinya tumpahan pada kegiatan pengangkutan bahan berbahaya


dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun pada media
lingkungan hidup, maka dilakukan pengelolaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
POKOK-POKOK PENGATURAN
Penanggulangan Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup

Penanggulangan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan


Hidup
a. Tata cara baku penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan
PENANGGULANGAN lingkungan hidup yang disusun oleh KTT meliputi:
PENCEMARAN 1) penyiapan ketentuan danprosedur;
DAN/ATAU 2) penyiapan personil dan tim yang berkompeten;
PERUSAKAN 3) penyiapan sarana, peralatan dan bahan; dan
LINGKUNGANHIDUP 4) kesiapsiagaan dan tanggap darurat lingkungan.

b. Upaya penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan


hidup yang dilakukan oleh KTTmeliputi:
1) identifikasi sumber pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup beserta dampak yang ditimbulkan;
2) tindakan perbaikan terhadap sumber pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup beserta dampak yang ditimbulkan; dan
3) pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.

sumber: https://twitter.com/greenpeaceid/status/878136035380649984

36
PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI
PRINSIP UMUM PENGENDALIAN EROSI
1. Menyesuaikan kegiatan penambangan dengan kondisi topografi
dan tanah di daerah kegiatan
- Lakukan penilaian terhadap karakteristik fisik lapangan yaitu
topografi, tanah dan penyaliran.
- Manfaatkan kondisi topografi yang ada.
- Manfaatkan pola drainase alamiah.
2. Membuat rencana kendali erosi dan sedimentasi sebelum dilakukan
kegiatan yang dapat mengganggu tanah
- Dibuat oleh atau dengan bantuan tenaga ahli yang mampu
mengidentifikasi daerah-daerah yang akan mengalami masalah
erosi dan sedimentasi
- Harus dilaksanakan sesuai dengan rencana
PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI
PRINSIP UMUM PENGENDALIAN EROSI

3. Sedapat mungkin mempertahankan tumbuhan alami


- Pertahankan dan lindungi sampai pada saat kegiatan penebasan
benar-benar akan dilaksanakan
- Buat daerah penyangga di sekitar lokasi kegiatan
4. Meminimalkan luas dan lamanya tanah terbuka.
- Buat jadwal pengupasan dan pembentukan lereng untuk mengurang
luas daerah terganggu sampai pada tingkat yang paling minimum
5. Berupaya untuk menahan sedimen di lokasi/sumbernya
- Sedimen dari lokasi kegiatan harus ditangkap dgn kolam sedimen
- Kolam dan perangkap sedimen harus disiapkan sebelum kegiatan
pembukaan lahan dimulai
6. Mengalirkan air limpasan menjauh dari daerah yang terganggu
- Saluran pengelak harus digunakan untuk memotong air larian dan
mengalihkannya menjauhi daerah kegiatan
- Saluran pengelak harus disiapkan sebelum dilakukannya kegiatan
PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI
PRINSIP UMUM PENGENDALIAN EROSI

7. Meminimalkan panjang dan kemiringan lereng


- Lereng berteras, saluran dan penahan sedimen harus digunakan untuk
memotong aliran air pada lereng yang curam dan panjang.
- Harus diterapkan upaya untuk memperlambat kecepatan air larian.
7. Menstabilkan daerah terganggu sesegera mungkin
- Melakukan upaya stabilisasi seperti penanaman tumbuhan, pemadatan, mulsa,
kolam sedimen, dan anyaman kendali erosi
- Perbaikan dan pemeliharaan
7. Berupaya memperlambat kecepatan air limpasan yang keluar dari lokasi kegiatan
- Mengurangi kecepatan air limpasan dengan menjaga keberadaan tumbuhan
penutup
- Membuang luapan air limpasan ke saluran alami
8. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sarana kendali erosi secara
berkala
- Menugaskan seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan
& pemeliharaan harian
- Melakukan pemeriksaan setelah terjadi banjir
- Melakukan perbaikan segera
Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi

Tebing Koja Tangerang (bekas tambang pasir)


sumber:
40
https://medium.com/pergi-com/tebing-koja-destinasi-murah-meriah-nan-instagramable-di-tangerang-8516f36b29a4
PERBANDINGAN KERANGKA
PERMENESDM NO 7 TAHUN 2014 DAN
KEPMEN ESDM NO 1827 Tahun 2018 LAMPIRAN VI

PERMENESDMNO 7 TAHUN2014 KEPMEN ESDMNO 1827/2018

1. PENYUSUNANRENCANAREKLAMASI
1. PENYUSUNANRENCANAREKLAMASI 2. PENYUSUNANRENCANAPASCATAMBANG
2. PENYUSUNANRENCANAPASCATAMBANG 3. PENYUSUNANRENCANAPASCAOPERASI
3. PENILAIANDANPERSETUJUAN 4. PENILAIANDANPERSETUJUAN
4. PELAKSANAANDANPELAPORAN 5. PELAKSANAANDANPELAPORAN
5. JAMINANREKLAMASI 6. JAMINANREKLAMASI
6. JAMINANPASCATAMBANG 7. JAMINANPASCATAMBANG
7. PENYERAHANLAHANREKLAMASI 8. PENYERAHANLAHANREKLAMASI
8. PENYERAHANLAHANPASCATAMBANG 9. PENYERAHANLAHANPASCATAMBANG
10.PENYERAHANLAHANPASCAOPERASI

Taman Tebing Breksi Prambanan (bekas tambang batubreksi)


sumber:
https://www.hobiwisata.com/2018/02/lokasi-dan-harga-tiket-masuk-wisata.html 41
TAHAPAN KEGIATAN REKLAMASI
PERTAMBANGAN

➢Penyiapan Lahan
➢Pengaturan Bentuk Lahan
➢Penebaran Lapisan Tanah Pucuk
➢Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
➢Penanaman
➢Pemeliharaan dan pemantuan
Pascaoperasi adalah kegiatan terencana,
PASCAOPERASI
sistematis, dan berlanjut untuk memulihkan
fungsi lingkungan dan sosial setelah berakhirnya
seluruh kegiatan usaha pengolahan dan/atau
pemurnian.

Rencana Pascaoperasi disampaikan paling lambat 1


(satu) tahun setelah mendapatkan IUP Operasi
Produksi khusus pengolahan dan/atau pemurnian
dilengkapi dengan surat pernyataan kesanggupan
melaksanakan pascaoperasi.

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk


pengolahan dan/atau pemurnian wajib
menyampaikan rencana pascaoperasi kepada
Menteri atau Gubernur sesuai dengan
Format penyusunan Rencana kewenangannya paling lambat 2 (dua) tahun
Pascaoperasi tercantum dalam
terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
Matrik 5
KETENTUANUMUM

1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi


Produksi, IUPK Eksplorasi, dan IUPK
PELAKSANAANREKLAMASI Operasi Produksi wajib melaksanakan
Reklamasi sesuai dengan rencana
Reklamasi yang telah disetujui.
2) Pemegang IUP Operasi Produksi dan
IUPK Operasi Produksi wajib
melaksanakan Pascatambang sesuai
dengan rencana Pascatambang yang
telah disetujui.
3) Pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang dipimpin oleh Kepala
Teknik Tambang yang dibantu oleh
tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten dalam perencanaan
dan pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang.
PELAKSANAANREKLAMASIEKSPLORASI

a) Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK


Eksplorasi wajib melaksanakan Reklamasi
tahap Eksplorasi yang telah disetujui pada Pelaksanaan Reklamasi tahap Eksplorasi
lahan terganggu akibat kegiatan dilakukan dalam jangka waktu paling
Eksplorasi. lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
b) Lahan terganggu meliputi lahan bekas setelah tidak ada kegiatan Eksplorasi
kegiatan Eksplorasi yang tidak digunakan pada lahan terganggu.
lagi
c) Lahan bekas kegiatan Eksplorasi terdiri
atas:
(1) lahan bekas Eksplorasi; dan
(2) lahan bekas fasilitas penunjang
Eksplorasi.
PELAKSANAANREKLAMASIOPERASIPRODUKSI

➢ Pelaksanaan Reklamasi tahap Operasi


a) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Produksi dilakukan paling lambat 30 (tiga
Operasi Produksi wajib melaksanakan puluh) hari kalender setelah tidak ada
Reklamasi tahap Operasi Produksi pada kegiatan pada lahan terganggu.
lahan terganggu akibat kegiatan Operasi
Produksi. ➢ Dalam hal tidak ada kegiatan pada lahan
terganggu dan pada wilayah tersebut
direncanakan untuk dilanjutkan kegiatan
a) Lahan terganggu meliputi lahan bekas Penambangan kembali, pemegang IUP
tambang dan lahan di luar bekas tambang Operasi Produksi dan IUPK Operasi
yang tidak digunakan lagi. Produksi wajib melakukan kegiatan
Reklamasi tahap Operasi Produksi dalam
a) Lahan bekas tambang dengan sistem rangka pengendalian kualitas air
tambang bawah tanah antara lain shaft, permukaan, erosi, dan sedimentasi.
raise, stope, adit, decline, pit, tunnel,
dan/atau final void.
PELAKSANAANREKLAMASI

PASCATAMBANG DAN PASCAOPERASI

Pemegang IUP Operasi Produksi dan


IUPK Operasi Produksi melaksanakan pemegang IUP Operasi Produksi khusus
Pascatambang paling lambat 30 (tiga pengolahan dan/atau pemurnian
puluh) hari kalender setelah kegiatan melaksanakan Pascaoperasi paling lambat 30
(tiga puluh) hari kalender setelah kegiatan
Penambangan, pengolahan, dan/atau
pengolahan dan/atau pemurnian berakhir
pemurnian berakhir sesuai dengan sesuai dengan rencana Pascaoperasi yang
rencana Pascatambang yang telah telah disetujui.
disetujui.
PASCATAMBANG

Karang Benda

Land condition before Mining


mining

Back filling and Ex mined area


Regrading
REKLAMASI BENTUKLAIN
Program Reklamasi tahap Operasi Produksi
dapat dilaksanakan dalam bentuk revegetasi
dan/atau peruntukan lainnya yang terdiri atas:
a) area permukiman;
b) pariwisata;
c) sumber air; atau d) area pembudidayaan.

50
REKLAMASI
Tahapan kegiatan Reklamasi dalam bentuk
revegetasi meliputi kegiatan penatagunaan
lahan, revegetasi, dan pemeliharaan.

Land cultivation Water treatment

Planting
Mulc 5t/ha
PASCATAMBANG

Rice field

Long bean field

52 Rice field
REKLAMASI DI SUNGAI
Dalam hal kegiatan Reklamasi tahap
Operasi Produksi berada di sungai maka
rencana Reklamasi tahap Operasi Produksi
disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan sedikitnya meliputi:
a) pengelolaan kualitas air sungai;
b) pencegahan dan penanggulangan
terhadap erosi dan/atau pendangkalan
sungai; dan
c) kestabilan sempadan sungai.
REKLAMASI LAUT
Dalam hal kegiatan Reklamasi tahap Operasi
Produksi berada di laut maka rencana
Reklamasi tahap Operasi Produksi pada
wilayah tersebut wajib disampaikan dengan
memuat kegiatan yang meliputi:
a) pengelolaan kualitas air laut;
b) pencegahan dan penanggulangan
terhadap abrasi dan/atau pendangkalan
pantai; dan
c) perlindungan keanekaragaman hayati.
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

JUMLAH, LUAS, LOKASIVOID SESUAIDOKUMEN LINGKUNGANHIDUP

HARUSBERMANFAATDANDIKONSULTASIKAN
PENGELOLAAN
LUBANG BEKAS PENGAMANAN SESUAI KETENTUAN
TAMBANG
MONITORING DAN PEMELIHARAAN

MEKANISME SERAHTERIMASESUAI KETENTUAN


PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

56
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

57
Membuat tanda peringatan yang tidak mudah dirusak
Pemagaran dengan bahan yang tidak mudah rusak dan
penanggulan
Melakukan Patroli Rutin
KASUS LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
KATEGORI KASUS LINGKUNGAN
• Terjadi pada batas waktu tertentu
• Penurunan kualitas lingkungan
• Perubahan fungsi lingkungan
• Lingkungan tidak berfungsi lagi
• Tidak sesuai/melebihi baku mutu lingkungan

RISIKO KASUS LINGKUNGAN


• Membayar ganti rugi.
• Penghentian kegiatan sebagai sumber kasus.
• Menutup kegiatan pertambangan apabila kasus lingkungan
tidak dapat ditanggulangi.
• Mengganti penanggung jawab lapangan apabila terjadi
kelalaian
• Pidana apabila ada pihak yang dirugikan akibat pelanggaran
hukum
PENANGANAN KASUS LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
❖ Tanggung jawab KTT
✓ Melakukan penanggulangan segera
✓ Melaporkan proses/kronologi terjadinya kasus dan upaya
penanggulangan yang telah dilakukan kpd KAIT
✓ Melakukan pencegahan
✓ Melakukan tindakan koreksi yang diperintahkan Inspektur Tambang
❖ Kewenangan Inspektur Tambang
➢ Melakukan pemeriksaan lapangan
➢ Pembuktian terhadap kebenaran kasus yang terjadi
➢ Memberikan tindakan koreksi
➢ Menutup sementara unit kegiatan yang menjadi sumber kasus.
Penanganan Kasus diarahkan pada :
• Normalisasi fungsi lingkungan
• Mengurangi risiko perusakan dan pencemaran
• Koordinasi pendayagunaan SDM, alat, dan biaya dalam penanggulangan
• Aplikasi ilmu dan teknologi
• Optimalisasi peran masyarakat
• Antisipasi pengaruh dan dampaknya thd operasi dan lingkungan di
sekitarnya
TINDAKAN KOREKSI
➢ Terhadap sumber
➢ Penataan ulang atau perbaikan
menyeluruh sebagai upaya pencegahan
➢ Pemantauan
➢ Pemeliharaan
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

PENGERTIAN TENTANG PEMANTAUAN


Adalah kegiatan untuk mendapatkan dan mengevaluasi
informasi (data) sebagai bahan untuk penilaian kinerja
suatu kegiatan (operasi).

TUJUAN PEMANTAUAN
• Menyediakan informasi untuk evaluasi secara periodik
• Menyediakan informasi untuk mengetahui adanya
perubahan di lapangan
• Mengetahui besarnya dampak dan membandingkannya
dengan prediksi dampak
• Meyakinkan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan dilaksanakan secara optimal pada seluruh
lokasi kegiatan
MANFAAT PEMANTAUAN

• Pendeteksian secara dini dampak lingkungan


sehingga remediasi (penanggulangan) dapat
dilakukan secara efektif
• Menunjukkan kepatuhan/penaatan (compliance)
terhadap peraturan, standar, atau baku mutu
lingkungan
• Sebagai masukan atau umpan balik (feed back)
bagi kegiatan pengelolaan lingkungan
• Mengetahui trend dampak dan kualitas
lingkungan
HAL-HAL YANG PERLU DIPANTAU
• Out put yang keluar setelah berinteraksi dengan
kegiatan (limbah cair, limbah padat, limbah
pengolahan/tailing, dsb.)
• Komponen lingkungan yang terkena dampak
(kualitas udara, bentang alam, tanah, air
permukaan dan air tanah, flora, fauna, sosial,
ekonomi, & budaya setempat)

Untuk memastikan bahwa limbah cair yang keluar memenuhi baku


mutu lingkungan maka diwajibkan adanya titik penaatan.

Titik penaatan adalah titik atau lokasi terluar di dalam sistem pengolahan
air limbah, dimana pada titik/lokasi tersebut kualitas air limbah wajib
memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan
PENUTUP
Dengan penerapan tatacara pertambangan yang
baik dan benar, pengelolaan lingkungan dilakukan
segera pada sumber penyebab timbulnya dampak,
diharapkan perubahan lingkungan yang mungkin
terjadi dapat diminimalkan dan reklamasi areal
bekas kegiatan tambang sesuai peruntukannya
dapat terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai