JUDUL
ANALISIS MAINTENANCE KOMPARTEMEN SETTLING POND
CENDANA PT. HASNUR RIUNG SINERGI SITE PT. BHUMI RANTAU
ENERGI , KABUPATEN TAPIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.
Salah satu sumberdaya energi yang dapat dimanfaatkan saat ini adalah
batubara. Batubara merupakan sumberdaya alam dengan jumlah cadangan yang
memadai serta cukup potensial di Indonesia. Batubara merupakan salah satu
sumber energi alternatif yang saat ini berkembang dalam pasaran dunia sebagai
sumber energi yang berlimpah serta ekonomis. Adanya kegiatan pertambangan
akan memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara dan daerah disekitar
industri pertambangan.
V. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar batasan masalah maka tujuan masalah sebagai berikut :
2
VI. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif yang meliputi tahap tahap sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Dalam metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari
buku-buku yang mendukung (jurnal atau majalah ilmiah) Juga
mempelajari dari sumber data yang lainnya seperti dari internet/komputer.
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap suatu objek yang
akan di teliti dalam waktu singkat dengan bertujuan untuk mendapat
gambaran mengenai objek penelitian (Gorys Keraf, 2001:162). Dalam
tahap ini penulis mengumpulkan data dengan melihat/meninjau langsung
ke lokasi penelitian terhadap proses yang sedang berlangsung demi
mendapat gambaran yang jelas mengenai obyek yang sebenarnya.
Penelitian di lapangan di lakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
a. Observasi lapangan dengan meninjau proses penyaliran dan
penanganan air tambang.
b. Mengumpulkan data-data di lapangan berupa dimensi sump, dimensi
settling pound, dan dokumentasi lapangan.
c. Menyimpulkan dan menganalisis hasil yang di diperoleh selama
kegiatan berlangsung.
3. Pengumpulan Data
Alat dan bahan yang digunakan:
1. Alat Ukur Kekeruhan Air TSS (Total Suspened Solid) partech.
2. Alat Ukur Curah Hujan Ombrometer.
Data-data yang dikumpulkan penulis berupa :
a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dengan melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan berupa ukuran dimensi
settling pound, dan dokumentasi lapangan, dimensi kolam
3
pengendapan dan jadwal perawatan kolam pengendapan, panjang
pipa, diameter pipa, jenis pompa, jumlah pompa yang ada
dilapangang, debit outlet pipa HDPE (High Density Polyethylene),
debit air masuk setiap kompartemen, data TSS.
b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan berdasarkan
referensi dari perusahaan seperti peta topografi sebagai acuan untuk
menghitung daerah tangkapan hujan (catchment area), peta lokasi
kesampaian dareah, keadaan geologi umum daerah penelitian, data
curah hujan harian di gunakan untuk mendapatkan nilai curah hujan
rencana, spesifikasi dari pada pompa.
4. Pengolahan Data
Data–data yang diperoleh dikelompokkan, diolah dan dianalisa
menggunakan rumus matematis, kemudian disajikan dalam bentuk tabel,
gambar dan perhitungan penyelesaian.
5. Analisa Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan literatur-
literatur yang berhubungan dengan masalah tersebut, ialah sebagai berikut:
a. Menghitung data curah hujan dengan menggunakan metode Gumbel
dan intensitas hujan dengan persamaan Mononobe. Dengan
memanfaatkan sampel data curah hujan harian maksimum.
b. Menghitung debit total air yang masuk yang berasal dari debit
limpasan ditambah dengan total air hujan yang masuk ke area
penambangan. Mengetahui berapa jumlah debit air yang dapat
dipompa berdasarkan spesifikasi pompa yang ada. Jumlah pompa dan
debit pompa.
c. Menghitung dimensi sump berdasarkan volume air yang masuk per
hari.
d. Merencanakan dimensi dan perawatan settling pound
e. Kecepatan sedimentasi menggunakan hukum stoke.
4
6. Kesimpulan
Menyimpulkan dan menganalisis semua hasil data yang diperoleh baik
dari lapangan dan literatur sehingga di peroleh efektifitas maintenance tiap
kompartemen di settling pond, sehingga dapat dijadikan acuan bagi
perusahaan.
5
Analisis Maintenance Kompartemen Settling Pond Cendana PT. Hasnur Riung Sinergi,
Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Perumusan Masalah
Observasi Lapangan
Pengambilan Data
Pengolahan data
Meliputi :
1. Menghitung data curah hujan
2. Menghitung intensitas curah hujan
3. Menghitung periode ulang hujan
(PUH)
4. Menghitung debit air limpasan dan air
hujan
5. Menghitung sumuran
6. Menghitung kebutuhan Pompa
7. Menghitung kapasitas kompartemen
settling pond
8. Menghitung laju pengendapan pada
kompartemen settling pond
9. Menghitung lama maintenance
kompartemen settling pond.
Analisis Data
6
VII. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat khususnya bagi
pihak perusahaan, penulis dan pembaca. Adapun manfaat penelitian ini
diantaranya:
1. Sebagai dasar dalam menentukan laju pengendapan partikel serta waktu
efektivitas dilakukan maintenance kompartemen settling pond agar
kinerja settling pond maksimal dan dengan resiko rendah.
2. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk mengetahui efektifitas
terhadap metode penyaliran tambang yang saat ini diterapkan oleh PT.
Hasnur Riung Sinergi.
7
siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis, pemanfaatan oleh
manusia dan sejumlah faktor lain.
Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi relatif tetap dari masa ke
masa. Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkain peristiwa yang
berlangsung terus-menerus, yang kita tidak tau kapan dan dari mana
berawalnya dan kapan pula berakir. Serangkaian peristiwa tersebut dinamakan
siklus hidrologi (hydrologic cycle).
Dibawah permukaan tanah, pori-pori tanah berisi air dan udara. Daerah
ini dikenal sebagai zona kapiler (vadoze zone), atau zona aerasi. Air yang
tersimpan di zona ini disebut dengan kelengasan tanah (soil moisture), atau air
kapiler. Pada kondisi tertentu air dapat mengalir secara lateral pada zona
kapiler, proses ini disebut interflow. Uap air dalam zona kapiler dapat juga
kembali ke permukaan tanah, kemudian menguap.
8
Kelebihan kelengasan tanah akan ditarik masuk oleh gravitasi dan
proses ini disebut drainase gravitasi. Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah
atau batuan akan jenuh air. Batas atas zona jenuh air disebut muka air tanah
(water table). Air yang tersimpan dalam zona jenuh air disebut air tanah. Air
tanah ini bergerak sebagai aliran air tanah melalui batuan aau lapisan tsnsh
sampai akhirnya keluar ke permukaan sebagai sumber air (spring) tau sebagai
rembesan danau, waduk, sungai, atau laut.
Air yang mengalir dalam saluran atau sungai dapat berasal dari aliran
permukaan atau dari air tanah yang merembes di dasar sungai (base flow),
sementara total aliran disebut debit (runoff). Air yang tersimpan di waduk,
danau, dan sungai disebut air permukaan (surface water).
9
penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan
alat sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah penambangan
mempunyai umur yang lama atau dapat lebih awet. Air yang berada pada
lokasi tambang berasal dari :
a. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat dan mengalir di atas
permukaan tanah. Jenis air ini meliputi :
- Air limpasan
- Air buangan (limbah)
- Lapisan akuifer (aquifer) yang telah terpotong akibat penggalian
b. Air bawah permukaan
Air bawah permukaan adalah air yang terdapat dan mengalir di bawah
permukaan tanah. Jenis air ini meliputi :
- Air tanah
- Air rembesan
8.4 Cara Penanganan Air pada Tambang Terbuka
Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat
dibedakan menjadi dua yaitu Mine Dewatering dan Mine Drainage.
8.4.1 Mine Dewatering
Adalah upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari
hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah :
1. Open Sump Drainage
Sistem ini diterapkan untuk membuang air dari lokasi kerja
penambangan. Air dikumpulkan pada suatu sumur (sump), kemudian
dipompa keluar. Pemasangan jumlah pompa tergantung pada kedalaman
penggalian dan volume air yang terakumulasi. Bisa satu unit, dua unit, atau
beberapa unit. Kapasitas pompa disesuaikan dengan debit air yang masuk ke
dalam lokasi penambangan, tetapi apabila kondisinya demikian, pompa harus
dihidupkan secara terus menerus. Apabila kapasitas pompa yang digunakan
lebih besar dari debit air yang masuk, maka penggunaan pompa bisa secara
10
periodik sehingga pompa tidak mengalami kelelahan.
2. Cara Paritan
Merupakan cara paling mudah yaitu dengan membuat paritan pada sisi
jalan tambang guna menampung air limpasan (run off), kemudian
mengalirkannya ke sump, sehingga kegiatan penambangan tidak terganggu.
Ada bermacam-macam bentuk saluran penyaliran diantaranya bentuk
trapesium, bentuk segiempat dan bentuk segitiga.
Adapun bentuk yang paling umum dipakai untuk saluran berlapisi dinding
tanah adalah bentuk trapesium, sebab stabilitas kemiringan dindingnya dapat
disesuaikan. Bentuk segiempat dan segitiga merupakan bentuk khusus selain
trapesium. Karena bentuk segiempat mempunyai sisi tegak, biasanya dipakai
untuk saluran yang dibangun dengan bahan yang stabil, seperti pasangan batu
kali, padas, logam atau kayu. Penampang segitiga hanya dipakai untuk
saluran kecil, selokan, dan di laboratorium.
XT = X
S
Y YN …………………………………………. (8.1)
Sn
Keterangan:
XT = Perkiraan nilai curah hujan rencana(mm)
X = Curah hujan rata-rata (mm)
S = Simpangan baku (standar deviation)
13
Sn = Standar deviasi dari reduksi variate (standar deviation of the
reduced variate), nilainya tergantung dari jumlah data
Y = Nilai reduksi variat dari variable yang diharapkan terjadi
pada periode ulang tertentu
Yn = Koreksi rata-rata (reduced mean)
YN = Nilai rata-rata Yn
S= xi x 2
……………………………………………. (8.2)
n 1
Keterangan :
S = Standar deviasi
Xi = Nilai variat
X = Nilai rata-rata hitung variat
n = Jumlah data
Nilai reduksi variat dihitung dengan menggunakan rumus :
T 1
Y = ln ln ………………………………………… (8.3)
T
Keterangan :
Y = Nilai reduksi variat dari variable yang diharapkan terjadi
pada periode ulang tertentu
T = Periode ulang
14
Nilai rata-rata reduced mean (YN) dapat ditentukan dengan rumus:
YN =
Yn ……………………………...........…………………………... (8.5)
n
Keterangan :
YN = Nilai rata-rata Yn
Yn = Koreksi rata-rata (reduced mean)
n = Jumlah data
Nilai koreksi simpangan (reduced standard deviation ) ditentukan dengan rumus :
Yn YN
2
Sn = …………………………………………...........…… (8.6)
n 1
Keterangan :
Sn = Standar deviasi dari reduksi variate (standar deviation of the
reduced variate), nilainya tergantung dari jumlah data.
Yn = Koreksi rata-rata (reduced mean)
YN = Nilai rata-rata Yn
N = Jumlah data
15
8.5.5 Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan per satuan waktu yang relatif
singkat, biasanya satuan yang digunakan adalah mm/jam. Intensitas curah hujan
biasanya dinotasikan dengan huruf “ I ”. Jika data yang tersedia di daerah
penelitian hanya terdapat data curah hujan harian, intensitas curah hujan dapat
ditentukan berdasarkan rumus Mononobe :
2/3
R 24
I 24 ……………………..................…………………………… (8.8)
24 t
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum
T = Lama waktu hujan atau waktu konsentrasi (jam)
18
Tabel 8.1 .Nilai Koefisien Limpasan
No Macam Permukaan Koefisien limpasan (C)
1 Lapisan Batubara 1,00
2 Jalan Angkut 0,90
3 Dasar Pit dan Jenjang 0,75
4 Lapisan Tanah Penutup 0,65
6 Lapisan Tanah Penutup Yang Telah Ditanami 0,55
7 Hutan 0,50
(Sumber : Gautama, 1999)
19
Jadi besarnya air yang masuk bukaan tambang sebagai air tambang
adalah :
Qtotal = Qlimpasan + Qair hujan + Qair tanah ................................................................................ ..(8.11)
Keterangan :
V = Volume Air
t = Lama waktu konsentrasi air dalam satuan hari
20
8.10 Kolam Pengendapan (Settling Pond)
Kolam pengendapan adalah sutu kolam yang dibuat khusus untuk
menampung air limpasan sebelum dibuang langsung menju daerah pengaliran
umum. Sedangkan kolam pengendapan untuk daerah penambangan, adalah kolam
yang dibuat untuk menampung dan mengendapkan material yang terbawa air
limpasan yang berasal dari daerah penambangan maupun daerah penambangan
maupun daerah sekitar penambangan. Nanatinya air tersebut akan dibuang untuk
menampung dan mengandapkan material yang terbawa air limpasan yang berasal
dari daerah penambangan maupun daerah sekitar penambangan. Nanatinya air
tersebut akan dibuang menuju tempat penampungan air umum seperti sungai,
maupun danau.
Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur-lumpur, atau
material padatan yang bercampur dengan air limpasan yang disebabkan adanya
aktivitas penambangan maupun karena erosi. Disamping tempat pengendapan,
kolam pengendapan juga dapat berfungsi sebagai tempat pengontrol kualitas dari
air yang akan dialirkan keluar kolam pengendapan, baik itu kandungan material,
tingkat keasaman ataupun kandungan material lain yang dapat membahayakan
lingkungan.
Dengan adanya kolam pengendapan diharapkan semua air yang keluar dari
daerah penambangan benar-benar air yang sudah memenuhi ambang batas yang
diijinkan oleh peruahaan, sehingga nantinya dengan adnya penambangan ini, tidak
ada komplain dari masyarakat dan juga mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
Untuk merancang suatu kolam pengendapan, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Kecepatan Pengendapan
Pada kolam pengendapan, khususnya pada proses sedimentasi, ada berbagai
macam cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan kecepatan
pengendapan, antara lain dengan menggunakan persamaan Hukum Stokes-
Hukum Newton yang berbunyi “jika sebuah partikel turun di fluida karena
gaya gravitasi, maka kecepatan pengendapan akan tercapai apabila jumlah
21
dari gaya friksi (buoyancy) sebanding dengan gaya gravitasi benda”. Pada
sebuah partikel yang mulai tenggelam, kecepatan turunnya partikel
dinyatakan dalam persamaan :
𝑔 𝑥 𝐷² (𝜌𝑝−𝜌𝑎)
V= ..................................................................................(8.13)
18 𝑥 𝜂
Keterangan :
V = Kecepatan pengendapan partikel (m/jam)
g = Percepatan pengendapan partikel (m/detik²)
ρp = Berat jenis partikel padatan
ρa = Berat jenis air (kg/m³)
η = Kekentalan dinamik air (kg/m.detik)
D = Diameter partikel padatan (m)
a. Diameter Partikel
Diameter partikel dapat ditentukan dengan melakukan pengujian
laboratorium dengan menggunakan percobaan pengukuran distribusi ukuran
butir partikel dengan menggunakan metode pengujian “hydrometer”.
b. Densitas Partikel
Densitas partikel juga dapat dihitung dengan melakukan pengujian
laboratorium. Pengujian ini dilakukan sebelum melakukan pengujian
distribusi ukuran butir material metode “hydrometer”.
c. Viskositas Cairan
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakna besar
kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas fluida, makin sulit
suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antar
molekul zat cair, sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat
tumbukan antar molekul gas. Untuk menentukan viskositas cairan kita dapat
menggunakan tabel berikut (Stoke 1845)
22
Tabel 8.2 Viskositas Cairan
Fluida Viskositas N (s/m²)
Air (0° C) 1,7 x 10¯³
Air (20° C) 1,00 x 10¯³
Air (100° C) 0,28 x 10¯³
Darah (37° C) 4,0 x 10¯³
Oli Motor (0° C) 110 x 10¯³
Udara (0° C) 0,017 x 10¯³
(sumber : stoke, 1845)
23
d. Zona keluaran (outlet)
Tempat keluarnya buangan cairan yang relatif bersih, zona ini terletak pada
akhir saluran.
ℎ
Tv = 𝑉 .......................................................................................... (8.15)
𝑄
Vh = ........................................................................................ (8.16)
𝐴
24
𝑃
Th = ........................................................................................ (8.17)
𝑉ℎ
25