Anda di halaman 1dari 52

PRESENTASI

ANSOSRY, ST.MT
KEGIATAN OJT PT. BAYAN RESOURCES Tbk UNIVERSITAS NEGERI
PADANG DI TAMBANG BATUBARA PT. GUNUNGBAYAN PRATAMACOAL,
MUARA TAE, KUTAI BARAT, KALTIM

Metode Kajian

Teknik pendekatan dipakai dalam kajian ini adalah yuridis sosiologis, karena dalam kajian ini
terdapat keterkaitan antara faktor yuridis dan faktor sosiologis, faktor yuridis didasarkan pada
ketentuan hukum lingkungan yang berlaku berkaitan dengan penambangan dan faktor
sosiologis didasarkan pada faktor kenyataan yang terjadi, yang merupakan kajian bidang ilmu
lingkungan antara lain, pelaksanaan kebijakan pemerintah dan upaya penambang dalam
pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup .
Spesifikasi kajian ini adalah deskriptif analisis yaitu hasil yang diperoleh dalam kajian ini
mampu memberikan gambaran tentang perencanaan dan pengelolaan lingkungan di PT.
Gunungbayan Pratamacoal Blok II
Teknik Pengumpulan data :
Studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data primer
- Observasi atau pengamatan
- Interview atau wawancara
- Dokumentasi

Studi Kepustakaan yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder


- Laporan Amdal , Studi Kelayakan, Bahan hukum (Lingkungan), RKL/RPL, Dll

Objektivitas dan keabsahan data


Membandingkan data hasil pengamatan lapangan dengan data laporan (wawancara)
Membandingkan apa yang dikatakan ahli (teori) dengan fakta yang terjadi di lapangan
Membandingkan hasil pengamatan (wawancara) dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Solusi dan Alternatif dalam menjawab permasalahan, (penyempurnaan)

Tawaran alternatif penyempurnakan


Alasan :

Sistem Majanemen Lingkungan (Bayan Resources


Tbk. ISO 14001-2004)

Dalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan Program


Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER)
Tawaran alternatif penyempurnakan Kolam Pengendapan &
Perbaikan kualitas air (Settling pond) dengan pertimbangan,
dengan maraknya issue lingkungan terutama berkenaan
dengan sinyalemen bahwa operasional tambang batubara
sebagai sumber penyebab pencemaran air sungai, dan agar
kedepan tidak menimbulkan preseden buruk bagi perusahaan
dan masyarakat baik dalam hal pelanggaran peraturan
pemerintah (pidana) maupun dampak negatif dari
pencemaran itu sendiri.

Aspek administrasi

PT. Gunung Bayan Pratamacoal adalah Pemegang Perjanjian Kerjasama


Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi ke II Nomor :
002/PK/PTBA-GBPC/1994 tanggal 15 Agustus 1994, terletak di
Kecamatan Muara Wis, Kota Bangun dan Muara Muntai Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Memiliki Izin Permulaan Tahap Kegiatan Produksi Pada Sebagian Wilayah
Perjajian Kerjasama Pengusaan Pertambangan Batubara dari Menteri
ESDM RI Nomor : 349.K/34.02/DJB/2007 tanggal 28 Agustus 2007
Persetujuan Dokumen AMDAL dari Sekjen Menteri Pertambangan dan
Energi Nomor : 660.1/010/AMDAL/BLH-KBR/VIII/2011 Tanggal 15
Agustus 2011 dengan luas konsesi 15.690 Ha.
Memiliki Izin Pemilikan, Penguasaan dan Penyimpanan Bahan Peledak
Nomor : SI/2506/VIII/2009 tanggal 13 Agusus 2009 dan Nomor :
SI/1332/III/2010 tanggal 18 Maret 2010dari Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Memiliki Izin Pembelian dan Penggunaan Bahan Peledak dari Kepolisian
RI Nomor : SI/2793/IV/2012 Tanggal 24 April 2012
Memilik Izin Penaatan dan Pembuangan Air Limbah Cair dari Bupati
Kutai Barat Nomor : 666.3/K.215/2011 tanggal 25 Maret 2011 untuk 12
titik penaatan, yaitu SP 03, SP 04, SP 06, SP 08, SP 09, SP 10, SP 11,
SP 15, SP 16, SP 17, SP 18, SP 19 dan Izin Penaatan & Pembuangan
4
Air Limbah SP 20 masih dalam proses.

PERENCANAAN SETTLING PONDS,


PENGELOLAAN LIMBAH CAIR & AIR PERMUKAAN

Perencanaan Settling Ponds, Pengelolaan


limbah Cair & Air Permukaan

Soda
As
ditabur
lansung
di pipa
inlet

Air tambang dikelola/dinetralisir sebelum


dilepas ke perairan umum

Kolam Pengendapan dekat


Washing Plant

TANDOM & pipa berlubang


dengan jarak yang sama diatas
inlet belum berfungsi
secara optimal

Kompartemen 1

(Treatment Pond 1) SP
17

Kompartemen 4 , Settling Pond 17


Kompartemen 3, Settling Pond 17

Kompartemen 2, Settling Pond 17

Mempersiapkan peralatan pengolahan yang berupa liming box, mesin pompa air, bahan bakar, tangki air
dan sarana penunjang (tangga dan landasan pompa).

Kolam pengendapan Manau


Air Asam Tambang di
Saluran
Drainase Stockpile Manau

Kompartemen 3 yang dijadikan sumber

air penyiraman jalan dan


batubara

Kompartemen 1, SP II Manau dan


air dipompa dari kolam
Pengendapan (rawa)

(tidak baku mutu)

Kompartemen 3 SP II Manau,
pintu air perlu perbaikan

Kompartemen 2, SP II Manau
perlu perbaikan/perawatan

Alternatif Desain Pintu Air Settling


Pond
Dilihat dari atas

Aliran air keluar

Aliran air masuk

Ijuk
Bronjong batu kapur
bakar

Dilihat dari samping

Alternatif Proses Perbaikan kualitas air :

Sistem pencampuran Soda As juga dikembangkan dari cara


konvensional menjadi lebih efektif dengan menggunakan mixer
dan tandon air yang terhubung dengan pipa berlubang dengan
jarak yang sama diatas inlet liming point. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar air yang dilepas dari tandon menuju pipa tersebut
tercampur merata dengan air asam yang mengalir dibawahnya

Pada SP II Manau tidak ada elevasi air keluaran, air dari kolam
pengendapan (rawa) dipompa masuk ke kompartemen 1 2 3
(yang dijadikan sumber air penyiraman jalan dan batubara) keluar
ke kolam pengendapan (rawa) lagi.
Sudah memiliki rumah treatment, belum dipasang papan
pemantauan, papan peringatan, dan belum dilengkapi alat
keselamatan kerja (Pelampung, ban, dan tali)
Melakukan perawatan settling pond secara rutin.
Agar tanah endapan hasil mentenence di settling pond tidak
ditempatkan di kiri kanan setting pond tetapi dibawa ke disposal
area,

Settling Ponds, Pengelolaan limbah Cair & Air Permukaan

Saluran Inlet, SP I Manau (SP


20)

Kompartemen 1, SP I Manau
(SP 20)

Saluran drainase /anak-anak


cabang sungai dari out Let ke
perairan umum

Papan Profil Settling Pond dan


tulisan pengapuran dilanjutkan,
sementara Out Let ditutup

Kompartemen 2 SP I
Manau (SP 20)

Kompartemen 3 & 4, SP I
Manau SP 20)

Alternatif Proses Perbaikan kualitas air :


1. Tutup pintu air kolam pengkapuran (kompartemen 1).
2. Menjelang kolam pengkapuran (kompartemen 1) penuh dilakukan pengkapuran
, Selanjutnya agar dilakukan percobaan untuk mendapatkan formulasi yang
tepat.
3. Setelah kolam pengkapuran penuh dan air di dalamnya telah mencapai pH 6 9 maka
lepaskan air tersebut dengan membuka pintu air ke kolam lain (kompartemen 2,3,4) dan
selanjutnya mengalir ke anak anak cabang sungai yang ada .
4. Demikian seterusnya kembali ke no.1
5. Pada kondisi hujan, agar diperkirakan waktu penuh kolam (kompartemen), dan menjelang
penuh meski kondisi hujan, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan pengkapuran
harus langsung bertindak mengontrol muka air melakukan pengkapuran dan kemudian
melepas air ph 6 9 ke alam bebas.
6. Pompa +/- 5 HP dipakai untuk membantu proses pengkapuran, dan pengkapuran
dapat diperluas ke kolam 2.
7.
Khusus kolam 1 , lumpur (tailing) yang telah mengendap di kolam secara periodik di gali
dan diangkut ke disposal untuk dikubur +/- 10 m dengan batuan Tamka (non PAF.).
8.

(Pompa .. Stand by SP)

System
Pengelolaan
7 kompartemen

Sistem pencampuran Soda As juga dikembangkan dari cara


konvensional menjadi lebih efektif dengan menggunakan
mixer dan tandon air yang terhubung dengan pipa
berlubang dengan jarak yang sama diatas inlet liming
ini dilakukan dengan tujuan agar air yang
Hal
point.
dilepas dari tandon menuju pipa tersebut tercampur
merata dengan air asam yang mengalir dibawahnya

Settling Pond II Manau (SP 20) 4 Unit

Fasilitas Pencampur Chemical

1
Kompartemen
Kapasitas 6.000 m3

Settling Pond II
3 Unit Kapasitas 1 unit : 6.000 m3

Kompartemen besar
Kapasitas 150.000 m3

2
Kompartemen
Kapasitas
6.000 m3

Sungai
3
Kompartemen
Kapasitas
6.000 m3

4
Kompartemen
Kapasitas
6.000 m3

PERENCANAAN & PENGELOLAAN TANAH PUCUK


& OB SERTA DISPOSAL

Anda mungkin juga menyukai